"Ada apa?" Jawab Vier begitu mengangkat panggilan dari temannya.
"Tumben ini pacar aku sendirian di luar, mana nih pengawal-pengawalnya," kata sahabat Vier yang bernama Andre.
"Maksudmu siapa?" Tanya Vier yang masih mencerna perkataan sahabatnya itu.
"Tentu saja Vira, siapa lagi? Biasanya kalau tidak sama loe, sama Ken kalau tidak sama Kakak lo," jawabnya yang masih merasa heran karena tidak biasanya seorang Vira pergi sendiri, apalagi di melewati jam malam mereka. Yah Andre tahu jam malam yang diberikan orang tua sahabatnya itu, karena Andre sering mendengar hal itu dari Vier, berbeda dengan Ken yang dibebaskan kedua orang tuanya.
"Mana gue tahu kalau itu Vira, kan kau semua cewek juga dibilang pacar loe," jawab Vier kesal.
Hingga beberapa detik kemudian,
"Apa? Vira? Vira saudara gue? Dimana kalian sekarang? Kenapa bisa Vira sama loe? Loe gak macam-macam kan?" Tanya Vier beruntun setelah menyadari nama gadis yang disebut sahabatnya itu Vira kembarannya.
Andre mendengus kesal mendengar pertanyaan dari Vier, dia masih sayang sama nyawanya dan akan berpikir ulang jika akan macam-macam dengan Vira, apalagi gadis itu memiliki banyak bodyguard, siapa lagi jika Bukan Ken, Kak Alno, Papanya dan sahabatnya itu. Membayangkan saja, Andre terasa sulit menelan salivanya sendiri.
"Sudah untung gue kasih tau lo, eh ini lo malah nuduh yang gak jelas," terdengar gerutuan Andre dari seberang telepon.
"Sory, sory gue tadi panik, makanya refleks aja nanya gitu, sekarang lo dimana? Gue kesana sekarang dan pastikan Vira baik-baik saja dan jangan sampai lecet walaupun itu hanya seujung kuku," ucap Vier lebih tepatnya memerintah.
"Ya, ya loe gak perlu khawatir gue pasti akan jagain pacar gue sepenuh hati, nanti gue share deh lokasinya, yaudah gue tutup dulu, tuh ada yang deketin Vira soalnya," setelah mengatakan itu Andre langsung memutuskan panggilannya dan menghampiri Vira yang tampak ngobrol dengan seorang cowok.
Vier langsung mengambil kunci motor dan dompetnya yang tadi dia letakkan di atas meja dan segera keluar kamar, untungnya Mama dan Papanya belum pulang, dan Vier berharap tidak ada pelayan ataupun pengawal yang mengadu tentang kejadian ini pada orang tuanya, karena dapat dipastikan Papanya akan lebih mendisiplinkan mereka.
"Mau kemana kamu?" Alno bertanya saat melihat Vier dengan jaket kulitnya keluar dari kamar.
"Aku mau jemput Vira Kak, aku sudah tahu dia dimana sekarang," jawab Vier yang langsung kembali melangkah.
"Masuklah ke kamarmu, biar Kakak yang menjemputnya, Kakak juga akan sekalian beli makanan, kamu di rumah saja jagain Vian, kasihan juga dia sendiri hanya ada pelayan. Mama sama Papa belum pulang kan?" Kata Alno yang kemudian menanyakan kedua orang tuanya.
"Untungnya belum Kak, jika sudah Kakak pasti tahu sendiri," Vier ingat jika melanggar aturan yang dibuat Papanya, hukumannya adalah, tidak boleh kemanapun sepulang sekolah, bahkan mereka akan diantar dan dijemput supir keluarga.
"Hmm, ya sudah Kakak ambil jaket Kakak dulu, oh ya tadi nenek telpon besok mau pulang, kamu ingin dibelikan apa, nanti kamu kasih tahu sendiri saja sama nenek," beritahu Alno saat tadi Ibu dari Mamanya itu menelpon dan mengabari bahwa besok dia dan suaminya, serta Zeline si bungsu akan pulang dari luar negeri, sudah seminggu mereka pergi karena urusan bisnis Kakeknya, ya Alex masih mengurus perusahaannya sambil menunggu Vier yang akan menggantikannya kelak.
"Baiklah nanti aku beritahu nenek, ya sudah Kak, aku balik ke kamar lagi ya," ucapnya sekalian berpamitan pada Kakaknya untuk kembali ke kamar.
"Jangan lupa kirim lokasinya ke Kakak!" Kata Alno yang melihat adiknya sudah berjalan menjauh darinya.
"Ya, ini mau ku kirim segera," terlihat Vier berjalan sambil memainkan ponsel.
"Oke," Alno masuk ke dalam kamarnya, mengambil Jaket, ponsel, kunci mobil serta dompetnya.
Setelah siap dan mendapat pesan dari Vier, Alno segera menjalankan mobilnya ke lokasi tempat dimana Vira berada.
Sepuluh menit waktu yang Alno tempuh, kini dia telah sampai ke tempat tujuan, Alno mengedarkan pandangannya mencari keberadaan adiknya, hingga pandangannya menyipit saat melihat Vira bersama dua orang pria di depan minimarket, Alno tidak tahu siapa kedua pria itu, karena posisi mereka yang membelakanginya, jadi sangat sulit untuk Alno melihat langsung turun dan bergegas menghampiri Vira.
"Zavira Anderson!" Teriak Alno begitu dia sudah berada tidak jauh adiknya itu.
Ketiganya menoleh saat mendengar seseorang memanggil nama gadis yang ada disana.
"Kak Alno," lirih Vira.
Vira menunduk saat mendapatkan tatapan tajam dari Kakaknya. Rasanya Kakaknya itu akan menelan dirinya hidup-hidup.
"Eh Kak Alno, Vier mana Kak, tadi dia bilang mau jemput Vira kok malah Kakak yang datang, atau jangan-jangan ini Vier yang sedang menyamar menjadi Kak Alno ya," Andre mengetukkan jari telunjuknya di dagu seolah sedang berpikir.
Bukannya menjawab Alno justru semakin tajam menatap Andre.
"Eh Kak, Kak jangan melotot seperti itu, nanti keluar lagi tuh bola mata," Andre pura-pura bergidik ngeri saat Alno melotot ke arahnya.
"Hehe Kak maaf bercanda, Kak Alno serius amat deh, jangan terlalu serius Kak, nanti cepat tua, eh Kak Alno kan memang lebih tua," Andre langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan saat Alno berjalan mendekatinya.
"Ampun Kak, aku hanya bercanda tadi," Andre memundurkan tubuhnya saat Alno terus maju.
Hingga akhirnya tubuh Andre sudah terpojok, Andre sampai susah payah menelan salivanya sendiri.
Vira dan cowok satunya yang diketahui bernama Sean itu menahan tawanya, melihat Andre yang biasa petakilan justru menciut saat didekati oleh Alno.
Alno mendekat dan semakin mendekat, hingga kini mereka hany berjarak tiga puluh senti.
"Kak maaf Kak, tolong jangan apa-apakan aku, lepaskan aku Kak," Andre merengek seperti seorang perempuan sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
Alno yang melihat itu langsung mundur dan merinding melihat tingkah sahabat adiknya itu.
"Sorry ya gue masih normal," ucap Alno yang lalu segera menjauh dari Andre.
Tawa Vira dan Sean pun pecah, saat keadaan berbalik, tadinya Andre yang takut pada Alno, sekarang justru Alno lah yang takut pada Andre.
Mendengar dirinya ditertawakan, Alno pun langsung menoleh ke arah dua orang di belakangnya.
"Vira ayo pulang!" Kata Alno datar.
"Kak, aku akan diantar pulang Sean jadi Kakak bisa pulang sendiri," jawab Vira yang memang tidak enak pada Sean karena tadu Vira sudah menyetujui Sean saat pria itu bilang akan mengantarnya.
"Vira, Kakak tidak ingin mengulang kata yang sama, sekarang masuk mobil!" Perintah Alno tegas.
"Vira, aku janji akan mengantarmu sampai tujuan dengan selamat," Sean ikut berbicara membuat Vira langsung menoleh ke arah lelaki yang ada disampingnya.
"Vira kau akan ikut Kakak atau dia?" Ucap Alno dingin menatap Sean tajam, tapi sepertinya Sean tidak gentar sedikitpun.
"Vira!" Bentak Alno karena Vira lagi-lagi tidak mendengarkan ucapannya.
Vira menatap Alno dan Sean bergantian, dia jadi bingung bersama siapa dirinya akan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Rita
aduh Al jgn galak2 atuh
2024-06-26
0
Rita
lagian kmu Alno mode galak dibecandain
2024-06-26
0
Ipuk Wartini
jangan galak galak dong kaaaa.....
lanjut...
2022-04-11
0