Bagian 9

"Papa!" teriak gadis kecil berusia 9 tahun berlari menuju ke seorang pria yang dipanggilnya Papa.

Stevano menyetarakan tinggi tubuhnya dengan sang putri dan merentangkan kedua tangannya.

Hingga saat jarak mereka dekat Zeline langsung mendekap tubuh Mamanya.

Semua orang yang melihat itu seketika tertawa.

"Sayang, kamu kan tadi manggilnya Papa, kenapa Mama yang dipeluk?" Ucap Stevano kesal.

"Ya karena Zeline memang pengennya meluk Mama," jawab Zeline yang masih dalam pelukan Jasmine.

"Memangnya Zeline tidak kangen sama Papa? Kan sudah seminggu ini kita tidak ketemu," Stevano mendekat ke arah istri dan anak bungsunya itu.

Zeline melepaskan pelukannya, dan menatap wajah Stevano yang tepat ada di sampingnya.

"Tentu saja kangen," jawab Zeline mantap.

"Ya sudah kalau kangen sini dong peluk Papa," kata Stevano memelas.

"Tidak Zeline maunya peluk Mama saja," jawabnya yang semakin mengeratkan pelukannya.

Stevano mencebikkan bibirnya merasa kesal karena Putri bungsunya itu tidak mau memeluknya.

"Bagaimana kabar Putri Mama? Mama kangen banget sama Zeline? Zeline nanti pulang ke rumah kan? Mama kan ingin tidur sama Zeline lagi," kata Jasmine dengan mata yang sudah berkaca-kaca, dirinya memang benar-benar merindukan putrinya itu yang lebih sering tinggal di rumah orang tuanya, sejujurnya Jasmine juga tidak tega melihat orang tuanya kesepian tapi tidak bohong jika dia sangat merindukan Putrinya, ingin selalu bersamanya dan melihat tumbuh kembangnya. Memang bisa saja dirinya sering berkunjung ke rumah orang tuanya tapi tetap saja rasanya beda jika tidak tinggal bersama.

"Mama jangan nangis, baiklah Zeline akan pulang, tapi janji ya jangan sedih lagi," kata anak itu, menghapus air mata Mamanya yang jatuh entah sejak kapan dengan jarinya yang mungil.

"Mama tidak menangis, Mama hanya kelilipan tadi," Jasmine mendongak agar air matanya tidak lagi turun.

"Hai cantik, ya sudah ayo kita pulang! Biar Kak Alno yang gendong Zeline," kata Alno menghampiri Ibu dan adik terakhirnya.

"Zeline mau di gendong Mama Kak," Zeline menatap Kakaknya penuh permohonan.

"No, sekarang kamu sudah besar dan pasti berat, jadi biar Kakak saja yang menggendongmu," Alno tidak mau mengalah begitu saja dan menuruti keinginan adiknya itu.

"Ya sudah sini biar Papa yang gendong," Stevano tak mau kalah dengan putra pertamanya, dia menawarkan diri untuk menggendong Zeline.

"Papa sudah tua, jadi tidak akan kuat menggendong Zeline," bisik Alno di telinga adiknya.

Zeline terkikik mendengar bisikan Kakaknya dan mengangguk setuju.

"Tidak mau, Zeline di gendong Kak Alno aja," ucap Zeline dengan manjanya.

"Katanya udah gede, Kok masih mau digendong," Vira yang tadi mendengarkan perdebatan Mama, Papa, Kakak dan Adiknya itu akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Kak Vira iri saja, kalau iri bilang dong, biar nanti habis Kak Alno gendong Zeline, bisa gendong Kak Vira," ucap zeline sambil memeletkan lidahnya.

"Kamu!" 

"Sudah-sudah kenapa semua jadi berdebat seperti ini, Lihatlah semua orang menatap ke arah kita, kita lanjutin di rumah Nenek saja ya," Liana mencoba menengahi anak dan Cucunya.

Stevano dan Jasmine menatap ke sekeliling dan benar saja mereka kini tengah menjadi perhatian banyak orang.

Mereka kemudian masuk ke dalam mobil, Stevano, Jasmine, Vian, dalam satu mobil, Vier bersama Kakek dan Neneknya dengan mobil yang dikendarai oleh supir keluarga Gottardo, sedangkan Vira bersama Alno dan Zeline.

"Kamu bagaimana liburannya senang tidak?" Tanya Alno pada Zeline yang memilih duduk di belakang sendirian, sementara Vira duduk di samping kursi kemudi tepatnya di samping Kakaknya.

"Senang sekali Kak, apalagi Kakek dan Nenek mengajak Zeline mengunjungi berbagai tempat. Kata Nenek, waktu Mama masih kecil juga sering diajak jalan-jalan sama Nenek tapi sayangnya Kakek tidak bisa ikut karena Kakek sibuk kerja, hingga lulus SMA Mama menikah sama Papa, jadi Kakek belum sempat mengajak Mama jalan-jalan bertiga," cerita Zeline pada kedua Kakaknya itu.

Ya Vira dan Alno sama-sama mendengar tentang Mamanya yang menikah sewaktu baru saja lulus SMA, tapi untuk cerita detailnya kisah cinta mereka, keduanya tidak pernah tahu.

"Oh ya Kak, aku mau tidur dulu, nanti kalau sudah sampai bangunkan ya," pesan Zeline yang kemudian membenarkan posisi duduknya senyaman mungkin dan memejamkan matanya, dan tidak lama terdengar nafasnya yang mulai teratur.

"Mungkin dia kelelahan," kata Alno sambil melirik adik bungsunya lewat kaca yang ada di depan.

"Ya itu sudah pasti," jawab Vira. "Oh ya Kak, aku juga mau tidur nanti bangunin ya," tambahnya kemudian ikut memejamkan mata.

"Kamu jika liburan, ingin kemana Ra?" Tanya Alno pada Vira yang mulai memejamkan matanya.

Vira yang memang belum benar-benar tidur akhirnya membuka matanya kembali.

"Aku ingin ke tempat yang sejuk dan tenang, menikmati keindahan alam," jawab Vira sambil tersenyum membayangkan jika dirinya memang ke tempat yang seperti itu.

Alno yang melihat senyuman adiknya, ikut tersenyum tanpa sadar. Dan dengan cepat Stevano menepis sesuatu yang sempat terlintas di hatinya.

"Ingat Alno dia adikmu sendiri, rasa yang kau miliki itu jelas saja salah dan kau harus segera menghapusnya," begitulah dia memperingati dirinya sendiri.

"Kak awas!" Teriak Vira begitu ada seseorang yang hendak menyeberang jalan.

Cittt

Alno segera mengerem mobilnya. Dan untung saja tidak terjadi apa-apa, baik dengan dirinya, Vira, Adiknya serta orang yang menyeberang jalan itu.

"Kak," Vira memanggil Kakaknya yang terdiam dengan tatapan kosong.

Melihat itu Vira berinisiatif turun, dan menghampiri pejalan kaki yang hampir ditabrak Kakaknya.

"Ibu tidak apa-apa? Maafkan kami Bu, kami benar-benar tidak sengaja, jika ada yang sakit bilang saja Bu, kita akan antar Ibu ke rumah sakit sekarang," kata Vira khawatir yang kemudian memapah Ibu itu ke pinggir jalan.

"Ibu tidak apa-apa Nak, maafkan Ibu ini juga kesalahan Ibu karena terburu-buru menyeberang," jawab Ibu itu.

"Maafkan Kami Bu, sekali lagi kami benar-benar minta maaf, Ibu mau kemana biar kami antar," Vira kemudian menawari untuk mengantar Ibu itu.

"Tidak perlu Nak, Ibu benar-benar baik-baik saja, kalian bisa melanjutkan perjalanan kalian."

Vira kemudian memberikan beberapa lembar uang berwarna merah pada ibu itu sebelum pergi.

"Tidak usah Nak," ucap Ibu itu menolak.

"Tolong terima ya Bu, sebagai ganti biaya pengobatan Ibu," Vira meraih tangan Ibu itu  dan meletakan uang tadi di telapak tangan wanita tua itu.

Setelah berpamitan Vira pun langsung kembali ke mobil, adiknya masih tertidur pulas dan Kakaknya menelungkupkan kepalanya di setir mobil.

"Kak," Vira menyentuh bahu Kakaknya.

"Kakak baik-baik saja kan?" Tanya Vira khawatir karena sejak tadi Kakaknya tidak merespon ucapannya.

"Kak jangan membuatku khawatir," Vira langsung panik, dia terus mengguncang tubuh Kakaknya yang tidak bergerak sama sekali sedari tadi dirinya masuk ke dalam mobil hingga membuatnya semakin cemas.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

hmmm sm2 dilema

2024-06-26

0

Rita

Rita

😂😂😂😂😂ini lagi pgn dipecat jd anak

2024-06-26

0

Rita

Rita

anak2nya pd seneng jahilin bpknya

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!