...Happy Reading...
Sabrina memang tidak berbohong, perusahaan tempat dia bekerja memang besar seperti apa yang dia ucapkan, namun karena tidak pernah ikut berkecimpung dalam dunia bisnis dan urusan perusahaan, jadi Gemintang tidak tahu menahu tentang siapa saja jajaran pemilik perusahaan-perusahaan raksasa di kota itu.
" Mana lagi ini.. ruangan si Sabrina, mana di chat centang doang nggak dibaca-baca lagi, dia pikir aku sales penagih hutang apa, berani-beraninya dia mengabaikanku begitu saja." Umpat Gemintang sambil berjalan memasuki perusahaan itu, dia malas mau bertanya-tanya ke siapapun disana, dengan santainya dia melenggang masuk seperti didalam perusahaannya sendiri.
Saat dia melihat kekanan dan kekiri tanpa sengaja dia menabrak lengan seseorang yang terlihat berjalan terburu-buru.
Brak!
" Astaga.."
Baru tersenggol lengannya saja Gemintang sudah terhuyung kesamping, karena tubuh pria itu yang kekar dan berotot.
" Hei nona, perhatikan langkahmu!" Teriak pria disampingnya.
" Dia yang tersenggol saja diam, kenapa kamu yang malah berteriak, santai aja kali bos!" Jawab Gemintang tanpa rasa takut sekalipun.
" Hei... karyawan dibagian mana kamu, divisi berapa!" Tanya pria itu kembali, bahkan dengan menaikkan intonasi suaranya.
" Ckkk... nggak ada urusan dengan kalian, permisi!" Gemintang memilih melanjutkan langkahnya kembali dan mengabaikan dua orang pria yang terlihat mengamati dirinya dengan tatapan yang penuh emosi.
" Berhenti disana!" Teriaknya kembali, bahkan mereka menjadi pusat perhatian disana.
" Apalagi sih... ya ampun! mana? ada yang luka kah? atau tergores gitu bajunya."
Gemintang langsung berbalik dengan wajah kesal dan langsung memegang lengan pria yang sedari tadi tanpa ekspresi itu, untuk pura-pura mengeceknya.
" Lihat... nggak ada yang rusakkan, lecet juga nggak ada, orang cuma kesenggol doang, jadi pria itu jangan lemah dan jangan suka mengintimidasi wanita!" Umpat Gemintang sambil menatap jengah kearah mereka.
" Woah... kamu tidak tau siapa kami?" Tanya pria itu yang terlihat sangat emosi.
" Siapa kalian aku tidak perduli, tidak tahu dan juga tidak mau tahu, apa anda puas?" Jawab Gemintang dengan cuek.
" Hei kau ya!" Dia bahkan mengepalkan kedua tangannya dengan kesal, kalau Gemintang adalah seorang pria, sudah pasti kepalan tangan itu sudah melayang tepat diwajahnya.
" Apa? mau mukul cewek kamu? nah.. pukul semau mu, dasar pria, maunya menang sendiri, selalu merasa benar dan tidak mau instropeksi kesalahan diri." Gemintang malah terlihat seperti orang yang sedang curhat.
" Benar-benar nih perempuan, sudah gila atau bagaimana, sepertinya dia sudah bosan hidup lagi!"
Pria itu seperti cacing kepanasan karena menahan segala amarahnya, sedangkan pria yang bersenggolan dengan Gemintang tadi hanya mengamatinya saja, masih dengan ekspresi yang sama.
" Apa lagi? mau diganti rugi? sebutkan saja nominalnya berapa, aku langsung transfer nih." Gemintang langsung mengeluarkan smartphonenya.
" Woaaah... dia mau pamer harta sama gua? haduh... baru kali ini harga diri gue terasa diinjak-injak, emang elo siapa hah!"
Kemarahan pria itu sudah berada di level paling atas, karena ternyata ada seorang wanita yang tidak mengenali mereka berdua, padahal disana semua orang yang berpapapasan langsung segera menundukan kepala dengan sopan.
" Siapa gue tidaklah penting, aku hanyalah makhluk Tuhan yang dititipkan segudang harta kekayaan oleh-Nya, kenapa? situ mau berkenalan dengan saya?"
Gemintang pun bisa menyombongkan diri, karena menurutnya sedari tadi pria itu tidak bisa diajak ngomong baik-baik, sedari awal sudah ngegas saja dari cara bicaranya, dia tidak pernah takut dengan siapa dia berhadapan, karena semua makhluk hidup itu sama dimata Alloh, yang membedakan hanyalah amal kebaikan kita masing-masing.
" KAU YAA! wah... sepertinya wanita ini tidak tahu caranya bersikap!" Umpatnya sampai bingung karena kehabisan kata-kata.
" So What? Anda sopan saya segan, Anda nekat saya Sikat!" Gemintang menjelingkan matanya dengan santai, bahkan sambil bersidekap.
" Dasar wanita gila!" Teriaknya lagi.
" Iya lah gila, ngadepin orang modelan kayak kamu! owh ya dan satu lagi, jangan bandingkan saya dengan sikap saya, kepribadian saya adalah siapa saya dan sikap saya tergantung siapa Anda, understand?"
Gemintang langsung menaikkan satu sudut bibirnya kearah pria yang memakinya tadi, namun saat matanya menatap pria yang sedari tadi memilih diam saja disampingnya, Gemintang malah mengedipkan satu matanya sambil sedikit memonyongkan bibiirnya seolah memberikan kiss jarak jauh dan diakhiri dengan senyuman yang sangat manis.
Siapa pria itu? kenapa dia diam saja? aku jadi penasaran dengannya, dia terlihat keren dengan mulutnya yang diam seperti emas itu, disaat rekannya berkoar-koar seperti orang gila karena membelanya.
Gemintang langsung berlalu meninggalkan kedua pria itu dengan senyum yang mengembang, dia sangat puas karena sudah membalikkan omongan pria yang mencoba merendahkan dirinya.
Dan ternyata perjumpaan mereka tidak sampai disitu saja. Ada dua pintu lift di perusahaan itu dan Gemintang masih berdiri menunggu dengan beberapa karyawan di depan lift sebelah kiri.
Ting!
Pintu lift terbuka, namun ternyata lift yang sebelah kanan.
" Heh... mbak mau ke atas kan? ayoklah ini liftnya kosong loh." Gemintang heran sendiri saat dia malah jadi pusat perhatian karena berpindah ke lift yang sebelah kanan.
" Mbak siapa?" Tanya salah satu dari mereka saat Gemintang masih menahan pintu lift itu.
" Gemintang, kenapa emang, mbak kenal saya?" Tanya Gemintang dengan polosnya.
" Mbak itu lift kusus untuk---"
Belum sempat karyawan tadi menjelaskan sampai selesai, ternyata dua pria yang menjadi lawan debat tadi mendekat kearahnya dan ingin masuk kedalam lift.
" Heh.. lagi-lagi kamu, emang siapa elu, berani naik lift ini!" Teriak pria itu yang sepertinya bencinya sudah berkali-kali lipat dengan Gemintang.
" Sudahlah, biarkan saja!"
Pria yang sempat Gemintang kagumi tadi langsung masuk saja dengan santai dan berdiri dengan tangan dimasukkan ke kedua sakunya.
Ada apa dengan mereka? kenapa tidak mau menaiki lift ini, owh... mungkin mereka juga malas berdebat dengan pria ini, dia kan spek monster, ya wajarlah kalau semua orang enggan satu lift dengannya, kalau enggak buru-buru juga gue mau muntah satu ruangan dengan dia seperti ini.
Ting!
Lift kembali terbuka dilantai sepuluh, lantai dimana Sabrina bekerja. Dan dengan santainya Gemintang melenggang keluar tanpa melihat kearah dua pria itu. Dan ternyata Sabrina sudah menunggu didepan lift, tapi di lift sebelah kiri.
" Cih... siapa gadis itu?" Pria yang beradu mulut dengan Gemintang itu ternyata masih penasaran dengan Gemintang, akhirnya dia menahan pintu lift dan melongokkan kepalanya melihat kearah luar.
Tanpa disangka-sangka dan tanpa diduga-duga ternyata pria yang bermulut emas tadi pun ikut melongokkan kepalanya keluar lift dan akhirnya dua pria itu terlihat diam-diam mengintip Gemintang dan Sabrina di luar sana.
Rasa ingin tahu mendorong seseorang untuk mencoba hal-hal menarik yang mungkin belum pernah ia lakukan.
Biarkan rasa ingin tahu membawamu ke jalan yang jarang dilalui.
Jika kau ingin tahu karakter seseorang maka berilah ia kekuasaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
super duper extra keren thoorrr kerennnnnnnn 👍👍👍👍
2023-10-14
0
comet
cakeeeppp
2022-11-14
0
Rastika Wati
bagusss bgtt ceritanya kk...good job buat kk 😍😍😍
2022-10-08
0