Setelah memakan semua butiran nasi Flower berusaha untuk duduk bersandar sambil memegang bagian perutnya yang masih merasa sakit itu, dengan wajahnya yang sudah pucat bahkan telah mengeluarkan keringat dingin
"Bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari sini? mereka memantau ku setiap saat" batin Flower
Di sisi lain Mona dan Mark sedang menunggu kepulangan putrinya
"Ini sudah begitu malam kenapa Fannie belum pulang juga?" ujar Mona dengan merasa khawatir dan berjalan bolak balik diruangan tamunya
"Mungkin saja dia bersama temannya" jawab Mark yang sedang duduk bersandar di sofa
"Tapi nomornya tidak bisa di hubungi sama sekali, anak ini tidak pernah tidak aktif nomornya"kata Mona yang merasa cemas
"Aku akan coba menghubungi temannya dan bertanya kepada mereka" ucap Mark dengan sambil mengeluarkan handphone miliknya
Di saat Mark ingin menekan tombol yang ingin di tuju tiba-tiba saja panggilan masuk dengan nomor yang tidak dikenali
"Hallo" jawab Mark yang sedang menjawab panggilan tersebut
"Tuan Clisten, aku adalah Farlos, nona Fannie sedang bersama ku sekarang, aku mengabari mu karena aku tidak mau kalian merasa khawatir padanya"
"Apa, dia bersama mu?" tanya Mark dengan hampir tidak percaya
"Nona Fannie terlalu banyak minum dan sekarang dia sudah tertidur di kamarnya, besok aku akan mengantarnya pulang" jelas Farlos yang kemudian memutuskan panggilannya
"Hallo..hallo" sebut Mark yang panggilannya di putuskan
"Ada apa?" tanya Mona yang duduk di samping Mark
"Fannie bersama Farlos, dan dia sudah mabuk sekarang dia berada di kamar hotel" jawab Mark dengan merasa hampir tidak percaya
"Kamar hotel? apa dia bersama Farlos?"
"Aku belum bertanya lagi dia sudah memutuskan panggilannya"
"Fannie sudah mabuk, apakah Farlos tidak melakukan apapun dengannya?" tanya Mona dengan khawatir
"Mudah-mudahan tidak" jawab Mark
"Bagaimana jika kita coba mencarinya?"
"Di london begitu banyak hotel, kemana kita mau mencarinya?"
"Jika saja sampai Farlos menyentuhnya aku tidak akan tinggal diam"
"Kita tunggu saja dia pulang besok, baru kita tanyakan"
"Mark, kapan kita akan membuang anak itu?" tanya Mona dengan berharap
"Menurut mu kapan?"
"Kau lihatlah wajahnya sudah pucat, aku hanya tidak ingin dia mati disini"
"Bagaimana jika malam ini saja, kondisinya sudah lemah jadi bagusnya di buang malam ini, jika saja dia tidak bisa melewati malam ini maka besok kita akan di sibukkan mengurus mayatnya" jawab Mark
"Baiklah kalau begitu kita bawa dia keluar dengan berbohong padanya, agar dia tidak curiga"
"Aku akan turun membawa dia keluar" kata Mark yang bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke ruang bawah tanah
Klek
"Cepat berdiri, bibi mu mau belanja sesuatu jadi kau harus membantunya" teriak Mark dengan menarik lengan Flower dengan kasar
"Sakit, Pa. perutku sakit" tangisan Flower yang hampir tidak sanggup berdiri dan di tarik dengan kasar oleh Mark
"Pa, tolong jangan siksa aku lagi" pinta Flower yang kesakitan dan di seret oleh ayahnya
"Cepat berdiri, tidak berguna" bentak Mark dengan kesal
Karena tidak sanggup untuk berdiri Mark lalu mengangkat tubuh Flower ke pundaknya dan membawanya keluar dari Villanya
"Tidak, aku tidak mau, dia pasti mau menjualku" batin Flower
"Turunkan aku, Pa. aku tidak mau keluar" pinta Flower yang ketakutan
Mark mengabaikan tangisan putrinya dan lalu mendorongnya ke dalam belakang mobil
"Kita mau kemana?" tanya Flower dengan ketakutan
"Aku hanya ingin belanja, kau harus membantu membawa barang, jika tidak untuk apa kami beri kau makan" bentak Mona yang duduk di depan
Mark menghidupkan mesin mobilnya lalu mereka sama-sama pergi menuju ke suatu tempat untuk membuang putrinya sendiri
"Apakah semudah itu dia hanya ingin belanja, tubuhku sakit semuanya bagaimana aku bisa lari bahkan untuk berdiri saja aku kesulitan" batin Flower
Karena merasa lemas di seluruh tubuh Flower pun memejamkan matanya
Setelah satu jam kemudian mobil mereka tiba ke jalan yang gelap gulita yang terdapat hutan di sebelah kanan dan kiri itu, di jalan yang sepi dan gelap itu Mark menghentikan mobilnya, dan setelah itu dia membuka pintu belakang dan menarik dengan kasar putrinya dan kemudian menghempaskan ke atas tanah
Bruk..
"Aaargghhh" jeritan Flower yang baru sadar dan merasa sakit pada tubuhnya
"Ini di mana?" tanya Flower yang merasa ketakutan
"Mulai hari ini kau akan tinggal di sini, hidup mati tergantung dirimu" ketus Mark dan kemudian berjalan menuju ke mobilnya
"Pa, jangan tinggalkan aku di sini, tolong..Pa. tinggalkan saja aku di tempat lain, di sini sangat gelap dan tidak bisa melihat apapun" pinta Flower yang paksa berdiri dan menghampiri Mark
"Anak tidak berguna" bentak Mark dengan mendorong Flower hingga terjatuh
Bruk.
"Bagus kau mati saja di sini, agar tidak menyakitkan mataku, keluarga Clisten tidak ada ruangan untukmu, dan jangan pernah kembali" bentak Mark dengan emosi
"Pa, kenapa melakukan ini padaku? kenapa harus di sini?" tanya Flower yang wajahnya memucat dan terisak
"Karena hanya di sini tempat mu, kau tidak layak untuk hidup, pergilah kau mencari ibu mu sana" ketus Mark dengan kesal
"Dalam tubuhku mengalir darah mu, kau menyiksa ku, dan membuangku, kau sangat tidak manusiawi" ucap Flower dengan menangis histeris
"Aku sudah memiliki istri yang baik dan putri yang jauh lebih baik darimu, kau tidak sebanding dengannya, bahkan dengan jari kakinya saja kau masih kalah, hari ini aku membuang mu di sini sama seperti aku membuang sampah yang mengotori pandangan ku" kata Mark dengan menghina
Mendengar semua ucapan yang di lontarkan oleh Mark, Flower hanya bisa pasrah jika dirinya akan menjadi santapan binatang buas di hutan sana
"Mark Clisten, kau akan menyesal seumur hidup, kau mengkhianati mama dan membuang putrimu sendiri, suatu saat kau juga akan mendapat balasannya" ucap Flower yang berusaha bangkit dan berdiri di hadapan ayahnya itu
"Balasan? hahahaah..sebelum aku mendapat balasan dirimu dulu jadi makanan binatang buas di sini" kata Mark dengan tertawa sini dan berjalan menuju ke mobilnya
Flower hanya bisa terdiam dan ketakutan di tinggalkan di tempat yang gelap gulita yang tanpa sesiapapun di sana, dia melihat kesekelilingnya dengan gemetaran di seluruh tubuh karena ketakutan dan kedinginan.
"Apa aku akan mati di sini? jalan ini aku tidak bisa melihat ujungnya, sangat gelap" gumam Flower yang berjalan dengan menahan sakit
"Aku adalah anak buangan, aku adalah sampah, aku tidak berguna dan malam ini aku akan mati, dan aku hanya bisa pasrah, untuk apa lagi aku hidup jika di dunia ini tidak ada tempat untuk ku" batin Flower
Tidak lama kemudian Flower yang sudah luka berat akibat tendangan dari sang ayahnya dia pun tumbang ke atas tanah dan tidak sadarkan diri lagi
Setelah beberapa menit kemudian pancaran cahaya lampu mobil menerangi Flower yang tergeletak tidak bergerak di sana, mobil mewah itu berhenti dan lalu pemilik mobil tersebut turun dari mobil dan menghampiri Flower
"Nona..nona" suara panggilan seorang pria yang menepuk pelan wajah Flower
"Tuan, apakah nona ini sudah meninggal?" tanya supir pria itu
"Dia masih bernafas, tubuhnya sangat dingin dan wajahnya pucat sekali, mari kita bawa dia kerumah sakit dulu" kata pria itu dengan mengendong Flower menuju ke mobil
"Baik Tuan" jawab supirnya
Villa Robertson
Di malam itu Charles sedang duduk dengan menikmati minuman wisky, dirinya telah menghabiskan dua botol wisky dengan sambil memandang foto seorang gadis yang tidak lain adalah mantan kekasihnya yang tiba-tiba meninggalkan dirinya di saat tiga tahun yang lalu, tatapan Charles di penuhi dengan rasa sakit dan luka pada hatinya, tidak bisa di pungkiri di dalam lubuk hati yang dalam Charles tidak pernah melupakan mantan kekasihnya itu, sehingga satu-satu kenangan dari gadis itu adalah selembar foto yang di bawa di sisinya selama ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Rangrizal28
moga yg nemu flo anak buah charls
2022-06-04
0
joong
wooooo memang sengaja disiksa supaya mati, Flower ☝️😭😭😭
2022-06-03
1
Rosmawati Intan
siapa yg.menolong flower..
kasihan ya kelrga nark..karma mendekati nya.berlian yg.di bangga kan dah hncur
2022-06-01
1