Angga mengambil sesendok pare, lalu mengarahkannya ke Alisha. “Ayo makan sayang! Masa’ suami makan, istrinya tidak.”
“Saya tidak suka makan pare kak,” tolaknya.
“Mulai sekarang kamu harus belajar menyukai semua yang kusukai, termasuk makanan favoritku. Now, buka mulutmu!” perintah Angga dengan intonasi tegas.
Alisha membisu, dia menutup rapat mulutnya. “Kalau tidak mau buka mulut, saya buka yang lain,” ancam Angga padanya.
“Tapi-”
Angga meletakkan kembali sendok yang ada di tangannya. Kemudian beralih membuka baju Alisha. “Ini kan yang kamu pilih?”
“Saya mau makan pare kak.” Alisha yang panik langsung membuka mulutnya lebar-lebar.
“Bagus.” Angga pun menyuapi Alisha sesendok full pare.
Dengan sangat terpaksa, Alisha mengunyahnya. “Pedas,” ucapnya panik.
Dia mengambil gelas, tapi gelasnya kosong. Dia bangkit dari duduknya untuk mengambil air di kulkas, tapi ditahan oleh Angga.
“Lepaskan tangan saya kak. Saya mau minum, hah hah pedas.” Saking pedasnya, Alisha sampai menitikkan air mata.
Bibir Alisha jadi memerah dan sedikit mengembang karena kepedasan. Entah kenapa, Angga justru sangat bergairah melihat bibir Alisha yang seperti itu.
Kenapa otakku jadi error begini? Aku. . . Aku ingin sekali melu-matnya.
Angga meletakkan tangan kanannya di belakang Alisha, lalu menariknya ke depan. Mereka kini berhadap-hadapan tanpa jarak.
Tanpa aba-aba, Angga langsung mencicipi bibir sexy Alisha. Seketika, Alisha terbelalak. Ciuman pertamaku, aaaaa diambil oleh lelaki jahat ini.
Gadis bodoh, ciuman saja harus sekaku ini. Meski begitu, Angga sangat menikmati kegiatannya saat ini.
Alisha yang kesulitan bernafas, memukul dada bidang Angga. Dengan harapan suaminya itu mau melepaskan pagutannya. Angga pun melepaskan pagutan hangat itu.
Alisha jadi ngos-ngosan setelah melakukan aktivitas panas itu. Dia yang masih sangat kepedasan cepat-cepat mendekat ke kulkas.
Alisha sudah di depan kulkas. Dia ingin membuka kulkas itu, tapi ditahan lagi oleh Angga. “Saya kepedasan kak,” ucap Alisha lirih.
“Siapa suruh kamu menambahkan banyak cabe. Sekarang tanggung sendiri akibatnya.”
Angga yang ketagihan menikmati bibir Alisha kembali beraksi. Dia menyandarkan Alisha ke kulkas, lalu kembali melu-mat bibir itu dengan begitu rakusnya.
Tak terima, Alisha memukul dada Angga. Kali ini, pukulannya jauh lebih keras dari sebelumnya. Dia benar-benar sudah tidak tahan lagi untuk tidak meminum air. Angga yang terdistraksi dengan perlawanan Alisha terpaksa melepaskannya.
“Saya kepedasan kak,” ujar Alisha dengan mata berkaca-kaca.
Kali ini Angga meloloskannya untuk mengambil air. Alisha langsung menghabiskan segelas air. Setelah menyimpan gelasnya, dia berniat ke kamar.
Dan lagi, Angga menarik Alisha. Dia berhasil menghentikan langkah istrinya itu. “Mau kemana sayang?”
“Mau apa lagi sih kak? Saya sudah memasak makanan favorit kak. Sekarang saya mau istirahat,” jawab Alisha kesal.
“Ini parenya belum habis sayang. Dihabiskan dong!”
“Kakak saja yang habiskan. Kan kakak yang minta dimasakkan, bukan saya.”
“Mulai berani ya kamu membentakku.” Angga mendorong Alisha, hingga Alisha duduk di kursi.
Angga pun menindih tubuh Alisha. Untuk ketiga kalinya, dia memaksa Alisha untuk berciuman. Terlalu menikmati, Angga sampai refleks meremas gundukan daging kenyal milik Alisha.
Alisha terus meronta. Membuat Angga tersadar dari kerakusannya itu. “Habiskan pare ini sendirian. Kalau sampai kamu licik lagi, saya akan kasih hukuman yang lebih dari ini.”
Angga akhirnya meninggalkan Alisha yang tengah terisak di meja makan. Setelah agak jauh, dia mengambil gawai untuk menghubungi Anabel.
“Halo sayang, kamu dimana?”
“Di mansion, kenapa yang?”
“Saya ke situ sekarang.”
“Okay, I am waiting for you.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Yukity
semangat😍
2022-04-18
1
Best
haiii. mampir lagi ke sini yaa...
mari tetap saling dukung karya permanen thoorrr 😊✌️
2022-04-12
1
Buna Seta
Kena batunya Alisha
2022-04-12
1