Reksa mencoba menenangkan dirinya. Berusaha mengingat konten mimpinya malam itu.
“....” sial, dia tidak ingat! Dari sekian panjang mimpi itu, dia hanya ingat bagian di hajar dan kenapa wajah pria itu harus mengakar di ingatannya!
Reksa memikirkan banyak kemungkinan, dan akhirnya dia sampai di satu kesimpulan: Rencananya kali ini harus dibatalkan.
Pria itu sudah jelas memperhatikan salah satu dari tiga gadis tadi. Kalau yang pria itu awasi adalah Deanita, matilah dia.
Mau Deanita itu musuh atau kawannya si pria, Reksa ogah mengekspos dirinya di depan pria itu.
Tanpa pikir panjang, Reksa langsung memanggil orang yang bekerja sama dengannya di bar saat itu.
Namun hasilnya membuat dia hampir pecah darah tingginya.
“Sorry, Bang. Kau terlambat. Aku sudah melakukannya, ini bukan kesalahanku. Ini salahmu. Aku sudah terima uangnya. Pokoknya aku out. Bye.”
“.....”
Siaaal!!
Bintara, mahluk itu benar-benar membawa sial untuknya!
Reksa segera bergegas keluar dan melirik sofa. Bintara sudah menghilang dari kursinya. Firasat buruk tiba-tiba merasuki Reksa.
Sial, Bintara! Apa dia tidak bisa duduk sebentar!? Dia hanya pergi tidak lebih dari sepuluh menit! Pantatmu sebegitu gatalnya kah! Apa bagusnya mabuk cinta!!
Reksa hampir di buat gila.
Dia bergegas ke ruangan di mana tempat reservasi kelompok Deanita berada. Dari luar dia mendengar keributan yang jelas bukan dari kemeriahan reunian.
Dari suara yang terdengar, mirip bapak-bapak linglung. Reksa menebak bahwa ini adalah Bintara.
Kalau terjadi sebelumnya, Reksa hanya akan menghubungi orang terdekat Bintara untuk menjemputnya dari bar sebelum pulang sendirian. Toh, ini bukan urusannya.
Tapi kasusnya beda lagi sekarang.
Dari belakang dia seperti mendengar suara langkah kaki. Reksa berbalik dan melihat pria yang duduk di meja ujung itu kini berjalan kearahnya.
Diam-diam dia menelan ludah.
Dengan gugup Reksa berdiri depan pintu, tanpa bergerak sedikitpun. Saat itu seorang pelayan datang membawakan minuman. Dua gelas: satu jus jeruk, satunya lagi jus tomat.
Reksa melihat dua gelas bersebelahan dan menyadari bahwa ini adalah ciri dari jus yang ditandai sesuai rencananya.
Tanpa kata Reksa mengabaikan pintu dan langsung melesat ke si pelayan.
Pria di belakangnya menatap Reksa untuk beberapa lama, kemudian mengabaikannya setelah memutuskan bahwa Reksa tidak penting sama sekali.
Reksa menyeret pelayan itu ke belokan lorong lain, membuat pelayan itu ketakutan dan hendak melapor pada manajernya. Namun Reksa segera menghentikannya.
“Siapa yang membuat jus ini?”
Pelayan itu mengerutkan keningnya heran. “Rekan saya, kenapa memangnya?”
“Rin?”
“Anda mengenal Rin?”
Reksa menghela napas. “Aku penggemarnya Rin. Kebetulan jus buatan dia rasanya seperti surga. Ini buatku saja.”
“Eh..!!”
Tanpa menunggu reaksi dari si pelayan, Reksa langsung meneguk jus jeruk di depannya. Untuk berjaga-jaga, dia meminum habis juga jus tomatnya.
“Pak, ini milik pelanggan lain.”
“Tinggal buat lagi ke Rin.”
“Dia.sudah.pulang.” pelayan itu ingin memaki seseorang tapi tak bisa, akhirnya dia hanya bisa tersenyum terpaksa dan berbalik pergi setelah meminta Reksa untuk membayar bon.
Saat lewat di depan pintu ruangan reservasi tadi yang masih terbuka, sosok pria garang dan Deanita tak lagi terlihat. Mengabaikan tatapan orang-orang di dalam, Reksa berputar kembali ke mejanya.
Disana, dia melihat Bintara tak sadarkan diri di sofa.
“....” baguslah, si gila ini tak sadarkan diri. Dia tidak ingin tahu apa yang terjadi pada Bintara saat di dalam tadi.
Yang jelas, mencampakkan Bintara ke meja ini, pria itu sudah pasti memperhatikan setiap orang di bar. Untunglah dia tidak gegabah.
Reksa menyewa kamar hotel di seberang bar dan meninggalkan Bintara di dalamnya, lalu menghubungi ‘sekretaris’ Bintara.
Dia sampai terengah-engah menyeret pria besar ke hotel sendirian. Tidak disangka pria 32 tahun ini tidak hanya sudah tua tapi juga buncit! Pantas saja berat!
Reksa tidak kembali ke bar dan langsung berkendara untuk pulang. Berhenti sebentar di lampu merah, dia langsung memerintah Joe.
“Beri aku informasi soal keluarga Deanita. Aku mau dikirim hari ini juga.” tanpa menunggu balasan dia langsung menutup sambungan.
Joe yang berpikir dia bisa tidur awal hari ini: …….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments