Bagian 11

"Kenapa?" Bisik Alno mendekat ke arah Vira.

"Kakak menyingkirlah!" Kata Vira mendorong tubuh Alno yang semakin mendekat ke arahnya. Vira tidak ingin Kakaknya mendengar  detak jantungnya saat ini.

Jantungnya berdebar kencang lagi, bahkan Vira saat ini menahan nafasnya saat mencium aroma maskulin dari tubuh Alno.  

Vira berusaha menepis perasaan aneh itu. Vira pandangi Kakaknya, Alno terlihat baik-baik saja, Vira tidak tahu saja jika sebenarnya Alno merasakan lebih dari apa yang Vira rasakan.

"Ehmm," Alno berdehem guna menetralkan kegugupannya.

"Ini!" Ucap Alno sambil menyerahkan botol minuman yang kosong.

"Kak Alno bisa membuangnya sendiri kan?" Vira memprotes, tapi tangannya menerima botol plastik itu dari Alno.

Tanpa peduli Alno langsung berlalu meninggalkan Vira, dirinya tidak bisa jika terus bersama Vira, saat ini saja jantungnya sudah berdetak tak normal, apalagi jika harus bersama adiknya itu, mungkin saja jantung Alno bisa loncat sewaktu-waktu.

Setelah kepergian Kakaknya, tubuh Vira terasa limbung, dia langsung bersandar pintu kulkas agar tidak terjatuh.

Vira kemudian memegang dadanya, "Ada apa ini? Apa mungkin aku sakit? Kenapa jantungku berdetak cepat sekali padahal saat ini aku sedang tidak berlari," gumam Vira.

Tak jauh berbeda dengan Vira, Alno pun merasakan hal demikian, Alno masuk ke kamar mandi di kamar yang memang disiapkan untuknya jika dia menginap di rumah Kakek Neneknya, kemudian dia membasuh wajahnya, untuk meredakan hawa panas yang tadi sempat dirasakannya.

"Alno kau tidak boleh menyukai adikmu sendiri? Apa kata Mama dan Papa? Bagaimana tanggapan orang-orang jika tahu hal itu?" Ucap Alno pada bayangannya sendiri di cermin.

Setelah berhasil menguasai dirinya, Alno pun keluar dari kamar.

"Kak!" Melviano sang adik berdiri di depan pintu.

"Kamu mengagetkan Kakak saja, kenapa?" Kata Alno pada adiknya yang biasa dipanggil Vian.

"Hmmm," Melviano berpikir, dia menimbang apa dia harus menanyakannya atau tidak.

"Kenapa? Katakan saja! Apa kamu ingin sesuatu?" Tanya Alno yang memang akan menuruti apapun yang diminta adik yang satunya itu, karena Vian tidak pernah meminta sesuatu padanya.

"Ah tidak, Mama dan Papa akan pulang, Kakak ikut pulang tidak?" Tanya Vian sedikit mendongak agar bisa menatap Kakaknya.

"Tentu saja Kakak pulang, tolong kamu panggilkan Kak Vira ya," Ucap Alno meminta tolong pada adiknya.

"Ya," jawabnya kemudian berlalu begitu saja menuju dapur tempat dimana Kakak perempuannya itu berada.

"Tunggu, apa Vian tahu jika sekarang Vira ada di dapur?" Gumam Alno tampak berfikir.

"Entahlah," tambahnya kemudian menutup pintu kamar dan segera pergi dari situ.

"Loh, Vira sama Vian mana sayang?" tanya Jasmine yang melihat Alno hanya sendirian.

"Vian memanggil Vira di dapur Ma," jawab Alno kemudian duduk di samping Kakeknya.

"Zeline masih tidur?" Tanyanya kemudian melihat  adiknya yang masih tampak lelah di pangkuan Stevano.

"Ya mungkin adikmu kecapean, kata Nenek juga di sana jalan-jalan terus," jawab Jasmine mengelus rambut putri bungsunya.

"Bu, tidak apa-apa kan jika  kita bawa Zeline pulang? Jasmine sangat merindukan Zeline," kata Jasmine meminta izin pada Ibunya untuk membawa Zeline kembali.

Liana tersenyum, "Walaupun Zel cucu Ibu, tapi Zel tetap Putrimu sayang, jadi kamu tidak perlu izin pada Ibumu untuk membawa Putrimu sendiri, Ibu senang Zeline disini, tapi dia juga tetap harus sering kembali ke rumah orang tuanya. Ibu tidak keberatan jika Zel tinggal disini, dengan senang hati Ibu menyambutnya, tapi tidak terlalu baik juga nantinya jika Zel terus tinggal disini, takutnya Zel kelak tidak dengan kalian sebagai orang tuanya, saran Ibu, Zel lebih baik menginap disini di akhir pekan, dan kalian juga, kalian juga bisa bergantian menginap di rumah orang tua Suamimu, karena Ibu yakin di masa tua kita sebagai orang tua, yang menyaksikan anak-anaknya tumbuh dewasa dan sudah memiliki keluarga sendiri, sering merasa takut jika kalian semua sudah tidak sempat lagi mengunjungi kami, di tengah kesibukan kalian, kesibukan entah pekerjaan, ataupun mengurus keluarga kecil kalian. Orang tua pasti selalu mengharapkan anak-anaknya kembali menghabiskan waktu bersama, menemani masa tua Kami.

"Ibu," mata Jasmine sudah berkaca-kaca mendengar nasihat Ibunya.

Jasmine berdiri dan berjalan menghampiri wanita yang menjadi Ibunya, wanita yang dengan tulus menyayanginya walaupun dia bukan Putri kandungnya, membesarkannya dengan penuh cinta, wanita yang menemani dirinya disaat dirinya sendiri dan kesepian karena ditinggal Ibu kandungnya, wanita yang memberi pelukan hangat disaat dirinya kedinginan, lahir tanpa pernah merasakan dekapan wanita yang melahirkannya. Wanita yang menerangi jalannya di tengah kegelapan, wanita yang membawakan dirinya kebahagiaan yang sampai saat ini bisa dirinya rasakan," Jasmine mendekat dan berhambur ke pelukan Ibunya.

"Maafkan Jasmine Ibu, Jasmine belum bisa membahagiakan Ibu, bahkan Jasmine tidak bisa terus di sisi Ibu, Jasmine tidak bisa menemani masa tua Ibu. Maafkan Jasmine Ibu," tangis Jasmine kini pecah. 

Jasmine juga merasa bingung jika mengambil keputusan itu. Bagaimana tidak bingung kadang seorang gadis yang sudah menikah, memang kebanyakan  akan ikut suaminya kemanapun, banyak juga yang 

Memiliki  rumah impiannya sendiri, dan tinggal disana mengurus sendiri keluarga kecilnya. Karena begitu sibuknya, terkadang sampai lupa jika orang tua, Ibu dan Ayah, orang yang melahirkan dan membesarkan kita semakin kesini umur juga semakin bertambah, sementara anak-anak banyak yang melupakan itu, dan jarang mengunjunginya apalagi yang jaraknya jauh.

"Sudah-sudah, Ibu tidak apa-apa, Ibu hanya ingin yang terbaik untuk anak-anak dan cucu-cucu Ibu, Itu saja Ibu sudah bahagia," kata  Liana membelai lembut rambut putrinya yang panjang.

Alex menepuk bahu Alno, "Jadikan kata-kata Nenek untuk bekal kamu kedepannya, jika kamu menikah kelak, sering-seringlah ajak Istri dan anak-anakmu, untuk mengunjungi orang tua, baik dari pihakmu atau pihak istrimu, Kakek tidak menyangka kamu sudah sebesar ini, padahal rasanya baru kemarin Kakek masih kuat untuk menggendongmu," kata Alex pada Alno cucunya.

"Alno akan selalu mengingatnya Kek," jawab  Alno dengan pandangan yang tertuju pada gadis yang baru saja bergabung dengan mereka semua.

"Andai aku bisa memilikinya, kita tidak perlu menambah anggota keluarga lain, dan pasti akan terus pulang ke rumah Mama dan Papa," ucap Alno dalam hati masih betah menatap adiknya.

"Oh ya apa cucu Nenek sudah punya kekasih?" Tanya Liana mengalihkan pembicaraan  setelah pelukan dengan putrinya terlepas.

"Ah itu," Alno tampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak mungkin jika cucu Kakek yang tampan ini tidak memiliki kekasih, pasti para gadis di kampusmu tidak pandai menilai orang," Alex ikut menimpali ucapan Istri dan cucunya.

Stevano dan Jasmine saling pandang, Melvino menatap kedua Kakaknya bergantian.

"Vier saja juga katanya sudah punya kekasih, apalagi kamu Al, jadi selagi kita kumpul nih kamu bisa cerita sama kami," tambah Alex yang memang ingin menggoda cucunya, yang memang dia lihat tidak pernah dekat wanita manapun.

"Ah sebenarnya…

"Kak Alno memang sudah memiliki kekasih," ucap Vira lantang memotong ucapan Alno.

Semua orang kini menatap Vira dengan pandangan yang berbeda-beda.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

berarti vian lht kyknya

2024-06-26

0

Rita

Rita

hmmm kshn jg sich klhtn nya sdh sm2 tertarik tp takut melewati batas krn mereka beranggapan saudara kandung

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!