Mustahil.

POV author.

Tiba tiba ketukan pintu membuyarkan lamunan Gunawan.

"Tok tok tok." terdengar seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk." titah Gunawan. ternyata sekretarisnya, yang hendak menyerahkan dokumen yang harus segera di tanda tangani oleh pria itu.

"Maaf sudah mengganggu waktu anda tuan, tapi dokumen ini harus segera anda tanda tangani." ucap seorang wanita yang berprofesi sebagai sekretaris Gunawan, mengingat wanita itu sudah tiga tahun bekerja sebagai sekretaris Gunawan, jadi wanita itu tahu betul jika kedatangannya saat ini tidak tepat. nampak jelas dari raut wajah tuannya yang seperti tidak ingin di ganggu, namun begitu wanita yang bernama Gisel tersebut tetap memberanikan diri mengutarakan niatnya ke ruangan pimpinan.

Tanpa menjawab Gunawan meraih dokumen yang di serahkan Gisel, setelah menandatangani dokumen tersebut Gisel pun segera keluar.

Beberapa saat kemudian Gunawan yang sama sekali tidak fokus dengan pekerjaannya memutuskan untuk segera kembali ke rumah.

Setibanya di rumah, Gunawan yang melintasi ruangan di mana Putrinya biasa menghabiskan waktu melukis, tiba tiba teringat akan lukisan yang di disingkirkannya kemarin.

"Di mana lukisan itu??." tanya Gunawan tanpa menoleh pada bodyguardnya yang kini berjalan beberapa langkah di belakangnya.

"Kami menyimpannya di gudang tuan." mendengar jawaban dari bodyguardnya, Gunawan pun segera berlalu, tapi bukannya melanjutkan langkahnya menuju kamar, namun pria itu malah berjalan menuju gudang yang berada di lantai dasar. sementara kedua bodyguardnya tetap setia di belakang pria itu.

Saat berada di depan pintu gudang salah satu di antara keduanya mengeluarkan sebuah kunci dari saku jasnya kemudian membuka pintu gudang.

Setelah pintu gudang terbuka Gunawan segera melangkah. seperti perintahnya kemarin, lukisan itu tersimpan rapi bahkan masih tertutup rapi sama seperti sebelum di letakan di gudang.

Perlahan Gunawan membuka tirai yang menutupi lukisan, untuk pertama kalinya Gunawan hendak melihat lukisan putrinya tersebut.

Tidak bisa di pungkiri saat melihat sosok wanita yang berada di lukisan tersebut Gunawan nampak takjub. sebelum pria itu tersenyum mengingat wajah putrinya.

"Bagaimana bisa Arista melukis sosok wanita secantik ini??." gumam Gunawan yang merasa khayalan putrinya tentang sosok wanita itu terlalu tinggi.

"Kalian tahu, putriku bahkan bisa melukis sosok wanita secantik ini tanpa melihatnya. yang lebih gilanya lagi, Arista berpikir jika suatu saat ia pasti akan bertemu dengan sosok wanita yang ada di lukisan itu" lanjut Gunawan, seperti sedang mengajak kedua bodyguardnya berbicara.

"Apa menurut kalian ada yang berbeda dengan putriku, sampai dia berpikir sejauh itu, jujur sebagai ayah saya takut Arista terus berhalusinasi seperti ini. saya takut itu akan menunggu kejiwaan putriku." lanjutnya lagi, sementara salah satu dari bodyguardnya kini mulai bersuara.

"Tapi saya pikir nona tidak sedang berhalusinasi tuan." jawaban salah satu bodyguardnya tersebut membuat Gunawan mengeryit bingung.

"Apa maksud kamu??." tanya Gunawan dengan tatapan bingung.

"Beberapa hari yang lalu saat di pantai, nona tidak sengaja bertemu dengan seorang wanita yang sangat mirip dengan sosok wanita yang ada di lukisan ini." jawab salah satu dari pria tersebut, meski sebenarnya ia sendiri terkejut pertama kali melihat lukisan itu.

"Sosok wanita yang ada di lukisan ini memang sangat mirip dengan wajah seorang wanita tuan." timpal salah satu bodyguard Gunawan lainnya.

"Tidak masuk di akal, kalian sedang bercanda kan??." kembali Gunawan bertanya di sertai dengan seulas senyum tak percaya.

"Kami tidak sedang bercanda tuan, lagi pula mana berani kami bercanda dengan anda tuan." jawab keduanya hampir bersamaan, sementara Gunawan yang melihat kedua pria itu masih menatap tak percaya.

"Bahkan kemarin nyonya besar sengaja meminta kami untuk memanggil wanita itu kemari, untuk membujuk nona agar mau membuka pintu kamarnya." Gunawan hanya bisa tercengang saat mendengar penjelasan dari salah satu bodyguardnya.

"Jadi saat itu apa yang di katakan Arista benar, dia memang sudah bertemu dengan wanita yang dilukisnya ini." dalam hati Gunawan, saat kembali teringat ucapan putrinya malam itu.

Malam di mana Gunawan menemui Arista di kamarnya setelah pria itu merasa lebih baik usai seharian menyendiri di kamar akibat teringat mendiang istrinya. malam itu Arista menceritakan pada ayahnya jika siang tadi tidak sengaja ia bertemu dengan sosok wanita sering hadir di dalam mimpinya bersama sang bunda, namun pria itu sama sekali tidak percaya dengan cerita putrinya. bahkan jahatnya, Gunawan berpikir jika putrinya mulai berhalusinasi tingkat tinggi.

"Jika sosok wanita dalam lukisan ini memang nyata, bawa wanita itu padaku!!." titah Gunawan yang kini di landa gundah gelana.

"Tapi tuan_." ucap pria itu ragu ragu.

"Tapi kenapa??." sela Gunawan dengan cepat.

"Wanita itu sudah memiliki seorang putra, tidak mudah untuk memintanya bertemu dengan seseorang!!." jawab pria itu jujur, teringat saat kemarin mereka dengan susah payahnya membujuk Widia agar mau ikut dengan keduanya.

"Jadi dia sudah menikah??." lanjut tanya Gunawan dengan nada datar, di sudut hatinya tersenyum saat mendengar jika wanita yang sangat mirip dengan sosok wanita yang ada di lukisan tersebut ternyata sudah menikah dan berkeluarga.

"Iya tuan." sahut Salah satu bodyguardnya dengan menunduk tak berani menatap wajah tuannya.

"Cari tahu latar belakang wanita itu!!." titah Gunawan dengan perasaan bercampur aduk. di satu sisi ia bahagia karena ternyata dugaannya selama ini tentang putrinya salah, Namun di sisi lain pria khawatir ketika mendengar ternyata sosok wanita yang selalu hadir bersama mendiang sang istri di dalam mimpi putrinya ternyata ada di dalam dunia nyata.

Apalagi setiap kali bermimpi Arista pasti menceritakan pada sang ayah jika bundanya meminta Arista untuk bergenggaman tangan dengan sosok wanita yang hadir bersama sang bunda.

Sampai suatu hari gadis itu bercerita pada ayahnya.

"Ayah, apa maksud bunda ingin wanita itu menjadi ibu sambung Arista??." mendengar ucapan putrinya kala itu Gunawan hanya bisa tersenyum, karena saat itu ia berpikir itu sangat tidak masuk akal. seseorang yang hadir di dalam mimpi akan hadir di kehidupan nyata.

"Sayang, jangan mengada Ngada kamu nak, itu hanya mimpi mana mungkin akan jadi kenyataan. tidak mungkin ada wanita yang wajahnya sangat mirip dengan sosok yang hadir di dalam mimpi kamu." ketika itu saking tidak masuk akalnya ucapan putrinya, begitulah jawaban yang di berikan Gunawan.

"Bagaimana jika Tante dalam foto itu benar benar ada di kehidupan nyata ayah, apa ayah mau menjadikan Tante cantik itu sebagai ibu sambung Arista??." mendengar permintaan putrinya saat itu, semakin pecah tawa Gunawan sebelum kembali memberikan jawaban sekenanya.

"Jika sosok Tante cantik kamu itu beneran ada di kehidupan nyata, ayah janji akan menikah dengannya. tapi jika wanita itu hanya ada di dalam mimpi kamu, maka kamu juga harus janji pada ayah, bahwa kamu tidak akan memaksa ayah untuk menikah lagi." semudah itu Gunawan menawarkan perjanjian pada putrinya, karena berpikir semua yang di pikirkan putrinya sangat mustahil terjadi.

"Deal." jawab Arista kala itu seraya mengulurkan tangannya pada ayahnya, dengan senyum yang terbit di wajah tampannya Gunawan menyambut uluran tangan putrinya.

"Deal." jawab Gunawan berjabat tangan dengan gadis cantiknya.

Meski mengetahui dari cerita Arista tentang sosok wanita yang selalu hadir di dalam mimpi putrinya tersebut, namun tak sekalipun Gunawan melihat hasil lukisan putrinya.

Terpopuler

Comments

Ira

Ira

ayo pak Gunawan tepati perjanjiannya..and kalah ..

2022-05-18

3

💞 NYAK ZEE 💞

💞 NYAK ZEE 💞

tepati janji mu Gunawan dia bukan istri orang tapi janda ... tidak ada alasan untuk ingkar.....🤣🤣🤣 makanya jangan mudah mengucap janji tak ada yg mustahil di dunia ini....

2022-05-17

0

lihat semua
Episodes
1 Resmi bercerai.
2 Sikap mertua.
3 Bagai buah simalakama.
4 Operasi ibu.
5 Mungkin Tuhan sedang jatuh cinta.
6 Menyandang status janda.
7 Kontrakan.
8 Tawaran gila.
9 Ziarah.
10 Di restoran.
11 Kerinduan.
12 Iba.
13 Mengurung diri.
14 Kembali sekolah.
15 Lukisan.
16 Mustahil.
17 Ujian demi ujian.
18 Melamar.
19 Menerima tawaran.
20 Kemarahan Gunawan.
21 Ijab Qobul.
22 Panggilan baru.
23 Bermain game.
24 Persidangan hak asuh.
25 Kembali bersikap dingin.
26 Mimpi buruk.
27 Lomba.
28 Menjadi juara.
29 Makan di restoran.
30 Pingsan.
31 Masuk rumah sakit.
32 Bayi tabung.
33 Bayangan wanita itu.
34 Membatalkan program bayi tabung.
35 Kamar Hotel.
36 Mampir ke makam.
37 Menginap di Vila.
38 Pulang tepat waktu.
39 Ingin Bakso.
40 Positif Hamil.
41 Aroma Parfum.
42 Masuk rumah sakit.
43 Rumah sakit.
44 Kembali ke rumah.
45 Hadir di waktu yang tepat.
46 Khawatir.
47 Sikap manis.
48 Kedatangan Putri.
49 Barang sensitif.
50 Kedatangan ibunya Hardi.
51 Berat berpisah.
52 Kekhawatiran Gunawan.
53 Menginap.
54 Kebenaran.
55 Meninggalkan rumah.
56 Penginapan 1.
57 Penginapan 2.
58 Perjalanan ke Bogor.
59 Janji.
60 Rasa penasaran Widia.
61 Kalung.
62 Kebenaran.
63 Mencari kebenaran.
64 Menghasut.
65 Perubahan sikap Arista.
66 Pria itu ternyata Gio.
67 Bagai jatuh tertimpa tangga.
68 Persidangan 1.
69 Persidangan 2.
70 Membatalkan lamaran.
71 Melepas rindu.
72 Kekhawatiran Widia.
73 Mual Muntah.
74 Widia Hamil.
75 Di culik.
76 Pengakuan.
77 Cinta tak kesampaian.
78 Ternyata karena Warisan.
79 Cuti.
80 Malam pengantin.
81 Pabrik.
82 Perkara Toge.
83 Kembali ke ibukota.
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Resmi bercerai.
2
Sikap mertua.
3
Bagai buah simalakama.
4
Operasi ibu.
5
Mungkin Tuhan sedang jatuh cinta.
6
Menyandang status janda.
7
Kontrakan.
8
Tawaran gila.
9
Ziarah.
10
Di restoran.
11
Kerinduan.
12
Iba.
13
Mengurung diri.
14
Kembali sekolah.
15
Lukisan.
16
Mustahil.
17
Ujian demi ujian.
18
Melamar.
19
Menerima tawaran.
20
Kemarahan Gunawan.
21
Ijab Qobul.
22
Panggilan baru.
23
Bermain game.
24
Persidangan hak asuh.
25
Kembali bersikap dingin.
26
Mimpi buruk.
27
Lomba.
28
Menjadi juara.
29
Makan di restoran.
30
Pingsan.
31
Masuk rumah sakit.
32
Bayi tabung.
33
Bayangan wanita itu.
34
Membatalkan program bayi tabung.
35
Kamar Hotel.
36
Mampir ke makam.
37
Menginap di Vila.
38
Pulang tepat waktu.
39
Ingin Bakso.
40
Positif Hamil.
41
Aroma Parfum.
42
Masuk rumah sakit.
43
Rumah sakit.
44
Kembali ke rumah.
45
Hadir di waktu yang tepat.
46
Khawatir.
47
Sikap manis.
48
Kedatangan Putri.
49
Barang sensitif.
50
Kedatangan ibunya Hardi.
51
Berat berpisah.
52
Kekhawatiran Gunawan.
53
Menginap.
54
Kebenaran.
55
Meninggalkan rumah.
56
Penginapan 1.
57
Penginapan 2.
58
Perjalanan ke Bogor.
59
Janji.
60
Rasa penasaran Widia.
61
Kalung.
62
Kebenaran.
63
Mencari kebenaran.
64
Menghasut.
65
Perubahan sikap Arista.
66
Pria itu ternyata Gio.
67
Bagai jatuh tertimpa tangga.
68
Persidangan 1.
69
Persidangan 2.
70
Membatalkan lamaran.
71
Melepas rindu.
72
Kekhawatiran Widia.
73
Mual Muntah.
74
Widia Hamil.
75
Di culik.
76
Pengakuan.
77
Cinta tak kesampaian.
78
Ternyata karena Warisan.
79
Cuti.
80
Malam pengantin.
81
Pabrik.
82
Perkara Toge.
83
Kembali ke ibukota.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!