(Swing!)
(Tek!!)
(Swing!)
(Tek!!)
Zen pun telah menebang pohon cukup banyak hanya dengan kapak tumpul, dan sisa beberapa pohon lagi yang harus di tebang, saat Zen ingin melanjutkan pekerjaannya, tiba tiba Liana pun datang menghampirinya
"Kak Zen, ini aku membawakan bekal" Ucap Liana dari kejauhan
"Makasih ya Liana, kamu baik sekali.." Ucap Zen
Liana pun mendekati pohon yang telah di tebang Zen dan meletakkan makanannya di sana, lalu ia pun duduk sambil melihat Zen yang sedang menebang pohon
"Aku merasa cukup senang, karena ada kak Zen yang menemaniku, seketika rasa takutku menghilang" Ucap Liana dalam hatinya
"Kak Zen, aku lanjut berkerja ya.." Ucap Liana sambil bangun dan berjalan meninggalkan Zen
"Ah, Iya makasih banyak ya Liana.." Ujar Zen
Liana pun hanya tersenyum
Zen pun melihat Liana yang sudah berada cukup jauh, dan ia pun melihat sekitarnya
"Sepertinya sudah tidak ada orang" Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun meletakkan kapaknya di tanah
"Masih ada 4 pohon lagi" Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun menutup matanya sejenak dan suasana pun seketika menjadi hening
"C'Sword"
(Slash!! Slash!! Slash!!! Slash!!)
(Krk..)
Ke empat pohon yang tersisa pun seketika terpotong dan mulai tumbang
(Bam!!)
"Tugasku sudah selesai, waktunya istirahat" Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun mengambil bekal yang di berikan oleh Liana sebelumnya, dan ia pun duduk di pohon yang telah ia tebang. Zen pun membuka bekal yang di berikan oleh Liana sebelumnya. Isi makanannya adalah roti yang di tata dengan sangat rapi
"Keliatannya enak sekali.." Ucap Zen
Zen pun menyicipi makanan tersebut
"Rasanya enak, walau keliatannya hanya menggunakan beberapa bahan. Tapi rasanya enak" Ucap Zen sedikit kaget dan tidak percaya dalam hatinya
"Sepertinya aku harus belajar memasak dengan Liana atau Veliona nanti. Biar aku bisa masak sendiri dan ga ngerepotin orang lain lagi" Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun memakan semua roti tersebut sampai habis, Zen yang telah memakan habis roti buatan Liana pun terlihat cukup puas, dan ia berniat mengembalikan tempat bekal tersebut kepada Liana. Tiba tiba laki-laki kemarin kembali menghampiri Zen
"Hei bocah! Jual kayu kayu itu ke kota! Kita memerlukan uang!" Perintah laki-laki tersebut
Zen pun kembali memainkan perannya dan hanya menuruti apa yang laki laki tersebut perintahkan
"Baik!" Ucap Zen
Zen pun memotong pohon menjadi kecil kemudian memasukkannya kedalam tas keranjang. Zen pun merangkul tas keranjang tersebut ke kota
Di dalam perjalanan Zen pun memikirkan sesuatu
Zen teringat sesuatu tentang kekuatan tidak masuk akal yang sempat ia rasakan
"Sepertinya aku mempunyai kekuatan yang masih belum aku ketahui" Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun memikirkan cara untuk menggunakan kekuatan yang pernah ia rasakan, saat kalah melawan Yuro dan mati di tangan Yuro. Zen akhirnya sampai di kota dan ia pun langsung menjual kayu kayu yang ia tebang kepada pedagang kayu serta orang yang membutuhkan
#Time skip
Sore hari pun tiba
Zen pun berjalan kembali ke desa tempat Liana berada, sesampainya di sana Zen melihat orang orang yang sedang berkumpul dan ternyata mereka semua adalah bangsawan yang tidak memiliki akal sehat dan membawa serta menjual belikan perempuan.
Zen pun bersembunyi, Zen pun merasakan energi sihir yang cukup besar dari para bangsawan tersebut
"Ternyata mereka memiliki energi sihir, itulah kenapa Liana dan yang lainnya tidak bisa melarikan diri dari mereka." Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun menunggu sampai orang orang tersebut pergi, tetapi orang orang tersebut tidak pergi dari desa tersebut mereka masuk ke satu ruangan perkumpulan mereka. Zen pun keluar dari persembunyiannya dan masuk ke ruangan tempat Liana berada
Zen pun membuka pintu, dan seperti biasa, Liana menyambutnya dengan hangat
"Kak Zen. Selamat datang.." Ucap Liana sambil tersenyum
"Aku kembali" Ucap Zen sambil menutup pintu
"Sepertinya Liana tidak menyadari yang terjadi di luar tadi" Ucap Zen dalam hatinya
"Kak Zen maaf ya aku belum masak.. Aku akan segera masak sekarang." Ucap Liana
"Gapapa, kamu ga salah kok Liana... Kalau begitu aku akan mandi dulu.." Ucap Zen
"Ehh tunggu kak" Liana pun pergi mengambil handuk dan memberikannya kepada Zen
"Eh, makasih Liana" Ucap Zen
"Iya.. Kalau begitu aku masak dulu ya.." Ucap Liana sambil tersenyum
Zen pun keluar dari ruangan dan mandi di sumur
#Time skip
"Kak Zen.. Makanannya udah siap." Teriak Liana dari kejauhan
"Iya..." Zen pun kembali ke ruangannya dan makan malam bersama Liana
Saat Zen memakan masakan Liana, Zen pun bertanya
"Liana, bagaimana cara mu memasak makanan seenak ini?" Tanya Zen
"Hehe kak veliona yang mengajarkanku." Jawab Liana
"Begitukah... Pantas saja rasanya enak, masakan Veliona juga sangat enak" Ucap Zen dalam hatinya
Zen dan Liana pun makan sambil mengobrol ngobrol
#Time skip
"Liana kamu tidur duluan aja" Ucap Zen
"Eh kenapa ga bareng aja kak??" Tanya Liana
"Aku ada sedikit urusan." Jawab Zen
"Baiklah.. Kalau begitu aku tidur duluan ya kak.." Ucap Liana
"Iya, selamat malam Liana." Ucap Zen sambil tersenyum
"Selamat malam kak Zen." Liana pun tidur di kasurnya
Beberapa saat kemudian setelah Liana tertidur Zen pun duduk di tengah ruangan dan menutup matanya
"Fokus.. Aku harus merasakan kekuatan waktu itu agar aku bisa mengenal energinya" Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun terus berfokus mencari kekuatan yang sempat terlintas di dalam dirinya
#Time skip
Satu jam pun berlalu, Zen masih tetap duduk dan fokus dengan inti sihirnya, untuk mengenali seluruh energi sihir miliknya dan mencari energi sihir yang sangat tidak masuk akal dan sempat ia rasakan
"Aku merasakan energinya!" Ucap Zen dalam hati
Zen pun terus fokus kepada energi tersebut dan perlahan lahan rambutnya mulai memutih, Zen pun merasakan kekuatannya meningkat drastis dan ia pun membuka matanya
"Sepertinya aku berhasil" Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun merasa aneh, karena ia melihat serangga yang terbang sangat lambat tepat di depannya
"Apa yang terjadi?" Bingung Zen
Saat Zen sedang memperhatikan serangga yang sedang terbang di depannya, secara tidak sengaja, ia melihat cermin di depannya, dan Zen pun sedikit kaget karena rambutnya yang tiba tiba berubah menjadi warna putih
"Sepertinya bukan hanya rambutku yang berubah. Penglihatan ku juga sepertinya lebih tajam." Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun keluar dari ruangan dan mengambil batu di luar, Zen pun kembali masuk kedalam lalu melambungkan batu yang di ambilnya
Ternyata dugaan Zen benar, tidak hanya rambutnya yang berubah, kecepatan ia pun bertambah.
Zen baru menyadari bahwa kecepatan mempengaruhi penglihatan di dunia barunya
Zen pun menutup matanya dan melemahkan energi sihirnya yang membuat rambut dan kemampuannya kembali normal
"Dugaan ku benar sepertinya, jika aku bisa mengendalikan energi sihirku, kemampuanku juga bisa ku atur sesuai keinginanku" Ucap Zen dalam hatinya
Zen yang telah kelelahan pun memutuskan untuk tidur di kasurnya
#Time skip
Seperti di hari sebelumnya, Zen, Liana dan yang lainnya melakukan kegiatannya masing masing tetapi Zen cukup cepat menebang pohonnya sehingga ia lebih cepat menjualnya di kota
Zen pun seperti biasa membawa kayu kayu tersebut menggunakan tas keranjang yang ia bawa di hari sebelumnya dan berjalan ke kota
Sesampainya di kota
Zen pun menjual kayu kayunya seperti biasa.
Setelah selesai menjual Zen pun kembali ke desa sesampainya di desa, Zen mendengar suara teriakan Liana dari dalam ruangannya
"Hentikan!! Lepaskan aku!!" Teriak Liana
"Itu suara Liana" Zen pun berlari menuju ruangan, saat Zen hampir sampai di ruangan, ia pun memikirkan sesuatu
"Aku harus masuk secara diam diam, dan menyergap orang tersebut" Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun membuka pintu secara perlahan
"Jangan apa apakan aku!!" Teriak Liana
"Diam!! Nurut saja!!" Bentak laki laki tersebut, ia pun menjatuhkan Liana ke kasur sambil membekam mulutnya
"Mmm!!!"
Zen yang melihat Liana akan di lecehkan oleh laki laki tersebut pun mengeluarkan aura pembunuh yang sempat membuat laki laki tersebut merinding. Tetapi laki laki tersebut tidak peduli dan tetap melanjutkan aksinya. Saat laki laki tersebut akan melakukan hal kotor kepada Liana, laki laki tersebut pun terpelanting di tendang oleh Zen dengan sangat kuat dan seketika tewas
Zen pun merasa sangat marah kepada para bangsawan tersebut
"Fire" Zen pun membakar tubuh laki laki tersebut hingga menjadi debu dan meninggalkan Liana sendirian
Liana pun tidak berkata apa apa dan hanya diam karena masih syok melihat Zen membunuh laki laki tersebut hanya dengan satu kali tendangan
Zen pun masuk ke dalam ruangan para bangsawan tersebut yang sedang berpesta
"Mau apa kau kesini bocah?!" Tanya Laki laki yang pernah menendang Zen
"Aku mau membunuh kalian semua" Ucap Zen marah
"C'Sword" Zen~
"Swift" Zen pun bergerak dengan sangat cepat
(Slash!! Slash!! Slash!!!)
Zen pun menebas tiga bangsawan sekaligus yang membuat mereka seketika tewas
"Aah!!!!" Teriak bangsawan lain yang ketakutan
Zen pun kembali bergerak dengan cepat dan menebas para bangsawan lainnya yang berniat melarikan diri
(Slash! Slash!! Slash!! Slash!!!)
Para bangsawan tersebut pun tewas dan yang tersisa hanya Laki laki yang pernah menendang Zen
Laki laki tersebut terlihat sangat santai dan tidak merasakan takut sedikit pun
"Apa kau sudah selesai bocah?!" Tanya Laki laki tersebut kepada Zen yang sedang berdiri diam sambil melihat ke atas
(Srk!.. krk!!)
Laki laki tersebut pun memperlihatkan sosok aslinya, ternyata laki laki tersebut adalah seorang Vampire yang haus akan darah perempuan.
*Note: (Semua Vampire hanya mengincar darah perempuan, karena perempuan memiliki darah segar dan rasanya sangat nikmat)*
"Matilah kau bocah!!!" Teriaknya sambil terbang ke arah Zen menggunakan sayapnya
Zen pun melihat kebelakang perlahan lahan
(Slash!!!!)
(Tk tk tk)
"Ahh!!!!!!"
Sayap Laki laki tersebut pun terpotong sebelah
"Agh!!! Ah!!!"
"Apa apaan dia!?!!, dia hanya bocah biasa!?!!! bagaimana bisa!!!??"
"Aku tidak bisa beregenerasi!?!, apa yang terjadi?!!" Panik Laki laki tersebut
Laki laki tersebut pun melihat ke arah Zen, seketika ia menjadi ketakutan karena ia bisa melihat diri Zen yang sebenarnya
Zen pun tiba tiba berada tepat di depan laki laki itu dan mencekik lehernya, Zen mengangkat laki laki tersebut, laki laki tersebut berusaha melawan tetapi ia tidak mampu mengalahkan kekuatan Zen yang tidak masuk akal
Laki laki tersebut pun sangat ketakutan menatap mata Zen yang sangat seram tersebut, seakan akan dia berada di neraka yang sangat menyiksa
Zen pun mencekik leher laki laki tersebut hingga hancur
"Gh..." Zen pun mulai kehilangan jati dirinya
Perlahan lahan mata Zen berubah dan hampir mirip seperti mata Naga
(Tek tek tek tek tek tek tek)
(Hug)
Tiba tiba Liana pun memeluk Zen
"Kak! hentikan.. sudah cukup!.." Ucap Liana sambil menangis
Zen pun seketika tersadar, seketika mata Zen kembali menjadi normal
Zen pun melihat sekitarnya
"Apa yang terjadi?!" Bingung Zen dalam hatinya
Zen pun melihat Liana yang sedang memeluknya sambil menangis
"Sepertinya aku yang membunuh mereka semua" Ucap Zen dalam hatinya
Zen pun memeluk Liana
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments