Bab 17

"Mama dimana Bi?" Tanya Alno pada pelayan yang membukakan pintu untuknya, pelayan yang datang hanya untuk bersih-bersih, karena urusan memasak, Mamanya yang mengambil alih.

"Nyonya sedang mengantar Nona kecil Tuan," jawab pelayan itu.

"Mama pergi sama siapa Bi?" Alno masuk begitu pintu terbuka.

"Tadi Pagi Tuan yang mengantar Tuan Muda, mungkin nanti supir yang menjemput, kalau tidak yang mungkin saja Tuan Jason, seperti biasanya," jawab Bibi sopan.

Biasanya sepulang Zeline sekolah, Jasmine mengajaknya untuk pergi ke kantor suaminya dengan dijemput oleh Jason maupun supir yang memang dipekerjakan untuknya, karena Stevano dengan tegas melarangnya membawa mobil.

"Oh ya sudah, aku akan menghubungi Mama nanti," jawab Alno setelah melihat jam di pergelangan tangannya.

"Tuan Muda mau makan siang? Biar nanti Bibi hangatkan makanannya" Tanya Bibi.

"Mm tidak perlu Bi, aku hanya sebentar saja, habis ini aku akan pergi lagi, ini aku pulang juga cuma mau bersiap," jawab Alno.

"Oh ya Bi, kalau begitu Alno ke kamar dulu ya," pamit Alno kemudian menaiki anak tangga setelah mendapat anggukan dari pelayan yang bekerja di rumah orang tuanya.

Alno membereskan barang-barangnya, dia akan mencoba saran dari Bian, menjauhi Vira, ya mulai detik ini Alno akan mencoba menghindari adiknya, salah satu cara agar perasaannya terhadap sang adik tidak semakin dalam. Perlahan Alno ingin menghapus perasaannya.

Setelah memasukkan beberapa bajunya ke dalam tas, Alno pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, Alno akan menginap di Apartemen Bian untuk sementara waktu, untuk mengurangi waktunya bersama Adiknya.

Saat Alno keluar dari kamar, Alno dikejutkan dengan keberadaan Vira yang duduk di atas ranjang.

"Kakak mau kemana? Kenapa Kakak mengemasi barang-barang Kakak? Dan semalam Kakak menginap dimana? Kenapa Kakak tidak pulang? Kakak tahu, Papa dan Mama sangat khawatir," ucap Vira beruntun dia berdiri dan menahan tangan Alno yang akan meninggalkan dirinya yang sedang berbicara.

Alno menoleh dan menatap adiknya datar.

"Kak, dengarkan aku, aku sedang berbicara dengan Kakak," teriak Vira kesal karena respon yang Kakaknya berikan.

"Bukan urusanmu, urus saja urusanmu sendiri," jawab Alno dingin.

Hati Vira sakit mendengar nada suara Kakaknya yang dingin tidak seperti biasanya.

Alno kemudian menepis tangan Vira, yang memegangi pergelangan tangannya dan berjalan menjauh dari adiknya, Alno takut goyah melihat tatapan sendu Vira.

"Kakak ku mohon jangan seperti ini! Sebenarnya Kak Alno kenapa? Apa salahku? Apa Kakak marah karena sikapku kemarin kepada Kakak? Kenapa aku merasa Kak Alno seperti ini karenaku?" Tanpa sadar Vira memeluk Kakaknya dari belakang, menahan Kakaknya agar tidak pergi meninggalkannya sebelum mereka membicarakan hal ini dengan jelas.

"Vira lepas!" Kata Alno serak.

"Tidak, aku tidak akan melepaskan Kakak sebelum semuanya dibicarakan dengan jelas," kata Vira keras kepala.

"Vira! Lepaskan sekarang!" Ucap Alno lagi menahan sesuatu yang rasanya sangat sulit untuk dijelaskan, karena Alno baru merasakan perasaan seperti yang saat ini dirinya rasakan.

"Tidak, aku.."

Belum selesai dengan perkataannya, Alno berbalik dan langsung menempelkan bibirnya di bibir Vira, Alno mencium Vira, ciuman yang awalnya lembut kini semakin menuntut.

Emmh

Vira mencoba mendorong dada Kakaknya, agar segera melepaskan ciuman mereka.

Alno menggiring adiknya ke tempat tidurnya hingga Vira terjatuh di atas ranjangnya.

Alno segera naik dan menghimpit tubuh adiknya, tanpa melepaskan tautan bibir mereka.

"Kak!" Ucap Vira dengan air mata yang sudah menetes di kedua sudut matanya. Seragam sekolahnya kini sudah acak-acakan, bahkan kancing bagian atasnya sudah terbuka.

Alno yang tersadar segera bangun, "Pergilah! Sebelum Kakak melakukan hal yang bisa saja lebih dari itu," kata Alno dingin kemudian langsung berlalu meninggalkan adiknya yang kini menangis.

Pintu kamar mandi tertutup rapat. Vira langsung bangun, menghapus air matanya dan merapikan seragamnya, dia harus segera keluar dari kamar Kakaknya. Vira semakin yakin jika apa yang Kakaknya katakan saat itu benar-benar nyata dan bukan hanya sekedar mimpinya saja.

Saat membuka pintu, Vira berpapasan dengan Vier kembarannya, Vira menunduk tidak berani menatap saudara kembarnya itu, dia tidak ingin Vier melihat bibirnya yang mungkin sudah bengkak karena ulah Alno.

"Vira kamu kenapa?" Tanya Vier mencekal pergelangan tangan Vira yang akan berlalu.

"Aku tidak apa-apa, aku mau ke kamar ganti baju dulu," jawab Vira kemudian menepis tangan Vier dan melangkah menuju kamarnya yang memang dekat dengan kamar Alno.

Vier kemudian masuk ke kamar Alno, dilihatnya Kakaknya keluar dari kamar mandi, terlihat jelas jika Kakaknya baru selesai mandi.

"Vira tadi dari sini Kak? Dia kenapa? Apa bertengkar lagi dengan Kak Alno? Aku lihat sepertinya dia habis menangis," Vier memberitahu tentang Vira seperti apa yang tadi dilihatnya.

"Vira menangis?" Tanya Alno yang jadi merasa bersalah, tapi itu juga bukan sepenuhnya salahnya, Vira yang lebih dulu memancingnya hingga Alno pun melakukan hal itu, untungnya Alno bisa mengendalikan dirinya, jika tidak, Alno tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

"Iya matanya merah seperti habis menangis," Vier kemudian duduk di atas ranjang Kakaknya dan tanpa sengaja melihat tas Alno yang Vier yakin jika ada isi di dalam tas itu, "Kakak mau pergi?" Tanya Vier penasaran.

"Oh ini? Ya Kakak akan menginap di tempat teman Kakak untuk sementara waktu," jawab Alno kemudian menjemur handuk kecil yang tadi dipakai untuk mengeringkan rambutnya.

"Papa sama Mama mengijinkan?" Tanya Vier yang tidak yakin.

"Kakak belum bilang, ini nanti Kakak mau coba izin," jawab Alno yang masih terlihat tenang.

"Baiklah semoga beruntung," kata Vier menepuk bahu Kakaknya kemudian pamit untuk masuk ke kamarnya.

Alno mengangguk, kemudian dirinya merebahkan dirinya di atas ranjang, mengusap wajahnya kasar saat mengingat perbuatannya tadi, Alno yakin jika saat ini Vira pasti sangat terkejut.

Setelah berbagai pertimbangan akhirnya Alno memutuskan untuk menemui adiknya dan meminta maaf karena kejadian tadi. Awalnya Alno ingin mengabaikannya, bukankah lebih baik jika Vira marah padanya dan lebih baik lagi jika Vira membencinya, tapi dalam hati kecil Alno, Alno tidak ingin jika sampai adik yang dia cintai itu membencinya, Alno tidak ingin hal itu terjadi, dan Alno pun akhirnya memutuskan untuk meminta maaf.

Alno bangun dari atas ranjang, dan keluar dari kamarnya menuju ke kamar Vira. Pintu tidak dikunci, sehingga memudahkan Alno untuk bisa masuk ke dalamnya.

Begitu masuk, hati Alno begitu sesak saat melihat adiknya meringkuk di atas ranjangnya  dan terlihat jika bahu gadisnya itu bergetar, Alno yakin jika Vira menangis, Alno merutuki dirinya sendiri karena sudah membuat adiknya menjatuhkan air mata, dan itu karena perbuatannya.

Alno mendekat, menghampiri adiknya, Alno menyentuh bahu adiknya, Vira langsung bangun dengan wajah yang sembab dan bahkan masih terlihat jelas jejak air mata membasahi pipinya.

"Apa yang mau Kakak lakukan disini?" Tanyanya dingin menatap Alno dengan tatapan kecewa.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

huffftttt

2024-06-26

0

Rita

Rita

hmmmm Alno bs bertahan ngga ma godaan nya

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!