[Sial... maksudku, Sobat, hutan ini benar-benar tempat yang menakutkan. Kita harus segera pergi dari sini!]
(Hei, apa kau pikir aku tidak mendengar apa yang kau katakan tadi? ...tapi kau benar, aku harus keluar dari sini.)
[Kenapa kau menyebut dirimu saja?]
(...Akankah aku bahkan bisa lolos dari monster sekuat itu, setelah banyak monster yang kubunuh, dan membalas dendam pada orang tua brengs*k kuil itu?)
Kouta fokus mengamati undead itu dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang bagaimana dia akan melanjutkan balas dendamnya jika monster itu mengetahui keberadaannya.
(Tidak, itu bahkan bukan pertanyaan, aku pasti akan membalas dendam! aku telah memutuskan – aku akan selamat dari tempat yang mengerikan ini dan melarikan diri, kemudian membalas dendam!)
Grim Reaper itu adalah manusia yang mati dalam waktu yang lama dan dibangkitkan menggunakan sihir atribut gelap, dan dia juga termasuk ke dalam monster undead. Dia juga memiliki indra yang cukup tajam.
Kouta dulu pernah membaca di novel tentang ciri-ciri undead tingkat tinggi dan itu sama persis seperti yang ada dihadapannya. Dia menduga jika undead itu dulunya adalah seorang petualang yang sangat kuat.
[Jadi? Bagaimana? Mau lawan atau lari?]
(Jawabannya sudah jelas lari!)
[Bisa kau jeda dulu saat kau menjawabnya.]
(… Sebenarnya aku ingin menunggu dia sampai pergi, tapi sepertinya dia akan berada di situ cukup lama.)
[Kau benar, dia akan berdiri disitu cukup lama karena dia merasakan mahluk hidup disekitarnya.]
(Mahluk hidup?)
Kouta merasa ada yang aneh dengan kalimat yang diucapkan pedang suci. Itu seperti undead itu mengetahui jika Kouta berada disekitarnya dan hanya menunggunya untuk menyerangnya.
[Hmm... kau benar. Mahluk hidup yang kumaksud adalah kau.]
"!?" Setelah pedang suci mengatakan itu, undead yang sedari tadi membelakangi Kouta, sekarang dia membalik badannya dan berhadapan dengannya.
Mata merahnya seperti darah yang menyala-nyala tertuju pada mata Kouta. Dia mengangkat tangannya dan terbentuk sebuah tombak dengan warna gelap di udara yang kosong.
"Black Spear~"
Undead itu merapalkan mantra dengan suara yang agak serak. Setelahnya, tombak itu melesat kearah Kouta yang sedang bersembunyi di dalam gua, dia dengan cepat segera keluar.
[Gawat!]
Karena kecepatan tombak itu, tubuh Kouta tidak bisa mengimbanginya. Dan pedang suci dengan cepat mengambil alih tubuh Kouta untuk menghindarkan dirinya dari kematian instan.
*Duar...*
Setelah berhasil melewati serangan itu, tubuh Kouta sudah mencapai batasnya. Itu lebih seperti batas pedang suci untuk mengendalikan Kouta terbatas dan itu tidak bisa dilakukan terus-menerus.
"Haa..haa..haa... Fiuh, aku selamat."
[Kau selamat berkatku!]
(Aku tidak peduli dengan detailnya.)
[Sialan.]
Kouta tidak berpikir itu adalah lawan yang bisa dia kalahkan. Dia tidak tahu apakah dia bisa menghilangkan jarak level dengannya. Kouta cukup yakin bahwa dia akan mati sebelum dia menyentuh bajunya.
"Setelah kupikir-pikir, baju yang dia pakai itu cukup keren."
[Tentu saja, item magic rank-S seperti itu susah untuk didapatkan.]
Jubah hitam yang diselingi garis vertikal berwarna kuning. Itu merupakan item magic yang bisa menetralisir serangan sihir. Setelah pedang suci mengatakan itu, Kouta lalu tertegun.
[Apa?]
"Kenapa kau tidak bilang jika itu item magic?"
[Kau tidak bertanya.]
"Aku bersumpah akan menguburmu setelah aku berhasil selamat!" Kouta mengatakan itu sambil memukulkan pedang suci pada pohon disebelahnya.
Bagaimanapun juga, Kouta bergegas turun dari pohon besar setelah berhasil selamat dari kematian, untuk mendapat banyak pijakan saat menghindar dan menyerang monster undead itu.
(Bahkan jika aku mencoba mengisi celah dengan sesuatu, itu bukanlah perbedaan yang dapat aku abaikan dengan mudah…)
"Sekarang, apa yang harus kulakukan?"
Kouta masih mewaspadai undead itu, sedangkan undead itu menatap Kouta seperti layaknya semut. Itu membuatnya jengkel karena tatapan itu sama dengan orang-orang yang telah membuangnya.
"Kau..."
Undead mengacungkan jarinya ke arah Kouta sambil bergumam. Dia terlihat seperti heran dan bingung. Dia juga mundur perlahan-lahan seperti ketakutan.
[Dia kenapa?]
(Entahlah, aku tidak tahu.)
"Tidak mungkin, ini tidak mungkin..."
Dengan cepat undead itu menyerang Kouta dengan tangan kosong setelah bergumam, dan serangan itu mengenai perutnya. Kouta muntah darah dan terpental melewati beberapa pohon dibelakangnya.
"Guah..."
[Dia mengerahkan seluruh kekuatannya.]
(Uhuk...uhuk, bisakah kau diam dan bantu aku...)
[Tidak bisa.]
(Kenapa?!)
[Tubuhmu sudah mencapai batas untuk kurasuki jadi... aku tidak bisa melakukannya sekarang]
(Dasar pedang iblis gak guna!)
[Kasar sekali... dan juga aku pedang suci!]
Kouta tergeletak ditanah dan undead itu perlahan menghampirinya. Diambang kematiannya, Kouta dengan samar-samar melihat sesuatu bergerak disekitarnya seperti air yang mengalir.
(Apa... ini... ?)
[...]
Kouta tidak tahu apa yang dia lihat saat ini adalah ilusi atau bukan. Yang pasti itu seperti air yang mengalir di udara seperti sungai. Dan rasa dingin dapat dirasakan dari aliran itu.
(Selamat Anda telah mempelajari skill "Mana Observation)
(Mana... Observation... ?)
[Apa kau bilang? Mana Observation? Bukankah itu skill kuno milik pahlawan dimasa lalu, bagaimana kau bisa mempelajarinya?]
(Entahlah.)
[Eh?]
[Mana Observation ⇒ Kamu dapat melihat aliran mana disekitarmu dan dapat digunakan untuk menemukan kelemahan sihir musuh! Cepat kalahkan musuhmu itu sialan!]
(Guakk...)
[Eh? Kau kenapa malah muntah darah lagi?]
(Dasar sialan...)
Kouta memuntahkan darah karena kesalahan sistem yang seperti terkena virus itu membuatnya kesal. Itu terus memberikan penjelasan buruk diakhir kalimatnya.
Kouta lalu langsung mencoba menggunakan skill yang baru dia dapatkan. Ternyata skill itu tidak hanya dapat digunakan untuk menemukan kelemahan sihir musuh, tetapi juga mematahkan atau bisa dibilang membatalkan aktivasi sihir musuh jika digunakan dengan benar.
(Bukankah ini sudah melampaui kata curang?)
Kouta lalu memutuskan sebuah aliran kecil seperti benang tipis yang langsung menuju hati dan jantungnya dengan pedang suci. Setelah itu, mananya yang tadinya kacau langsung kembali stabil.
[Hebat juga kau bisa menggunakan skill itu, padahal baru saja mendapatkannya.]
(Aku juga tidak tau, jika kubilang insting... tidak tepat, itu lebih seperti aku biasa menggunakannya dan itu merupakan hal normal.)
[Apakah itu...]
Sebelum pedang suci menyelesaikan kalimatnya, undead itu menyerang kembali dan kali ini yang dia gunakan adalah sihir tipe racun. Kouta tidak sempat menghindar dan terkena racunnya.
Racun itu menyebar melalui pernapasan dan langsung menuju paru-parunya. Kouta tidak bisa bernapas dan tergeletak ditanah. Dengan kata lain... dia mati.
Undead itu lalu menusuk Kouta dengan pedang suci yang dia ambil dari tangannya ke jantungnya. Setelah menusuknya, undead itu buru-buru pergi kesuatu tempat dengan menggunakan sihir tingkat menengah "Warp".
Beberapa menit kemudian, tubuh Kouta yang tergeletak itu kemudian bergerak. Dari jari-jarinya, kemudian pernapasannya kembali, dan yang mengejutkan, jantungnya yang hancur sekarang beregenerasi.
"Uhuk...Uhuk..."
Kouta bangun dan memuntahkan darah berwarna hitam yang diduga itu adalah racun yang dia dapat dari serangan undead, yang memasuki tubuhnya.
"Bu-Bukankah aku sudah mati?"
Kouta menatap tangannya dengan gemetar, awalnya dia tidak mempercayai dengan sesuatu yang disebut dengan kebangkitan, tapi dia sendiri mengalami pengalaman itu saat ini.
[Iya, itu benar. Kau sudah mati!]
"Tapi kenapa aku bisa hidup lagi?"
Kouta sekarang dipenuhi dengan kebingungan karena kebangkitannya. Pasalnya, dia tidak mempunyai skill yang dapat mendukung kebangkitannya, sesuatu seperti 'immortal' atau nyawa tambahan.
"Apa jangan-jangan..."
Kouta mencoba menebak sendiri sesuatu yang saat ini terjadi padanya. Pedang suci itu terbatuk-batuk dengan nada sombong dan seperti ingin dipuji atau sesuatu seperti itu.
...
*Bersambung...
*Note : Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
cah kabur kanginan
makin banyak nih rekan party nya
2022-05-25
1
anggita
oke,, trus berkarya. smoga sukses novelnya.
2022-05-03
1