Tidak butuh waktu lama untuk seorang Gunawan Wicaksono, mencari tahu latar belakang wanita yang wajahnya sangat mirip dengan wajah yang ada di lukisan putrinya.
"Selamat siang tuan." tiga jam kemudian Dua orang anak buahnya kembali ke ruangan Gunawan.
"Bagaimana, apa kalian sudah berhasil mendapatkan informasi dan tentang latar belakang dari wanita itu??." tanya pria itu tanpa basa basi pada kedua anak buahnya.
"Iya tuan, Wanita itu bernama Widia Saputri dia pernah menikah dengan seorang pria bernama Hardin putra, dari hasil pernikahan keduanya di karuniai seorang putra. keduanya di kabarkan berpisah karena adanya_." terang salah satu anak buah tuan Gunawan tentang latar belakang wanita itu, namun belum menjelaskan semua tentang wanita tersebut, Gunawan sudah menyela.
"Tunggu...!!! keduanya sudah berpisah, itu artinya wanita itu berstatus seorang janda??." sela Gunawan lalu mendapat anggukan dari kedua anak buahnya hampir bersamaan.
Melihat kedua anak buahnya mengangguk, Gunawan mengusap kasar wajahnya.
"Jika wanita itu berstatus janda, tidak menutup kemungkinan Arista akan menagih janjiku padanya." dalam hati, Gunawan mulai gelisah.
"Lanjutkan!!." titah Gunawan beberapa saat kemudian.
"Keduanya berpisah karena hadirnya orang ketiga dari pihak mantan suami, dan hak asuh anak jatuh ke tangan wanita itu. kini Widia tinggal di sebuah kontrakan bersama dengan putranya." lanjut terang anak buah Gunawan.
"Mengapa mereka hanya Tinggal berdua, di mana orang tua dari wanita itu??." tanya Gunawan.
"Menurut informasi yang kami dapatkan tuan, wanita itu adalah seorang yatim piatu dengan empat bersaudara. masing-masing telah menikah dan tinggal dengan pasangan masing-masing. hanya itu informasi yang kami dapat hari ini tuan, jika tuan masih ingin kami mencari informasi yang lain tentang wanita itu akan kami lakukan." ucap salah satu dari anak buah Gunawan, sementara Gunawan yang sejak tadi mendengar cerita tentang latar belakang wanita bernama Widia Saputri tersebut nampak sesekali memijat keningnya, serasa kepalanya mau pecah memikirkan semua yang terjadi.
"Tidak perlu, sekarang kalian boleh pergi!!." titah Gunawan, kemudian kedua anak buahnya mengangguk patuh, sebelum berlalu meninggalkan ruangan bos mereka.
Belum lagi ringan rasa sakit kelapa akibat memikirkan tentang sosok wanita bernama Widia, kini Gunawan mendengar kabar dari ibunya, jika Putrinya Arista kecelakaan saat hendak pulang dari sekolah.
Gunawan yang nampak begitu panik, sampai tidak sadar mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sehingga hanya perlu sepuluh menit pria itu sudah tiba di sebuah rumah sakit di mana putrinya sedang di berikan penanganan pasca kecelakaan yang di alami gadis itu.
***
Sementara di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, Widia nampak menangis di pelukan sahabatnya, Putri.
"Put, kenapa ujian datang silih berganti di dalam kehidupanku, apa aku berdosa pada kedua orang tuaku sampai tuhan menghukum ku dengan ujian seberat ini." ucap Widia yang kini berada di pelukan putri di sela sela tangisnya.
"Jangan pernah bicara seperti itu Wid, kamu anak serta orang tua yang baik, mungkin Tuhan memberikan ujian silih berganti untuk menaikkan derajat kamu" sahut Putri berusaha menghibur sahabatnya, meski saat ini ingin rasanya Putri ikut menangis, namun itu urung di lakukannya sebab tak ingin membuat Widia semakin bersedih.
"Aku tidak menyangka mas Hardi bisa setega ini padaku, aku bahkan tak menuntut sepeserpun saat kami bercerai, karena hanya Farhan yang aku inginkan. tapi mengapa sekarang mas Hardi juga ingin memisahkan aku dari putraku??." sesak rasanya dada Widia, saat membayangkan harus berpisah dari buah hatinya.
"Kamu harus kuat Wid, kita harus Sama sama berjuang mempertahankan Farhan, apapun akan kulakukan untuk membantumu wid, sudah jangan menangis lagi, sebaiknya sekarang kita pikirkan bagaimana caranya kita bisa mendapatkan uang untuk menyewa pengacara!!." ucap Putri menyemangati sahabatnya.
"Kamu benar Put, bagaimana pun caranya aku harus bisa mendapatkan uang untuk menyewa pengacara, agar hak asuh Farhan tetap jatuh padaku." jawab Widia seraya mengusap air matanya.
Pagi tadi Widia mendapat surat panggilan dari kantor pengadilan tinggi, sebab mantan suaminya, Hardin putra mengajukan banding untuk hak asuh putra mereka. Hardi berdalih jika sebagai seorang singel mom Widia tidak mampu memberikan kehidupan yang layak untuk buah hati mereka, mengingat Widia yang hanya mengais rezeki dengan berjualan online. apalagi saat ini Hardi mempermasalahkan rumah yang kini di tempati Widia dan juga putranya, yang menurut pria itu jauh dari kata layak.
Matahari yang terik membakar siapa saja yang melintas di bawah sinarnya, tidak membuat semangat Widia lunak untuk mencari uang guna menyewa seorang pengacara.
Hingga seminggu berlalu Widia bekerja siang dan malam, siangnya Widia bekerja di sebuah restoran sementara malam harinya ia berjualan online di kontrakannya. selama ia bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran, Widia menitipkan Farhan pada Putri.
Jika jam istirahat kantor tiba Putri segera menjemput Farhan di sekolahnya, lalu membawa serta putra dari sahabatnya tersebut ke tempatnya bekerja, hampir setiap hari seperti itu. sampai suatu ketika Arista yang mendatangi kantor ayahnya, bertemu dengan Farhan.
Dari situlah untuk pertama kalinya Tuan Gunawan melihat sosok pria kecil yang merupakan putra dari wanita yang bernama Widia.
Karena hampir setiap hari atasannya tersebut melihat Putri mengajak serta Farhan ke kantor, maka pria itu pun bertanya mengapa Putri kerap mengajak Farhan ke tempat kerjanya.
Di satu sisi putri kasihan dengan nasib yang menimpa sahabatnya namun di sisi lain Putri juga tidak ingin kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber kehidupannya. pada akhirnya saat tuan Gunawan bertanya, Putri pun menceritakan semuanya termasuk Farhan yang akan di rebut hak asuhnya oleh sang ayah.
Sementara tuan Gunawan yang mendengar semua cerita dari salah satu pegawainya tersebut langsung teringat akan permintaan putrinya dua hari yang lalu saat masih di rumah sakit.
Saat itu, Gunawan yang baru saja masuk ke ruangan di mana putrinya sedang di rawat, tidak sadar mengucapkan jika ia akan melakukan apa saja untuk putrinya asalkan putrinya tersebut bisa kembali membuka matanya.
Arista yang sebenarnya hanya tertidur bukannya koma langsung membuka matanya Seraya berkata. " tepati janji ayah pada Arista!!". kala itu mata tuan Gunawan membulat sempurna saat mengetahui jika putrinya sama sekali tidak koma.
Di satu sisi pria itu merasa bahagia karena putrinya baik baik saja, Namun di sisi lain pria juga kepikiran dengan permintaan putrinya. yang menginginkan dirinya menikahi wanita yang bernama Widia Saputri.
"Ada apa tuan, apa ada dari cerita saya yang menyinggung perasaan anda??." ucapan Putri mengejutkan atasannya tersebut sehingga seketika lamunannya buyar begitu saja.
"Tidak, tidak ada, saya hanya sedang kepikiran dengan kerja sama kita dengan Mr Roki." sahut Tuan Gunawan berkilah.
Setelah itu atasannya tersebut meminta putri kembali ke ruangannya sementara kini Farhan bermain dengan di temani Arista di ruangan ayahnya.
Meski belum pernah sekalipun bertemu dengan sosok wanita yang bernama Widia, namun tuan Gunawan nampaknya sayang pada Farhan, buktinya setiap kali waktunya makan siang, pria itu pasti akan memesan makanan untuk Farhan, meski Arista tak ada di antara keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Wani Ikhwani
semoga Gunawan bisa membantu Widia
2022-05-18
1
Ira
segera menikah Wid dan pak Gunawan..
kasih karma utk penghianat
2022-05-18
1