Bab 14

"Kenapa lagi?" Tanya Bian pada temannya yang belum lama ini datang ke Apartemennya.

"Ini!" Kata Bian menyodorkan minuman kepada Alno.

Alno menerima minuman itu dan kembali menghela nafas kasar untuk kesekian kalinya.

"Pasti tentang adikmu lagi," tebak Bian yang tahu tentang perasaan Alno pada Adiknya.

"Aku harus bagaimana Bi?" Tanya Alno yang kini menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Kenapa kamu tidak katakan saja tentang perasaanmu itu kepada adikmu?" Ucap Bian yang ikut duduk di samping Alno.

Bian dan Alno sudah bersahabat sejak SMP, mereka sangat dekat, dan selama ini pula, Bian menjadi tempat Alno mencurahkan isi hatinya, Alno tidak tahu harus bercerita pada siapa, karena jika kepada orang tuanya tentu saja Alno seperti cari ma*ti.

"Apa kamu gila Bi? Bagaimana jika aku menyatakan perasaanku dan Vira akhirnya menjauh dariku? Apa tanggapan orang tuaku jika mereka tahu aku menyukai adikku sendiri? Akh! Aku harus bagaimana? Apa.yang harus aku lakukan?" Teriak Alno frustasi, dengan segala rasa yang berkecamuk di dalam hatinya, Alno mengusap wajahnya kasar.

"Sekarang aku tanya padamu, terus mau sampai kapan kamu seperti ini? Kamu akan terus memendamnya dan membuat kamu tersiksa sendiri dengan perasaan yang kamu miliki? Iya seperti itu yang kamu mau?" Ucap Bian tak kalah tinggi yang mendengar curhatan sahabatnya dengan tema yang selalu sama, apalagi jika bukan tentang  salah satu adik perempuannya.

"Jika aku menyatakannya, aku  harus apa? Jika tidak menyatakan aku juga harus bagaimana? Aku benar-benar bingung Bi," ucap Alno menunduk.

"Ya sudah jika kamu memang benar-benar bingung, sebaiknya kamu menyerah dan lupakan perasaanmu itu," saran Bian pada Alno.

Alno langsung mengangkat kepala dan menatap sahabatnya. "Tidak semudah itu Bi, mengatakan memang mudah, kamu tidak merasakannya jadi kamu  tidak pernah tahu apa yang aku rasakan. Aku sudah berkali-kali mencoba menghapus perasaan itu, nyatanya aku selalu gagal, bahkan jika melihat Vira dengan teman prianya saja, aku sering tidak bisa mengendalikan diri.

"Itu karena kamu selalu dekat dengannya, bagaimana kamu bisa menghapus perasaan itu, jika kamu selalu ada di sampingnya, selalu ada di saat dia membutuhkanmu, coba saja kamu hilangkan dulu rasa kepedulianmu yang sangat berlebihan itu, kamu coba hindari dia, kamu coba jauhin dan abaikan dia," kata Bian mengemukakan pendapatnya.

"Bagaimana aku tidak ada jika dia membutuhkanku, apa kau menjamin bahwa dirinya akan baik-baik saja? Bagaimana jika  terjadi sesuatu dengannya jika aku tidak ada disampingnya? Siapa lagi yang akan menjamin keamanan dan keselamatannya? Atau bagaimana jika nanti ada pria jahat yang mencoba mengusiknya, sementara aku mengabaikannya. Jawab Bi!" Alno mengguncang tubuh sahabatnya.

"Kamu lupa siapa keluargamu? Apa kamu pikir Papa dan Mamamu membiarkan anak-anaknya tanpa pengawasan? Apa kamu yakin Papa atau Opamu tidak menyuruh pengawal untuk diam-diam mengikuti kalian, kamu tahu sendiri bagaimana sayangnya orang Tuamu, Kakek Nenek bahkan Opa dan Oma Mu, kepada anak dan cucunya?" Jawab Bian menyadarkan temannya itu, kenapa Bian berkata seperti itu, karena dia tanpa sengaja pernah memergoki pengawal dari keluarga Anderson tidak jauh dari keberadaan Alno.

Alno diam, Alno memikirkan apa yang sahabatnya katakan, ya Bian ada benarnya juga, tidak mungkin Ayahnya yang over protective itu membiarkan anak-anaknya pergi tanpa pengawasan.

"Pikirkan baik-baik saranku, katakan perasaanmu, jika kamu ingin merasa lega, dan hindari dia jika kau ingin belajar melupakan perasaanmu," Bian menepuk pundak Alno pelan.

"Aku tidur dulu, menginaplah disini, jangan lupa kabari orang tuamu," peringat Bian sebelum meninggalkan Alno dan masuk ke dalam kamarnya.

Alno mengangguk, setelah kepergian Bian, Alno pun menonaktifkan ponselnya, jikapun izin orang tuanya pasti tidak akan memberikan ijin.

Alno merebahkan dirinya di sofa, menutup matanya, meletakkan kedua tangannya yang terlipat di atas keningnya. Merilekskan tubuhnya yang terasa lelah akibat banyak pikiran yang terkuras belakangan ini. Adiknya yang terus mengganggu dan berputar mengisi seluruh pikirannya.

***

Deg

Deg

Vira memegang dadanya yang berdebar, memegang bibirnya yang tadi mendapat kecupan. 

"Kak, kenapa Kak Alno seperti itu? Kakak, Kakak tahu apa yang Kakak lakukan salah, tapi kenapa Kakak tetap melakukannya?" gumam Vira tanpa terasa air matanya menetes begitu saja.

Awalnya Vira memang tertidur, bahkan Vira tidak merasakan saat Alno pertama kali mengambil ciumannya. Tapi saat Alno kembali mencium untuk kedua kalinya, Vira merasakan hingga membuatnya terbangun, Vira ingin menolak, tapi logika dan hatinya berbeda. Logikanya ingin menolak perlakuan Alno itu, tapi tidak dengan hatinya. Hingga Vira memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur, membiarkan Alno menciumnya.

"Bagaimana aku harus bersikap ke depannya? Aku kecewa sama Kakak, kecewa atas apa yang Kakak lakukan," gumam Vira kemudian menyembunyikan wajahnya di bantal, membiarkan dia meluapkan perasaannya saat ini.

Ceklek

Pintu kamar Vira terbuka, terdengar suara langkah kaki mendekat. Vira dapat merasakan jika ada seseorang yang duduk di atas ranjangnya, Vira berusaha untuk tidak mengeluarkan isakannya. Vira tidak ingin ada yang tahu perasaannya karena saat ini  dia sendiri tidak tahu sama sekali entah apa yang dirasakannya. 

Tak lama Vira merasakan ada sebuah tangan halus yang mengelus rambutnya  dengan lembut.

 

"Sayang ada apa? Apa terjadi sesuatu? Mama tahu Vira saat ini sedang menangis kan? Jika ingin menangis, menangislah tidak apa-apa, ada saatnya kita benar-benar merasa lelah dan yang hanya bisa kita lakukan adalah menangis, yang terpenting perasaan kita akan lega jika kita sudah mengeluarkan beban yang tersimpan dan terasa menyesakkan dada dengan mengeluarkannya lewat tetesan air mata, kata Jasmine masih mengelus rambut putrinya.

Vira langsung bangun dan berhambur ke pelukan Mamanya.

"Vira harus bagaimana Ma? Apa yang harus Vira lakukan?" Isak Vira di pelukan Jasmine membiarkan putrinya itu bersandar padanya hingga tak lama Vira pun terlelap di pelukannya.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

betul

2024-06-26

0

Rita

Rita

dan kekwatiranmu itu akhirnya nyiksa kmu sendiri

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!