Bab 16

Alno menatap langit yang tampak mendung. Hari ini Alno berada di sebuah bangku di taman kampusnya. 

"Hei, ngapain kamu malah melamun disini?" Bian menepuk pundak Alno dan duduk di samping sahabatnya yang sedang galau.

"Besok kita ke sekolah adikmu, biasa basket, kita kan juga alumni dari sekolah itu juga sekaligus reunian sama anggota basket kita dulu," Bian memberitahu.

"Hmm," jawab Alno hanya dengan gumaman.

"Kau ikut kan?" Tanya Bian menatap sahabatnya yang lebih banyak diam hari ini, walaupun biasanya Alno juga memang pendiam dan hanya bicara jika ada hal-hal penting saja jika di luar rumah.

"Ikut, ya sudah sana! Jangan ganggu aku," kata Alno mengusir Bian.

Tik

Tik

Tak lama, hujan turun, yang tadinya hanya gerimis sekarang semakin lebat, Alno langsung berlari ke tempat parkir.

"Hei, kau mau kemana?" Tanya Bian yang melihat Alno malah berlari padahal Alno tadi yang mengusirnya.

Tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya, Alno semakin berlari menjauh, sambil melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Semoga saja tidak terlambat," gumamnya kemudian mengendarai mobilnya ke sekolah adiknya.

Tak perlu menghabiskan waktu lama, kini Alno sudah ada di depan gerbang sekolah dimana tempat ketiga adiknya menempuh pendidikan, Vier, Vira dan Ken.

Alno membuka kaca mobil, satpam yang memang sudah mengenal Alno segera mempersilahkan Alno masuk.

Alno turun dari mobil dengan payung di sebelah kanannya. Kemudian Alno mempercepat langkahnya saat melihat teman Vira.

"Hai, kamu teman Vira kan?" Tanya Alno pada gadis yang dikuncir kuda.

"Ah iya, Kak Alno kan?" Tanya gadis itu malu-malu.

"Iya, perkenalkan saya Alno, oh ya Vira kemana?" Tanya Alno tanpa basa-basi langsung mencari keberadaan Vira yang biasanya selalu bersama dengan gadis yang sekarang sedang berbicara dengannya.

"Saya Sisil Kak, tadi Vira sudah pulang dulu, belum lama juga sih, mungkin masih ada di dekat sini" jawab Sisil yang memang melihat Vira tadi langsung keluar setelah berpamitan padanya untuk pulang lebih dulu.

"Terima kasih, Kakak pergi dulu ya," pamit Alno pada Sisil yang menatap Alno tanpa berkedip.

"Kak Alno!" Teriak Sisil setelah tersadar.

Alno menoleh dan menatap gadis yang diketahui sahabat baik adiknya itu.

"Vira tidak membawa payung," teriaknya di tengah hujan yang sayup-sayup masih di dengar Alno.

Alno mengangguk dan langsung berlari mencari keberadaan adiknya.

"Vira sangat beruntung memiliki Kakak seperti Kak Alno yang sangat menyayanginya. Andai saja aku menjadi kekasih Kak Alno, pasti aku akan menjaganya baik-baik dan tidak akan pernah menyia-nyiakannya," batin Sisil berkata sambil terus menatap Alno yang semakin menjauh dengan senyum yang terukir lebar di sudut bibirnya.

Sementara masih berlari menyusuri jalan taman yang ada di dekat sekolah, karena biasanya para murid akan lewat jalan itu, jika akan berjalan kaki.

Alno berlari semakin cepat saat melihat adiknya mengikat tali sepatunya yang terlepas, dan dia kehujanan.

Alno langsung mendekat, Alno yakin jika saat ini adiknya tidak menyadari kehadirannya karena terlalu fokus mengikat tali sepatu. Alno berdiri di depannya dan memayungi Vira. 

Vira yang merasa tidak merasakan tetesan air hujan menetes ke tubuhnya pun mendongak, tatapan mata Alno dan Vira bertemu.

Alno meraih tangan Adiknya untuk memegangi payung itu, "Pakailah!" Kata Alno kemudian dirinya berlari begitu saja meninggalkan Vira.

Alno lega karena akhirnya dia bisa mengejar adiknya, dan adiknya tidak akan kehujanan.

Vira mematung menatap dengan tatapan yang sulit diartikan punggung Kakaknya yang kini tidak terlihat lagi.

Vira menghembuskan nafasnya perlahan, dirinya jadi teringat kejadian semalam saat Kak Alno mencium bibirnya, dan tanpa sadar Vira memegang bibirnya, hangatnya ciuman itu masih bisa dia rasakan sampai saat ini, ciuman pertama yang seharusnya diambil oleh seseorang yang akan menjadi suaminya, justru sudah lebih dulu diambil Alno Kakaknya. Karena terkejutnya Vira pada sesuatu yang tidak terduga tadi, sampai-sampai dia lupa menanyakan dimana Kakaknya tidur semalam, entah kenapa Vira  menjadi merasa bersalah atas ketidakpulangan Kakaknya.

Vira berdiri kemudian pulang dengan memakai payung yang diberikan Kakaknya.

Di dalam perjalanan pulang, Alno tanpa sengaja melihat adiknya Vier sedang bersama gadis yang pernah Alno lihat tempo hari, kekasih Vier itulah yang dikatakan Vira saat itu, mereka berdua sedang berteduh di halte. Dapat Alno lihat, Vier adiknya sedang memakai jaketnya ke tubuh gadis itu.

"Vier!" Teriak Alno di tengah suara tetesan air hujan membuat Vier dan gadis itu langsung terkejut dan menatap Kakaknya yang kini melangkah menghampiri mereka.

"Vier, apa Kakakmu akan marah?" Tanya Sheira takut melihat ekspresi Alno yang terlihat jelas jika dia sedang marah, dilihat dari kedua tangannya yang mengepal serta rahangnya yang mengeras.

Alno menghentikan taksi yang kebetulan melintas di depannya.

"Kamu masuk ke dalam taksi itu, dan pulang sekarang juga!" Perintah Alno dengan suara yang terdengar menakutkan bagi Sheira.

Sheira menatap kekasihnya, dan Vier pun mengangguk memberi isyarat agar Sheira menuruti apa yang tadi Kakaknya katakan.

Sheira kemudian berpamitan pada kedua laki-laki itu, dan langsung masuk ke dalam taxi yang saat ini tengah menunggunya.

Setelah Sheira masuk ke dalam taxi dan taxi itu sudah mulai melaju, Alno kemudian menatap tajam Adik laki-lakinya itu.

"Kak!" 

Bug

Bukannya menjawab sapaan adiknya Alno justru memberikan bogem mentah pada Vier.

Vier hanya diam saja, dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya hingga Kakaknya langsung memberikan pukulan padanya.

"Kak, Kakak kemana saja? Kenapa semalam tidak pulang?" Tanya Vier yang memang ingin tahu kemana Kakaknya pergi semalam.

"Bukannya kamu melindungi dan menjaga saudaramu sendiri, kamu malah asyik sendiri disini dengan kekasihmu," marah Alno mengabaikan pertanyaan Vier yang menanyakan keberadaannya semalam.

"Kak maaf, aku…"

"Kamu tahu, Vira pulang sendiri dan kehujanan, jaket milikmu yang seharusnya kau berikan pada kembaranmu yang kedinginan, justru kau berikan pada orang lain," kata Alno dingin.

"Kak dia bukan orang lain, dia kekasihku," jawab Vier yang tidak terima saat Kakaknya menyebut kekasihnya orang lain.

"Hanya kekasih bukan? Belum menjadi istrimu," ucap Alno tersenyum miring.

"Kamu segitunya melindungi dia, tapi kamu malah mengabaikan saudaramu, bagaimana jika sesuatu terjadi padanya, aku tahu dia perempuan yang kuat tapi bagaimanapun dia tetap seorang perempuan, dia juga butuh dijaga dan dilindungi, jika kamu ingin pergi bersama kekasihmu, bukankah lebih baik kamu juga membawa Vira bersamamu, kau harusnya lebih bertanggung jawab pada Vira bukan gadis itu," kata Alno datar menatap ke arah lain.

Vier diam, tidak menyalahkan Kakaknya sama sekali, apa yang Kakaknya katakan benar. Seharusnya dia juga menjaga kembarannya bukannya egois dan memilih untuk berdua bersama kekasihnya.

"Kakak harap kamu ingat perkataan Kakak, jika Kakak tidak bisa melindunginya, kamu yang harus melindunginya," ucap Alno langsung berbalik badan dan berlalu begitu saja meninggalkan Vier yang merasa aneh sekaligus bingung apa maksud dari perkataan Kakaknya.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

hmmm apakah vano memilih menghindari vira???

2024-06-26

0

Rita

Rita

sisil sukamu bertepuk sebelah tangan

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!