Jam menunjukkan pukul empat pagi, pria tampan dengan sejuta pesona nya itu sudah mengerjap ngerjapkan matanya, ia membuka sedikit demi sedikit mata yang sudah tidak mengantuk lagi.
Mau tidur lagi susah, lagian ia ingin lebih lama lagi memandang wajah gadis kecilnya yang manis saat terlelap.
Pria itu tersenyum, menatap pujaan hatinya masih tidur terlelap, rasanya ingin sekali lebih lama memeluknya kembali, dan tidak ingin meninggalkan nya barang sejenak saja.
Namun itu mustahil untuk sekarang, bahkan Abel saja tidak tau menau tentang identitas nya, tentang dirinya yang diam diam mencintai nya.
Mungkin jika Abel bangun, gadis itu akan shok berat mendapati ia telah tidur satu ranjang dengan pria siang yang sama sekali belum di kenalnya.
"Aku tidak ingin waktu cepat berlalu, ingin selalu selamanya memeluk mu sayangku, Abel."
Reno kembali menggeleng kan kepala nya, ia teringat pertemuan pertama nya dengan Arabella, gadis manis berseragam sekolah. Pertama kali mereka bertemu adalah di sebuah mall, dengan Abel yang saat itu jalan dengan temannya, dan karena tidak fokus Abel akhirnya menabrak nya.
"Sungguh lucu kamu sayank, kamu yang nabrak tetapi kamu sendiri yang marah marah "
Dan sejak saat itu, Reno tidak pernah lepas dari mengingat Abel, sepanjang malam tidak pernah bisa tidur karena memikirkan gadis manis yang berani beraninya membentak nya, dan bahkan Abel inilah wanita satu satu nya yang berhasil membuat Reno tidak emosi, padahal kesalahannya sungguh besar, sudah menabrak, mengotori jas, habis itu marah marah lagi.
Dan saat itu Andre sang asisten di buat kelimpungan karena harus mencari tau identitas dari gadis kecil yang sudah memikat hati Bosnya.
Singkat cerita, Reno cemburu dengan salah satu teman Abel di sekolah , karena tidak ingin kehilangan Abel, maka Reno merencanakan sebuah rencana jahat di saat Abel ingin menginap di rumah temannya.
Hingga berkahir lah Abel di dalam kamar hotel bersama Moreno Suryapradika.
Reno masih terus mengamati wajah cantik Abel yang tidak membosankan itu, malahan semakin dilihat, Abel semakin cantik saja, padahal tidak menggunakan make up sedikit pun, namun aura nya sudah terpancar di wajah cantik Arabella.
"Kamu cantik banget sayank....tak apa ya?? umur kita beda jauh, dan tidak jadi masalah ya?? dengan status aku yang duda?? kan yang lagi ngetrend sekarang si duda, katanya duda lebih menantang, iya kan sayank??"
Reno terkekeh geli, ia juga menggeleng, pelet apa yang dipakai si Abel hingga Reno bisa sebegitu nya dengan gadis itu, atau jaran goyang bagaimana yang digunakan oleh Abel untuk menembus pertahanan Reno yang sudah hampir mati karena penghianatan?? entahlah,.... jawaban nya hanya ada dalam diri Reno.
"Gimana Mami mu dulu bikinnya yank?? hingga bisa tampilannya sempurna seperti ini?? apa adonannya pas?? gula, terigu, telur , mertega dengan takaran yang pas, tidak kurang dan tidak lebih??"
"Ah jadi pengen nyoba bikin sama kamu yank??"
"Pasti jadi nya sempurna, kamu yang cantik banget dan masih muda, dengan aku yang ganteng abis, kece badai."
Hanya dengan melihat wajah Abel saja, sesuatu di bawah sudah ingin keluar. Untungnya , Reno adalah pria yang tidak suka celap celup, hingga ia bisa menahan untuk tidak menyentuh Abel.
"Aku mencintaimu bel, dan aku tidak mungkin merusak kamu. Cintaku tulus, bukan hanya sekedar na*su saja."
"Euhhhhh......"
Gadis cantik itu bangun, ia melotot kan matanya, mencoba mengingat ingat lagi, posisi terkahir dirinya di mana.
"Bukan kamar Resa.?? bukan juga kamar aku??"
Abel belum sadar, matanya masih memeriksa ke seluruh ruangan, mana tau dirinya menemukan sebuah petunjuk. Tetapi ssayank, ia tidak menemukan apa apa. Bukan rumah Resa bukan pula kamarnya, tetapi seperti di hotel, karena warnanya serba putih.
Sedangkan Reno, pria itu pura pura memejamkan matanya, ia tidak ingin membuat Abel kaget, walau nantinya gadis itu akan berteriak.
"Apa hotel?? ih tidak??"
Dan benar, baru saja Reno menutup mulutnya, gadis kecil itu sudah berteriak, namun masih saja belum sadar, hingga ia menemukan pakaian nya dan juga pakaian laki laki berada dibawah sana.
"Aaaaaaaaas.......", teriak Abel, ketika mendapati tubuhmu hanya ditutup dengan selimut.
Abel menutup mulutnya, ia juga melihat dirinya yang sudah berada di bawah selimut.
"Astaga....apa yang aku lakukan semalam?? dengan siapa aku melakukan nya?? pasti Papi dan Mami kecewa padaku, karena anak semata wayang nya sudah tidak per@wan lagi."
"Dengan aku sayank..."
Jlebb
Abel melongo, menoleh ke arah samping, dan didapatinya seorang pria sedang tersenyum melihat nya.
Reno akhirnya menyudahi aksi pura pura tidur nya, ia langsung memeluk Abel dan membisikkan sesuatu.
"Kamu semalam sangat hot Beb, membuat Mas sangat suka."
'Mas....Mas....mas berapa karat??'
Abel melotot kan matanya, lalu mendorong tubuh Reno yang juga tidak memakai apa apa. Ingin rasanya Abel tidak percaya, tetapi mengingat dirinya dan juga pria yang di sampingnya dalam keadaan begini, membuat ia mau tidak mau ya percaya.
"Enggak , enggak .... kamu bohong Om."
Abel menangis, ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya kelak, hamil di luar nikah dan masih sekolah. Padahal Abel masih ingin melanjutkan kuliah nya, walaupun otaknya tidak pinter pinter amat, tetepi ia masih ingin mengejar cita cita nya.
Begitu juga dengan nasib keluarga nya, nasib Perusahaan Papi nya, yang pasti nya semua akan membatalkan kontrak kerjasama, karena mendengar putrinya hamil diluar nikah.
"Enggak...enggak itu gak mungkin."
Reno yang tidak tega langsung menarik tubuh Abel dan memeluk nya, gadis itu tidak menolak, malahan semakin mempererat pelukannya, mungkin rasanya sudah nyaman.
"Menikah dengan Mas ya?? mas akan bertanggung jawab."
Mendengar ucapan Reno, Abel langsung melepaskan pelukan Reno, ia pun menggeleng dengan air mata yang masih mengalir di pipi nya.
"Mas dari mana nya?? kamu lebih cocok di panggil Om!!", ucap Abel kesal , dan memang benar jika itu kenyataan nya.
"Mas akan menikahimu sayank.", ujar Reno dengan lembut nya.
"Aku enggak mau, dan anggap kita tidak pernah melakukan ini." Abel masih sesenggukan, ia kemudian menarik selimut dan bergegas turun dari ranjang.
Namun tangan Reno menarik tubuh Abel, hingga gadis itu kembali masuk kedalam pelukannya.
"Lepas Om, lepaskan....Om sudah mendapatkan apa yang Om mau kan?? dan Om sudah menghancurkan mas depan aku."
"Karena itu Mas akan menikahi mu."
"Aku enggak mau, sekali enggak tetap enggak ..."
"Kalau kamu hamil bagaimana?? aku tidak memakai pengaman, dan aku juga menebarkan benihku di dalam.", ucap Reno dengan serius, seolah olah memang nyata nya begitu, padahal tidak tau saja jika Reno sendiri tidak menyentuhnya., apalagi menebarkan benih. Benih apa an coba??
"Hamil???", Abel menggeleng.
'Apa iya?? Ya Tuhan....aku dalam masa subur dan orang itu tidak memakai pengaman.'
Panik, Abel semakin panik. Ia sudah tidak bisa berpikir lagi saat ini.
"Aku masih mau sekolah, aku tidak ingin dikeluarkan dari sekolah itu. Mami, tolong anakmu ini?? hiks .. hiks...."
"Mas akan membeli sekolah itu sayank."
"Eh ......"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 494 Episodes
Comments
Styaningsih Danik
pinginnya sediih tp gk bisa ...dasar 0m duda mesuum😆😆😆
2023-11-23
2
lilis eriska
senglek ni duda 🤣🤣🤣PD bnget
2023-07-15
1
Umi Salsabilla
Asataga astagaaa .... lucux si duda 😅
2023-05-16
0