"Kamu tidak pulang? Apa mau barengan sama aku saja?" Tanya Ken yang baru akan keluar dari kelas kepada Vira sepupunya, apalagi Vier saudara kembarnya sudah berpamitan lebih dulu karena akan menonton dengan sang kekasih.
"Hmm Ken bolehkah aku minta tolong?" Terlihat Vira memegangi kepalanya.
"Ada apa? Kamu sakit? Ayo sekarang kita ke uks!" Ken langsung saja panik.
"Hmm tidak perlu, tolong mintain obatnya saja, aku akan tidur bentaran, rasanya tidak kuat jika harus dibawa berjalan," ucap Vira yang kemudian menenggelamkan kepalanya di atas kedua tangannya yang terlipat di meja.
"Tapi.."
"Tidak apa-apa Ken ada kami disini," jawab Sisil yang baru selesai membereskan buku pelajarannya.
"Iya Ken kita akan menemani Vira," sahut Mery, teman Vira yang lain sambil tersenyum ke arah Ken.
"Baiklah! Tolong jaga Vira, aku tinggal dulu." Ucap Ken kemudian berlari untuk mengambilkan apa yang dibutuhkan sepupunya itu.
Vira mengangkat kepalanya dan langsung menatap kedua temannya, "Ayo cabut!" Vira langsung berdiri begitu mendengar suara langkah kaki menjauh.
"Kasihan sekali Ken, kamu tega banget sih Ra," ucap Mery kesal, apalagi harus melihat pria yang disukainya dibohongi Vira.
"Kamu mau aku dekatkan dengannya tidak? Kalau tidak mau ya sudah sono samperin dia, dan bilang kalau Vira hanya pura-pura sakit," kata Vira cuek, Vira sangat tahu jika sehabis ini Mery pasti akan memilih mengikutinya.
"Kamu selalu saja mengancam," gerutu Merry.
"Oh ya memang kenapa sih Ra, jika Ken tahu kita akan pergi, biar dia juga bisa sampaikan pada orang rumah agar Mama dan Papamu tidak khawatir," Sisil memang kurang setuju dengan apa yang Vira lakukan.
Mereka memang janjian, tapi kenapa Vira tidak ijin baik-baik saja, masa iya keluarganya tidak mengijinkan sementar Vier yang berdua saja dengan kekasihnya saja boleh kemanapun," tambah Sisil dalam hati.
"Nanti aku kabari Mama di jalan, ayo sekarang kita pergi, selagi Ken belum datang," kata Vira kemudian menarik kedua temannya untuk segera keluar dari ruang kelas. Untungnya mereka tidak bertemu dengan Ken saat hendak keluar.
Mereka bertiga pun masuk ke dalam mobil jemputan Merry. Dan setelahnya Merry menyuruh supir pribadi keluarganya untuk segera melajukan mobilnya menuju tempat yang telah mereka sepakati.
Di depan sekolahnya Vira melihat Alno baru turun dari motornya.
"Ah, tunggu sebentar, lebih baik kita ke kantin dulu, aku lapar," kata Vira menarik kedua temannya menuju ke kantin agar Alno tidak melihat mereka.
"Tapi bagaimana jika nanti kita bertemu Ken?" Tanya Sisil.
"Tidak akan arah kantin dan uks berbeda, jadi kalian tenang saja," jawab Vira berpura-pura tenang.
"Kenapa kita harus pergi seperti ini Vira, bukankah lebih baik Ken tahu, mungkin saja Ken akan ikut dengan kita, akan bagus jika ada seorang pria yang ikut dan bisa menjaga kita," kata Merry penuh harap.
"Tidak bisa," ucap Vira dan Sisil bersamaan.
Kemudian mereka pun berhasil lolos tanpa diketahui oleh Alno.
***
Sementara itu di tempat lain, Ken yang sudah mendapatkan obat dari guru piket uks, segera berlari tanpa berpamitan terlebih dulu. Dia langsung berlari menuju kelasnya.
Begitu sampai dan masuk ke dalam kelas, tidak ada seorangpun disana termasuk Vira dan kedua temannya.
"Kemana dia?" Gumam Ken.
"Bahkan tas mereka pun sudah tidak ada, apa mereka membohongiku?" Tambahnya lagi.
Ken mengambil ponselnya dan segera menekan nomor Vira tapi hanya suara operator yang menjawab panggilannya.
"Si*al," umpat Ken karena merasa dib*d*hi oleh sepupunya itu.
Ken pun mengambil tasnya dan berlalu keluar dari ruang kelas menuju ke depan menunggu supir yang menjemputnya.
"Pantas saja," ucapnya yang melihat seseorang yang sangat dikenali ada di sana.
"Ken!" Panggil pria itu padanya.
Ken berjalan mendekat dan mencium punggung tangan Alno, seperti kebiasaan yang diajarkan orang tua mereka, untuk menghormati yang lebih tua.
"Kakak mau jemput Vira?" Tanya Ken pada Alno.
"Oh ya apa kamu melihatnya, Kakak sudah menunggu dari sepuluh menit yang lalu tapi dia tidak keluar-keluar, tapi Kakak lihat sepertinya sudah sepi banyak yang sudah pulang juga.
"Tuhkan benar seperti apa yang aku duga, ini yang membuat dia langsung kabur," ucap Ken dalam hati.
"Ken!" Alno menaik turunkan tangannya di depan wajahnya.
"Ah itu Kak, Vira tadi baru saja pergi bersama teman-temannya," jawab Ken.
"Apa? Sama siapa? Laki-laki atau perempuan? Dan kenapa kamu tidak melarangnya Ken, kau tahu kita tidak tahu bagaimana orang-orang di luar sana? Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengannya?" Alno mengusap wajahnya kasar.
"Kak kenapa Kak Alno begitu khawatir sekali? Vira sudah besar dan dia pasti juga bisa menjaga dirinya sendiri, lagian jika dia juga pergi bersama teman-temannya, dan aku yakin mereka tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh. Vira saat ini sudah tiba dimana dia ingin bermain bersama temannya, jalan bareng, nonton bareng, berbelanja bareng, saat sekarang Vira pasti ingin bersenang-senang seperti itu Kak," Ken yang melihat sikap Alno pun akhirnya mengutarakan pendapat yang hanya bisa disimpan selama ini.
"Kamu tidak mengerti Ken, kamu tidak punya adik perempuan, jadi kamu bisa dengan enteng berbicara seperti itu," jawab Alno datar.
Ken hanya bisa menghela nafasnya, dia sudah sangat hafal pada sikap posesif Alno terhadap adiknya Vira.
"Oke, aku tahu itu, tapi yang aku lihat, Kakak hanya melakukan itu pada Vira, tapi bagaimana dengan Zeline? Bukankah dia juga adik perempuan Kak Alno?" Lagi-lagi Ken mengungkapkan apa yang ada dipikirannya selama ini.
"Vira dan Zeline beda Ken, Zeline masih kecil dan dia hanya ada disekitar lingkungan rumah, walaupun keluar dia juga masih terus diawasi nenek dan Kakek bahkan Opa dan Oma pun diam-diam menyuruh orang untuk selalu menjaganya dari jauh," Alno begitu frustasi karena lagi-lagi anak dari pamannya itu mengatakan hal yang tidak pernah dia mengerti.
Alno mengambil ponselnya kemudian menekan angka 1 yang terhubung langsung dengan nomor Vira.
"Lihatlah Bahkan nomornya tidak aktif," kesal Alno.
Ken pun hanya diam saja, apalagi melihat raut wajah Alno yang berubah dingin.
"Sudahlah, apa kamu punya nomor kedua teman Vira yang sekarang pergi bersamanya?" Tanya Alno yang tidak ingin membuang-buang waktu lagi hanya untuk berdebat dengan adik sepupunya itu.
"Aku tidak punya Kak," jawaban yang Ken berikan langsung saja membuat Alno menjambak rambutnya sendiri, dia benar tidak tahu lagi harus berbuat apa, karena dia pun tidak bisa mengecek lokasi keberadaan Vira sekarang.
"Kakak pergi dulu!" Alno berpamitan pada Ken menepuk bahu Adik Sepupunya itu, lalu naik ke motornya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi.
Ken pun mengambil ponselnya, dan kembali menghubungi nomor Vira dan memang masih tidak aktif.
"Kemana kamu Vira, jika sampai terjadi apa-apa denganmu, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri," gumam Ken kemudian masuk ke dalam mobil jemputan yang kini sudah ada di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Rita
aduh Alno jgn tllu protektif juga gmn g kabur viernya
2024-06-26
0
Muhammad Pratama
lanjut thor
2022-09-26
0
Fiya Aisyara
masih penasaran kelanjutan ceritanya thorrr
2022-04-09
0