Bagian 7

Deg

Deg

"Apa yang mau Kakak lakukan?" Vira begitu terkejut saat membuka mata yang ditemui pertama adalah wajah sang Kakak yang hanya berjarak beberapa senti saja dari wajahnya.

"Memangnya apa yang kau pikirkan? Kakak hanya ingin menghapus air liurmu ini yang membanjiri wajah jelekmu," ucap Alno dengan senyum meledek.

"Tapi karena kamu sudah bangun, lebih baik kau hapus sendiri saja," tambahnya kemudian melepaskan sabuk pengaman yang terpasang di tubuhnya sendiri, kemudian keluar dari mobil sambil tersenyum.

Vira langsung meraba wajahnya, tapi setelah memastikan sesuatu, dirinya pun berteriak, "Kak Alno!" Kesal Vira karena ternyata Alno membohonginya.

Vira kemudian memegang dadanya,

"Apa ini? Kenapa jantungku berdebar saat wajah Kak Alno sedekat itu?" Tidak ingin memikirkan hal itu, Vira pun mencoba mengabaikannya, "Tidak aku pasti hanya terkejut, iya aku hanya terkejut saja makanya jantungku berdebar kencang seperti itu," hanya itu yang bisa Vira yakinkan dalam hati.

Tok

Tok

Terdengar kaca pintu mobil diketuk.

Vira kemudian membuka pintu mobil, "Iya Pak kenapa?" Tanya Vira pada pengawal yang mengetuk kaca tadi.

"Nona Vira ditunggu sama Tuan Alno," jawab Pengawal yang akan membawa mobil ke basement.

"Ah iya Pak, terima kasih," jawab Vira kemudian berlari menghampiri Kakaknya yang sudah berdiri di depan pintu.

"Ngapain di dalam mobil, kenapa lama?" Tanya Alno begitu Vira sudah ada disampingnya.

"Tidak ngapa-ngapain, nih ketinggalan," jawab Vira sambil menyerahkan kantong plastik berwarna putih berisi makanan yang tadi Alno beli.

Setelah menyerahkan itu, Vira langsung berjalan masuk terlebih dahulu.

"Darimana kalian?" Terdengar suara yang tidak asing membuat Vira langsung menghentikan langkahnya.

"Pa...Papa? Papa belum tidur?" Tanya Vira gugup.

"Jawab pertanyaan Papa Vira, bukan malah bertanya balik?" Ucap Stevano dingin menatap Putrinya yang sudah melanggar peraturan yang dibuatnya. 

Stevano tidak bermaksud mengekang kebebasan Putra maupun Putrinya, dia melakukan itu untuk kebaikan mereka, dia tidak ingin anak-anaknya mengambil langkah yang salah. Apalagi keluarganya pernah melakukan kesalahan itu, hingga dia tidak ingin mengambil resiko, beruntung Putranya Alno selama ini bisa diandalkan menjaga adik-adiknya. 

"Ta..tadi Vira hanya..

"Aku yang mengajaknya keluar Pa, aku lapar dan membeli makanan di luar, ini makanannya," Alno kemudian mengangkat kantong plastik yang tadi di bawanya agar Papanya bisa melihat jika dirinya memang tidak berbohong sepenuhnya.

"Kamu bisa meminta pelayan membuatkan makanan Alno jika kamu memang lapar," jawab Stevano dengan suara yang kembali lembut.

"Mereka sudah istirahat dan Alno tidak ingin mengganggunya Pa, lagian Alno memang sangat ingin makanan ini dari kemarin tapi bukanya memang malam, kemarin sebelum jam sembilan Alno ke sana tapi ngantri sekali, banyak pembelinya karena rasanya yang terkenal enak, Alno penasaran makanya Alno sekarang beli," jawab Alno yang kemudian menghampiri Papanya dan mencium punggung tangan pria yang masih terlihat tampan itu meski usianya hampir kepala lima.

"Kamu ini alasan saja" Stevano memutar bola matanya mendengar penuturan putra pertamanya itu.

"Hehehe," Alno menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sementara Vira menarik nafas lega, saat Papanya tidak jadi marah.

"Baiklah kali ini kalian lolos dan Papa maafkan, jika besok ada yanh melanggar peraturan Papa lagi, jangan harap Papa akan memaafkan," kata Stevano yang berbesar hati memaafkan kesalahan anak-anaknya. Setidaknya dia lega karena Vira keluar bersama Alno yang dia yakin jika putra pertamanya itu pasti akan menjaga adik perempuannya itu dengan baik.

"Terima kasih Pa, Alno tidak akan mengulanginya lagi, dan Alno juga akan mengawasi adik-adik Alno agar selalu menaati aturan yang sudah Papa buat," jawab Alno mantap.

Stevano mengangguk mendengar penuturan Putranya itu hingga kemudian Vira mendekat ke arahnya dan mencium punggung tangannya.

"Terus kenapa kamu bukannya menjawab malah gugup saat Papa tanya tadi," Stevano kini gantian bertanya pada Putrinya.

"Itu karena Vira lapar Pa, Papa tahu sendiri gimana putri Papa kalau lagi lapar," bukan Vira yang menjawab melainkan Alno.

Alno kemudian merangkul bahu adiknya, "Ayo makan katanya kamu lapar!" Ajaknya menuju ke ruang makan yang terletak di samping dapur.

Tapi Vira segera melepaskan rangkulan Kakaknya saat ada yang tidak beres dengan kinerja jantungnya yang terasa berdetak lebih cepat.

"Kakak jangan seperti ini, aku sudah besar," protes Vira mengerucutkan bibirnya.

Stevano tersenyum melihat tingkah keduanya yang tidak ubahnya seperti anak-anak kecil.

Stevano kemudian maju dan kini giliran dia yang merangkul pundak putrinya, Vira menoleh dan tersenyum kemudian merangkul pinggang sang Ayah.

"Papa curang, aku bilang nih ke Mama," ancam Alno karena kesal melihat Ayahnya yang justru rangkulannya diterima oleh Vira.

"Bilang saja, memangnya Papa takut," kata Stevano yang tidak merasa takut.

"Yakin?" Alno bertanya seakan tidak percaya dengan apa yang Papanya itu katakan.

"Yak..eh sayang, kamu mau ngapain turun?" tanya Stevano langsung melepas rangkulan tangannya pada bahu Putrinya begitu melihat istrinya sudah berada di dapur, padahal tadi Jasmine bilang akan tidur lebih awal.

"Memangnya aku tidak boleh turun dan menuju dapur untuk membuat minuman saat aku merasa haus?" Bukannya menjawab Jasmine justru bertanya balik.

Stevano menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hehe tentu saja boleh, dapur ini kan wilayah istriku tercinta," jawab Stevano disertai senyuman yang selalu membuat Jasmine selalu jatuh cinta.

"Jangan senyum seperti itu loh di depan orang lain, terutama di depan wanita lain, aku tidak suka," ucap Jasmine memperingati suaminya.

"Iya Mama, senyum Papa ini hanya untuk Mama dan anak-anak kita. Oh ya kamu mau membuat minuman apa?" Tanya Stevano yang kini berjalan mengekori Jasmine.

"Suami istri posesif," ucap Alno dan Vira bersamaan.

Jasmine dan Stevano yang mendengar itu langsung menoleh dan menatap kedua anaknya tajam.

Kemudian keempatnya pun tertawa bersama.

"Seru banget sepertinya, tapi nggak ngajak-ngajak," ujar Vier dengan muka bantalnya, dia tadi sudah ke alam mimpi, tapi tiba-tiba tenggorokannya kering, di atas nakas persediaan air putih sudah habis, jadi dia memutuskan ke dapur untuk mengambil. Tapi saat menuju dapur, dia mendengar orang tertawa hingga akhirnya dia pun bersuara saat melihat hampir semua keluarganya ada di sana kecuali adiknya Vian yang sudah tertidur lelap.

"Ngapain kamu ikutan bangun?" Tanya Stevano pada si kembaran Vira.

"Haus," jawab Vier kemudian arah pandangnya tertuju pada makanan yang baru dipindahkan Vira ke piring. 

"Wah sepertinya enak bagi dong Kak," Vier yang baru datang langsung menyerobot merebut makanan Kakaknya Alno.

"Vier itu punya Kakak," Alno memandang makanannya yang sudah di lahap oleh Vier.

"Kakak bareng sama Vira saja, Vira tidak akan habis memakan makanan dengan porsi yang banyak seperti itu.

Sementara Stevano justru sibuk mengganggu istrinya yang sedang membuat teh hangat, Stevano terus mengikuti langkah istrinya tanpa mempedulikan anak-anaknya yang sedang berdebat memperebutkan makanan.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

emak bpknya lg mode bucin

2024-06-26

0

Rita

Rita

😅😂😂😂😂😂ktnya ngga takut pa

2024-06-26

0

Rita

Rita

knp vier?😅

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!