"Ra apa kamu yakin? Bagaimana Kalau Kak Alno marah padamu?" Tanya Sisil yang mendengar kalau Vira belum ingin pulang sekarang.
Mereka bertiga kini sedang ada di salah satu pusat perbelanjaan. Satu jam yang lalu mereka baru saja selesai menonton, dan sekarang mereka sedang makan malam di salah satu tempat makan di dalam pusat perbelanjaan tersebut.
"Hmm aku yakin, jarang-jarang juga kan keluar, selagi bisa keluar kenapa tidak, belum tentu besok bisa keluar lagi, kan kita juga tidak pernah kumpul bersama," kata Vira setelah tadi berhasil menelan makanannya.
"Tapi apa Kak Alno tidak marah?" Kembali lagi Sisil bertanya, dia takut Kakak Vira yang baru saja sosoknya diceritakan akan ikut marah padanya, padahal dia ingin dekat dengan pria itu.
"Itu urusan aku, kalian tidak perlu khawatir, sekarang kita senang-senang dulu oke," Vira mengangkat minuman jusnya meminta mereka untuk bersulang.
Kedua temannya itu pun ikut mengangkat gelas mereka, dan membenturkan gelas bersama, layaknya orang bersulang.
"Bagaimana setelah ini kita pergi karaoke?" Usul Sisil.
"Wah boleh tuh," tambah Merry.
"Bagaimana Ra?" Tanya Sisil pada Vira meminta pendapatnya.
"Tentu dong," jawab Vira semangat.
Dan ketiganya pun langsung menghabiskan makanan mereka agar bisa melanjutkan ke acara selanjutnya.
***
Sementara di tempat lain
"Kenapa kamu pulang sendiri dimana Vira? Dan kenapa ponsel kamu seharian ini tidak aktif, kau tahu Kakak seharian ini menghubungimu, kamu pergi sama pacar kamu boleh, tapi jangan lupa waktu dan ingat jangan pula sampai melebihi batas," Alno marah-marah begitu melihat Vier yang baru saja bulan dari kencannya bersama sang kekasih.
"Maaf Kak, bukan sengaja mematikannya, tapi ponselku memang lowbat, dan untuk tidak melebihi batas aku tahu Kak, aku juga akan selalu ingat pesan Mama jadi Kakak tidak perlu khawatir," kata Vier kesal karena secara tidak langsung Kakaknya itu menuduhnya melakukan yang tidak-tidak.
"Mana Vira?" Tanya Alno karena belum mendapatkan jawaban dari pertanyaannya yang itu.
"Kenapa Kakak tanya padaku? Bukannya Kakak yang biasa menjemputnya?" Tanya Vier heran karena Kakaknya itu menanyakan keberadaan kembarannya, padahal biasanya Kakaknya yang selalu tahu lebih dulu apapun tentang Vira kembarannya itu.
Alno menghela nafas, "Kakak tidak tahu dia dimana, Kakak terlambat menjemputnya dan dia sudah tidak ada di kelasnya, Ken bilang Vira pergi bersama kedua temannya, sebelum Kakak datang, Kakak sudah mencarinya tapi tidak juga menemukannya, apa kamu punya nomor ponsel kedua temannya itu? Kakak khawatir terjadi sesuatu sama Vira," Alno pun akhirnya menceritakan kekhawatirannya pada sang adik. Bahkan dia lupa jika tadi dia sudah marah-marah terhadap Vier.
Vier kemudian melihat jam pada dinding, waktu menunjukkan pukul sembilan lebih sepuluh menit, dan itu melebihi batas jam malam yang diberlakukan oleh Papanya.
Ya Stevano memberlakukan jam malam untuk anak-anaknya, agar anak-anaknya itu disiplin, dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena mereka pulang terlarut malam.
"Papa sama Mama mana?" Tanya Vier yang tidak melihat keberadaan orang tuanya, jika sampai orang tuanya tahu, maka mereka akan dipastikan mendapat pelajaran tambahan dari Papanya, Stevano akan menasehati mereka panjang lebar, tentang itu. Begitulah sosok seorang Stevano sekarang, dirinya seperti itu karena ingin menjaga anak-anaknya, apalagi anak-anak masih remaja dan masih labil, masih sering kali berontak pada peraturan yang selalu diberlakukan orang tua mereka, Stevano ingin anak-anaknya selalu dalam keadaan aman dan baik-baik saja.
Bisa saja dirinya menugaskan beberapa pengawal untuk mengikuti mereka diam-diam, tapi Stevano tidak mau melakukan itu, Stevano takut jika hal itu justru anak-anaknya merasa membatasi kebebasan mereka, hingga Stevano membiarkan anak-anaknya melakukan apapun yang mereka suka selama tidak melewati batasannya.
"Mama Papa sedang pergi ke acara pembukaan resto teman Papa, mungkin sebentar lagi mereka akan pulang," jawab Alno nyaris tanpa ekspresi apapun.
Marah, kecewa, sedih, takut, khawatir, itulah yang dia rasakan saat ini, apalagi jika memikirkan kenapa Vira sampai nekat seperti itu.
"Kak, Vira mungkin merasa selama ini Kakak selalu mengekangnya, membuat dirinya tidak bebas melakukan apapun yang biasanya remaja ingin lakukan, hingga saat Vira punya celah sedikit saja, untuk keluar mencari kebebasan itu, dia pun tanpa ragu melakukannya, dia merasa senang atas apa yang dilakukannya, hingga pada akhirnya dia lupa waktu, tapi aku yakin Kak, Vira tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh, sama sepertiku aku yakin Vira juga berpegang teguh pada nasihat yang selalu Mama berikan," ujar Vier mengeluarkan segala uneg-uneg yang dia pendam selama ini tentang sikap berlebihan Kakaknya itu terhadap kembarannya.
"Apa salahnya jika aku ingin selalu melindunginya? Apa salahnya jika aku ingin selalu memastikan adikku sendiri itu aman? Kenapa Vira tidak juga mengerti maksud dari semua apa yang aku lakukan?" Ucap Alno dalam hati.
"Kakak bukan mengekangnya, Kakak tidak pernah melarangnya melakukan apa yang dia sukai, Kakak selalu mengatakan jika dia ingin melakukan itu semua, menghabiskan waktu remajanya, Kakak tidak masalah tapi itu harus sama Kakak, Kakak rela menjadi bodyguardnya menemani kemanapun dia dan teman-temannya akan pergi, asal Kakak melihat dengan mata kepala Kakak sendiri dia baik-baik saja. Kakak bukan tidak percaya pada adik Kakak, seperti apa yang kamu katakan jika kalian pasti akan selalu mengingat nasihat Mama, Kakak percaya itu, tapi masalahnya bukan itu saja Vier, mungkin saat ini kamu belum mengerti, tapi nanti kamu akan mengerti, bagaimana sifat-sifat orang-orang di luar sana, bahkan orang yang kita kenal baik bisa saja menjerumuskan kita, menusuk kita dari belakang, bahkan banyak orang yang diluar sana yang bisa saja berbuat yang tidak-tidak pada gadis-gadis yang berkeliaran sana apalagi mereka tidak dalam pengawasan. Dunia yang kalian kenal belum begitu luas, makanya kalian tidak sewaspada itu pada sekitar, dunia kalian hanya itu-itu saja, tapi seiring bertambahnya usia kalian, kalian akan mengerti itu, mengerti bagaimana banyak sifat-sifat orang yang belum pernah kalian jumpai, Kakak juga bukan tidak percaya padamu, tapi Kakak hanya takut kamu khilaf, jika keindahan sesaat telah menggoda hingga memperdayamu melakukan hal yang tidak seharusnya kamu lakukan," Alno menepuk bahu Vier dan kemudian meninggalkan adiknya yang sepertinya sedang mencerna dengan baik apa yang baru saja dia ucapkan.
"Aku akan mencari tahu nomor kedua teman Vira Kak, dan akan menyuruhnya segera pulang," teriak Vier saat melihat Kakaknya sudah berjalan cukup jauh meninggalkannya menuju kamar.
"Hmm, jika ada apa-apa kabari Kakak, Kakak istirahat dulu," jawab Alno yang memang ingin mengistirahatkan dirinya, baik pikiran hati dan tubuhnya, Alno benar-benar lelah dengan apa yang terjadi hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Rita
itu menurut mu Alno ga menurut adik2mu
2024-06-26
0
Ipuk Wartini
lanjut....rajin2 up nya
cerita nya bagus...semoga kedepan nya lebih menarik lagi
2022-04-10
0