Menyembuhkan Ayah menjadi rutinitas sehari-hariku saat ini. Setiap pagi, aku menunggu Dokter Veil di ujung jalan untuk masuk ke kopernya. Kemudian, beliau menyelundupkanku supaya bisa bertemu Ayah di kamarnya. Tujuannya adalah agar aku bisa mengobati Ayah dengan sihirku bersama dokter, dibantu oleh Theo juga. Aku berharap, semuanya akan berjalan baik-baik saja tanpa kendala, sampai Ayah kembali sembuh seperti sedia kala.
Apa yang aku, dokter Veil, dan Theo lakukan mulai terlihat hasilnya. Ayah membuka mata kembali dari pingsan panjangnya di hari ketiga puluh.
"Theo ... ".
Betapa kami terkejut ketika mendengar suara Ayah. Ritual dilakukan sambil memejamkan mata. Jadi ketika suara Ayah terdengar memanggil nama Theo yang berdiri tepat berada di sisi kepala Ayah, kami semua langsung membuka mata dan menghentikan kegiatan kami.
"Ayah!" Theo langsung menghambur ke pelukan Duke Valcke.
"Apa aku sudah lama tidak sadarkan diri ...?"
"Iya, Ayah! Kami rindu sekali padamu!"
"Kamu membantu kesembuhan Ayah, Theo?" Suara Duke Valcke masih terdengar parau. Theo mengangguk, "Iya, Ayah. Tapi aku tidak sendiri. Lihat!"
Theo menunjukku yang berdiri di dekat kaki Ayah. Duke Valcke tampak mengerjapkan mata sejenak, lalu mengusapnya. Beliau memicingkan mata untuk melihatku lebih jelas, seolah dia tidak mengenaliku.
“A-Alissa …? Kenapa rambutmu itu … .” Ayah kebingungan melihat rambutku yang memutih. Beberapa bagian kulit tubuhku pun mulai berubah warna menjadi keunguan seperti warna bulu Kyu.
Aku menghampir Ayah yang masih terbaring lemas. “Ayah, ini aku!”
“Ayah, Alissa lah yang berusaha untuk menyembuhkan Ayah!” ucap Theo menambahkan.
Duke Valcke tampak tidak mengerti. “Apa maksudmu, Theo? Alissa kan masih kecil, mana mungkin dia bisa menyembuhkanku?”
“Tuan,” Dokter Veil angkat bicara. “Nona Alissa memiliki bakat yang sangat luar biasa. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat anak seusianya sudah bisa melakukan summon seperti itu, bahkan sampai tahap transformasi.”
“Summon …? Transformasi? Tidak mungkin, Alissa itu tubuhnya kecil dan lemah, dia—ah!”
Ayah bisa saja akan terus menyangkal kekuatanku, kalau saja aku tidak memisahkan diriku dari Kyu. Kami menghentikan wujud transformasi, lalu Kyu melompat dari dalam tubuhku. Seketika itu juga, Ayah terperanjat.
“Alissa, kamu …!”
“Ayah, Alissa yang membantu dokter Veil untuk menyembuhkan Ayah!” seru Theo.
Ayah terdiam sejenak dan menatapku lekat-lekat. Tiba-tiba, wajahnya berubah menjadi tegang. “Siapa saja yang mengetahui tentang kekuatanmu?”
“Ah, cuma Dea, Theo, dokter Veil, dan Ayah barusan ... .” jawabku. Kedua mata Ayah terbelalak.
“Keluar kamu dari kamarku sekarang!” teriak Ayah, sambil menunjuk ke arah pintu.
Jelas aku kaget mendengarkan perintah Ayah barusan. Aku memiliki andil atas kesembuhan Ayah, lalu kenapa dia mengusirku sekarang?
“Ayah! Apa yang Ayah katakan! Alissa bisa membantu kesembuhanmu, kenapa malah Ayah mengusirnya!” Theo mewakiliku dalam berkata-kata. Akan tetapi, Ayah bersikeras untuk mengeluarkanku dari ruangannya.
“Keluar, Alissa! Jangan lagi gunakan kekuatanmu!” teriak Ayah lagi. Kyu sampai membuka lingkaran mantra, melompat kembali ke dunia arwah saking takutnya.
“Ada apa, Tuan? Memangnya kenapa kalau Nona Alissa membantuku dalam pengobatanmu?” Kali ini, dokter Veil yang bicara.
Ayah mendengkusdan menggeleng. “Aku tidak percaya, Anda meminta putriku melakukan pekerjaan berat seperti ini, dokter! Padahal, Anda juga tahu, apa konsekuensi yang harus kita tanggung kalau seandainya kekuatan Alissa menyebar luas!”
Rupanya itu alasan Duke Valcke mengusirku. Semua orang di sini tahu apa yang dimaksud dengan konsekuensi yang dibicarakan beliau. Bila makin banyak orang yang mengetahui keberadaan kekuatanku, aku akan dicari oleh pasukan Raja Eric dan mereka akan membunuhku. Perburuan sang raja terhadap bayi dan anak-anak yang jauh lebih kuat dari putra mahkota masih dilakukan sampai detik ini. Ayah khawatir apabila aku sampai ketahuan memiliki kekuatan sihir yang sangat besar.
Pasukan Raja Eric sebenarnya lebih fokus untuk mengincar anak laki-laki, karena Kerajaan Glassheight ini menganut sistem patriarki. Jadi, yang bisa menggantikan posisi raja adalah anak laki-laki. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau anak perempuan juga diincar meski tidak terlalu diprioritaskan. Besar kecilnya ukuran mana saat seorang bayi terlahir adalah berkat keturunan genetik dari pihak ibu. Pasukan Raja Eric bisa saja juga mengincar anak perempuan, untuk mencegah agar keturunan setelahnya di masa depan yang berjenis kelamin laki-laki tidak memiliki mana yang besar pula.
“Aku mengerti, Tuan, tapi bantuan Nona Alissa sangat diperlukan di sini,” sahut dokter Veil.
Ayah menggeram dan berkata, “Kenapa kau tidak meminta bantuan dokter lain saja untuk mengurusku!”
“Tuan sendiri tahu, bukan, kalau sedikit sekali dokter yang bisa melakukan transformasi dengan hewan mistisnya di ibukota ini? Apalagi, penyakit Anda adalah lamadur. Penyakit Anda harus segera disembuhkan sebelum fatal, sedangkan para dokter sudah menyerah apabila mendengar nama penyakit itu!”
Dokter Veil tidak mau kalah. Dia tetap mempertahankanku berada di ruangan ini. Sang dokter melanjutkan, “Aku bahkan tidak yakin kalau ada dokter lain yang mampu menyamai kekuatan Nona Alissa saat ini.”
“Tapi---“
BRAK!!
Kedua daun pintu kamar Ayah digebrak hingga terbuka lebar. Sosok yang kutakutkan selama penyembuhan Ayah ini berdiri di ambang pintu. Semua orang menoleh ke arah yang sama. Theo tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat ibunya, Duchess Rinia, menatap tajam ke arahku.
“I-ibu … .” Theo menjadi tergagap. Karakter Theo yang kugambarkan selalu bisa tenang dalam kondisi apa pun, ternyata tidak dapat berkutik juga bila ketahuan bohong oleh ibunya.
“Duchess Rinia berjalan perlahan ke arahku, seolah tidak percaya kalau aku ada di ruangan yang sama dengan Ayah.
“Makhluk ini … kenapa dia ada di kamar ini!! Dokter Veil, jelaskan!” pekik sang duchess. Nyonya rumah menghampiriku dan menarik kerahku ke atas dalam cengkeraman tangannya.
“A-aku minta maaf!” Cengkeraman tangannya begitu kuat di kerah bajuku, hingga kedua kakiku melayang beberapa senti di udara. Melihat hal itu, Theo berusaha mencegah ibunya. Anak lelaki itu menarik-narik gaun ibunya, memohon ampun.
“Aku yang bersalah, Bu! Aku yang meminta Alissa untuk datang kemari dan menyembuhkan Ayah!”
“Apa maksudmu makhluk ini menyembuhkan suamiku!” tanya duchess tajam. Matanya tetap bengis memandang ke arahku.
“Nyonya, selama ini Nona Alissa telah membantu kesembuhan Tuan!” seru dokter Veil yang ikut panik. “Nona Alissa sudah membantuku dengan kemampuan transformasinya!”
“Transformasi apa maksudmu! Tidak mungkin bocah ini sudah bisa melakukan summon!” teriak sang duchess.
Hanya ada satu cara yang dapat mematahkan argumen Duchess Rinia. Sebuah lingkaran mantra kembali muncul di sebelahku. Kyu melompat kembali keluar dari dunia arwah setelah tadi dia kabur dari teriakan Ayah.
“Kyu!!”
Wajah Kyu kaget ketika melihatku ditarik ke atas oleh Duchess Rinia. Seketika itu juga Kyu tampak garang dan mendesis ke arah Duchess. Kyu bermaksud membelaku.
“Kyu, jangan lakukan apa-apa, ya, aku baik-baik saja,” kataku, berusaha menenangkan hewan mistisku itu.
Duchess terkesiap. Cengkeraman tangannya pada kerah bajuku melemah. Kedua kaki mendarat kembali di lantai. Duchess Rinia berjalan mundur, tampak berusaha mencerna kenyataan yang ada di hadapannya. Kini, bertambah lagi satu orang yang mengetahui kekuatanku.
“Ibu, Alissa itu kuat sekali. Dia bahkan bisa membantu dokter Veil menyembuhkan Ayah dengan wujud transformasinya!” Theo masih berusaha membelaku.
“Rinia … ,” panggil Ayah pada istrinya. Duchess menoleh ke arah suaminya. “Alissa hanya ingin membantu. Aku pun mengetahui kekuatannya itu baru saja. Tapi, kau benar. Tidak seharusnya Alissa berada di ruangan ini.”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
eva
Kereeennn
2022-05-16
1
AdindaRa
Semangat up kaaaak. Aku kasih 🌹nih biar semangaaaat.
2022-05-15
3
Isfia Rahim
serasa kurang terus baca cerita ini Thor..
2022-05-15
3