"Siapa? Kok aku tidak pernah tahu?" Tanya Vier yang sedari tadi diam saja.
"Ya kamu kan pacaran mulu, mana tahu hal seperti itu," kata Vira menanggapi perkataan saudara kembarnya.
"Memang Siapa Kak? Kenapa tidak dikenalkan sama Mama?" Tanya Jasmine yang ikut penasaran.
"Tidak ada Ma, kalaupun ada Kakak pasti akan cerita ke Mama," jawab Alno yang melirik ke arah Vira yang justru saat ini tersenyum tanpa rasa bersalah.
"Tapi tadi Vira bilang.."
"Vira hanya bercanda Ma, Mama seperti tidak tahu dia saja," potong Alno cepat.
"Sudah-sudah, tidak perlu dibahas, kalian lebih baik belajar dan selesaikan sekolah kalian dulu, jangan bahas pacar-pacaran," Kata Stevano mengakhiri pembicaraan anak dan Istrinya.
Semua diam mendengar suara Stevano yang terdengar dingin.
"Oh ya Kek, Nek bagaimana kalau kita makan siang di luar dulu," usul Vira sekaligus mengalihkan pembicaraan yang membuat aura Papanya semakin dingin.
"Oh ya, ini sudah lewat jam makan siang, seperti usul Vira saja, kita makan diluar, Bibi juga tidak masak banyak hari ini, karena Kakek tadi bilang tidak perlu memasak," ucap Alex menyetujui usulan Cucunya.
Semuanya pun setuju, apalagi saat Zeline sudah bangun dan bilang jika dirinya lapar.
Setelah makan siang di luar, mereka pun berpisah, dan kembali ke rumah masing-masing, si bungsu Zeline bilang, jika malam ini dia akan tidur di rumah Kakek dan Neneknya, karena dia memutuskan untuk tinggal bersama Mama dan Papanya.
Dan Jasmine hanya pasrah menyetujui keinginan Zeline, sebelum dirinya benar-benar tinggal bersama orang tuanya.
Kini Stevano, Jasmine dan Vier dalam satu mobil, awalnya Melviano bersama dengan mereka, tapi dengan tiba-tiba dia minta turun dan berlari menuju ke mobil Alno dan langsung membuka pintu mobil dan duduk disana.
Jasmine dan Suaminya saling pandang, kemudian segera masuk ke mobil.
"Ayo Kak Jalan!" Kata anak laki-laki tampan yang biasa disapa Vian setelah masuk ke mobil dan duduk di kursi belakang.
"Kak!" Panggilan Vian membuyarkan Alno yang sedang sibuk dengan pikirannya.
Entah kenapa Alno merasa lega, saat adik laki-lakinya ini ikut dengan mobil yang juga membawanya, berdua dengan Adik perempuannya yang satu ini membuat kinerja jantungnya bermasalah.
Vira hanya diam saja, dia sedang tidak ingin berkomentar apa-apa saat ini. Dirinya hanya memejamkan mata dengan wajah menghadap jendela. Vira merasa aneh dengan sikap Kakaknya belakangan ini. Perhatian Kakaknya juga semakin berlebihan, dan bahkan dia juga tunjukkan di depan keluarga mereka, Vira yakin jika Mama dan Papanya juga pasti merasakan sikap Kakaknya yang aneh itu, terbukti secara tidak langsung Vira melihat Mama dan Papanya hanya saling pandang, saat Alno bersikap seperti itu padanya.
Tadi saat makan siang bersama, tidak sengaja mereka bertemu dengan Sean, Sean menghampiri dan menyapa Vira, hingga akhirnya Jasmine menawarinya untuk bergabung saja. Awalnya Stevano terlihat tidak setuju, tapi akhirnya pasrah ketika melihat tatapan Jasmine yang mengisyaratkan agar suaminya itu mengijinkan.
Saat Sean akan duduk di samping Vira yang memang kosong, Alno yang memang sudah duduk di sebelah kanan Vira meminta adiknya Vian yang ada di samping dirinya berpindah ke samping Vira yang sebelah kiri. Tapi sayangnya adiknya itu tidak mau, dan tetap ingin duduk di antara dirinya dan Papanya. Kalau meminta Zeline pasti dia akan sangat menolak karena saat gadis kecil itu duduk dan makan dengan tenang di antara Mama dan Neneknya. Saat Vira asyik mengobrol bersama Sean, Alno selalu memotong perkataan Sean, dengan dirinya yang menggantikannya mengajak Sean mengobrol, bahkan disaat Sean mengambilkan makanan untuk Vira, Alno segera menukar makanan itu dengan miliknya beralasan jika Vira alergi, alasan yang klise. Sampai Vira dibuat jengkel oleh kelakuan Kakaknya itu.
Alno menoleh sebentar ke arah Vira, dilihatnya mata gadis itu masih tertutup rapat-rapat. Sebenarnya Alno tahu, tahu jika saat ini Vira tidak tidur dan hanya memejamkan matanya saja.
Alno menatap adik perempuannya itu dalam diam, tanpa tahu jika adiknya Vian tengah memperhatikannya dari arah belakang.
Karena heningnya suasana di mobil, atau Vira yang memang mengantuk, akhirnya gadis itu pun tertidur. Alno juga melihat ke arah belakang dimana Vian duduk, adik laki-lakinya itu juga tertidur.
Alno tersenyum melihat tidur Vira yang menurutnya sangat menggemaskan.
Tak lama mobil Alno pun sampai di pelataran kediaman Stevano. Alno membuka pintu dan berlari ke arah belakang dimana Vian tertidur.
"Biar saya bantu Tuan," ujar pengawal menawarkan diri.
"Baiklah, kamu bawa Vian ke kamarnya!" Perintah Alno dengan membantu membuka pintu mobil belakang agar pengawal itu bisa dengan mudah menggendong Vian dan membawanya untuk masuk ke dalam kamarnya.
Sementara dirinya kini berlari kecil menuju pintu samping kemudi, dimana Vira berada, kemudian dia menggendong gadis itu.
"Biar saya bantu Tuan," kata pengawal yang lain ikut menawarkan diri untuk mengambil alih Vira dari gendongan Tuan Mudanya itu.
Bukannya mendapat jawaban pengawal itu justru mendapatkan tatapan tajam dari Tuan Mudanya. Hingga membuat nyali pengawal itu ciut bahkan dengan susah payah menelan salivanya.
"Apa salahku? Kenapa tatapan Tuan Muda seperti ingin menelanku hidup-hidup, padahal kan niatku baik, hanya ingin membantunya," ucap pengawal itu dalam hati.
"Tidak perlu, minggir!" ujar Alno dengan suara yang terdengar mengerikan.
"Ba…baik Tuan," kata pengawal itu akan meninggalkan tempat.
"Mau kemana kau?" Tanya Alno begitu melihat pengawal itu hendak berlalu.
"M..mau kembali ke tempatku Tuan," jawab pengawal itu gugup.
"Bawa mobilku ke basement!" Perintah Alno dengan nada suara meninggi.
"Ba..baik Tuan," pelayan itu semakin menunduk, menghadapi Alno sudah seperti menghadapi Stevano sebelum menikah. Ayah dan Anak itu sama-sama menyeramkan di waktu tertentu, tidak seperti Vier yang terkenal ramah seperti Mamanya Jasmine.
Alno melanjutkan niatnya membawa Vira masuk ke dalam rumah dan membawanya ke kamarnya.
"Untung saja kamu tidak bangun, jika sampai bangun karena pengawal tadi, aku akan memberikannya hukuman," gumam Alno sambil mengamati gadis yang ada di gendongannya dengan mata terpejam.
"Sudah?" Tanya Alno saat berpapasan dengan pengawal yang tadi membantunya menggendong Vian.
"Sudah Tuan," jawab pengawal sopan.
"Terima kasih, oh ya Papa Mama belum pulang?" Tanya Alno lagi yang tidak melihat mobil Papanya di halaman rumah.
"Belum Tuan."
"Hmm baiklah, kau boleh kembali ke tempatmu," Alno mempersilahkan pengawal itu untuk kembali ke tempatnya.
"Baik, kalau begitu saya permisi dulu," pamit pengawal undur diri.
"Hmm, Alno hanya menjawab dengan gumaman, melanjutkan langkahnya yang lagi-lagi terhenti, Alno menaiki anak tangga satu persatu menuju ke kamar Vira.
Dengan susah payah Alno berusaha membuka kamar Vira, setelah berhasil Alno menutup pintu itu dengan menendangnya pelan.
Direbahkannya tubuh Vira di atas ranjangnya yang empuk secara perlahan.
Setelah itu Alno duduk di sisi ranjang mengamati wajah cantik adiknya. Perlahan wajahnya semakin mendekat hingga…
Cup
Bibir Alno mendarat dengan mulus di bibir Vira yang tengah terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Rita
waduhhh Alno awas ketagihan 😅😂😂😂😂😂
2024-06-26
0
Rita
😅😅😅😅😅
2024-06-26
0
Rita
ya salahlah enak aja mau gendong dilarang sentuh
2024-06-26
0