Semakin hot

Di saat Juli sekarat, Nando masih saja memompa gadis yang berada di bawah raga kekarnya, kini giliran jatah gadis ke 3, 4 dan 5. Dia menggilir para gadisnya, dalam jeda waktu dua jam.

Dia memang pemuja kenikmatan, lima gadis pilihannya sudah menemaninya sejak lima tahun lalu, mereka menjalin hubungan yang saling menguntungkan.

Padahal si gadis yang ingin tubuhnya dijamah oleh Nando, meskipun tak memungkiri jika dirinya juga inginkan kenikmatan yang sama.

Pria gagah itu memiliki dokter pribadi yang setiap bulannya akan memeriksa dirinya dan lima gadis pemuas hasratnya, agar terhindar dari segala penyakit.

Karena berhubungan dengan banyak gadis sangat beresiko tinggi mengidap penyakit kelamin, dia tidak menginginkan hal itu.

Dengan harta yang ia miliki, dia mampu melakukan segalanya, meskipun dia hanya ingin mendiamkan keperkasaannya di liang sempit lima gadis simpanannya itu. Kesenangan yang ia dapatkan dari itu lebih dari milyaran uang miliknya.

....

"Uhh ... sayang, pelan-pelan saja! akh, kau ya! auhhh!" gadis di bawah kungkungannya merasakan sensasi hebat karena keperkasaan Nando semakin hari semakin memabukkannya, inti tubuhnya bahkan selalu basah setiap mengingat benda tegak tak berotot dan penuh urat yang terus menekan, merasuki inti tubuhnya yang basah oleh cairan surgawi maha dahsyat.

"Baby, kau selalu menyebut namaku saat seperti ini, mengapa kau diam saja?" Nando memperlambat hujaman keperkasaannya yang hangat oleh gigitan inti tubuh sang gadis.

"Akh, betul Nando, ugh ... ya seperti itu. Pelan sangat nikmat." Sang gadis sudah menemukan kenyamanan saat Nando memperlambat gerakannya.

Di saat yang bersamaan, ponsel miliknya kembali berdering, namun dia tidak menggubrisnya.

"Sayang! uh ...," len...guh gadis yang kini berada di pangkuan sang casanova dengan posisi membelakangi Nando.

"Sayang ini posisi ternikmat, milikmu bisa langsung ku lahap oleh liang sempitku," goda sang gadis yang juga menaik turunkan tubuhnya agar meresakan gesekan antara daging kenyal itu dengan benda tegak yang mampu bertahan hingga beberapa jam itu, gerakan yang erotis dan teratur.

"Sayang, aku ingin keluar, siapkan mulutmu," pinta Nando yang langsung mencabut miliknya dari liang itu, kini gadis itu telah bersimpuh di depan sang pria.

Benda itu melesat masuk ke dalam mulut sang gadis, Nando melakukan gerakan maju mundur untuk menambah sensasi hangat dan nikmat saat keperkasaannya memenuhi mulut mungil gadis di bawahnya yang pasrah dan menunggu semburan cairan surgawi miliknya.

"Sekarang baby!" Nando mencabut miliknya dari mulut sang gadis dan menumpahkan cairan itu ke wajah sang gadis.

Sang gadis bahkan melahap habis sisa-sisa cairan yang ada di benda tegak itu, hingga habis.

"Sayang, thank you, kau yang terbaik," ucap Nando yang telah selesai memuaskan diri bernama lima gadisnya.

Dia merebahkan tubuh kekarnya di atas ranjang, sedangkan sang gadis masuk ke kamar mandi, dia sudah memahami Nando yang hanya ingin gadis cantik, bersih dan wangi.

Jika dia tidak membersihkan diri, sang gadis tidak akan mendapatkan jatahnya setiap harinya.

Nando yang masih bisa on itu, menutupi tubuhnya dengan selimut, dia segera meraih ponsel yang ada di atas nakas.

Dia menatap jam yang ada di ponsel miliknya, dia terkejut saat menatap jam itu yang sudah menunjukkan pukul 17.30.

"Aku ada janji dengan wanita itu, tetapi dia sepertinya ingin bermain denganku, aku tidak bisa memasuki sembarang liang karena dia harus aku uji dulu."

Saat pria itu ingin meletakan ponsel di atas nakas, dia mendapatkan panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal.

"Halo? siapa ini?" Biasanya dia tidak terlalu suka menjawab panggilan telepon dari nomor asing, tetapi hatinya mengatakan untuk menjawabnya.

"Saya dari pihak bar ingin menginformasikan bawah pihak bar menemukan seorang wanita muda yang melakukan tindakan bunuh diri di dalam kamar mandi wanita bar. Saya sudah membawa wanita muda itu ke rumah sakit. Saya sudah berusaha menghubungi anggota keluarganya, tetapi tidak ada yang menjawab panggilan saya, nomor anda adalah nomor ponsel terakhir yang wanita muda itu hubungi, saya berinisiatif menghubungi anda, mungkin saja anda adalah salah satu temannya," ucap pemilik bar panjang lebar.

"Ya, saya temannya. Anda berikan perawatan terbaik untuk wanita itu, saya akan segera datang," jawab Nando, dia segera menutup panggilan teleponnya dan meletakkan kembali ponselnya di atas nakas.

"Wanita itu memang menyedihkan sekali, dia menunggu pria tidak konsisten sepertiku. Tapi mengapa harus bunuh diri? dia bodoh!" Nando bangkit dari ranjangnya, dengan tubuh polos dia berjalan menuju kamar mandi.

Saat dia ingin membuka pintu kamar mandi, dia terkejut saat gadis yang sedari tadi melakukan pembersihan diri, sudah menyergap miliknya dengan tangannya, memainkannya dengan lembut.

"Kau memang gadis cantik kesayanganku, tetapi sorry baby, aku harus pergi sebentar. Ada urusan, setelah itu, aku akan menjamahmu lagi." Nando mengigit telinga sang gadis hingga bulu kuduknya meremang, liangnya kembali hangat. Mudah sekali gadis itu terangsang. Apalagi puncak buah kenyalnya, sudah berdiri menantang, berharap agar Nando beraksi menggunakan lidah dan mulutnya di area sensitif miliknya.