“Kay...” Ucap Emlyn terkesiap kaget.
Bagaimana ia tidak kaget, ia ingin memberikan kejutan untuk kekasihnya yang berulang tahun, justru ia yang dikejutkan.
Emlyn terperangah kaget saat melihat apa yang ia saksikan. Ia baru saja diam-diam kembali dari kota B, kampung halamannya, tanpa sepengetahuan Kay.
Awalnya ia berencana memberi kejutan di hari ulang tahun kekasihnya dengan membawa kue memasuki kamar apartemen Kay.
Tapi sedari tadi memasuki apartement kekasihnya itu ia sudah curiga saat melihat ada sepasang heels wanita. Ia berusaha membuang pikiran negatif yang melintas di pikirannya, ternyata benar saja, baru berpisah selama 2 minggu, kekasihnya justru sedang santai berbaringan di ranjang tanpa busana dengan wanita lain.
“Emlyn…?!” Ucap Kay kaget dan langsung beranjak dari tidurannya, wanita yang tadinya berbaring di lengannya ikut terperanjat kaget, menarik selimut ke atas menutupi bagian atasnya yang terbuka.
Kay segera bangun dan menggunakan celananya, berjalan menghampiri Emlyn yang sudah terlihat pucat dan shock.
Bibir Emlyn bergetar, tubuhnya terasa lemas, air matanya mengalir dengan deras, hatinya terasa begitu sakit dan sama sekali tidak menyangka, kekasihnya 3 tahun ini yang selama ini selalu bersikap baik dan manis ternyata berakhir dengan perselingkuhan juga.
“Emlyn, aku… akuu…, aku bisa jelaskan…,” Ucap Kay terbata-bata karena panik.
“Cukup…, jangan katakan apapun. Kita…, jangan pernah bertemu lagi!” Ucap Emlyn tegas lalu melangkah pergi meski kakinya masih terasa lemas.
“Emlyn… Tunggu…”Kay berusaha menahan Emlyn dan menarik tangan kekasih yang sudah ia lukai itu.
Plaakkkk…, akhirnya Emlyn melampiaskan kemarahannya dengan menampar Kay.
“Kau… brengs*k Kay…,” Ucap Emlyn dengan marah dan pergi tanpa ragu.
“Argghhhh!!!” Teriak Kay yang menyesal telah menyakiti Emlyn.
Hubungan yang mereka perjuangkan dari awal selama 3 tahun lebih kandas karena kebodohannya sendiri yang tertarik dengan Nayra Ann, wanita malam yang ia temui beberapa kali saat berkunjung ke Club milik Jackson, teman baiknya.
Padahal Kay sudah memantapkan hatinya ingin menikahi Emlyn, karena ia sungguh mencintai dan menyayangi wanita yang sangat mengerti dirinya itu.
Tapi apa daya, sebaik apapun seorang pria pasti bisa kehilangan kendalinya. Kay terpincut dengan rayuan Nayra dan mereka berakhir di ranjang panas.
...***...
Dua bulan kemudian....
Emlyn mengusapkan rambutnya dengan pelan, membiarkan rambutnya yang baru seminggu lalu ia keriting permanen berjuntai dengan indah. Emlyn berkaca dan menepukkan sedikit bedak ke wajahnya, ia baru saja mandi setelah gym di sebuah tempat kebugaran yang tak jauh dari kantornya.
Kejadian patah hatinya sudah berlalu 2 bulan yang lalu, ia sudah mulai move on dan ingin lebih menghargai hidup dan dirinya sendiri. Meski terkadang ia masih teringat dan menangis saat terkenang dengan Kay, tapi Emlyn bukan wanita yang larut dengan kesedihan terus menerus.
Emlyn menenteng tas gymnya berjalan keluar dari kamar mandi wanita, tersentak kaget karena matanya tak sengaja bertemu pandang dengan pria yang ia kenal dan kebetulan berpas-pasan berjalan berbelok ke arahnya, akan menuju kamar mandi pria yang terletak bersebelahan dengan kamar mandi wanita.
Pria itu bertubuh atletis n berotot, terlihat jelas jika ia sangat menjaga kebugaran tubuhnya. Tatapan tajamnya sanggup meluluhlantakkan hati wanita mana saja yang menatapnya.
Dia adalah Darrien Harrison..., salah satu manajer di perusahaan ia bekerja.
Emlyn pernah beberapa kali melihat Darrien berlatih di sana, tapi ia tidak pernah berpaspasan seperti saat ini, membuatnya gugup dan menjadi kaku.
“Mr. Darrien,” Sapa Emlyn halus sambil menggangukkan kepalanya, lalu melangkah pergi setelah pria yang ia sapa membalas anggukkannya.
Pria yang ia panggil Darrien, menatap dengan bingung, seakan bertanya siapa dia? Tapi wajahnya tidak asing...
“Mungkin salah satu kenalan, sudahlah, dia juga sudah pergi.” Batin Darrien tidak peduli.
Emlyn menghela nafas lega saat sudah keluar dari tempat kebugaran itu. Bukan apa, ia merasa kikuk berpapasan dengan pria yang ia sapa Mr. Darrien itu.
Tapi sepertinya pria itu juga tidak mengenalnya, karena Emlyn bukanlah karyawan yang terkenal di kantornya. Penampilan dan cara pakainya yang sederhana, tidak menarik perhatian orang sama sekali.
...***...
POV Darrien
Awalnya Darrien hanya memulai rutinitas harinya seperti biasa, gym-kantor-club malam- apartemen.
Seorang wanita menyapanya Mr. Darrien saat mereka tak sengaja berpaspasan di depan ruang ganti Gym.
Darrien terpaku sesaat, seakan terpesona dengan kedua bola mata indah wanita di depannya.
Wajah wanita itu tidak asing, entah di mana ia melihatnya, apa mungkin di club, entahlah...
Pukul 10 pagi, Darrien sudah berada di ruang kantornya. Setiba di kantor, ia terbiasa segera menuju pantry untuk menyeduh segelas kopi hitam panas.
Dengan berhati-hati Darrien membawa segelas kopi panas menuju ruangannya melintasi ruangan lebar di mana para karyawan bekerja. Matanya sedikit teralihkan menoleh ke arah sisi kanan pojok ruangan, di mana letak mesin fotokopi di sana.
Seorang karyawan wanita dengan rambut kuncir kuda, sedang mengoperasikan mesin itu, membolak balikkan dokumen dan merapikan hasil fotokopinya.
Karyawan itu menggunakan kemeja biru cerah bergaris putih, dengan celana panjang dan flatshoes, sangat sopan.
"Tunggu..., dia kan wanita yang menyapanya tadi pagi di tempat gym." Ingat Darrien, pantas saja ia tidak asing, ternyata ia karyawan di sini.
Darrien sekilas melihat lagi, sebelum ia memasuki ruang kantornya.
Wajahnya manis dengan kulit putih mulus, entah kenapa Darrien senang memperhatikan wajahnya, seperti memberi aura positif yang menenangkan.
“Emlyn, bisa bantu aku?”
“Ya, apa?” Tanya Emily dengan cepat.
“Tolong tanya Ema, apa uang dari PT. Swiss sudah masuk, aku masih ada yang harus dikerjakan, maaf merepotkanmu…,” Pinta Bella, atasannya, dengan sopan.
“Baik, tunggu sebentar.” Emlyn segera beranjak dan menghampiri ruang kerja Ema yang berada satu lantai dengan divisinya.
“Ema, Bella meminta ku menanyaimu tentang transaksi PT. Swiss…”
“Ahh, aku lupa memberitahunya, pembayarannya sudah masuk kemarin malam.” Jawab Ema.
“Baiklah, terima kasih,” Jawab Emlyn tersenyum manis dan berbalik akan melangkah tapi terhenti karena ada yang akan masuk, Darrien Harrison.
“Ema, aku minta laporan yang kemarin,” Ucap Darrien terlihat sedikit terburu-buru.
“Baik, tunggu sebentar.” Jawab Ema.
Emlyn menundukkan kepala menghindari tatapan mata Darrien yang berpas-pasan dengannya dan segera melenggang pergi dengan cepat.
“Ahh, dia...,” Seru Darrien pelan dan tersenyum kecil.
“Dia siapa?” Tanya Darrien pada Ema yang adalah sekretarisnya.
“Mr. tidak mengenalnya? Dia Emlyn, assisten Bella.” Jawab Ema tanpa mengalihkan perhatiannya dari komputer.
“Ohh ternyata dia bawahan Kenneth…,” Batin Darrien tersenyum miring, entah kenapa ada suatu rasa senang mengetahui ternyata Emlyn adalah bawahan Kenneth, mungkin karena akhirnya ia tahu siapa gadis yang menyapanya di tempat gym itu.
“Hmm, Bagaimana kinerjanya?”
“Emlyn? Mengapa kau bertanya tentangnya?”
“Hanya bertanya, aku lihat sepertinya dia lumayan dekat dengan Bella.” Ucap Darrien sambil memperhatikan Emlyn yang sedang berbicara dan tersenyum dengan Bella.
“Lumayan, dia cepat tanggap dan jarang melakukan kesalahan.” Jawab Ema tanpa rasa curiga.
Darrien berniat menuju ke ruangan Kenneth, ia sengaja menoleh sekilas ke arah Emlyn yang entah sejak kapan menarik perhatiannya, di saat bersamaan Emlyn berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pantry.
Emlyn sedang akan bersiap mengisi botol minumnya yang kosong di pantry kantor. Ia menghentikan gerakannya karena dikagetkan kehadiran Darrien yang tiba-tiba ikut memasuki pantry, dengan santai mengambil gelas, pria itu bersiap ingin menyeduh kopi di sana, hanya alasannya saja supaya ia bisa berinteraksi dengan Emlyn.
“Silahkan Mr…,” Ucap Emlyn sopan dan mempersilahkan Darrien untuk menggunakan dispenser terlebih dahulu meskipun ia yang tiba duluan.
“Tidak, kau pakai saja…,” Jawab Darrien sekilas melihat raut ketegangan di wajah Emlyn, apakah ia semenakutkan itu?
“Tidak apa-apa, saya bisa nanti…,” Jawab Emlyn tersenyum kikuk, lalu melangkah pergi dari pantry, meninggalkan Darrien yang keheranan dan penuh dengan rasa tanya, kenapa ia merasa Emlyn seperti tidak nyaman berada di sekitarnya, apa ia melakukan kesalahan?
Sejak saat itu, Darrien terusik, ia ingin membuktikan apa ada yang salah dengan dirinya, atau justru Emlyn lah yang bermasalah.
Beberapa hari kemudian, Emlyn yang berniat keluar sebentar untuk mengambil pesanan makanannya di lobby bawah, tidak sengaja berpapasan dengan Darrien yang juga melangkah menuju lift. Emlyn yang menyadari kehadiran bossnya itu, menoleh untuk menyapa Darrien, menggangukkan kepalanya tanpa menatap mata Darrien.
"Hallo, mau turun juga?" Tanya Darrien menyapanya.
"Hmm...," Jawab Emlyn singkat dan segera memasuki lift yang terbuka. Darrien juga ikut menaiki lift itu, padahal ia bisa saja menaiki lift VIP.
Hanya ada mereka berdua di sana, Darrien memilih berdiri di belakang Emlyn, membuat wanita itu merasa seperti sedang diperhatikan, ia menegakkan tubuhnya, merasa canggung dengan suasana lift yang hening dan kikuk.
Pintu lift terbuka, Emlyn melangkah keluar dengan tergesa-gesa,
"Mau ke mana?" Tanya Darrien lagi. Emlyn menoleh sekilas, menjawab tapi matanya tidak benar-benar menatap Darrien, "Mengambil pesanan...," Jawab Emlyn segera berbalik dengan canggung menghindari Darrien.
Darrien mengerutkan keningnya, ada apa dengan wanita ini? Kenapa selalu menghindarinya?
Dengan sengaja, pada saat ada kesempatan beberapa kali Darrien melakukan eye contact dengan Emlyn, tapi wanita itu tetap sama, selalu mengalihkan matanya tiap kali mereka bertemu pandang, membuat Darrien semakin penasaran dan bertanya-tanya....
.
.
.
.
.
To Be Continue~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Mareeta
aku mampir kak, bisa minta IG nya?
2024-05-19
0