Keesokan harinya
Fannie yang pingsan karena di setub*hi oleh Farlos sehingga berkali-kali membuatnya tidak sadarkan diri semalaman, di saat dia sadar membuka matanya dan mengingat kejadian yang menimpanya membuat dirinya sangat histeris
"Aaaaaaarrrrgghhhhhh" teriakan Fannie yang memenuhi satu kamar itu
"Kotor sangat kotor" teriakan Fannie yang menangis histeris sambil mengacak rambutnya
"Farlos Robertsoooon baj*ngaaaaan" teriakan Fannie yang menangis tanpa berhenti
"Kau berani sekali menyentuhku, aku adalah wanita tercantik bagaikan berlian tapi kau malah meredupkan sinaran ku, aku tidak puas, aku tidak puaaaaas" teriakan Fannie yang histeris
Fannie merasakan sakit pada bagian intinya dan lalu berusaha turun dari kasur, di saat kakinya menginjak lantai matanya memandang ke arah meja yang ada disamping kasur itu terdapat sepucuk surat dan kemudian di ambil dan membaca isi surat itu
"Fannie Clisten, terima kasih sudah memuaskan ku semalam, kita akan bertemu lagi suatu hari nanti"
"Sialaaaan, dasar binat*ng" ketus Fannie yang merobek surat itu
Fannie lalu masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang sudah ternoda, dengan mengosok tubuhnya karena merasa jijik di sentuh oleh pria itu, sambil menangis dan berteriak
"Kenapa harus aku yang mengalaminya? aku tidak pantas menerima perlakuan ini, aku adalah wanita berkarier dan berlevel tinggi tapi aku malah di nodai dengan pria jijik itu" kata Fannie dengan sambil berteriak dengan wajahnya yang memucat
Villa Clisten
"Mark, kenapa Fannie belum juga kembali?" tanya Mona yang sedang berjalan kesana kemari di depan rumahnya bersama Mark
"Mona, kau harus bertenang jangan cemas, sebentar lagi Fannie pasti pulang" ujar Mark
Tidak lama kemudian Fannie pulang ke rumahnya dengan mengunakan taksi, di saat itu wajahnya sangat pucat dan karena merasa sakit akibat hentakan kasar dari Farlos, sehingga membuat dirinya berjalan dengan langkah yang pelan, tentu saja reaksinya merasa aneh bagi Mona dan Mark
"Fannie" suara panggilan Mona dan Mark yang langsung menghampiri putrinya itu
"Fannie, ada apa denganmu? apa yang terjadi?" tanya Mona dengan merasa cemas
Fannie tidak menjawab pertanyaan ibunya dan hanya mengeluarkan air mata karena merasa sakit di hatinya
"Fannie, katakan apa yang telah terjadi padamu?" tanya Mark yang merasa khawatir
"Ma, Pa, aku...aku..?" jawab Fannie yang tidak sanggup mengatakan hal memalukan yang menimpa dirinya
"Fannie, jangan membuat ku takut, ayo katakan padaku apa yang telah terjadi?" tanya Mona yang merasa cemas dan memegang kedua tangan putrinya
Fannie tidak sanggup untuk mengatakan hal yang sebenarnya dan hanya bisa menangis dan memeluk ibunya
"Anakku apa yang terjadi?" tanya Mona dengan memeluk putrinya yang sedang menangis dengan histeris
Fannie menangis di pelukan Mona selama beberapa menit dan kemudian dirinya pun tidak sadarkan diri dan pingsan di dalam pelukan ibunya
"Fannie..Fannie...Fannie" teriakan Mona dan Mark dengan serentak
"Ada apa denganmu?" ucap Mona yang merasa cemas dengan sambil memeluk putrinya
"Mari kita bawa dia kerumah sakit dulu" kata Mark yang mengendong Fannie berlari menuju ke mobilnya
Rumah sakit
Flower yang mulai membuka matanya dan melihat kesekeliling, dirinya pun mencoba untuk duduk dengan menahan sakit dibagian perutnya
"Kenapa aku bisa disini? ini adalah rumah sakit" gumam Flower yang duduk bersandar di ranjangnya dengan kondisi yang masih trauma
Tidak lama kemudian Steve masuk kekamar Flower, di saat Flower melihat seorang pria asing yang masuk ke kamarnya dirinya ketakutan sehingga gemetaran dan menarik selimut dengan menutupi wajahnya
Steve yang melihat reaksinya sudah tahu jika gadis itu sedang ketakutan dan berusaha untuk menbujuknya
"Nona, jangan takut, namaku adalah Steve dan semalam aku membawamu kesini" kata Steve dengan suara lembut
Flower tidak menanggapi perkataan Steve karena masih ketakutan
"Nona, jangan takut. katakan saja apa yang kamu butuhkan, dan di mana keluargamu? aku bisa menghubungi keluarga mu?" tanya Steve dengan senyum
Di saat mendengar Steve menyebut sebutan "keluarga" Flower mengingat kembali perbuatan keluarga Clisten terhadap dirinya, sehingga membuatnya semakin takut dan trauma
"Nona, apa kamu baik-baik saja?" tanya Steve yang sedang memperhatikan reaksi Flower yang sedang ketakutan sehingga wajahnya menjadi pucat
"Ti..tidak, aku tidak punya sesiapa pun, aku tidak ada keluarga, aku tidak punya keluarga, aku tidak punya keluarga, aku hanya sendirian, aku tidak punya sesiapa pun" jawab Flower yang sedang ketakutan disaat mengingat keluarganya
"Baik..baik, tidak apa-apa Nona" ucap Steve dengan berusaha menenangkan Flower yang sedang gemetaran
"Kenapa dia bisa ketakutan di saat aku bertanya tentang keluarganya? dia sangat trauma, bagus aku jangan bertanya lagi" batin Steve
"Nona, apa kita bisa berteman?" tanya steve yang berusaha membujuk Flower
"Berteman? apa kau mengenalku?" tanya Flower yang masih waspada dengan pria asing yang didepan matanya
"Aku tidak mengenalmu Nona. semalam aku menemukan mu di pinggir jalan, kondisi mu sangat lemah dan aku segera membawamu kesini untuk menyelamatkan mu, aku adalah orang baik dan tidak akan melukaimu, kita bisa berteman, dan jika kamu butuh sesuatu katakan saja padaku" jawab Steve dengan sopan
"Siapa namamu?" tanya Steve
"Aku tidak bisa katakan namaku, jika dia tahu maka dia akan tahu aku anak siapa, Mark Clisten adalah pebisnis jadi pasti dia kenal juga" batin Flower
"Rose..namaku Rose"
"Nama yang bagus, Rose. kalau begitu maka aku akan memanggil mu Rose, dan kamu panggil namaku Steve, mulai hari ini kita berteman" ucap Steve yang mengulurkan tangannya dengan berniat ingin bersalaman
Flower mulai merasa nyaman di saat dia menyadari jika Steve adalah orang yang telah menyelamatkan nyawanya, maka dia pun tanpa ragu bersalaman dengan pria itu
"Rose, apa kamu lapar? aku akan menyuruh anggota ku membelikan makanan untukmu"
"Aku tidak lapar"
"Bagaimana jika aku menyuruhnya membelikan bubur untukmu? karena kamu harus makan jangan sampai perut mu kosong"
"Iya, tapi..?"
"Ada apa?"
"Aku tidak membawa uang, dan aku rasa aku tidak bisa membayarmu biaya rumah sakit dan juga makanan"
"Rose, kita adalah teman jangan memperhitungkan uang denganku"
"Aku pasti akan kembalikan uangnya setelah aku bekerja"
"Baiklah, dan sekarang yang paling penting adalah jaga kesehatan mu baik-baik, lukamu masih belum sembuh jadi berbaringlah jangan banyak bergerak"
"Iya, aku mengerti"
Setelah tidak lama kemudian Steve keluar dari kamarnya untuk menyuruh anggotanya membelikan makanan untuk Flower
"Tuan, kenapa tidak bertanya dimana keluarganya dan apa yang sudah terjadi?" tanya anggotanya itu
"Salven, dia masih trauma dan aku tidak bisa bertanya banyak tentang itu, kami baru saja menjadi teman setelah aku membujuknya dia baru merasa mulai percaya padaku, tunggu kondisinya stabil maka aku akan bertanya lagi padanya" jawab Steve
"Iya juga, dia sangat kasihan, oh iya..aku tadi melihat Mark Clisten dan istrinya, mereka membawa putri mereka ke rumah sakit ini dalam kondisi pingsan" kata Salven
"Fannie Clisten pingsan?" tanya Steve dengan heran
"Iya, Mark mengendong anak tirinya itu sambil berlari dan menjumpai dokter"
"Walau Fannie adalah anak tirinya tapi bagi Mark wanita itu seperti anak kandungnya" ucap Steve
"Tapi kemana anak kandungnya yang pernah di katakan orang? dia memiliki seorang putri tapi tidak ada yang tahu mengenai ini, bahkan seperti di telan bumi saja" ujar Salven
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Yobith Bith
wah...ayah sendiri lagi kejam.....nasib baik cuma ada dlm novel..🤭
.
2022-07-05
1
Rosmawati Intan
Fannie..dlm keadaan mcm.tu pun masih lsgi menyombong kan diri ..tercantik di dunia..ni lah akibat nya klu terlalu sombong..
2022-06-01
1
Salma Syam
thor temukan flawer dgn carles
2022-05-29
2