"Alno mau kemana? Tadi Mama lihat mobilnya keluar," Jasmine meletakkan buah belanjaannya, bertanya pada Vira yang sedang makan siang di meja makan sendirian.
"Vira nggak tahu Ma," jawabnya masih terus melanjutkan makannya.
"Biasanya kamu yang paling tahu Kakakmu itu," ujar Jasmine membongkar semua barang belanjaannya.
"Mama habis belanja?" Tanya Vira mengalihkan pembicaraan.
"Ah iya, tadi sekalian, tadinya Mama belanja sekalian sesudah menjemput Zeline. Tapi Papamu itu melarang, menyuruh Mama ke kantornya saja, ya sudah Mama sekalian jemput Vian saja, terus ke kantor Papa sama-sama dan pulangnya baru deh belanja," kata Jasmine menjelaskan kepada Putrinya itu.
"Aku gak mau kamu keluar-keluar sendirian tanpaku sayang, bagaimana nanti kalau ada yang melirikmu, kamu masih muda dan cantik, jika pergi bersamaku saja, ada yang mendekatimu, apalagi jika tanpaku," kata Stevano yang baru datang dan langsung memeluk istrinya dari belakang.
"Lepasin Pa, Mama mau nyuci buah dulu," kata Jasmine melepaskan pelukan suaminya.
"Ya sudah kamu tinggal nyuci saja, kan aku hanya memelukmu tidak mengganggumu," Stevano yang kini mengekori Jasmine.
Vira diam-diam memperhatikan Mama dan Papanya, dalam hati, Vira berharap kelak dia akan seperti itu bersama suaminya, mendapatkan Suami yang seperti sosok Papanya, "Kenapa aku jadi memikirkan Suami," ucapnya dalam hati.
Saat memikirkan itu, tiba-tiba bayangan Alno yang menciumnya tiba-tiba terlintas di kepalanya.
"Vira apa yang kau pikirkan? Vira memukul kepalanya pelan.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Jasmine menghampiri Putrinya saat tadi melihat apa yang Vira sedang lakukan.
"Sayang!" Jasmine berdiri di depan Vira dan menepuk bahunya pelan, saat putrinya itu justru melamun dan dapat dipastikan jika Vira tidak mendengar apa yang dikatakannya.
"Hah? Kenapa Ma?" Vira menatap Mamanya.
"Kamu kenapa? Kenapa menepuk-nepuk kepalamu seperti itu? Kamu sakit?" Tanya Jasmine cemas.
Stevano mendekat dan ikut menatap putrinya.
Vira yang ditatap kedua orang tuanya seperti itu hanya tersenyum canggung. "Hmm aku tidak apa-apa Ma, tadi hanya merasa ada lalat saja, iya ada lalat makanya Vira menepuk kepala Vira," alasan yang tidak masuk akal, karena di rumahnya tidak ada lalat masuk.
"Kamu ini ada-ada saja," jawab Jasmine yang kembali melakukan aktivitasnya.
"Kamu juga kenapa ikut-ikut," Jasmine menatap tajam suaminya yang kembali mengekorinya.
Stevano hanya tersenyum menunjukkan deretan giginya.
Jasmine hanya memutar bola matanya, sudah hafal dengan kebiasaan suaminya.
"Vian sama Zeline mana Ma?" Vira mengedarkan pandangannya mencari kedua adiknya yang belum dia lihat semenjak Mama Papanya pulang.
Tadi Vian dan Zeline, langsung Mama suruh bersih-bersih, mungkin sekarang masih ada di kamarnya untuk tidur siang, apalagi Ze tadi bilang jika dia mengantuk, dan Vian kamu pasti tahu sendiri, sepulang sekolah dia pasti kembali mengulang pelajaran yang tadi gurunya sampaikan," jawab Jasmine menata sayuran memasukkannya ke dalam kulkas.
"Oh mereka sudah makan?" Vira tahu kebiasaan adiknya di jam sekarang ini, tapi biasanya kedua adiknya pasti makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan aktivitas mereka yang seperti biasanya, ya yang seperti tadi Mamanya katakan, Ze pasti akan tidur siang, sementara Vian akan langsung berkutat dengan buku-bukunya.
"Alno sama Vier mana?" Tanya Stevano karena sedari tadi yang dia lihat hanya putrinya Vira.
"Kak Alno pergi dan Vier masih ada di kamarnya, tuh dia!" Vira menunjuk Vier yang baru saja datang dan sekarang berjalan menghampiri ketiganya.
"Kenapa?" Tanya Vier yang ingin tahu Vira menunjuknya yang baru saja datang.
"Tidak ada, Papa nanyain kamu," Vira kemudian membawa piring bekas makanan nya dan langsung mencuci seperti biasanya, Jasmine selalu mengajarkan anak-anaknya untuk mandiri, tidak mengandalkan semuanya pada pelayan yang bekerja di rumahnya.
"Oh, kirain kenapa, oh ya Mama sama Papa baru pulang?" Tanya Vier yang kini pandangannya beralih pada kedua orang tuanya.
"Ya sudah sepuluh menit yang lalu," jawab jasmine menarik kursi yang ada di depan putranya dan duduk disana.
Stevano pun menyusul dan duduk di samping istrinya, begitu pula dengan Vira yang ikut duduk di samping kembarannya.
"Kapan Alno pulang dan kapan dia pergi lagi," tanya Stevano yang terlihat serius.
Vier dan Vira saling melempar pandang, hingga akhirnya Vira menghela nafas dan menjawabnya.
"Mmm belum lama sebelum Mama dan Papa pulang, tapi Kak Alno tidak bilang ke aku sih mau kemana? Tapi tidak tahu jika Vier, soalnya aku dengar tadi Kak Alno sempat mengobrol dengan Vier sebelum pergi," jelas Vira yang belum mendapatkan respon apa-apa dari kedua orang tuanya.
Alno berubah, tidak seperti Alno yang biasanya dan hal itu bisa Jasmine dan Stevano rasakan. Walaupun mereka bukan orang tua kandungnya, Stevano dan Jasmine sangat peka terhadap perubahan pada dirinya putranya, iya jika baik, kedua pasangan suami istri akan bahagia, setidaknya mereka tidak gagal menjadi orang tua Alno, tapi dalam hati baik Jasmine maupun Stevano, mereka takut jika Alno akan semakin besar kemudian menikah dan akhirnya pergi meninggalkan keduanya setelah menemukan kehidupan barunya. Jujur saja Jasmine belum rela untuk melepaskan Putra pertamanya itu, ya Jasmine selalu menganggap Alno putra pertamanya, walaupun dirinya tidak pernah lahir dari rahimnya.
Jasmine merasa bahwa akhir-akhir ini putranya sengaja menjaga jarak, entah itu pada siapa. Tapi Jasmine yakin itu, karena Alno tidak pernah seperti ini sebelumnya.
"Kak Alno bilang akan ke tempat temannya Pa, dan hanya sebentar, itu yang Kak alno bilang tadi.
"Temannya? Bian?" Tanya Jasmine yang memang mengenal teman Putranya Alno karena hanya beberapa saja, dan salah satunya adalah Bian, dia lah yang terdekat.
"Kamu kenal sayang?" Stevano menatap kesal pada istrinya yang dengan mudah menyebut nama pria lain bahkan di depannya.
"Ya aku mengenalnya, dia juga lumayan sering main kesini bersama Alno," Jasmine menceritakan saat putranya pulang sekolah terlambat.
"Alno pulang terlambat kapan, aku tidak pernah tahu," kata Stevano menuntut jawaban Jasmine pada apa yang tadi dikatakannya.
"Aku lupa tidak memberitahumu sayang, kejadiannya sudah cukup lama juga sih, saat Alno Sma, kamu waktu itu ada kerjaan di luar negeri, maaf, waktu itu aku hanya tidak mengganggu kamu, karena hal itu juga di luar dugaan Alno," Jasmine merasa bersalah karena dirinya benar-benar lupa tidak memberitahu suaminya.
"Aku maafkan, tapi lain kali aku tidak mau hal itu terulang lagi sayang, apapun yang terjadi kamu harus memberitahuku, baik itu hal kecil maupun besar.
"Iya maaf ya," kata Jasmine benar-benar menyesal. Apalagi dapat Jasmine lihat ada guratan marah dan kecewa pada suaminya saat Jasmine mengatakan itu.
"Janji jangan seperti ini lagi, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan saat itu, jika kamu kembali melakukan hal yang salah. Oh ya, teman Alno yang kesini, dia cewek atau cowok?" Jiwa penasaran Stevano tiba-tiba muncul begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Sri Lestari
kog pp nya dirumah terus...emang gak kerja kantoran?
2025-01-12
0
Rita
duh pa msh aja cemburu
2024-06-26
0
Rita
buciny nambah berkali2 lipat
2024-06-26
0