Dan kemudian, Kouta mengangkat pedang itu dan mencoba memanggil namanya. Tapi saat dia mencoba memanggil namanya, tiba-tiba....
[Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!?]
Karena teriakan mengerikan yang dikeluarkan oleh pedang itu, Kouta tersentak terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa dengan teriakan seperti itu.
“A-apa!? Tiba-tiba berteriak seperti itu......!“
Karena itu berteriak seperti jeritan setan kena ruqyah, Kouta hampir menjatuhkan pedang suci yang dipegangnya ke tanah. Jika Kouta melihatnya lagi lebih dekat, dia pikir itu indah bahkan untuknya yang tidak tertarik dengan senjata.
Mengintai di dalam dirinya itu seperti roh jahat. Tampaknya tidak ada karat atau bilah yang tergores meskipun ditusuk ke bebatuan dan dibakar. Tidak salah lagi, itu bukanlah pedang biasa. Saat Kouta memikirkan tentang itu....
[Guaaaaaaaaa!! A-aku terkikis...!!]
Warna bilah pedang yang tadinya putih ikut menjadi semakin dan semakin hitam menyerupai gagang pedang itu sendiri saat Kouta memegangnya.
Awalnya bilah itu begitu bersih dan suasana kesuciannya terasa, sampai-sampai tidak diragukan lagi kalau pedang ini tertinggal begitu saja. Tapi itu terkikis oleh sesuatu yang hitam.
(Eh, apa ini, menjijikkan.)
Kouta menemukan bahwa itu dimulai dari gagang di mana tangannya dan pedang itu bersentuhan. Energi gelap mulai keluar dari tangan Kouta dan mempengaruhi bentuk dari pedang suci.
(...Ehh ...Apa ini salahku? T-tidak tidak, tidak mungkin ini salahku!)
[Itu Salaaaaaahmu!!]
(Pedang suci itu menjerit... tidak, pedang yang mulai menghitam seutuhnya. Eh? Apa aku mengatakannya dengan lantang?)
[Jika kau membuat kontrak dengan pedang suci, koneksi spiritual akan lahir, jadi aku tahu apa yang kau pikirkan di dalam, aaaaaahhhhhhhhhhhhhh.]
(Serius!? Itu yang terburuk!! Sial... Inilah kenapa aku tidak ingin bergantung pada makhluk tak dikenal yang tak bisa kau pahami keberadaannya...)
(Biarpun aku berniat untuk menyingkirkan pendeta itu saat aku membalas dendam... sekarang, apa aku harus menyingkirkan yang ini juga.)
[Jangan memikirkan sesuatu yang menakutkan, aaaaaaaaaaaahhhhh.]
(Kau berisik sekali daritadi!)
[Aku tidak bisa menahannya! Apa kau mengerti perasaan tubuhmu sedang dikembangkan secara paksa!? Aaaaahhhhh!! Aku akan berubaaaaaaaaaaaah!]
(Hentikan berbicara seperti itu!! Menilai dari suaramu, kau laki-laki, kan!? Jangan katakan sesuatu seperti pengembangan dan berubah dengan suara itu, sialan!!)
Kouta merasa lelah dengan jeritan mengerikan pedang suci, tapi pedang itu juga cukup menderita sekarang. Kouta berpikir saat itu membuat hatinya terasa segar dan ada hawa dingin yang menyejukkan menyebar di kulitnya.
(Entah kenapa melihat mahluk ini tersiksa membuatku senang.)
[Baj*ngan siaalaaaaaaan ini!!]
Pedang suci itu menjerit, tapi di tempat pertama, yang jahat adalah yang mencoba untuk memanfaatkan orang lain dan menggunakannya sesuka hati. Itu adalah orang pertama yang harus di salahkan.
(Melakukan hal-hal untuk keadilan pantatku. Lakukan sendiri. Karena aku sudah dibuang, dan dengan itu aku tidak akan melepaskan pedang suci ini. Fufufu, hal-hal bersih menjadi kotor benar-benar sesuatu yang baru.)
[Guh. Sial!! Energi kegelapan yang cukup pekat untuk mengikis kesucian pedang suci... apa kau benar-benar manusia !?]
(Jahat sekali kau ya menanyakan itu pada seorang manusia yang telah membuang hati nuraninya dan memilih jalan balas dendam ini, mulutmu pasti ada sesuatu. Baiklah. Warnai lebih hitam.)
[Bukankah itu sama saja kau meninggalkan kemanusiaanmu! Uwaaaaaaaaaaahhhhh!?]
Pedang suci itu menjerit. Dan akhirnya, sosok yang bersinar itu menghilang, dan itu berubah menjadi pedang hitam pekat yang menciptakan atmosfir yang gelap dan tidak bisa didekati oleh siapa pun bahkan yang bukan manusia sekali pun.
(...Ehh... apa ini... menakutkan.)
Entah bagaimana, perkembangan pesat terus berlanjut dan Kouta tidak bisa mengikutinya. Itu menjadi lebih hitam dan dan hanya menyisakan ujung gagangnya yang berwarna lain.
"Grrrr!!"
“Ah, itu buruk!”
(Ini bukan waktunya untuk bersenang-senang dengan melihat penyiksaan pada perubahan pedang iblis ini. Aku harus melakukan sesuatu sebelum jadi santapan siang para anj*ng ini.)
Mengetahui hal itu, para serigala datang menyerang. Setelah sekian lama mereka mencari, tidak disangka mereka akan menemukan keberadaan Kouta hanya dengan bau darahnya saja.
“Oke, Pedang Suci-Ku! Sekarang saatnya untuk menunjukkan kekuatanmu!“
(Aku dengan bangga mengangkat pedang itu. Sekarang, gunakan apapun kekuatanmu, dan buatlah festival darah para serigala brengs*k itu...!!)
Namun...
"...Hah? Pedang Suci-Ku?“
Tidak ada yang terjadi. Adegannya sunyi dan Kouta hanya bisa mendengar suara raungan serigala yang perlahan mendekat padanya dan suara hembusan angin yang menyejukkan.
(Hei, tunjukkan kekuatanmu!)
[...Tidak mau.]
“Haaaah !?”
(Apa yang kau katakan, nih benda mati bikin kesal orang aja! Tidak mau? Apa kau masih waras!!)
“Oi! Ini berbeda dari apa yang kau katakan!!“
[Aku yang harusnya mengeluh!! Meskipun aku adalah pedang suci, sekarang aku jadi hitam pekat!! Mengapa aku bisa menjadi seperti ini!!]
Saat Kouta berteriak, pedang itu balas dengan berteriak juga. Tidak tahu siapa yang harus disalahkan melihat kondisi saat ini.
(Memangnya aku peduli!!)
“Terserah, cepat tunjukkan kekuatanmu! Para serigala itu sudah cukup dekat!!“
Para serigala sudah mendekat, karena pedang suci itu mengatakan sesuatu yang aneh dan tidak melakukan apa-apa, itu membuat Kouta gelisah tentang keselamatan hidupnya.
(Jika saja kakiku tidak sakit, aku akan dapat mengalahkan beberapa dari mereka, tapi karena racun yang diberikan padaku oleh benda mati ini, membuatku sulit untuk bergerak.)
[...Ehem.]
[Mereka yang tidak memperlakukan pedang suci dengan hati-hati, harus merasakan sedikit rasa sakit.]
“Ini tidak akan berasa sedikit! Aku akan menjadi makan siang mereka!!”
(Lihat, mata serigala yang mengatakan mereka akan menyiksa dan memakan orang yang lemah! Senyuman dan air liur dari mulut itu! Itu menjijikkan!!)
"Apa kau yakin !? Selagi aku disiksa oleh meraka, jika terjadi kesalahan mungkin aku dimakan, kau akan berada disini lagi dan kemungkinan kau tidak akan pernah bisa melihat dunia luar!" Kouta memutuskan untuk mengancam si pedang suci. Namun, dari nadanya, dia tampak tenang.
[Sayangnya. Aku adalah pedang suci. Iblis... Uhuk... seseorang yang memiliki sifat energi gelap sepertimu tidak dapat menggunakanku.]
(Apa maksudmu energi gelap?! Apa ini benar-benar ada hubungannya dengan job (Revenge Black Hero) itu, ya....)
“....Tapi sekarang, apa kau adalah pedang suci?”
[...Eh?]
(Dari suaranya, dia tidak mengira akan itu. Apa pedang ini tidak memikirkannya saat melihat tubuhnya yang hitam seperti arang?)
Maksud Kouta adalah separuh kecerahan dan kesucian yang dimilikinya sebelum mengambilnya, dia tidak dapat merasakannya sama sekali dari warna hitam penuh yang dimilikinya sekarang.
Kouta ingin tahu berapa banyak orang yang akan percaya jika dia mengatakan ini adalah pedang suci. Memang, ini mungkin pedang suci. Tidak terlalu sulit untuk mengambil alih dirinya, tapi sepertinya tidak sesimpel itu.
(Tapi, pedang ini sekarang, bisakah aku mengatakan itu pedang suci jika aku melihatnya?)
[Eh? Tidak, maksudku... Aku selalu menjadi pedang suci. Tentu saja, aku terkikis oleh kegelapan di dalam dirimu tapi...... eh?]
“Sebaliknya, apa kau bisa menggunakan kekuatan pedang sucimu sekarang?”
Saat Kouta mengatakan itu, dia mendengar suara amarah bergema di pikirannya. Seakan-akan ada suatu kekuatan yang besar sedang mendorongnya untuk keluar dari dalam dirinya.
[Diam. J-jangan meremehkanku! Tidak peduli darimana kau mendapat energi kegelapan murni nan pekat itu. Tapi kau tidak lupakan, aku adalah pedang suci, tahu? Kehilangan kekuatanku hanya dengan itu...]
Pedang ini berbicara sesuka hatinya dari beberapa waktu lalu. Seperti dia mengatakan Kouta jahat atau hitam. Menyalahkan semuanya pada Kouta yang dia sendiri menyuruhnya untuk mengambilnya.
Setelah serigala dimusnahkan, Kouta berencana untuk melempar pedang ini ke dalam mayat mereka dan melupakannya. Sambil berpikir begitu, Kouta menunggu jawaban si pedang suci, tapi...
[...Eh? Tidak bisa, gunakan...?]
...
*Bersambung.....
*Note : Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Gak tau mau comment apa, Seharusnya selama mereka berdebat Para serigala itu harusnya sudah sedari tadi mencabik cabik tubuh Mc
2023-01-25
2
Author yang kece dong
Kakak ijin mampir
2022-05-21
1