Lukisan.

POV Author.

Gunawan yang kini bersandar pada sandaran kursi kebesarannya, memejamkan mata sembari mengingat ingat ucapan putrinya beberapa hari lalu.

Flash back On.

Saat itu Gunawan baru saja kembali dari makam istrinya, di makam istrinya Gunawan seakan menceritakan putri pada sosok istrinya yang kini sudah beristirahat dengan tenang di atas sana. Gunawan menceritakan semua tentang putri mereka di samping pusara istrinya, termasuk putri mereka yang akhir akhir ini sering melukis wajah seseorang yang kerap datang di dalam mimpinya.

Gunawan yang baru saja turun dari mobil melihat putrinya yang saat itu baru saja tiba hampir bersamaan dengannya. namun yang berbeda, senyuman yang telah lama tak nampak di wajah cantik putrinya, kini kembali terukir begitu indah di wajah cantik gadis itu.

Sehingga membuat Gunawan tersenyum bahagia sekaligus bertanya tanya dalam hati, tentang penyebab kembalinya senyuman yang sangat di rindukannya tersebut.

Namun di saat Gunawan hendak menghampiri Arista, gadis itu malah dengan cepat berlalu menuju sebuah ruangan yang kerap digunakannya menghabiskan waktu hampir setiap hari untuk melukis.

Melihat sikap putrinya tersebut, Gunawan kemudian beralih memandang ibunya yang hendak menyusul langkah cucunya.

"Apa Arista masih sering menghabiskan waktu di ruangan itu??." Gunawan bertanya pada ibunya, mengingat ia yang sibuk bekerja sehingga membuat waktunya lebih banyak di kantor ketimbang di rumah.

Nyonya Lena hanya bisa mengangguk menanggapi pertanyaan putranya, sementara Gunawan langsung menghela napas dalam lalu menghembusnya perlahan setelah melihat anggukan ibunya.

"Sampai kapan anak itu akan terus menghabiskan waktu untuk melukis sosok wanita yang dia sendiri bahkan tidak mengenalnya." gumam Gunawan dengan wajah lelah memikirkan kelakuan putrinya yang menurutnya tidak masuk akal.

Tidak ingin putrinya mengharapkan sesuatu yang menurutnya sangat mustahil, Gunawan segera menyusul putrinya.

Di ambang pintu Gunawan melihat putrinya Tengah mengusap wajah seseorang yang berada di lukisannya. nampak Arista seperti sedang mengajak lukisan tersebut berkomunikasi, sementara Gunawan yang melihat hal itu langsung melanjutkan langkahnya menghampiri Arista.

"Arista, Ayah mohon jangan terus terusan bersikap seperti ini nak!!." Menyadari kehadiran ayahnya Arista langsung menutup kembali lukisan miliknya sebelum sang ayah melihat lukisan tersebut.

"Arista, bunda pasti sangat sedih jika melihat kamu terus terusan seperti ini sayang." lanjut Gunawan yang menyangka putrinya terlalu banyak berhalusinasi semenjak kepergian sang bunda untuk selamanya.

"Bagaimana bunda bisa sedih ayah, sementara bunda sendiri yang sudah mengenalkan sosok wanita ini pada Arista." mendengar jawaban putrinya yang menurutnya sama sekali tidak masuk akal, Gunawan pun segera meninggalkan ruangan tersebut dan kembali ke kamarnya. di sana pria itu menumpahkan semua rasa yang menyesakan dada, di saat mengingat sosok sang istri tak nampak lagi di wajah Gunawan sosok pria yang selalu penuh wibawa, karena setiap kali itu terjadi air mata pasti menghiasi wajah tampan dari pria itu.

Berbeda dengan sang ayah yang kembali berurai air mata, kini Arista justru tersenyum seraya memandangi sosok wanita yang sejak beberapa bulan yang lalu sengaja di lukisnya tersebut.

"Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa berjumpa denganmu Tante cantik." ucap gadis itu sembari mengelus lembut wajah yang ada di lukisan itu.

"Bunda, akhirnya Rista bisa berjumpa dengan wanita yang saat itu datang bersama denganmu di dalam mimpi Arista." hati gadis bernama lengkap Arista Dewi Wicaksono tersebut begitu bahagia kala teringat kejadian tadi saat ia tidak sengaja bertemu dengan sosok wanita yang sama persis dengan sosok wanita yang datang bersama sang bunda ke dalam mimpinya bahkan hampir setiap malam, sampai sampai gadis itu memutuskan untuk melukis sosok wanita itu.

Sampai dengan keesokan harinya saat Gunawan hendak menghampiri meeting penting dengan salah satu kolega bisnisnya, tanpa sengaja kejadian yang membuat ia harus kembali ke rumah untuk mengganti pakaiannya yang kotor Akibat tumpahan jus.

Setibanya di rumah, Gunawan yang berniat mengganti pakaiannya, menatap ke dalam ruangan yang kerap di gunakan putrinya untuk melukis saat pintu ruangan tersebut terbuka lebar.

"Singkirkan lukisan itu, jangan sampai Arista menemukan kembali lukisan itu. bila perlu bakar saja lukisan itu!!." seru Gunawan pada beberapa orang bodyguardnya seraya menunjuk ke arah lukisan yang kini tertutup rapi.

"Baik tuan." jawab bodyguard pria itu patuh.

Tidak butuh waktu lama untuk kedua pria dengan postur tinggi besar tersebut untuk mengeksekusi lukisan kesayangan milik nona muda tersebut.

Namun saat seorang bodyguardnya hendak mengeluarkan lukisan itu keluar tiba tiba Gunawan berubah pikiran, jangan di buang letakan saja lukisan itu di gudang, mungkin saja suatu saat kita akan kembali membutuhkan lukisan itu!!." entah bagaimana bisa sampai pria itu berpikir demikian, sementara bodyguard setianya langsung mematuhi perintah tuannya dengan meletakkan lukisan itu ke dalam gudang, yang terletak di lantai bawah. sebelum keluar dari gudang, tidak lupa pria itu mengunci gudang lalu membawa serta kunci bersamanya sesuai perintah sang majikan.

Beberapa saat kemudian Arista yang baru saja kembali dari ruangan tersebut langsung histeris saat mendapati lukisan tak ada lagi di sana.

"Oma...Oma..." mendengar teriakan cucunya nyonya Lena segera menghampiri gadis itu.

"Ada apa sayang, kenapa kamu sampai teriak teriak seperti itu." tanya wanita paruh baya tersebut ketika menghampiri cucunya.

"Oma kemana lukisan Rista, kenapa lukisan itu nggak ada di sini??." Wanita itu pun menggeleng, seperti sedang menjawab jika ia pun tak tahu kemana lukisan itu.

Tiba tiba seseorang menjadi tersangka di mata Arista, siapa lagi kalau bukan sang ayah. satu satunya orang yang keberatan dengan adanya lukisan itu.

"Ayah, pasti ayah yang mengambil lukisan itu." Arista menuduh ayahnya sebagai pelakunya.

Saat Hendak menghubungi ayahnya, tiba tiba salah satu bodyguard ayahnya yang tadi di tugaskan untuk melenyapkan lukisan itu berkata pada Arista.

"Maaf nona, tuan tengah melakukan perjalanan keluar negeri, kebetulan ponsel tuan sedang kehabisan baterai." kata bodyguard tersebut sesuai dengan perintah tuannya sebelum beliau berangkat.

"Ayah jahat,,,,ayah jahat,,,, sampaikan pada ayah, sekalipun ayah telah membuang lukisan milik Arista, tapi itu tidak akan mampu menghentikan Rista untuk terus melihat wajah wanita itu, karena sesungguhnya Arista sudah menemukannya di dunia nyata." jawaban gadis itu membuat bodyguard itu mengeryit heran, saking penasarannya ia Sampai kepikiran untuk melihat siapa sebenarnya sosok yang ada di lukisan itu.

Namun saat gadis itu marah kemudian mengurung diri di kamar, bodyguard tersebut sampai lupa akan rasa penasarannya tadi, karena sudah disibukkan dengan Arista yang kini mengurung diri di kamar.

Habis sudah usaha yang mereka lakukan termasuk memberi kabar pada tuannya, sampai nyonya Lena teringat akan sosok wanita yang bernama Widia. lalu dengan sigap wanita itu memerintahkan dua orang bodyguard untuk mencari alamat tempat tinggal wanita yang bernama Widia tersebut.

Namun tentunya kedatangan Widia ke rumahnya tanpa sepengetahuan Gunawan.

Flashback Of.

Terpopuler

Comments

Ira

Ira

semoga lekas jadian Wid dan ayah Arista .

2022-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 Resmi bercerai.
2 Sikap mertua.
3 Bagai buah simalakama.
4 Operasi ibu.
5 Mungkin Tuhan sedang jatuh cinta.
6 Menyandang status janda.
7 Kontrakan.
8 Tawaran gila.
9 Ziarah.
10 Di restoran.
11 Kerinduan.
12 Iba.
13 Mengurung diri.
14 Kembali sekolah.
15 Lukisan.
16 Mustahil.
17 Ujian demi ujian.
18 Melamar.
19 Menerima tawaran.
20 Kemarahan Gunawan.
21 Ijab Qobul.
22 Panggilan baru.
23 Bermain game.
24 Persidangan hak asuh.
25 Kembali bersikap dingin.
26 Mimpi buruk.
27 Lomba.
28 Menjadi juara.
29 Makan di restoran.
30 Pingsan.
31 Masuk rumah sakit.
32 Bayi tabung.
33 Bayangan wanita itu.
34 Membatalkan program bayi tabung.
35 Kamar Hotel.
36 Mampir ke makam.
37 Menginap di Vila.
38 Pulang tepat waktu.
39 Ingin Bakso.
40 Positif Hamil.
41 Aroma Parfum.
42 Masuk rumah sakit.
43 Rumah sakit.
44 Kembali ke rumah.
45 Hadir di waktu yang tepat.
46 Khawatir.
47 Sikap manis.
48 Kedatangan Putri.
49 Barang sensitif.
50 Kedatangan ibunya Hardi.
51 Berat berpisah.
52 Kekhawatiran Gunawan.
53 Menginap.
54 Kebenaran.
55 Meninggalkan rumah.
56 Penginapan 1.
57 Penginapan 2.
58 Perjalanan ke Bogor.
59 Janji.
60 Rasa penasaran Widia.
61 Kalung.
62 Kebenaran.
63 Mencari kebenaran.
64 Menghasut.
65 Perubahan sikap Arista.
66 Pria itu ternyata Gio.
67 Bagai jatuh tertimpa tangga.
68 Persidangan 1.
69 Persidangan 2.
70 Membatalkan lamaran.
71 Melepas rindu.
72 Kekhawatiran Widia.
73 Mual Muntah.
74 Widia Hamil.
75 Di culik.
76 Pengakuan.
77 Cinta tak kesampaian.
78 Ternyata karena Warisan.
79 Cuti.
80 Malam pengantin.
81 Pabrik.
82 Perkara Toge.
83 Kembali ke ibukota.
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Resmi bercerai.
2
Sikap mertua.
3
Bagai buah simalakama.
4
Operasi ibu.
5
Mungkin Tuhan sedang jatuh cinta.
6
Menyandang status janda.
7
Kontrakan.
8
Tawaran gila.
9
Ziarah.
10
Di restoran.
11
Kerinduan.
12
Iba.
13
Mengurung diri.
14
Kembali sekolah.
15
Lukisan.
16
Mustahil.
17
Ujian demi ujian.
18
Melamar.
19
Menerima tawaran.
20
Kemarahan Gunawan.
21
Ijab Qobul.
22
Panggilan baru.
23
Bermain game.
24
Persidangan hak asuh.
25
Kembali bersikap dingin.
26
Mimpi buruk.
27
Lomba.
28
Menjadi juara.
29
Makan di restoran.
30
Pingsan.
31
Masuk rumah sakit.
32
Bayi tabung.
33
Bayangan wanita itu.
34
Membatalkan program bayi tabung.
35
Kamar Hotel.
36
Mampir ke makam.
37
Menginap di Vila.
38
Pulang tepat waktu.
39
Ingin Bakso.
40
Positif Hamil.
41
Aroma Parfum.
42
Masuk rumah sakit.
43
Rumah sakit.
44
Kembali ke rumah.
45
Hadir di waktu yang tepat.
46
Khawatir.
47
Sikap manis.
48
Kedatangan Putri.
49
Barang sensitif.
50
Kedatangan ibunya Hardi.
51
Berat berpisah.
52
Kekhawatiran Gunawan.
53
Menginap.
54
Kebenaran.
55
Meninggalkan rumah.
56
Penginapan 1.
57
Penginapan 2.
58
Perjalanan ke Bogor.
59
Janji.
60
Rasa penasaran Widia.
61
Kalung.
62
Kebenaran.
63
Mencari kebenaran.
64
Menghasut.
65
Perubahan sikap Arista.
66
Pria itu ternyata Gio.
67
Bagai jatuh tertimpa tangga.
68
Persidangan 1.
69
Persidangan 2.
70
Membatalkan lamaran.
71
Melepas rindu.
72
Kekhawatiran Widia.
73
Mual Muntah.
74
Widia Hamil.
75
Di culik.
76
Pengakuan.
77
Cinta tak kesampaian.
78
Ternyata karena Warisan.
79
Cuti.
80
Malam pengantin.
81
Pabrik.
82
Perkara Toge.
83
Kembali ke ibukota.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!