Menyandang status janda.

Beberapa saat sudah aku duduk meringkuk di tepi pantai, seketika aku bangkit dan hendak kembali ke rumah tanteku di mana pagi tadi kutitipkan putraku bersamanya, saat aku hendak ke pengadilan agama.

"Kak" terdengar seseorang memanggil sebutan Kakak, saat aku memandang sekitar tak ada orang lain di sana selain gadis itu serta seorang wanita paruh baya yang kini berjalan di belakang gadis itu, sehingga aku menunjuk diriku sendiri seolah bertanya apakah aku yang di maksud oleh gadis itu. gadis yang berusia sekitar lima belas tahun itu pun langsung mengangguk, saat aku menunjuk ke arahku sendiri.

Aku sempat memicing heran sebab aku sama sekali tidak mengenal gadis itu, belum juga kebingunganku terjawab, kini aku kembali di kejutkan saat gadis itu memelukku dengan erat. seolah ia tak ingin berpisah denganku, sementara aku hanya diam tak tahu harus bagaimana. sampai dengan seorang wanita paruh baya yang kini menyusul langkah gadis itu mengangguk kepadaku, seolah berharap aku membalas pelukan gadis itu.

Setelah puas memeluk tubuhku dengan erat gadis itu lalu memintaku untuk menemaninya untuk bermain main di tepi pantai. sejujurnya aku sama sekali tidak berselera untuk bermain main di tepi pantai, selain baru saja menerima nasib yang baru saja menyandang status janda, aku juga ingin cepat kembali ke rumah karena aku tak ingin lama lama meninggalkan putraku.

Namun saat aku hendak menolak, raut wajah wanita paruh baya yang kini bersama gadis itu nampak memelas saat meminta Waktuku sebentar untuk menemani gadis tersebut.

"Bisakah anda meluangkan waktu sebentar saja, untuk menemani cucu saya menikmati indahnya pantai!!." wanita itu begitu memelas saat berbicara padaku, sampai aku pun tak tega lagi untuk menolak.

"Baiklah gadis cantik, Tante akan menemani kamu, tapi janji jangan lama lama ya soalnya Tante harus segera menjemput anak Tante di rumah omanya." sahutku, lalu nampaknya gadis itu mengangguk setuju. aku sengaja mengganti panggilannya padaku menjadi Tante, karena memang itulah panggilan yang lebih enak di banding gadis itu harus memanggilku dengan sebutan kakak.

Gadis itu nampak begitu bahagia, sampai aku yang melihatnya tersenyum bahagia pun tidak sadar merasa iri padanya.

"Memiliki seseorang yang begitu menyayanginya serta di berikan takdir hidup yang begitu sempurna." begitulah yang ada di pikiranku saat melihat gadis itu, bagaimana tidak aku berpikir Demikian. gadis itu bahkan di kawal oleh dua orang bodyguard yang selalu setia mengikuti langkah keduanya.

Gadis itu nampak melambaikan tangannya padaku. saat aku istirahat sejenak, tiba tiba wanita paruh baya yang datang bersama gadis itu melangkah mendekatiku.

"Terima kasih sudah mengembalikan senyum cucu saya yang sudah lama pudar." aku mencoba mencerna kalimat wanita yang masih nampak cantik dan terawat bahkan di usia yang tak muda lagi.

"Maksud anda??." tanyaku penasaran.

"Setelah kematian ibunya setahun yang lalu, ini untuk pertama kalinya Arista bisa kembali tersenyum, seperti sebelum terjadinya kecelakaan yang merenggut nyawa ibunya." tidak bisa di pungkiri, aku sempat terkejut mendengar cerita wanita paruh baya yang mengaku Oma dari gadis ABG tersebut.

"O iya sampai lupa, kenalkan nama saya Magdalena, kamu bisa panggil saya Tante Lena." wanita itupun memperkenalkan namanya padaku.

"Baik nyonya Lena." ucapku yang merasa tidak enak memanggilnya dengan sebutan Tante, sebab kami hanyalah orang asing yang baru pertama kali bertemu. mungkin saja pertemuan ini akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir bagi kami.

"Tapi nyonya, bagaimana bisa Arista tiba tiba bisa kembali tersenyum ketika melihatku??." mendengar cerita dari nyonya Lena, aku jadi semakin di buat penasaran dengan sikap gadis itu padaku.

"Aku juga tidak tahu nona, tapi satu yang aku tahu, kamu orang pertama yang mampu membuat cucuku kembali tersenyum bahkan di saat pertama kali melihatmu." tidak ingin terlalu berpikir jauh, aku pun tidak lagi memikirkan kenapa dan mengapa sampai gadis itu bisa kembali ceria bahkan di saat pertama kali melihatku. yang ada di pikiranku saat ini hanyalah, bagaimana bisa aku segera pergi dari tempat itu untuk menemui putraku.

Bahkan yang ada di pikiranku saat ini untuk apa terlalu banyak bertanya tentang gadis itu, sementara mungkin ini akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir bagi kami.

Beberapa saat kemudian kami berhenti berbincang saat gadis itu mulia menghampiri.

"Tante boleh nggak Rista main ke rumah Tante??." aku sempat melongo lalu menatap ke arah Omanya saat mendengar permintaan gadis itu.

Jujur sebagai manusia biasa saat ini aku masih pusing dengan semua yang terjadi di dalam kehidupanku, aku tidak ingin menambahnya lagi dengan urusan gadis itu. untungnya Omanya segera memberi penjelasan padanya.

"Sayang, Tante lagi sibuk sekarang, nanti lain kali kalau Tante nggak sibuk kita main main ke tempat Tante ya." Oma dari gadis itu berusaha membuat agar gadis itu mengerti.

"Baiklah kalau gitu Tante, tapi ngomong ngomong siapa nama Tante??." tidak sulit membuat gadis itu mengerti, mengingat saat ini usianya sudah memasuki lima belas tahun, dan saat ini gadis itu duduk di bangku kelas tiga SMP.

"Oh iya, Tante sampai lupa, nama Tante Widia." ucapku.

"Kalau Tante nggak keberatan,boleh nggak Rista tahu di mana alamat Tante??." aku hanya bisa tersenyum saat gadis itu menanyakan alamat rumahku, karena sejujurnya aku sendiri belum tahu di mana aku akan mengajak anakku tinggal, karena setelah resmi bercerai otomatis aku harus keluar dari rumah yang selama ini kami tempati bersama.

"Maaf sayang, rencananya Tante akan pindah dari rumah Tante sebelumnya, tapi Tante belum tahu mau pindah kemana." Omanya yang mendengar jawabanku tersebut langsung merasa tidak enak padaku akan pertanyaan cucunya tadi, khawatir jika pertanyaan cucunya menyinggung perasaanku.

"Maaf nak Widia jika pertanyaan cucu saya menyinggung perasaan nak Widia." Oma dari gadis itu pun meminta maaf padaku, karena merasa tidak enak, namun aku yang sama sekali tidak tersinggung dengan pertanyaan gadis itu langsung tersenyum.

"Tidak masalah nyonya, lagi pula saya sama sekali tidak merasa tersinggung." jawaban dariku akhirnya bisa membuat nyonya Lena bernapas lega mendengarnya.

"Terima kasih nak Widia atas pengertiannya, aku harap kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan" ucap nyonya Lena sebelum aku pamit.

"Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu nyonya, cantik Tante pamit ya, jangan lupa untuk selalu tersenyum bahagia, setiap manusia memiliki ujiannya masing masing." ucapku sebelum aku berlalu menghampiri sepeda motorku yang aku parkir tidak jauh dari tempat itu.

Aku pun segera mengendarai motor matikku menuju rumah tanteku, dimana putraku sedang menanti kedatanganku.

Episodes
1 Resmi bercerai.
2 Sikap mertua.
3 Bagai buah simalakama.
4 Operasi ibu.
5 Mungkin Tuhan sedang jatuh cinta.
6 Menyandang status janda.
7 Kontrakan.
8 Tawaran gila.
9 Ziarah.
10 Di restoran.
11 Kerinduan.
12 Iba.
13 Mengurung diri.
14 Kembali sekolah.
15 Lukisan.
16 Mustahil.
17 Ujian demi ujian.
18 Melamar.
19 Menerima tawaran.
20 Kemarahan Gunawan.
21 Ijab Qobul.
22 Panggilan baru.
23 Bermain game.
24 Persidangan hak asuh.
25 Kembali bersikap dingin.
26 Mimpi buruk.
27 Lomba.
28 Menjadi juara.
29 Makan di restoran.
30 Pingsan.
31 Masuk rumah sakit.
32 Bayi tabung.
33 Bayangan wanita itu.
34 Membatalkan program bayi tabung.
35 Kamar Hotel.
36 Mampir ke makam.
37 Menginap di Vila.
38 Pulang tepat waktu.
39 Ingin Bakso.
40 Positif Hamil.
41 Aroma Parfum.
42 Masuk rumah sakit.
43 Rumah sakit.
44 Kembali ke rumah.
45 Hadir di waktu yang tepat.
46 Khawatir.
47 Sikap manis.
48 Kedatangan Putri.
49 Barang sensitif.
50 Kedatangan ibunya Hardi.
51 Berat berpisah.
52 Kekhawatiran Gunawan.
53 Menginap.
54 Kebenaran.
55 Meninggalkan rumah.
56 Penginapan 1.
57 Penginapan 2.
58 Perjalanan ke Bogor.
59 Janji.
60 Rasa penasaran Widia.
61 Kalung.
62 Kebenaran.
63 Mencari kebenaran.
64 Menghasut.
65 Perubahan sikap Arista.
66 Pria itu ternyata Gio.
67 Bagai jatuh tertimpa tangga.
68 Persidangan 1.
69 Persidangan 2.
70 Membatalkan lamaran.
71 Melepas rindu.
72 Kekhawatiran Widia.
73 Mual Muntah.
74 Widia Hamil.
75 Di culik.
76 Pengakuan.
77 Cinta tak kesampaian.
78 Ternyata karena Warisan.
79 Cuti.
80 Malam pengantin.
81 Pabrik.
82 Perkara Toge.
83 Kembali ke ibukota.
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Resmi bercerai.
2
Sikap mertua.
3
Bagai buah simalakama.
4
Operasi ibu.
5
Mungkin Tuhan sedang jatuh cinta.
6
Menyandang status janda.
7
Kontrakan.
8
Tawaran gila.
9
Ziarah.
10
Di restoran.
11
Kerinduan.
12
Iba.
13
Mengurung diri.
14
Kembali sekolah.
15
Lukisan.
16
Mustahil.
17
Ujian demi ujian.
18
Melamar.
19
Menerima tawaran.
20
Kemarahan Gunawan.
21
Ijab Qobul.
22
Panggilan baru.
23
Bermain game.
24
Persidangan hak asuh.
25
Kembali bersikap dingin.
26
Mimpi buruk.
27
Lomba.
28
Menjadi juara.
29
Makan di restoran.
30
Pingsan.
31
Masuk rumah sakit.
32
Bayi tabung.
33
Bayangan wanita itu.
34
Membatalkan program bayi tabung.
35
Kamar Hotel.
36
Mampir ke makam.
37
Menginap di Vila.
38
Pulang tepat waktu.
39
Ingin Bakso.
40
Positif Hamil.
41
Aroma Parfum.
42
Masuk rumah sakit.
43
Rumah sakit.
44
Kembali ke rumah.
45
Hadir di waktu yang tepat.
46
Khawatir.
47
Sikap manis.
48
Kedatangan Putri.
49
Barang sensitif.
50
Kedatangan ibunya Hardi.
51
Berat berpisah.
52
Kekhawatiran Gunawan.
53
Menginap.
54
Kebenaran.
55
Meninggalkan rumah.
56
Penginapan 1.
57
Penginapan 2.
58
Perjalanan ke Bogor.
59
Janji.
60
Rasa penasaran Widia.
61
Kalung.
62
Kebenaran.
63
Mencari kebenaran.
64
Menghasut.
65
Perubahan sikap Arista.
66
Pria itu ternyata Gio.
67
Bagai jatuh tertimpa tangga.
68
Persidangan 1.
69
Persidangan 2.
70
Membatalkan lamaran.
71
Melepas rindu.
72
Kekhawatiran Widia.
73
Mual Muntah.
74
Widia Hamil.
75
Di culik.
76
Pengakuan.
77
Cinta tak kesampaian.
78
Ternyata karena Warisan.
79
Cuti.
80
Malam pengantin.
81
Pabrik.
82
Perkara Toge.
83
Kembali ke ibukota.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!