Bab 18

"Apa yang Kakak lakukan disini?" Tanya Vira dingin pada Alno yang baru masuk ke dalam kamarnya.

Alno duduk di atas ranjang tempat  tidur Vira. Tepatnya di samping tubuh gadis itu.

"Kakak hanya mengecek keadaanmu? Maaf karena membuatmu terkejut," jawab Alno mengelus puncak kepala adiknya.

Dengan cepat Vira langsung menepis tangan Alno, "Aku bukan anak kecil," jawabnya kemudian mengalihkan pandangan.

"Jaga diri baik-baik," Alno segera turun dari atas ranjang dan berlalu meninggalkan adiknya.

"Apa hanya itu? Apa untuk itu saja Kakak meminta maaf? Tadi yang kakak lakukan apa maksudnya?" Tanya Vira menahan amarahnya saat Kakaknya itu tidak minta maaf setelah tadi menciumnya.

Alno kembali berbalik, "Memang apa yang Kakak lakukan?" Alno kemudian menampakkan wajahnya seolah-olah sedang berpikir.

"Maksudmu ciuman tadi? Kamu diam berarti iya, Kakak tidak akan minta maaf untuk itu," jawab Alno acuh.

"Kenapa? Kenapa Kakak melakukan itu padaku? Aku ini adikmu Kak, adik kandungmu! Kenapa Kakak menciumku seperti itu," tangis Vira tak tertahankan, kini bahkan wajah gadis itu tampak basah karena air mata.

"Kamu masih tanya kenapa? Apa kamu sungguh tidak mengerti maksud Kakak?" Alno berbalik badan dan segera kembali menghampiri adiknya lagi.

Alno tarik tangan Vira yang digunakan gadis itu untuk menutup wajahnya. Di bawahnya tangan itu menyentuh dadanya.

"Apa kamu tidak merasakannya? Apa kamu masih tidak mengerti maksud Kakak? Jantung Kakak berdebar lebih cepat jika Kakak bersamamu, Kakak sayang sama kamu Ra, bukan sayang lagi, tapi Kakak cinta sama kamu, apa belum jelas tadi yang Kakak katakan?"

Vira meronta, mencoba menarik tangannya, melepaskannya dari Alno.

"Tidak Kak, ini salah, semua ini salah!" Vira semakin terisak saat mendengar ungkapan Kakaknya.

"Jika ini salah lantas Kakak bisa apa? Apa kakak bisa menolaknya? Kakak bahkan tidak tahu kenapa Kakak memiliki rasa ini untukmu, jika bisa Kakak memilih, Kakak lebih baik mencintai gadis lain, siapapun itu yang penting bukan dirimu, tapi sayangnya Kakak tidak bisa memilih, karena memang bukan Kakak yang memilih tapi hati Kakak, kau tahu Kakak selalu berusaha menepis perasaan ini sejak lama, tapi lihat bagaimana hasilnya sekarang? Kakak belum bisa dan mungkin tidak akan bisa. Lantas karena itu semua, apa Kakak bersalah?" Alno mengucap itu dengan tegas. Ya, bagaimanapun Alno memang harus jujur pada adiknya, masalah adiknya menerima atau tidak itu urusan nanti, karena yang terpenting sekarang karena kejujuran itu, beban yang selama ini menghimpit di dadanya perlahan merasa lebih baik.

"Sudahlah lupakan, anggap saja Kakak tidak mengatakan apapun padamu," Alno melepaskan tangan adiknya, kemudian segera pergi keluar dari kamar Vira.

"Kenapa Kak? Kenapa harus aku? Aku tidak mau hubungan kita sebagai saudara renggang hanya karena perasaan yang Kakak punya," isak Vira menepuk dadanya yang merasa sesak.

**

"Kak apa yang terjadi? Ada apa?" Tanya Vier yang melihat Alno keluar dengan wajah kusutnya.

"Tidak apa-apa, Kakak keluar dulu, Mama sudah pulang?" Alno menatap Vier yang sepertinya belum puas dengan jawabannya.

"Mama belum, tadi setelah menjemput Zeline, Mama menjemput Vian dulu baru ke kantor Papa," kata Alno yang tahu dari supir keluarga mereka yang tidak jadi menjemput Vian karena mendapat pesan dari Nyonyanya.

Alno mengangguk, memasukkan kedua tangan di saku celana lalu melangkah meninggalkan Vier.

"Kak tunggu!" Vier menghentikan langkah Alno yang akan pergi.

"Hmm kenapa?" Alno berbalik badan mengernyitkan dahi, karena Vier tidak kunjung bicara.

"Kenapa?" Tanya Alno lagi saat adiknya masih diam saja.

"Aku memang tidak bisa membantu masalah Kakak, tapi jika Kakak memang ada masalah, lebih baik Kakak bercerita jangan dipendam sendiri," Akhirnya kalimat yang tadi di susun di pikiran Vier pun terungkap sudah.

Alno tersenyum lalu menepuk bahu adiknya, Kakak tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatir, Kakak bisa menyelesaikan masalah Kakak sendiri, kamu cukup belajar saja, jadilah anak kebanggaan Mama dan Papa, karena Kakak sudah tidak bisa melakukannya, Kakak sudah mengecewakan Mama dan Papa," lanjut Alno dalam hati.

"Baiklah, tapi jika memang Kakak ingin berbagi masalah Kakak, Kakak ceritakan saja padaku, aku akan menjadi pendengar yang baik jika mungkin aku tidak mempunyai solusinya," ucap Vier yang memang belakangan ini merasa  Kakaknya berbeda, seperti menyembunyikan sesuatu darinya dan keluarganya.

"Hmm pasti, kamu tenang saja, dan siap-siap saja, mungkin kamu akan merasa pusing jika Kakak sudah bercerita," kata Alno mencoba tertawa agar adiknya tidak serius menanggapi perkataannya.

"Ya, dan Kakak harus membayar itu semua karena sudah membuatku pusing dengan masalah Kakak," Vier ikut tertawa menanggapi ucapan Kakaknya.

"Ya sudah, Kakak pergi dulu, nanti Kakak bisa-bisa tidak jadi pergi jika terus mengobrol denganmu seperti ini," Alno kali ini benar-benar meninggalkan Vier yang terus menatap kepergiannya.

"Aku tahu Kak ada hal yang Kakak sembunyikan, tapi aku tidak tahu itu apa, entah aku yang memang tidak mengerti atau Kakak yang terlalu pandai menyembunyikannya," gumam Vier melihat punggung Alno yang semakin menjauh dan hilang di balik dinding.

"Kakak cukup awasi saja dan biarkan Kak Alno menyelesaikan masalahnya sendiri, karena masalahnya tidak sesederhana yang Kakak kira, dan hanya Kak Alno yang bisa menyelesaikannya," kata Vian yang tiba-tiba keluar dari kamarnya.

Adiknya itu memang sedikit berbeda, dia terlalu peka dengan keadaan sekitar dan bisa dikatakan jika dia bisa berpikir dewasa dibandingkan dengan Vier dan Vira, sampai-sampai Vier bingung siapa yang mewariskan sifatnya itu.

"Kamu tahu, masalah Kak Alno?" Tanya Vier pada Vian setelah mencerna ucapan adiknya.

Vian mengedikkan kedua bahunya acuh, kemudian pergi meninggalkan Kakaknya tanpa menjawab pertanyaan Vier.

Rasanya Vier ingin menjitak kepala adiknya yang menyebalkan itu, yang selalu membuat dirinya menebak-nebak apa yang ada di dalam pikiran bocah yang sekarang berusia 13 tahun.

Tak lama Vira keluar dari kamar dengan wajah sembabnya, walaupun Vira tadi sudah mencuci mukanya tetap saja kelihatan jika dirinya habis menangis.

"Kamu kenapa?" Tanya Vier yang masih ada di depan pintu kamarnya.

"Tidak apa-apa, minggir!" Kata Vira yang berusaha agar tetap terlihat baik-baik saja.

"Kamu bertengkar sama Kak Alno, kali ini masalah apalagi?" Vier menelisik wajah Vira, Vier yakin jika pertengkaran kedua saudaranya kali ini pasti cukup serius dilihat dari wajah Kakaknya Alno yang jelas tidak baik-baik saja, karena biasanya Kakak laki-lakinya itu selalu sabar menghadapi Vira dan bahkan malah tersenyum setelah berdebat dengan kembarannya.

"Tidak, kata siapa? Sok tahu banget sih kamu," Vira mengelak tuduhan Vier, ya sebenarnya bukan tuduhan karena memang itu kenyataan, tapi Vira tidak mungkin jika mengatakan hal yang sebenarnya, karena jika Vira mengatakannya, dapat dipastikan jika masalah yang terjadi antara dirinya dan Alno akan semakin runyam.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

😅😅😅😅

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!