Bab 15

"Sebenarnya kamu kenapa sayang?" Tanya Jasmine pada Putrinya yang sudah tertidur, dia kemudian membenarkan posisi tidur Putrinya agar lebih nyaman dan menyelimuti tubuh Putrinya sebelum dirinya meninggalkan kamar tersebut.

Jasmine menuju ke kamar Alno yang terletak di samping kamar Vier, dia membuka pintu kamar Putranya dan masuk ke dalamnya.

Jasmine tidak menemukan keberadaan Putranya disana. Jasmine kira Alno sudah pulang, apalagi jam di dinding menunjukkan pukul 10 malam, melebihi batas yang diberikan suaminya untuk anak-anak mereka.

Jasmine kemudian menghubungi ponsel Putranya, untung saja dirinya tadi membawa ponsel. Tapi nomor telepon putranya itu tidak aktif, Jasmine langsung cemas memikirkan hal itu, jika melaporkan pada Suaminya, takutnya nanti Stevano marah saat tahu Alno lagi-lagi melanggar aturan yang telah dibuatnya.

"Kamu kemana sayang?" Jasmine tampak mondar-mandir dengan ponsel yang berada di telinganya.

"Mama yakin terjadi sesuatu antara kamu dan adikmu, tapi apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa di antara kalian tidak ada yang bercerita sama Mama?" Tanya Jasmine entah kepada siapa.

Setelah puluhan panggilan tetap sama yang mengatakan bahwa nomor ponsel putranya tidak aktif, akhirnya Jasmine mencoba menghubungi Sahabat Alno satu-satunya, Febian.

Setelah tahu bahwa putranya itu baik-baik saja dan berada di tempat sahabatnya, Jasmine pun memutuskan untuk keluar dari kamar Putranya dan menuju ke kamarnya sendiri. Setelah dirinya mengecek semua anak-anaknya.

***

"Pagi Ma, Pa, Tuan Putri kecilku yang cantik" sapa Vier kepada Mama, Papa dan adik bungsunya, kemudian menarik kursi dan duduk di sana.

"Pagi Kakak," balas Zeline menyapa Kakaknya itu dengan ceria.

Semua orang tersenyum mendengar suara  si bungsu yang ceria, kecuali hanya satu orang yang justru cemberut.

"Mama, Zeline dan Papa saja yang kamu sapa, tidak melihat aku yang  sebesar ini?" Gerutu Vira  karena saudara kembarnya itu tidak menyapanya yang jelas-jelas ada di sana di depannya.

Jasmine hanya geleng-geleng kepala setiap anak-anaknya berkumpul selalu ada perdebatan seperti itu, tidak makan pagi ataupun malam.

"Oh ya Kak Vian mana, kok tidak ikut turun sama Kak Vier, Kak Alno juga biasanya Kak Alno yang paling awal," tanya si bawel Zeline.

Jasmine menghentikan gerakannya yang sedang mengambil makanan untuk dirinya sendiri setelah tadi mengambilkan makanan untuk Suaminya.

Sementara Vira juga menghentikan kunyahannya saat mendengar pertanyaan adik bungsunya.

"Memang Kak Alno belum turun Ma?" Tanya Vier pada Mamanya.

Stevano pun kini menatap istrinya menunggu jawaban dari wanita yang sangat dicintainya itu.

Mendapat tatapan dari Suaminya dan pertanyaan dari putranya, Jasmine diam, dirinya bingung harus mengatakan apa, terlebih kini semua mata menatap ke arahnya.

"Hmm, Kak Alno..." jawaban Jasmine terpotong saat mendengar pertanyaan Putranya yang baru akan ke ruang makan.

"Ma, Pa, Kak Alno tidak ada di kamarnya," tiba-tiba langkah kaki menuruni tangga dan terdengar suara Melviano yang semakin dekat.

"Ma?" Stevano menatap istrinya yang kembali diam.

"Kalian makanlah, tidak perlu khawatir, Kak Alno sudah berangkat sejak pagi, katanya ada kegiatan di kampusnya," jawab Jasmine kemudian melanjutkan kegiatannya membuat semua orang bernafas lega.

"Tumben Ma, Kak Alno tidak ikut sarapan dulu, padahal ini masih sangat pagi," komentar Vier tentang Kakaknya yang tidak seperti biasanya.

"Mungkin kegiatan Kak Alno sangat penting Kak," jawab Vian.

Vier pun mengangguk-anggukan kepalanya. Zeline tampak sibuk dengan makanannya. Sementara Vira hanya diam saja.

"Ma, Pa, Vira berangkat dulu," kata Vira mengakhiri makannya.

"Sayang, kenapa buru-buru, makanan kamu juga belum habis, lebih baik kamu habiskan dulu," kata Jasmine pada Putrinya yang berpamitan akan langsung berangkat padahal bisa dilihat jika Vira mungkin hanya menghabiskan satu atau dua suap saja.

"Vira sudah kenyang Ma," jawab Vira yang kemudian langsung berdiri.

"Duduk Vira dan habiskan makananmu! Karena Alno sudah tidak di rumah, nanti kamu akan berangkat dengan Vier dan Vian," perintah Stevano tegas.

"Tapi Pa.."

"Duduk!" Ucap Stevano dengan suara tinggi, aturan yang dibuat untuk mendisiplinkan anak-anaknya nyatanya tidak dipatuhi sama sekali, dia hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya, tapi anak-anaknya tidak juga mengerti, niat dirinya membuat peraturan itu. Semuanya berantakan, semua untuk membuat keluarganya lebih banyak waktu berkumpul kini nyatanya malah sebaliknya.

Vira menatap Mamanya dan melihat jika Mamanya memberi isyarat agar dirinya menuruti apa yang Papanya katakan.

Suasana makan pagi mereka terasa mencekam setelah Stevano sudah mengeluarkan perintah tegasnya.

Vier dan Vian yang sudah mengerti suasana itu, segera mempercepat makannya agar bisa segera berangkat.

Sementara Zeline menunduk takut jika Papanya sudah seperti itu. Karena Papanya selama ini sangat lembut padanya, bahkan mata Zeline kini sudah berkaca-kaca.

Jasmine memeluk Putri Bungsunya, berbisik dan mengatakan Papanya tidak marah.

"Kami sudah selesai makan, Ma, Pa, kita akan berangkat sekarang," kata Vier memberanikan diri.

"Kalian…"

"Sayang!" Ucap Jasmine memotong ucapan Suaminya, agar tidak meneruskan ucapannya, dia tidak ingin Zeline ketakutan melihat seperti apa Suaminya jika sudah marah.

Stevano menatap putrinya yang berada dalam dekapan sang istri, lalu menghembuskan nafasnya perlahan, mencoba meredakan emosinya. 

"Sekarang kalian bertiga berangkatlah, nanti biar Zeline Mama yang antar," kat Jasmine yang membiarkan anak-anaknya pergi.

Stevano kemudian pergi meninggalkan anak istrinya menuju ke kamarnya.

"Sayang, Mama mau menyusul Papa dulu ya, Zeline tunggu disini, Mama akan segera kembali, nanti Mama yang antar Zeline ke sekolah.

Zeline mengangguk, "Tapi Mama jangan lama-lama," kata Zeline pelan.

Jasmine tersenyum, "Ya sayang, Mama tidak lama," ucapnya kemudian mencium kening Putrinya dan meninggalkan Putrinya di ruang makan sendirian.

Jasmine kemudian melangkah menuju ke kamarnya menyusul Stevano yang sudah lebih dulu pergi.

Sesampai di kamarnya terlihat pintu kamarnya terbuka, dan dapat Jasmine lihat jika Suaminya sedang duduk di pinggiran ranjang, menunduk dan menutup wajahnya kedua telapak tangannya.

Jasmine mendekat dan duduk di samping Suaminya duduk, memeluk tubuh Suaminya dari samping.

"Sayang,"

"Apa aku salah dalam mendidik anak-anak kita? Apa aku terlalu keras pada mereka? Kamu tahu sayang, aku melakukan semua ini untuk kebaikan mereka. Aku tidak ingin anak laki-lakiku seperti Max dulu, aku tidak ingin anak perempuanku seperti Ibu, aku tidak ingin mereka mengambil jalan yang salah, selain itu, kamu jelas tahu kenapa aku membuat jam malam untuk mereka, karena aku ingin mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, berkumpul dengan keluarganya dibanding dengan orang luar. Apa aku salah sayang?" Tanya Stevano berhambur ke pelukan Jasmine dan kini menyembunyikan wajahnya di tubuh sang istri yang sedang memeluknya.

"Aku tahu sayang, kamu melakukan ini semua untuk kebaikan mereka, tapi mungkin mereka tidak paham akan itu, anak seusia mereka masih ingin melakukan banyak hal yang belum mereka pernah lakukan, perlahan mereka akan mengerti aku yakin itu, biarkanlah mereka menentukan jalan hidupnya sendiri, tugas kita adalah mengawasinya, mengarahkan mereka jika mungkin mereka salah jalan, mengingatkan mereka jika mereka berbuat salah, dan kita hanya bisa melakukan yang terbaik, tapi jika terjadi sesuatu kedepannya, itu diluar kendali kita sayang, jadi jangan seperti ini lagi, kamu tidak lihat tadi, Zeline takut melihatmu saat sedang marah tadi, mendidik dengan tegas boleh, tapi jangan terlalu keras pada anak-anak kita, jangan biarkan mereka berpikir jika kita mengekang kebebasan mereka," kata Jasmine lembut mencoba mengembalikan kepercayaan suaminya yang sempat ragu pada apa yang diputuskan oleh dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

Bener

2024-06-26

0

Rita

Rita

untung pinter

2024-06-26

0

Rita

Rita

yg terjadi sesuai kecurigaanmu

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!