Miranda benar - benar tenggelam dalam kenikmatan yang belum pernah ia rasakan. Teknik jari - jari Fatir yang dia pelajari dari film porno benar - benar memuaskan Miranda.
"Cepat lakukan, jangan terus menggodaku lagi..." Miranda dengan marah melingkari leher Fatir seperti menggantung. Dia menarik wajah Fatir turun lalu memberikan ciuman panas lainnya.
"Baiklah..." Kata Fatir setelah melepaskan ciuman panasnya.
Dengan mengulurkan tangannya, Fatir memisahkan kedua kaki Miranda untuk memposisikan langkah melanggar wanita ini dengan sangat nyaman.
"Pelan - pelan ini pertama kalinya bagiku..." Kata Miranda dengan malu.
"Ya..." Fatir mengambil kesalahan sebelumnya, itu akan menyakitkan bagi wanita untuk kali pertamanya. Sekarang dia harus dengan hati - hati memasukkan joni agung kedalam.
Caira bening yang keluar dari celah sempit akan menjadi pelumas untuk joni agung. Tepat setelah ketika Fatir menodong masuk sepenuhnya. Teriakan Miranda terdengar lagi.
"Ahhhhh!..."
Walaupun Fatir sudah melakukannya dengan selembut mungkin, tentunya karena ukurannya tidak manusiawi. Sehingga membuat wanita manapun akan merasakan rasa sakit yang luar biasa.
"Kamu baik - baik saja?!..." Fatir melihat jejak darah mengalir dan membasahi sedikit sprei hotel, dan karena itu dia bertanya.
Rasanya sangat sempit dan nyaman. Fatir kesulitan mengungkapkannya melalui perkataan, dia dengan lembut menggerakkan pinggangnya dengan niatan akan mencabutnya.
"Tidak apa - apa lanjutkan saja..." Jawab Miranda dengan malu.
Di bandingkan dengan sebelumnya yang begitu sempit dan ketat, Fatir mulai merasa jika celah yang awalnya kecil sekarang menjadi melebar.
Fatir sedikit takut jika dia bergerak dengan kasar, akan merobek celah sempit bagian bawah Miranda.
"AAAAHHH!!!..."
15 menit berikutnya.
Fatir benar - benar mendorongnya hingga masuk ke bagian yang terdalam hingga mentok. Sehingga membuat Miranda merintih kesakitan, bahkan untuk sesekali harus berteriak dengan keras.
"Miranda, sepertinya aku akan keluar banyak..." Kata Fatir yang merasa akan segera muncrat.
"Ah! Benarkah!..." Kata Miranda dengan lembut, walaupun ini kali pertama baginya. Miranda mulai merasakan kenikmatan sebagai seorang wanita, dia sedikit takut jika Fatir muncrat. Maka temannya akan menjadi lemas.
"Lakukan saja, kamu mengenakan pengaman anti bocor..." Dengan tubuh bergetar hebat, keduanya saling mengisi dan menerima.
"AAAAHHH!..."
Miranda memiliki tubuh yang tersentak, dalam hidupnya. Ini pertama kali dirinya merasakan sesuatu yang sangat menyenangkan.
Dengan tubuh terlentang dan nafas yang begitu berat, Miranda kesulitan untuk bergerak. Namun tidak dengan joni agung. Saat dia melihat bagian Fatir yang berdenyut dan membengkak. Miranda hanya bisa tercengang.
"Mengapa itu masih tebal?!..." Tanya Miranda dengan heran.
"Aku tidak tahu, bisakah aku menggunakan pengaman lagi?..." Kata Fatir dengan berharap, setelah merasakan sekali rasa ketat dari tubuh seorang wanita. Tentunya Fatir memiliki keinginan untuk mengeksplorasinya lebih lanjut.
"Lagi?!..." Miranda sedikit panik, walaupun rasanya sangat luar biasa, namun dia merasakan rasa sakit karena kehilangan keperawanannya.
Mungkin dia akan kesulitan berjalan untuk beberapa hari kedepannya. Namun melihat bentuk joni agung yang menginginkan lebih, Miranda hanya bisa mengiakannya.
"Lakukan saja..." Jawab Miranda.
Fatir melepaskan pengaman yang mengikat joni agung. Itu terpenuhi dengan cairan kental dan panas. Berikutnya dia memasangkan pengaman baru dengan kedua tangannya sendiri.
"Ahh!..."
Sekali lagi putaran hubungan seksual berlangsung cukup intens, Dengan joni agung di dalam tubuhnya. Miranda mencium Fatir dengan kuat.
"AHHHH!!!..."
"Bisakah aku mengganti pengaman baru lagi?!..." Kata Fatir dengan malu.
"Lagi?! Mengapa temanmu tidak menyusut?!..." Miranda benar - benar lelah, dia hampir pingsan beberapa kali.
Tentunya tidak hanya Fatir yang muncrat. Miranda juga beberapa kali mengalami hal yang sama.
Hubungan seksual di antara keduanya tetap berlajut hingga menjelang pagi. Bahkan mereka menghabiskan persediaan pengaman yang ada di kamar hotel.
_
_
_
Keesokan harinya.
Miranda bangun lebih awal, walaupun dia kesulitan untuk berjalan. Namun dia cukup berkeinginan. Sehingga dia bangun lebih awal dan berniat meninggalkan kamar hotel sebelum Fatir.
Setelah membersihkan dirinya sendiri, Miranda mengenakan gaun hitam potongan pendek yang yang kemarin malam dia kenakan.
"Apakah kamu baik - baik saja?! Mengapa kamu menggerakkan tubuhmu di saat bagian itu masih sakit?!..." Fatir yang baru saja bangun bertanya dengan rasa bersalah. Dia melihat kearah sprei putih di dekatnya yang bernoda merah.
Semua yang terjadi semalam bukanlah mimpi, hal ini membuat Fatir senang sekaligus bersedih. Dia senang karena bisa berhubungan seksual layaknya seorang pria pada umumnya. Sisi lainnya dia bersedih karena harus berpisah dengan Miranda yang telah terikat cinta satu malam dengannya.
Selain itu, Fatir tidak memiliki uang untuk membayar hotel. Jika Miranda pergi, maka Fatir akan dalam masalah besar. Belum lagi akan ada biaya tambahan untuk noda darah pada sprei putih.
"Aku harus pergi..." Jawab Miranda dengan datar.
"Apakah kita akan bertemu lagi dimasa depan?!..." Mungkin Fatir tidak layak untuk wanita secantik Miranda mengingat dia pria miskin.
Namun ada keinginan untuk memiliki Miranda di dalam hati Fatir yang terdalam.
"Itu tidak mungkin..." Jawaban Miranda membuat Fatir harus menerima kenyataan, jika wanita yang berbagai pengalaman pertama dengannya tidak mungkin untuk bersama.
"Maaf, Mungkin aku pria yang memalukan, Tapi aku benar - benar tidak memiliki uang untuk membayar tagihan hotel..." Fatir menjelaskan dengan malu.
Miranda sudah menduga hal tersebut, namun dia tetap memilih Fatir untuk mengambil keperawanannya.
"Di masa depan Aku akan menemukan pekerjaan dan akan menggantinya jika kamu membayar tagihan hotel lebih dulu..." Sungguh pria yang menyedihkan, sudah dapat enaknya. Tapi Miranda yang harus membayarnya.
"Kamu harus melupakan apa yang terjadi kemarin malam anggap saja sebagai kecelakaan. Di masa depan anggap saja kita tidak pernah bertemu..." Miranda mengabaikan Fatir dan berjalan pergi untuk membayar tagihan hotel.
Meninggalkan Fatir seorang diri. Dia merasa sangat tidak jelas, Apa dia harus senang karena memiliki pengalaman pertama dengan wanita tidak menganggap dirinya.
Tentunya, Fatir tidak akan melupakan wanita yang berbagi satu malam yang sama apapun yang terjadi.
Setelah membersihkan diri dan mengenakan kembali pakaiannya. Fatir meninggalkan hotel berbintang tersebut. Rasanya masih seperti mimpi saja, namun dia tidak ingin terjebak dalam pemikiran sepihak.
"Kamu..." Saat Fatir berada di luar hotel. Dia secara tidak sengaja bertemu dengan Alex dan pacarnya sekaligus wanita yang menjadi mantan Fatir.
Melihat kemesraan yang ditampilkan oleh keduanya membuat Fatir sedikit mengerutkan keningnya. Wanita yang pernah ada dihatinya, meninggalkan Fatir karena kondisinya yang impoten.
"Lilis, aku tidak menyangka kita akan bertemu seperti ini..." Kata Fatir dengan datar. Tentunya dia memahami jika keduanya menginap di hotel, dan pastinya keduanya melakukan hubungan seksual.
"Fatir, aku sudah katakan kepada untuk tidak muncul lagi didepanku..." Lilis berkata dengan nada menghina.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Moch Guntur
Seperti baca koran Lampu merah
2024-03-26
0
Anonymous
mantan
2024-04-20
0
Edy Kurniawan Zonk
Tatanan bahasanya sedikit berantakan.
bikin tidak meresapi
2023-05-05
1