...Happy Reading...
Berulang kali Gemintang terlihat menggaruk-garuk kepalanya, karena dunia kerja tidak semudah yang dia bayangkan, pelajaran yang dia timba dari bangku kuliah pun seolah tidak muncul disana.
Sekarang dia baru menyesal karena tidak mempelajarinya sedari dulu. Karena
" Waah... bisa gila gue, nggak ngerti gue kayak beginian, mau tanya mas William males gue!" Gemintang meletakkan kepalanya di atas meja.
" Aha... Sabrina!" Gemintang langsung mendail nomor sahabatnya itu, karena dia pasti bisa membantunya, walau orangnya slegek an, tapi otaknya itu termasuk encer.
" Hallo... ada apa istri yang tersakiti!" Suaranya yang cempreng langsung membuat Gemintang naik darah.
" Enak aja kalau ngomong, nggak disekolahin apa tuh mulut, nyerocos asal saja." Umpat Gemintang dengan kesal.
" Hehe... ampun ndoro! walau memang kenyataan, tapi aku minta maaf deh yaa."
" Ciiih... sebahagia itu kamu melihat aku tersakiti?" Gemintang menaikkan nada bicaranya.
" Ceileh... ngambek beneran kayaknya nih?"
" Kamu nggak tahu aja gimana rasa sakitnya, coba kamu berada di posisiku, rumahku seperti neraka bersama dua ahlinya." Gemintang memejamkan kedua matanya, saat wajah mereka terlintas dipikirannya.
" Sorry deh, kamu harus kuat ya?" Ucapnya perlahan, namun dia tidak ingin Gemintang terlalu lemah, jadi dia akan terus menyemangatinya.
" Kamu tau nggak, saat mas William mengucap kata sayang berulang kali, dia seolah menancapkan duri-duri tajam dihatiku, entah jadi apa hatiku ini nantinya."
" Jangan terlalu dipikirkan, yang penting kamu menghindar saja sebisanya, jaga diri, kalau terlalu sakit hati, banyak-banyak makan hati ayam, biar strong, okey?"
" Sabrina! kamu jahat!" Teriak Gemintang sambil mendekatkan ponselnya, agar suaranya menggelegar disebrang sana.
" Astaga... aku bukan Rangga mbak Cinta!"
" Diam luu!" Sahabatnya itu memang selalu begitu, jarang bisa serius kalau sedang telponan.
Dalam situasi seperti itupun Sabrina masih berusaha membanyol, agar Gemintang tidak terlalu memikirkan lukanya.
" Hehe, sebenarnya ada apa? ini lagi jam kerja mbak Rossa?"
" Siapa Rossa?"
" Itu yang nyanyi, ku menangis membayangkan, betapa kejamnya dirimu atas diriku, kau duakan cinta ini, kau pergi bersamanya... ku menangis membayangkan kepergian dirimu dari sisi hidupku, harus slalu kau tahu, akulah wanita yang kau sakiti."
Kembali Sabrina membanyol dengan sebuah lagu, dia tau kalau Gemintang sedang sedih, tapi dia tidak ingin sahabatnya itu terlalu terpuruk, jadi sebisa mungkin dia akan membantu sedikit mengalihkan kesedihan sahabatnya.
" Sekali lagi lu nyanyi, aku obrak-abrik rumah kontrakan milikmu!" Ancam Gemintang walau hanya di lisan saja.
" Hehe... jangan dong, habis dari tadi luu nggak ngomong-ngomong sih, ada apa?"
" Luu bisa nggak resign dari tempat kerja luu?" Gemintang langsung berbicara serius.
" Gila luu, susah payah aku berusaha biar bisa masuk di perusahaan besar kek gini, bahkan hampir menyaingi perusahaan suami elu lagi, masak mau resign begitu saja, ya ogahlah." Umpatnya yang langsung terheran-heran.
" Gue kasih gaji luu, dua kali lipat dari perusahaan luu!"
" Seriusan loh, nggak bohong kan?" Sabrina seolah tidak percaya dengan ucapan sahabatnya itu.
" Hmm... resign hari ini juga, besok luu masuk perusahaan gue, kita satu ruangan, mau pecah kepala gue, nggak ngerti aku kerja kek beginian."
" Hah? maksudnya?"
" Luu sendiri kemarin yang nyaranin gue buat menyelidiki laki sama ipar gue kan, amnesia luu?" Bisik Gemintang sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, dia bahkan sudah mengecek ruangan itu apa ada cctv atau tidak, jadi semua bisa aman terkendali.
" Iya juga sih, tapi resign di tempat kerja gue juga ada aturannya sob, harus satu bulan kemudian, nggak bisa besok pagi." Suara Sabrina terdengar kecewa.
" Siapa nama pimpinan perusahaan luu? biar nanti aku yang kasih ganti rugi langsung dengan dia."
" Gila luu... nekad amat, banyak loh biaya pinaltinya!"
" Kirim saja nama dan alamat kantor luu, biar aku yang akan menyelesaikannya, hari ini juga."
" Jangan gila deh luu, pimpinan perusahaan gue terkenal dingin dan serem, dia seperti bukan manusia, hiiii... bayangin aja gue ngeri." Sabrina bahkan sambil bergedik ngeri saat menceritakan segala rumor tentangnya.
" Emang Luu sudah pernah melihatnya, ngobrol bareng gitu?" Gemintang malah jadi penasaran, seperti apa orangnya.
" Diiih... siapa gue berani ngobrol sama dia, gue tuh ibarat remahan kerupuk didalam toples kali, mana mungkin gue pernah berhubungan dengan pimpinan perusahaan, apalagi sampai ngobrol, cuma lihat dia dari jauh saja udah merinding gue."
" Cemen luu, emang dia makan orang, paling juga masih makan nasi ini."
Dari dulu Gemintang memang sosok yang cuek dan percaya diri, tidak ada yang dia takuti, bahkan dulu dia sempat mengencani Rektor di Kampusnya yang sudah berstatus duda, hanya karena penasaran saja.
" Dari dulu emang luu nggak waras Gem!" Sabrina hanya bisa terkekeh saja mendengar umpatan sahabatnya.
" Sekarang lagi gue tambah nggak waras Na, cobaan gue sepertinya terlalu berat sob, apa aku bisa melewatinya?"
" Jangan ngomong gitu, Tuhan maha baik, dia pasti punya rencana yang terbaik buat elu setelah ini."
" Gue jadi kangen bang Lewis Na, kenapa dia belom pulang-pulang ya Na, cuma elu dan bang Lewis yang gue punya dan gue percaya saat ini Na."
Tiba-tiba suasana kembali sendu, karena hanya Sabrina lah yang tahu situasi dan keadaan Gemintang yang sesungguhnya saat ini.
" Sabar ya Gem... kamu pasti bisa, kamu harus bisa jadi wanita yang kuat, jangan lemah hanya karena seorang pria, masih banyak diluaran sana orang baik, okey?"
Sabrina pun sebenarnya tidak sebijak itu, kalau dia berada dalam posisi Gemintang juga pasti dia akan lemah seperti itu, namun saat ini dia hanya bisa memberikan suport saja, agar sahabatnya tidak terlalu terpuruk dalam kesedihan.
" Fuuhh... doain gue kuat ya Na, andai ayah dan ibuku masih ada, aku tidak akan selemah ini Na."
" Bertahanlah, demi diri sendiri dan bang Lewis, aku akan membantumu sebisa mungkin, jadi tolong jangan menyerah sekarang ya Gem?"
" Hmm... aku akan mencobanya."
" Harus dong, harus bisa pokoknya, tunjukkan pesona Gemintang yang sesungguhnya, jangan mau kalah sama dua ahli Neraka itu okey?"
" Okey, cepat kirimkan semua informasi tentang pimpinan perusahaan luu, biar gue selesaikan masalah resign kamu, biar kamu bisa membantuku menyelidiki semua administrasi keuangan di perusahaanku."
" Okey, wait a minute."
" Kalau begitu aku tutup ya?"
" Hmm... yang semangat ya Gem, ingat ada gue yang selalu ada untukmu." Ucap Sabrina yang mencoba membakar semangat sahabatnya.
" Thank you kawan, you are the best!"
Akhirnya Gemintang menutup telponnya sambil mengusap air matanya yang masih tersisa, dulu dia tidak secengeng itu, namun ternyata keadaan membuatnya lemah seperti itu.
Hidup telah mengajari kita bahwa kamu tidak dapat mengendalikan kesetiaan seseorang. Tidak peduli seberapa baik kamu kepada mereka, bukan berarti mereka akan memperlakukanmu sama.
Tidak peduli seberapa besar artinya bagimu, bukan berarti mereka akan menghargai kamu sama. Kadang-kadang orang yang paling kamu cintai, berubah menjadi orang yang paling tidak bisa kamu percayai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
seruuuuuu polllll THOORRR 🌹🌹🌹
2023-10-14
0
gracerinny ☘️
sakit ya, gem, kalo diselingkuhi di rumah sendiri..😭
2022-07-28
0
😍r4h!n4😍
napa tiba² bertukar dari aku kpd gemintang?
2022-07-26
0