"Sudah cukup latihan hari ini," ucap Rany.
"Ya terima kasih, kamu sudah mengajariku teknik pedang dewa milik keluargamu. Padahal ini hal yang sangat pribadi, kenapa kamu mau mengajarinya?" tanya Ryuga dengan raut muka lesu, karena tak sepantasnya teknik dewa pedang yang sangat rahasia diajarkan pada orang lain yang bukan dari klan Pratama. Bahkan dengan cuma-cuma Rany mengajarkannya pada Ryuga.
"Tidak apa-apa. Kamu adalah sahabatku, aku percaya padamu. Lagipula hanya satu teknik bukan semua teknik dewa pedang," jawab Rany dengan bibir melengkung membentuk senyuman.
"Sekali lagi terima kasih," ucap Ryuga dengan menunduk hormat.
"Sama-sama," balas Rany.
Mereka berempat sudah menyelesaikan latihan hari ini dan berkumpul di kantin untuk makan malam. Verel dan Angelina menghampiri meja mereka berempat, "hai Josephine, kenapa kamu malah duduk sebangku dengan para sampah ini?" tanya Verel dengan nada mengejek dan menunjuk Rany, Vanya, dan memelototkan mata pada Ryuga.
"Bukan urusanmu, pergilah!" jawab Josephine dengan nada ketus dan raut muka datar.
"Kau ini orang terkaya di sektor Siliwangi, nanti kau kan ketularan miskin dari si bodoh ini!" ejek Verel sambil mendorong bagian belakang kepala Ryuga. Rany dan Vanya menggertakan gigi serta mengepalkan tangan, emosinya memuncak, tapi Ryuga menggelengkan kepala agar tidak membuat keributan dengan Verel.
"Aku yakin sebenarnya kau takut dengan Ryuga, makanya kau berlindung dibawah ketiak Angelina," ejek Josephine yang sengaja memprovokasi Verel.
"Brengsek kau Josephine. Aku tak takut padamu apalagi pada si bodoh dan miskin ini," balas Verel dengan nada berteriak dan menunjuk tepat di muka Ryuga.
Josephine melirik ke arah Ryuga sebagai isyarat untuk menantang Verel dan memberinya pelajaran. "Mari kita bertarung, yang kalah harus telanjang dan berkeliling akademi. Yang menang harus mendapatkan semua uang yang dimiliki yang kalah, bagaimana?" tantang Ryuga.
"Ok, aku tak takut padamu. Aku pastikan kau yang akan kalah, bodoh! Kita bertemu di arena malam ini jam 11 malam," jawab Verel lalu pergi menggandeng Angelina.
"Ryuga, jangan gegabah. Batalkan pertarungan ini, kamu tahu Verel itu level 5 dan mempunyai kuasa flash. Dia juga mempunyai senjata yellow flash sword, kamu tak akan mampu mengalahkannya," cegah Rany dengan raut muka khawatir.
"Sudahlah Ran, kita percayakan saja semuanya pada Ryuga. Aku yakin dia pasti menang, kamu kan melihatnya bisa mengalahkan Vanya, ya kan Vanya?" ucap Josephine melirik Vanya.
"Ya," jawab Vanya dengan raut muka merah padam karena malu dikalahkan Ryuga lalu menundukan wajahnya.
"Bodoh!" umpat Rany sambil memukul kepala Josephine. " Vanya itu level 3, Verel itu level 5 kekuatannya juga jauh berbeda.
"Aw ...!" pekik Josephine. "Bodo amat! aku tak peduli. Aku akan tetap mendukung Ryuga untuk bertarung dengan pemuda sok jagoan itu. Kalau Ryuga menang aku akan mentraktir kalian makan sepuasnya satu bulan di kantin akademi, tenang saja.
Mata Rany dan Vanya langsung berbinar-binar begitu mendengar pernyataan Josephine yang akan mentraktir mereka sebulan. "Ya, aku akan mendukung Ryuga juga," ucap Vanya dan Rany serentak dengan mengangguk-anggukan kepala.
"Ah payah ... sial! Mereka malah senang setelah mendengar kata traktiran sebulan kalau Ryuga menang," batin Josephine mengumpat.
***
Pukul 23.00 WIB di arena akademi militer Maung School.
Semua taruna sudah tertidur, mereka melakukan pertarungan tanpa diketahui mentor pebimbing dan para pengawas.
"Hai bodoh! Kalau kau menyerah, sekarang saja dan kau berlutut di depanku dalam keadaan telanjang, hahahaha ...," ejek Verel.
"Sudah tak usah banyak bicara, pukulan ini yang akan membuktikannya," balas Ryuga sambil menodongkan pukulan ke arah Verel.
"Baiklah, jangan sampai kau menyesal anak miskin, aku sudah berbaik hati padamu," ucap Verel. "Angelina dan Josephine akan menjadi wasit dalam pertandingan ini."
"Baik, peraturannya tidak boleh membunuh, hanya boleh membuat lawan pingsan atau mengaku menyerah, serta jika peserta keluar dari batas arena dinyatakan kalah. Pertandingan mulai!" teriak Josephine.
"Lightning movement!"
Tubuh Verel dipenuhi kilat berwarna kuning, lalu bergerak cepat ke kanan dan ke kiri. Verel menghantamkan pukulan, " birds chirping!" tangan Verel dipenuhi kilatan kilat kuning berbentuk bola, lalu menghantamkannya ke arah dada Ryuga.
"Earth wall!"
Muncul dinding tanah menghalangi pukulan bird chirping yang dilancarkan Verel. Dinding tanah itu tertembus oleh pukulan petir Verel, Ryuga segera memundurkan badannya. "Hampir saja," gumam Ryuga sambil mengelap keningnya.
"Bodoh! Sekalipun kuasa earth adalah kuasa langka tapi lemah terhadap kuasa thundet. Si bodoh tetaplah si bodoh," ejek Verel yang sudah berada di samping Ryuga dan melancarkan side kick ke arah dada Ryuga.
Bam!
Ryuga menangkis dengan menyilangkan tangan di dada, tapi terpental jauh ke batas arena, karena tendangan Verel terlalu kuat.
Verel menarik pedang dari belakang punggungnya, "akan aku akhiri secepatnya. Yellow flash sword, flash slash!" ucap Verel mengeluarkan teknik pamungkasnya.
Pedang Verel diselimuti aura berwarna kuning lalu menebas secara horizontal, muncul siluet berbentuk sabit berwarna kuning, melesat ke arah Ryuga.
"Blackball mode black fang, Sword god technique, Azure Dragon!"
Bola hitam di tangan Ryuga berubah menjadi katana berwarna hitam. Ryuga mementalkan siluet sabit berwarna kuning ke arah kanan tubuhnya dan mengenai kursi arena.
Boom!
50 kursi arena meledak dan hancur berkeping-keping. Verel membulatkan mata dan bergumam, "tidak mungkin?! Teknik pedangku belum pernah ada satu Divya pun yang bisa menangkisnya."
Ryuga bergerak cepat ke arah Verel dan menebas secara cepat, tak ada niat membunuh dalam hati Ryuga. Tebasannya hanya membuat Verel tersayat sekujur tubuhnya dan membuat baju Verel compang-camping.
"Aw! Aw! Aw!" pekik Verel yang tidak bisa membalas serangan tebasan Ryuga yang bertubi-tubi. Verel kena mental setelah teknik pamungkasnya bisa ditepis oleh Ryuga.
"Aku tak akan kalah, aaargh!" erang Verel dan mengeluarkan gelombang kejut dari dalam tubuhnya, membuat Ryuga terpental ke batas Arena.
Ryuga menumpu pada kaki kirinya agar tak keluar dari arena. "Sial! Kenapa tiba-tiba dia bisa sekuat ini?" umpat Ryuga yang dipenuhi tanda tanya pada raut muka nya.
"Armor god lightning!"
Tubuh Verel dipenuhi kilat merah yang menyambar-nyambar, pedang miliknya juga sama di penuhi aura kilat merah. Verel melesat cepat ke arah Ryuga untuk menusuk dada Ryuga.
Trang!
Pedang Ryuga dan pedang Verel beradu, gerakan mereka sangat cepat hingga tak bisa dilihat oleh mata. Kadang dentingan pedang itu ada di atas kadang di permukaan arena.
"Ryuga bisa imbang dengan Verel yang level 5, luar biasa," puji Rany dengan bergumam dan membulatkan mata.
"Crazy storm phoenix!"
Black fang dipenuhi api yang membara dan mulai menebas bertubi-tubi ke arah Verel yang terus menangkis tebasan Ryuga dengan yellow flash sword.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 11 Episodes
Comments