Death Stone: Batu Kematian
Cahaya putih besar seketika muncul menerangi mereka yang sedang tertidur, lalu mereka lenyap dan kembali ke dunia mereka. Terbangun di pagi hari, “Oh, heuh... Perasaanku aku tidak di sini tadi, tiba-tiba saja,” kaget Farry. Farry melihat Derek terbangun dan menanyakannya, “Hei, apakah kita sedang mabuk malam tadi dan pingsan di sini?” “Seingatku aku tak ada minum alkohol,” jawabnya. “Seingatku malam tadi, aku bermimpi kita berada di suatu tempat yang tak biasa, dan masuknya dengan cara yang aneh,” lanjut Farry. Alex pun terbangun, “Teman-teman, ayo kita bergegas kembali dan pulang,” lalu terkejut dan melihat sekitar, “Apa-apaan malam tadi?!”
“Kau mengatakan kau bermimpi itu, itu sama dengan yang ku mimpikan tadi, bagaimana bisa?”, ucap Derek. Alex melihat sekitar dan curiga, “Kita malam tadi tidak berada di jalan sini, kita di sana, jangan-jangan kejadian malam itu sungguhan?!”
“Astaga! Itu benar, kejadian waktu aku pingsan jadi berhubungan dengan tempat itu, itu sungguhan ada,” ucap Derek. “Teman-teman mari kita pulang, jalan sini tak jauh dengan tempat di mana mobilku ditinggalkan tadi. Sungguh aku tak mau berurusan dengan hal seperti ini,” ucap Alex. Mereka mulai berjalan kaki mencari mobilnya Alex, Alex menghentikan sejenak langkah kaki Derek, “Derek, kami sudah percaya yang kau katakan. Tolong jangan bawa kami ke dalam masalah ini, cukup sudah selesai.” Derek terdiam, mereka melanjutkan jalannya.
Ketika di dalam mobil sedang perjalanan pulang, mereka diam, setelah sampai di depan rumah, Alex berkata, “Ini sudah sampai, kami akan mengantarmu sampai ke dalam.” Mereka berdua langsung pergi pulang, setelah berbincang-bincang sedikit dan Alex menyuruh Farry cepat-cepat pulang. “Syukurlah, ternyata hanya sehari saja kau dirawat. Apa kata dokter di rumah sakit tentang kondisimu?” Derek duduk di kursi, “Katanya aku hanya mengalami gangguan sakit kepala saja, yang terjadi mengguncang beberapa saat, aku hanya diterapi dan diberi alat pernapasan. Tidak terlalu parah.” “Oow... Di rumah sakit mana kau dirawat?” “Di Carthage Area Hospital,” jawabnya. “Baik. Ibu malam tadi menelepon kalian, kenapa tak diangkat?”
“Aku tak mendengarnya, mungkin saat itu kami panik, jadi tak sempat mengangkatnya, gangguan sinyal mungkin,’ jawabnya.
Ketika berada di kamarnya, dia merasakan ponselnya berdering dan mengeluarkannya, lalu melihat kotak bukan sms tapi pesan yang bertuliskan, “Cari death stone,” dia pun kebingungan, lalu meletakkan ponselnya, “Siapa peduli?!” Lalu berbaring di atas kasur, “Aku masih penasaran dengan yang sudah terjadi.” Cahaya dari ponselnya tiba-tiba menyala putih terang benderang hingga memenuhi seluruh kamarnya, lalu ada muncul seperti roh berwarna hitam, mendekati dirinya, bersuara pelan cukup mengerikan lalu berteriak padanya, Derek terkejut seketika roh dan cahaya itu menghilang. Ponsel itu kembali berdering dan dia melihat pesan itu muncul kembali, “Cari death stone,” “Apa-apaan?! Aku tampak dipaksakan!”
Lalu menelepon Farry, tapi tetap tidak diangkat. Bertanya pada AI (kecerdasan buatan), yang dibuat untuk publik di internet.
Derek:
Aku ada disuruh mencari death stone, apa itu?
AI:
Batu kematian, batu itu adalah batu yang menyerap aura orang mati dan harus dihancurkan, namun sulit di dapat. Anda disuruh mencarinya, sebab pasti anda memiliki kepentingan dengan batu itu.
Derek:
Pesan itu muncul tiba-tiba saja di ponselku, siapa kira-kira yang mengirimnya dan bagaimana pesan itu bisa muncul di ponselku?
AI:
Orang yang mungkin mempunyai kontak anda, entah teman, kerabat, kenalan dan bisa saja, yang memberi taukan kontak Anda adalah Anda sendiri atau orang-orang tersebut.
Derek:
Bukan pesan sms biasa atau pun sosial media mana pun, itu berbentuk kotak kosong putih mirip aplikasi buku catatan, tidak ada nomor kontak atau akun apa pun, langsung muncul saja dengan berisi tulisan tersebut.
AI:
Mungkin pesan Dari Aplikasi Pihak Ketiga: Pesan ini juga bisa berasal dari aplikasi pihak ketiga yang Anda instal.
Derek:
Tidak ada aplikasi pihak ketiga
AI:
Mungkin ada beberapa kemungkinan lain yang perlu dipertimbangkan:
Pesan Sistem atau Pemberitahuan Perangkat
Kode atau Pesan Error
Menutup ponselnya, “Sial!”
Lalu melihat gambarnya di kertas tanpa warna, seketika dia melihat secara nyata seorang wanita muda, menjerit kesakitan berteriak-teriak terbakar api, dia begitu ketakutan lalu merobek gambar itu yang menggambarkan wanita dengan kondisi itu, menjadi empat bagian. Menelepon Alex, tapi panggilannya ditutupi, dia menelepon lagi dua kali, tetap saja panggilannya ditutup. Kemudian mengirimnya pesan...
Derek:
Alex, aku tau kau berbuat curang ketika turnamen itu, kau memakai cheat, aku melihat pergerakan karaktermu di kamera, video kau bermain ada tersimpan di pihak penyelenggara, aku akan memberitaukanmu, jika tak membantuku.
Alex terkejut lalu membalas pesannya
Alex:
Baik, jangan kau laporkan, janji?
Aku akan membantumu, katakan padaku
Derek:
Aku ada mendapat pesan untuk mencari death stone dan ada mendapatkan penglihatan seorang wanita terbakar dari kertas yang ku gambarkan dan pegang itu. Aku ingin kau membantuku mencarinya, kita kembali ke tempat itu, aku merasa diteror. Jadi mohon kalian berdua mencarinya, aku akan mencoba memberikan instruksi pada kalian, aku dilarang keluar rumah leluasa selama dua minggu. Angkat teleponku nanti.
Derek menelepon, “Jika kalian tak mencarinya, awas, aku akan melaporkannya, mohon bantu aku.”
“Iya, akan kami carikan, tolong jangan laporkan hal itu,” jawab Alex.
Derek dengan kesalnya mengetik kata di kotak itu, “Kami akan mencarinya, aku sekarang menyuruh temanku dulu, aku mencoba mengarahkan mereka.”
Alex mulai menelepon Farry, “Hei Farry, aku ada di telepon oleh Derek, dia mendapat masalah dan diteror, dia meminta bantuan kita untuk kembali ke sana, kita tanyakan kepada mereka di sana, jika kau tak ikut, aku tak akan membantumu juga dan tak akan berteman denganmu lagi.”
“Alex, Alex, tolong jangan begitu, kita laporkan kepada polisi saja,” ucapnya. “Sepertinya sulit, dia mungkin mendapatkan masalah supranatural atau ini masalah hukum dunia paralel.”
“Bagaimana kalau kita meminta kepada para cenayang saja?” tanyanya. Lalu dengan nada yang kesal dan lebih tinggi, “Kenapa tidak dikatakan, mungkin sepertinya kita perlu ilmuwan khusus saja untuk menanggapi hal ini? Bantu aku malam nanti, atau tidak, kita takkan berbicara lagi dan takkan saling bantu-membantu,” menutup teleponnya. Alex mengirim pesan
Alex:
Malam nanti kita pergi ke sana lagi, aku akan mendatangimu.
Pada malamnya mereka pergi lagi ke sana, selama di perjalanan Alex menjelaskannya secara panjang lebar, mereka mencari tempat masuknya selama beberapa menit, “Tidak ada apa pun di sini,” ucap Farry. “Kita pergi ke tempat kita terbangun pagi tadi,” suruh Alex. Alex jadi teringat, “Death Stone, sepertinya aku pernah mendengarnya, mustahil! Itu nama item yang ada di permainan video yang pernah ku mainkan.”
Alex melakukan panggilan video ke Derek, “Derek, Death Stone yang kau katakan itu, namanya itu sama dengan nama item yang ada dalam permainan video, aku pernah memainkannya, itu item yang sangat berbahaya, bisa membangkitkan orang mati dan menimbulkan aura negatif kematiannya, batu itu beracun. Dari informasi yang di dapat, batu itu adalah item yang bisa digunakan untuk dijadikan bahan senjata yang terlalu mengerikan.”
“Astaga, ini malah semakin berbahaya saja,” ucap Farry.
“Baik, sepertinya aku harus sendiri bersama mereka mencarinya, maaf, aku tetap perlu bantuan kalian, aku yakin kalian akan masih tetap hidup,” menutup panggilannya. “Derek...” ucap Alex.
Derek pun mencari informasi tentang item itu di internet.
Cahaya masuknya pun muncul kembali, mereka masuk ke dalam, mereka kembali ke kamp tersebut, “Apa sepi? Tempat ini sekarang malah jadi sepi?” Alex kebingungan. Farry mulai duduk dan mengeluh, “Sepertinya mereka mungkin sedang pergi berperang.”
Beberapa orang berkostum militer melihat mereka lalu mengarahkan senjata tembakan laser laras panjangnya, “Siapa kalian, apakah kalian penyusup?!”
“Bukan, kami di sini sedang mencari seseorang,” jawab Farry. “Ya, dia ada bersama kami tadi di sini,” lanjut Alex. “Kami tak pernah melihat kalian, apakah kalian masuk tanpa ijin, siapa yang kalian cari itu?!” “Itu adalah seseorang yang bagian dari sini, kami diselamatkan oleh mereka,” jawab Alex kebingungan. Mereka disuruh mengeluarkan barang-barang mereka, dan diperiksa, lalu dibawa ke ruangan khusus dengan sistem penjagaan ketat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments