Kouta tidak tahu apakah itu akan berguna, tapi dia kembali mencabut pedang tembaga itu dari Penyimpanan (Storage) dan memegangnya di tangan kanannya meskipun tangannya terasa sakit.
Untuk beberapa alasan dia bisa memegang pedang ini seperti dia telah menggunakannya selama bertahun-tahun, meskipun ini adalah pertama kalinya dia memegangnya.
"Apa ini yang dinamakan pengalaman bertarung?" Gumamnya saat dia mengingat kembali pertarungannya dengan serigala petir biru.
Serigala merah itu melompat lagi saat Kouta tengah memikirkan itu. Tubuhnya bergerak secara naluriah, dan pedang itu memotong kaki depan serigala merah itu. Dia bahkan tidak sadar akan tindakannya.
(Rasanya seperti tubuhku bergerak dengan sendirinya.)
Serigala merah garis hitam itu mengernyit dengan wajah kesakitan saat darah mengalir dari kaki depannya. Dia terbaring ditanah meringkuk tidak bisa berdiri.
*Awoooooooo!*
“A-apa, jangan tiba-tiba melolong!”
Setelah melolong, dia hanya terbaring ditempatnya, sedang menunggu sesuatu. Serigala merah itu berusaha berdiri dan berjalan di sekitar pohon.
(Apakah kamu menungguku untuk pergi tidur? Ini bisa merepotkan, haruskah aku mencoba melempar pedang ini dari sini?
Kouta mengurungkan niatnya untuk melempar pedang itu. Dia sudah berharap banyak pada kemampuan melemparnya, tapi itu mustahil karena akurasinya sangat rendah.
Lagipula dia tidak akan bisa melempar pedang panjang dari jarak seperti ini. Oleh karena itu, dia menunggu beberapa saat untuk melihat tindakan yang akan diambil serigala merah itu.
(Berapa lama serigala merah itu akan berada di sana? Aku masih baik-baik saja karena aku tidur sedikit di siang hari, tetapi jika terus seperti ini, aku akan kelelahan pada akhirnya.)
“Aku pikir aku telah melakukan banyak kerusakan, tapi aku harus memikirkan dengan hati-hati tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.”
Serigala merah itu memang tidak bergerak, tapi perutnya sedikit bergerak ke atas dan ke bawah, jadi jelas dia masih hidup. Hanya karena sekarang dia tidak sadarkan diri, bukan berarti Kouta akan aman dari bahaya.
Jika Kouta turun dari pohon dan menikamnya untuk memberikan pukulan terakhir, keselamatan dia akan terjamin....
(Tapi bagaimana jika ini hanya bagian dari strateginya? Jika aku turun, masih perlu waktu untuk naik kembali, dan selama itu aku tidak berdaya. Dan juga aku merasa seperti dia mengundangku untuk datang. Jadi apa yang harus aku lakukan?)
Kouta baru saja akan memutuskan untuk turun, ketika suara di kejauhan bergema di telinganya. Saat dia mendengarkan, lambat laun suara itu semakin mendekat padanya.
“Apakah kamu bercanda…”
Kouta gemetar karena putus asa. Itu lebih banyak serigala merah berdatangan. Jumlah totalnya sekarang adalah lima dengan satu yang pingsan di depannya.
(Bagaimana aku bisa melawan lima serigala merah ketika aku mengalami kesulitan dengan satu serigala?)
Kouta lalu mendaki lebih tinggi. Intuisinya mengatakan bahwa mendaki lebih tinggi adalah cara terbaik untuk menghindari serangan mereka. Tetapi kemudian mereka juga mencoba memanjat pohon itu, menggali cakar mereka ke dalamnya.
Mata gila mereka dan taring mereka yang berkilauan menimbulkan ketakutan di hati Kouta. Dia siap untuk mati, tetapi dia merasa tenang karena suatu alasan. Beberapa orang mengatakan mereka bisa melakukan apa saja jika hidup mereka dalam bahaya besar, tapi itu bohong.
Hal-hal yang dapat di lakukan bahkan jika dia mengira akan mati adalah terbatas, dan kemampuan itu sebanding dengan kekuatan naluri alami manusia sejak lahir, dan pengalaman yang dimiliki individu sejauh ini.
"Aku menenangkan diri dan memikirkan apa saja yang bisa aku lakukan."
Ketika Kouta perhatikan dengan seksama, serigala merah itu yang memanjat pohon tampak sangat bodoh. Dia menusukkan pedang tembaga ke kaki depan salah satu yang baru saja akan mencapainya.
Serigala merah itu jatuh dengan bodoh dari pohon dengan kakinya yang berdarah. Kouta juga menjatuhkan yang di belakangnya juga. Namun, jatuh dari pohon tidak menyebabkan kematian atau cedera serius, dan jumlahnya tidak berubah.
Kouta kemudian menyadari bahwa jika pedang dapat mencapainya saat mereka naik. Mereka juga harus berada dalam jangkauan Kouta agar tebasan pedangnya cukup dalam.
Saat Kouta menggunakan skill Mata Kebenaran (Eye of Truth) untuk menganalisa status milik serigala merah, dia mempunyai satu kelemahan yang tidak dipunyai serigala petir biru dan itu adalah bagian kepalanya.
"Matilah."
Kouta menebas kepala serigala merah dengan sekuat tenaga dan serigala merah itu terpental ke bawah dan langsung mati tergeletak di tanah berlumuran darah.
(Anda telah mengalahkan Red Moon Wolf)
(Anda telah mengalahkan Red Moon Wolf)
(Menerima Exp 94.000)
(Selamat anda telah naik level 12 > 19)
Rupanya, serigala merah pertama yang Kouta tebas di awal sudah mati karena kehabisan darah yang terluka di kakinya. Dia mendapat satu notifikasi naik level lagi setelah menusuk kepala serigala merah yang sudah hampir naik mencapainya.
Serigala merah yang melihat dua kawanannya tergeletak di tanah membuatnya panik. Tiga serigala merah lainnya lalu berlari menuju hutan dan kemudian menghilang dari pandangan Kouta.
_____________________________________
Nama : Kouta Irigaya
Job : Revenge Black Hero
Level : 19 (3.000/17.000)
Class : Appraiser (E)
Skill : Eye of Truth (?) | Storage (D) | Search (E) | Stealth (E) | Night Vision (E)
Atribut : HP (E) | Mana (E) | STR (E) | INT (D) | AGI (E) | DEX (M) | LUK (M)
_____________________________________
[Night Vision ⇒Kamu dapat melihat dengan baik bahkan dalam kegelapan, tetapi jangan gunakan untuk mengintip. Itu tidak baik!]
Level Kouta naik tujuh level karena perbedaan levelnya dan serigala merah itu. Skill yang dipelajarinya secara tidak sengaja, memungkinkannya untuk melihat dalam kegelapan (Night Vision).
Seperti biasa, masih terlalu sedikit skill untuk bertarung. Pedang yang dibawa Kouta juga sedikit rusak dan hampir patah. Ditambah, kemampuan untuk mengendalikan pedang juga masih pemula.
Kouta tidur setidaknya 2 jam dan bangun, dia mengulangi perilaku itu karena dia takut jika tiga serigala yang kabur itu akan memanggil kawanannya untuk menyerangnya lagi.
****
Cahaya matahari mulai terlihat bersinar, suara daun yang ditiup angin membuat suasana hutan menjadi hidup, dan di salah satu dahan pohon, Kouta dengan kantung hitam di bawah matanya menandakan jika dia terlihat masih kelelahan akibat pertarungannya dengan serigala kemarin dan tadi malam.
Kouta turun dari atas pohon dan perlahan berjalan tak tentu arah. Dia tidak sadar jika dirinya sedang berjalan lebih jauh masuk ke kedalaman hutan dan secara tidak sengaja mengaktifkan skill (Stealth).
Kouta berjalan dengan tatapan kosong melewati monster-monster dengan bahaya di atas rank B dan beruntungnya dia tidak sadar mengaktifkan skill penyembunyiannya, jadi para monster tidak sadar dengan keberadaanya.
Kouta terus berjalan dan sampai disuatu tempat dengan pancaran cahaya hangat dari matahari yang mengelilingi tempat itu. Sepertinya Para monster juga terlihat menjauh dari tempat itu dengan suatu alasan.
(Tempat apa ini?)
Kouta belum sempat memastikan tempat apa itu sebenarnya. Dia sudah tidak kuat lagi untuk mempertahankan kedua matanya untuk terbuka yang sudah memerah.
"Dasar bocah yang merepotkan."
(Siapa itu?)
Kouta mendengar seseorang berbicara padanya sebelum dia pingsan. Sayangnya, Kouta tidak sempat untuk mengobrol lebih jauh karena dia sudah tertidur di rerumputan yang hangat.
...
*Bersambung.....
*Note : Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... System nya apakah seorang wanita?
2023-01-25
2
☠zephir atrophos☠
aku curiga ini sistem di dunia ini cewek atau yg buat ini sistem yaitu seorang dewi
2022-10-19
1
Tokisaki Muyotsu
muncul nih masalah yang ditunggu2
2022-06-24
2