...Happy Reading...
Mana ada wanita di dunia ini yang ingin diselingkuhi, apalagi oleh suaminya sendiri. Bukan berarti kalau pacar yang selingkuh tidak sakit, tapi rasanya tentu lebih sakit jika yang selingkuh adalah suami yang sudah berjanji setia seumur hidup.
Mengucap kata ijab qobul memang tidak sesulit menjalani biduk rumah tangga, namun berani menikahi seorang wanita, berarti sudah siap menerima segala kekurangannya, karena biasanya sifat-sifat asli kita muncul setelah pernikahan berjalan selama bertahun-tahun.
Tuhan... cobaan ini terlalu berat untukku, maaf jika aku mengeluh, namun hati ini terlalu sakit untuk menerima kenyataan, bahwa suami yang paling aku sayangi melebihi apapun itu, kini tega melakukan hal sejahat ini denganku.
Sesekali aku ingin kau bercermin dan melihat seseorang yang pantas mendampingimu. Apakah aku, orang yang bersedia hidup bersamamu, ataukah dia, orang yang kau anggap menarik meski sebenarnya pengganggu? kenapa kau lalukan ini denganku mas? kenapa harus kakak iparku?
Banyak kata yang ingin aku sampaikan dengannya bahkan dengan alam semesta, namun semua itu hanya mampu terucap didalam hatiku saja.
Malam yang aku tunggu selama setahun ini, ternyata menjadi malam terpahit dan terkelam setelah lima tahun perjalanan pernikahanku dengan mas William.
" Dasar William pria tidak tahu diuntung, kurang apa kamu Gem, sampai berani bermain kotor dibelakangmu!" Sabrina langsung menyingsingkan lengannya dan ingin mendobrak paksa masuk ke dalam kamarku.
" Sssttt... jangan Na, jangan dulu."
Sekuat hati aku menahan rasa sesak didada, bahkan aku tidak pingsan saja aku sudah bersyukur, kalau hatiku bukan buatan Tuhan, mungkin sudah pasti rengsek dan hancur lebur tak bersisa sedari tadi.
Tidak pernah terlintas sedikitpun didalam pikiranku, mas William bisa setega itu kepadaku, padahal kapanpun dia meminta jatahnya, mau pagi, siang, sore dan malam atau dini hari sekalipun, aku selalu bersedia memberikan semua untuknya, dengan senang hati dan penuh kasih sayang, namun entah kenapa dia belum juga merasakan kepvasan secara batin.
" Kenapa Gem, sudah jelas-jelas itu suara suami elu kan?"
" Jangan sekarang, dibawah pesta masih berlangsung, apa kata mereka kalau sampai mendengar kami berantem malam ini."
" Gemintang... apa yang ingin kamu pertahankan? semua masalah bisa diselesaikan baik-baik dengan kata maaf, tapi tidak untuk PERSELINGKUHAN, kamu mengerti!"
" Aku mengerti Sabrina, tapi aku tidak mau masalah rumah tanggaku menjadi konsumsi umum, dan akan berimbas ke banyak hal, apalagi dibawah semua relasi perusahaan datang semua."
" Kamu lebih mementingkan harta dari pada dia?"
" Lalu aku harus mementinglan suamiku yang sudah berselingkuh dibelakangku, aku sudah tidak punya orang tua Na?"
" Tapi Gemintang, kita harus punya bukti, dan memergokinya disaat mereka sedang mengadu asmara adalah bukti paling kuat yang bisa kamu gunakan untuk banyak hal Gem, jangan pikirkan yang lain, pikirkan dirimu sendiri dulu."
" Hiks... hiks... huuft."
Nafasku pun kembali tersengal, aku mencoba berdiri dengan kuat dan mengajak Sabrina pergi dari sana.
" Gemintang, ayolah! jangan lemah, kamu wanita yang kuat okey?"
" Apa kamu tahu, siapa wanita yang ada didalam sana?"
" Apa kamu tahu?" Sabrina kembali bertanya.
" Jelas aku tahu, dia kakak iparku."
Sungguh kenyaaan hidup yang sangat menyakitkan, dari sekian banyak wanita, kenapa dia harus berselingkuh dengan istri dari kakak kandungku.
" Mbak Farah? istrinya mas Lewis?" Sabrina sampai membelalakan kedua matanya, aku yakin dia pasti terkejut mendengarnya.
Mbak Farah yang terlihat lembut dan penyayang itu, ternyata tak lebih dari seorang ****** yang mengobral murah harga dirinya.
" Hmm."
Sakit yang aku rasakan bahkan terlalu dalam, perihnya bagai belati tajam yang menggores hatiku dan masih ditambah dengan taburan garam kehidupan diatas lukaku, yang melengkapi penderitaan keluarga kecilku dan keluarga kecil kak Lewis tentunya, karena kami sama-sama belum dikaruniai seorang anak.
" Sudah gilak suami dan iparmu itu? entah binatang apa yang bisa menggambarkan kelakuan edan mereka berdua.Terlalu bejat untuk disebut sebagai manusia!"
Emosi Sabrina semakin tidak terkendali, begitupun diriku, tapi aku mencoba menahannya, sekuat yang aku bisa.
" Apa aku terlalu bodoh sebagai istri Na?"
Sabrina memilih menuntunku menuju ruang tengah, karena kami tidak mungkin keluar kembali ke acara itu dalam keadaan seperti ini.
" Bukan kamu yang bodoh, tapi suami dan iparmu itu yang keterlaluan, mereka berdua sama sekali tidak punya rasa syukur, apa kurangnya kamu coba? apa kurangnya mas Lewis? kalian berdua terlalu sempurna untuk dua ahli Neraka Jahanam itu."
" Kenapa aku tidak pernah menyadarinya, sejak kapan mereka memulainya?"
Air mataku seolah tidak ada hentinya, terus saja mengalir membanjiri wajahku.
" Aku rasa iparmu itu yang kegatelan duluan, soalnya mas Lewis kan setahun sekali belum tentu pulang berlayar, jadi pasti dia kurang belaian, dan punya adek ipar yang modelan begitu, sudah pasti dia tertarik."
Perkataan Sabrina ada benarnya juga, walau aku sempat tidak percaya juga, karena aku tahu bagaimana perasaan bang Lewis kepada istrinya, sangat dalam bahkan terlalu dalam.
" Padahal bang Lewis selalu berusaha untuk pulang, namun apa daya, itu tugasnya."
" Semakin tidak pulang, dan wanita tidak tahu malu itu semakin bahagia menikmati gaji abangmu yang setiap bulan ditransfer semua ke rekening kakakmu itu, semakin menggila lah pastinya dia."
Sabrina tahu betul kehidupan keluargaku, karena aku sering bercerita dengannya.
" Aku hanya punya kak Lewis sebagai keluarga, semenjak ayah dan ibuku sudah meninggal, kak Lewislah yang menggantikan orang tuaku merawatku, ternyata kisah kami berdua hancur sampai disini."
" Perusahaan kalian atas nama siapa? rumah ini atas nama siapa?"
Entah kenapa Sabrina langsung menanyakan hal itu.
" Kalau perusahaan harusnya masih milikku, karena ayah dulu sempat mengganti dengan atas namaku dan rumah ini masih atas nama ayah dan ibuku, kenapa emangnya?"
" Mulai besok selidiki semuanya, jangan sampai dua ahli Neraka itu menguasai segalanya.
Aku bahkan tidak pernah terfikirkan akan hal itu, itulah baiknya Sabrina, selalu melengkapiku dalam segala hal.
" Kepalaku pusing sekali Na, bagaimana aku harus melanjutkan acara itu?"
" Aku ambilkan obat penenang dulu."
Kejadian ini benar-benar meluluh lantahkan sanubariku, aku berharap ini hanya mimpi belaka, namun ini sungguh nyata.
" Aku cuma punya paracetamol dirumah, yang lain mana ada."
" Tak apa, itu juga untuk obat sakit kepala, bertahanlah sebentar lagi, atau kita percepat aja acara anniversarymu itu, tidak ada gunanya juga, buang-buang uang ratusan juta aja, mubazir!"
" Kamu jangan menyalahkan aku, aku yang memintanya, aku mana tahu mas William setega itu denganku."
Kata-kata Sabrina seolah menyakitiku walau terdengar biasa saja.
" Maaf Gem, aku bukan bermaksud menyalahkannmu, aku hanya---"
" Sudahlah, ambilkan saja obat apa saja untukku, kepalaku rasanya mau pecah."
" Malang sekali nasipmu kawan, kamu yang serba berkecukupan, dan terlihat seperti wanita sempurna yang tidak kurang satu apapun saja masih diselingkuhin, gimana kalau gw nanti ya? jadi ngeri mau nikah."
Umpatan Sabrina semakin membuatku down.
" Nasib seseorang itu berbeda-beda, belum tentu berlimpahan harta itu bahagia, karena kebahagiaan itu tidak dibeli dengan uang semata, cepat ambilkan obatku, sebelum aku pingsan disini."
" Baiklah.. tunggu sebentar ya."
Sabrina langsung berlari kearah dapur, dia sudah tahu seluk beluk rumahku, karena dia setiap hari pasti menyempatkan datang untuk sekedar absen melihat aku yang setia sebagai istri sosialita yang tidak bekerja.
..." Banyak belum tentu cukup, sedikit belum tentu kurang, matematika Tuhan tidak sama dengan manusia, dan disitulah kita belajar arti suatu keberkahan dalam kehidupan."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
semangat gemintang 💪💪💪
2023-10-14
1
Triiyyaazz Ajuach
semoga aja perusahaan dan rmh blm diambil alih
2023-04-28
0
Rahmawaty❣️
Dua² nya org luar . Dasar pda gatau di untung ya mreka.. Udh cerein aja trus lemparr mreka ke jlnan
2022-10-04
1