Setelah sekian lama menunggu, ketua itu pun kembali dan mendatangi mereka, “Aku tau mereka berdua, cepat keluarkan mereka.” “Baik tuan.”
Mereka berdua dibawa ke suatu ruangan, “Kalian tadi ke mana, mengapa tiba-tiba menghilang begitu saja, di mana teman kalian satunya?”
“Kami tadi sudah pulang ke tempat kami, tapi kami disuruh kembali ke sini, karena teman kami yang itu, dia menyuruh kami untuk membantu mencarikannya item death stone,” lalu Alex menunjukkan pesannya yang dikirim termasuk berisi alasan temannya itu tak bisa ke sini. “Aku tak tau soal itu, tapi aku merasa akan semakin melelahkan saja mencarinya,” balasnya. “Kami juga tak ingin mencarinya, mendengar kata death (Kematian) saja dari item itu, sudah membuatku merasa sangat khawatir, dia sahabat karib kami, kami mencoba membantunya,” lanjut Alex. “Kami juga sering berhadapan dengan penghujung kematian, ngomong-ngomong aku Verto, aku pemimpin di sini, siapa nama kalian berdua dan teman kalian satunya itu?”, Lanjut ketua tersebut.
“Namaku Alex,” “Farry, dan teman kami itu namanya Derek.” “Aku akan mencari seseorang untuk mengetahui tentang item itu,” ucap Verto mencoba mencari solusi, dia mencoba menanyakan orang-orang, lalu kembali, “Tak ada yang tau itu.” Ponsel Alex mulai berdering dan mengangkat panggilan Derek, tapi sinyalnya terputus-putus, suaranya sangat tidak jelas. Maka Derek pun mengirimkannya pesan.
Derek
Alex, aku mendapatkan informasi di internet catatan dari seorang player, bahwa death stone bisa ditemukan meskipun sangat langka, jika bertemu dengan seorang petualang keliling dan para pekerja di pertambangan. Atau di tempat pedalaman sangat terpencil di dalam Cavern Of Shadows sebuah gua gelap yang legendaris yang konon tersembunyi dekat magma gunung, yang jauh dari pemukiman. Sayangnya, petunjuknya sangat minim, dan akses ke sana sulit ditemukan. Di sana tampaknya ada banyak musuh.
Alex
Ya sudah, kami akan mencoba mencarinya.
Alex menunjukkan pesan itu pada mereka. Verto merasa terbebani, “Pertambangan dan gunung berapi terdekat ada di luar wilayah yang berbatasan dengan wilayah kami, jika kita ke sana, maka kita akan berhadapan dengan kaum dari daerah Fegra Ortiro, yang sedang kami perangi saat ini, wilayah itu milik kami dulunya yang sekarang telah direbut oleh mereka. Tak bisa sembarangan masuk ke sana.”
“Apakah mereka adalah salah satu dari kaum tersebut, ketika kalian berperang kemarin?” tanya Farry. “Sebagian ya dan sebagiannya lagi sepertinya adalah tentara bayaran dari fraksi Dertra, di daerah Mergurator.”
“Kami berdua akan menjadi pekerja sementara di pertambangan,” ucap Alex. Farry terkejut, lalu dengan terpaksa mengiyakannya. “Ini adalah dunia sistem permainan video, jika aku berhadapan dengan musuh maka aku melawannya seperti layaknya bermain permainan video,” lanjut Alex dalam hatinya yang mulai menyadari adanya kesamaan bagian dari dunia ini, dia pun berubah pikiran, “Farry, kau bersama mereka bekerja di pertambangan, aku akan ke Cavern of Shadow, ini adalah dunia sistem permainan video, kau tau aku sangat ahli dan menyukai permainan video, jadi serahkan pada kami bagian ini.”
Mereka mulai pergi ke dua tempat sana dengan berhati-hati, Farry mendaftar identitasnya untuk bekerja di tambang, sewaktu bekerja di sana, dia mulai bertanya-tanya kepada orang-orang sekitar tentang item death stone. Namun tetap tidak ditemukan.
Alex dan mereka berusaha mencari death stone pergi ke dekat magma gunung di tempat berikutnya, setelah di dekat sana, Verto menyuruhnya, “Kali ini kau pergi sendirian saja, itu masalah kalian bukan kami.” “Mengapa? Padahal jika item death stone jatuh ke pihak yang salah bukan kami saja yang terkena masalah, kalian pun juga, death stone adalah item yang berbahaya, semuanya akan terkena masalah yang sangat besar.”
“Kami hanya mengantarkanmu dan menjaga tempat tujuanmu,” lanjutnya. “Tapi, bagaimana jika aku tak dapat mencapai ke sana, tanpa bantuan kalian?” keluh Alex. “Ini keputusan kami,” balasnya. Dia pun pergi sendirian dengan senjata perlengkapan berupa senjata tembak laser laras panjang dan sebilah parang canggih, yang mempunyai sistem khusus yang bisa mengaktifkan kekuatan panas kimianya, melepuhkan benda apa pun.
Dia melangkah berhati-hati, menelusuri jejak tersebut semuanya hanyalah tanah panas di sekitar magma, rombongannya di tempat menjaga daerah itu. Tapi dia tak menemukannya dan kembali ke rombongannya, mereka pun pergi, selagi dalam perjalanan, seketika mereka bertemu dengan musuh yang menempati daerah itu sedang lewat dengan mobil mereka.
Tembakan laser dari musuh mulai dilontarkan ke arah mereka, mengenai mobil dan mengejutkan mereka. “Serang!!!” Mereka mulai menyerang balik, kaca mobil pecah dan besi tergerus, penyok akibat tembakan. Mereka berusaha tancap gas dan berhati-hati agar tak terjadi kecelakaan yang bisa membuat mereka tertangkap. “Kejar mereka jangan sampai lolos!” ucap musuh. Kaum mereka yang menjaga perbatasan, mulai menembaki para musuh tersebut, termasuk satu penembak jitu yang menembus pecah kaca mobil mereka dan mengenai satu tangan pengendara. Musuh itu pun mundur. Mereka akhirnya bisa keluar dari daerah itu. Tak ada satu pun korban jiwa, namun mereka terluka parah. Ketua itu keluar dari mobilnya, “Untung saja, mereka tak menembak bannya, jika tidak, itu akan mengganggu jalan mobil kita.”
Ketika berencana ingin pergi lagi, ketua itu berucap kembali, “Mereka pasti akan mengejar kita lagi ketika keluar dari daerah sini.” Mereka pergi lagi ke daerah lain, ke magma gunung untuk mencari item itu, mereka semakin penuh waspada, di tengah perjalanan, “Sepertinya kita tak bertemu dengan mereka lagi.” Perjalanan yang membutuhkan untuk melewati dua daerah, Alex turun, “Mengapa kalian tak ikut, apakah aku sendirian lagi?” Mereka menatap diam dia, dan Alex pun mengerti, lalu pergi sendirian.
Alex terus berjalan dan menemukan suatu gua luas yang begitu gelap, lalu tiba-tiba saja bertemu dengan seekor monster berukuran raksasa, dan di sekujur tubuhnya adanya bentuk seperti garis-garis menjalar mirip seperti akar tanaman juga bercahaya biru, memiliki cula, serta bergigi tajam, berjalan merangkak dengan empat kaki bercakar dan berekor. “Astaga, yang benar saja.” Monster itu menatap tajam padanya dan mulai berlari menyerang ke arahnya, dia mulai menodongkan senjatanya ragu-ragu kemudian menembak, tembakannya meleset. Melihatnya semakin mendekat, Alex terus menembak lalu menghindar dari posisinya melakukan penembakan lagi mengenainya, monster itu mengibas ekornya mengenainya, lalu monster itu maju berlari menyeruduknya dan dia termundur, lalu menghempaskan tubuhnya ke Alex. Alex menebas kepalanya dengan ujung senjata tajamnya, menembak lagi, makhluk itu berdiri mencakar, Alex berlari menghindar, kemudian ada seseorang yang datang dengan berpenutup kepala dan bermasker, menembak dengan peluru roket ledakan mengenainya, lalu melempar granat, dan mengeluarkan pedangnya lalu sekian detik kemudian pedangnya mulai bercahaya, menebas monster itu, Alex mulai kembali menyerang monster itu. Alex menembak kepala dan lehernya, orang itu menebas kepala dan kakinya, Ketika monster itu berlari ke arahnya orang itu mengajarnya dan menahannya lalu menikam badannya kemudian mundur berlari dari terkamannya, Alex menembak kepala monster itu dan orang itu mengumpulkan energi dari pedangnya agak lama, kemudian menebas kepalanya hingga monster itu tumbang. Kemudian dia langsung berlari masuk ke dalam gua itu dan Alex mengejarnya, “Hei tunggu!” dia membuka dua pintu yang menutup lorong gua, lalu masuk ke dalam, Alex masuk ke dalam pula dan kebingungan dengan isi tempatnya menjelajah sebentar, lalu melihat orang itu memasukkan suatu barang ke dalam tasnya dan segera berlari keluar dan melewatinya, Alex berucap, “Hei itu pasti death stonekan?! Kami memerlukannya!” orang itu mengehntikan sejenak langkahnya dan berbalik menghadapnya. “Kami akan menawarkan sesuatu jika kau mau memberikannya,” lanjut Alex. Lalu orang itu mendekatinya dan berkata, “Menawarkan apa?” “Aku berasal dari faksi yang dipimpin oleh Verto, kami akan menggantinya dengan yang kami punya, senjata, barang, atau wilayah,” jawabnya dengan perasaan yang khawatir dan ragu sebab perkataannya belum pasti.
Kemudian orang itu mendekatinya dan menunjukkan sesuatu, “Ini kontakku salinlah, temui aku di tempat ini. Aku tak ingin menunggu terlalu lama.”
“Baik, kami akan ke sana,” balas Alex, mereka pun keluar dan Alex bertemu dengan fraksi Verto. Salah satunya berkata, “Bagaimana, ada apa di sana?”
“Aku bertemu seseorang yang melawan monster penjaga di sana bersamaku. Dia mempunyai death stone, asalkan kita menawarinya sesuatu untuk menukarnya, dia mengambilnya lebih dulu dan memberikan kontak dan letak lokasinya.”
“Apa-apaan, apa yang bisa kami tukarkan?” “Aku tadi mengatakan kita bisa menukarkan senjata, barang atau wilayah.”
“Ya ampun, di keadaan kita yang seperti ini. Kita usulkan ini di markas,” mereka pun kembali ke markas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments