POV author.
Waktu menunjukkan pukul tujuh malam, seorang pria yang masih mengenakan stelan jas lengkapnya, dengan raut wajah khawatir segera turun dari mobilnya dengan langkah panjang pria itu masuk rumah. namun ketika berada di ambang pintu utama, pria yang bernama lengkap Gunawan Wicaksono tersebut, terkejut setengah mati saat menyaksikan putri semata wayangnya tengah menyaksikan saluran tv dengan acara komedi, sesekali gadis kesayangannya itu tertawa lepas. sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya, jika dirinya belum membujuk putri kesayangannya itu saat ngambek ketika keinginannya tidak terpenuhi.
"Sayang." Gunawan melangkah mendekati putrinya yang tengah asyik menonton TV, alangkah terkejutnya Tuan Gunawan saat melihat putrinya tak nampak ngambek sama sekali, bahkan gadis yang kini hampir berusia lima belas tahun tersebut langsung berhambur ke pelukannya.
"Ayah, Arista kangen sama ayah." Pria yang kini berusia kepala tiga tersebut langsung membalas pelukan putrinya seraya mengelus puncak kepala Arista.
"Ayah juga kangen sama kamu nak, maaf siang tadi ayah tidak sempat mengabari Rista, saat ayah hendak berangkat ke luar negeri." ucap Pria itu merasa bersalah.
"Tidak masalah ayah." gadis itu melepaskan pelukannya lalu menengadah menatap sang ayah.
"Ayah, mulai besok Rista ingin kembali sekolah." mendengar permintaan putrinya semakin membuat pria itu kebingungan, meski sebenarnya hati Gunawan amat senang mendengar permintaan putrinya tersebut. mengingat sudah setahun anak gadisnya itu nyaris menutup diri dari dunia luar, bahkan agar putrinya tidak ketinggalan pelajaran ia sampai harus melakukan home schooling untuk Arista.
"Tentu saja sayang, mulai besok ayah akan kembali mengantar kamu ke sekolah." terlepas dari perubahan drastis putrinya, saat ini Gunawan merasa sangat bahagia. kebahagiaan yang kini di rasakan pria itu bahkan melebihi saat tadi ia menandatangani kontrak kerja sama dengan nilai milyaran rupiah bersama salah satu rekan bisnisnya.
Sementara nyonya Lena yang berdiri tidak jauh menatap haru ke arah keduanya.
"Kalau gitu Rista tidur dulu ayah, biar besok nggak telat berangkat ke sekolahnya." dengan wajah berseri seri Arista berbicara, hingga ayahnya yang kini berdiri di depannya pun langsung mengangguk.
"Iya sayang." sahut Tuan Gunawan.
Setelah Arista berlalu menuju kamarnya, Nyonya Lena kemudian menghampiri putranya.
Nyonya Lena hanya bisa tersenyum saat melihat raut wajah putranya yang penuh tanya.
"Tidak ada salahnya kamu kembali membuka hati untuk wanita lain, jangan terlalu egois. ingat, ada Arista yang masih membutuhkan sosok seorang ibu." ucapan ibunya membuat pria itu langsung memijat keningnya, untuk meringankan sakit kepalanya akibat pertanyaan sang ibu.
"Ibu, sebaiknya kita bicarakan ini lain kali saja, aku sangat lelah hari ini." jawaban Gunakan selalu sama jika ibunya sudah membahas ke arah sana.
Gunawan kemudian beranjak menuju kamarnya dengan menaiki anak tangga, meski di rumahnya tersedia lift namun Gunawan lebih memilih menggunakan tangga manual, dengan alasan menunjang kesehatan, lebih banyak melangkah Lebih baik menurut pria yang masih nampak gagah dan tampan meski usianya sudah tiga puluh tujuh tahun, dan memiliki seorang anak gadis yang telah beranjak dewasa.
"Bukan hanya Arista yang butuh sosok seorang ibu Gunawan, kamu juga butuh kasih sayang seorang wanita. Rahma wanita yang baik, ibu yakin dia pasti tidak akan keberatan jika kamu menikah lagi." nyonya Lena bermonolog seraya menatap langkah putranya.
Di sebuah kamar utama yang di berada di lantai tiga rumah mewah yang bernuansa klasik tersebut Gunawan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, seraya menatap langit langit kamarnya. untuk beberapa saat pria itu memejamkan matanya, sebelum kembali membukanya.
"Kenapa secepat ini kamu meninggalkan aku dan Putri kita sayang?? apa di sana kamu juga merindukan aku dan Arista sama seperti aku dan Arista yang selalu rindu padamu Rahma." tanpa sadar pria yang selalu nampak penuh wibawa di depan semua orang tersebut, menitihkan air mata saat kembali teringat sosok almarhumah istrinya, yang setahun lalu meninggal akibat kecelakaan tunggal yang di alami wanita itu.
Mungkin karena kelelahan sebab bolak balik tanah air dalam sehari, Gunawan yang kini masih mengenakan pakaian kerjanya tersebut pun terlelap.
Di dalam tidurnya pria itu bermimpi bertemu dengan mendiang istrinya, yang tersenyum manis ke arahnya. namun saat Gunawan melangkah mendekati sang istri, dengan cepat sosok itu menghilang dibalik cahaya putih. cahaya yang Gunawan sendiri tidak tahu, cahaya yang bahkan sangat menyilaukan mata sampai ia tak lagi dapat melihat sosok sang istri. sampai beberapa menit kemudian pria itu terjaga dari mimpinya.
"Rahma jangan tinggalkan mas sayang!!" Nampak Gunawan memanggil nama sang istri sebelum ia kembali terjaga.
"Ternyata ini hanya mimpi." ucap Gunawan seraya mengusap wajahnya kasar, berharap kejadian itu bukanlah mimpi, di mana ia bisa kembali bertemu dengan sosok wanita yang begitu dicintainya.
Gunawan segera bangkit dari tempat tidur saat melihat jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul sebelas malam. pria itu kemudian berlalu menuju kamar mandi sebelum kembali menyibukkan diri dengan urusan pekerjaan. karena jika ia terjaga di jam segini, akan sulit bagi pria itu kembali memejamkan matanya, sebab sosok wanita yang telah memberikannya seorang putri terus menari nari di ingatannya.
Sampai dengan jam tiga dini hari, Gunawan kembali ke kamar karena mulai merasa mengantuk.
Keesokan harinya Arista berangkat ke sekolah lamanya dengan di temani sang ayah, saat berjalan bersama keduanya tak nampak seperti ayah dan anak, tuan Gunawan nampak seperti seorang Abang yang tengah mengantarkan adik bungsunya ke sekolah.
"Terima kasih ayah, maaf jika selama ini Rista selalu membuat ayah sedih, Rista juga sudah banyak merepotkan ayah dengan sikap Arista yang suka seenaknya." mendengar kalimat putrinya membuat pria itu mengusap puncak kepala putrinya seraya berkata.
"Jangan pernah bicara seperti itu nak, kamu adalah putri ayah, sudah menjadi kewajiban ayah untuk selalu menjaga dan melindungi kamu sayang." ucap Gunawan seraya mengusap lembut puncak kepala putrinya, sebelum gadis itu berlalu masuk ke kelasnya. untuk pertama kalinya gadis itu kembali belajar di sekolah setelah kematian ibunya.
Setelah melihat putrinya masuk ke kelas Gunawan pun berlalu meninggalkan sekolahan Rista, dan melanjutkan perjalanan menuju perusahaan miliknya.
Seperti biasa Sosok pimpinan tersebut selalu menjadi pusat perhatian hampir seluruh pegawainya. memiliki wajah yang tampan postur tubuh ideal di tambah lagi dengan statusnya sebagai duda, tidak sedikit pegawai di perusahaan tersebut sengaja mencari cari perhatian Gunawan. namun sampai detik ini tak satu pun yang mampu menaklukkan sikap dingin pria itu, jangankan bisa menaklukkan pria dingin itu, berharap mendapatkan pandangan dari pria itu saja ibarat punuk yang merindukan bulan.
Sampai dengan pria itu memasuki sebuah ruangan yang terletak di lantai dua puluh, sebuah ruangan yang pintunya bertuliskan ruangan pimpinan.
Gunawan sengaja menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kebesarannya sembari mengingat kembali ucapan putrinya beberapa hari lalu, saat gadis itu kembali dari pantai bersama sang nenek dan beberapa orang bodyguard yang sengaja di perintahkan Gunawan untuk mengawal kemanapun putrinya pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
dite
mungkin papanya arisa pp indo sgp, atau indo MY 😷
2022-05-16
1
Tanpa Nama
sampe lupa ceritanya di awal,gegara lama up nya
2022-05-16
0