10. Ragu.

Isyana meelpas sarung tangan dan mencuci tanganya setelah bergelut dengan cairan anti jamur untuk tanamanya.

Isyana kemudian diam, duduk di bangku kayu belakangan rumah sambil memandangi sahabat tenang yang berjajar rapi memancarkan pesona keindahannya.

Tatapan Isyana kosong menembus massa yang telah berlalu.

“Isya sayang sama Uti... Uti sehat terus ya Ti.... Uti jangan sakit!” 

“Lho... ya nggak bisa to Nduk. Kita nggak boleh serakah dan mengatur Gusti Pengeran. Semua yang hidup pasti akan mati, Uti nggak mungkin sehat terus.

Sudah jadi ketentuan, pernah sehat, suatu saat pasti akan sakit. Yang hidup juga pasti akan mati, kalau orang sehat terus, hidup terus, dunia nggak akan jalan nduk. Manusia berkembang biak, sementara Bumi tetap. Harus ada perputaran, istilahnya gantian, ada senang ada sedih juga seperti itu.

Semua ada masa dan jatahnya, yang sudah tua seperti Uti jika sudah habis waktunya, Uti akan pulang ke hadapan gusti, nanti tumbuh cucu- cucu Uti membuat kisah baru! Sepertimu” 

“Uti... kok bilang gitu? Isya mau bareng Uti terus, Uti harus tetap hidup, kalau Uti pergi, Isya sama siapa lagi?” 

“Nduk..., pahami kaya Uti. Hidup ini akan terus berjalan, berputar. Kamu tidak akan sendirian.

Uti meninggalpun, Uti akan tetap bersama kamu, di sini. Di hati kamu.

Kehidupan harus seperti ini, Uti juga tidak bisa kalau Uti harus hidup terus, waktu akan terus berjalan Nduk.

Cucu Uti juga nanti akan tumbuh besar, bertemu dengan banyak orang. Kamu juga akan menemukan teman hidupmu yang sudah digariskan. Uti yakin Kamu nggak akan kesepian!” 

“Utii....!” 

“Doakan jalan Uti terang, dan kamu di sini, jadilah cucu Uti yang bersinar dan bahagia. Kalau Isya mau sayang Uti, hiduplah dengan baik dan bahagia apapun yang terjadi! Kembalilah ke orang tuamu! Ikhlaskan Uti dan doakan Uti” 

“Uti... jangan bilang begitu! Isya nggak mau balik ke bapak sama Ibu, Isya mau sama Uti aja, Isya nggak mau hidup sendiri!” 

“Nduk... Uti sudah tua, gantian! Uti sudah banyak menghirup nafas segar di dunia ini, biar orang lain juga ikut merasakan.

Jangan sedih akan semua perlakuan ibu tirimu, nggak lama kok. Kamu kan perempuan, kelak akan ada pria yang meminangmu, membawamu dan membahagiakanmu. Hiduplah dengan baik, bahagialah, Nduk!” 

Masih teringat jelas dalam memory Isyana. Malam terakhir saat Isyana menunggu neneknya di rumah sakit. 

Tubuhnya begitu renta, kulit mulus dan kencang sudah berganti menjadi keriput. Meski nafasnya sudah dibantu dengan alat, nenek Isya masih bersikap biasa dan tersenyum tenang menasehati Isyana. 

Sebuah nasehat dan harapan nenek Isyana di pertemuan terakhirnya di dunia.

Isyana mengingat betul, harapan bahagia orang tua seorang putri adalah kelak putrinya bahagia, menemukan seorang pemimpin, suami yang menyayanginya dan membahagiakanya. 

Air mata Isyana pun menetes mengingat neneknya itu. 

Sayangnya kehidupan yanh Isyana temui tak seindah harapan Eyang Utinya. Isyana sampai bingung, dosa apa Isyana.

“Isyana sudah menikah, Ti, tapi Isyana tak bahagia seperti yang Uti bilang. Setelah Uti pergi, hidup Isyana sendirian. Tidak salah kan kalau Isyana memilih pergi dari suami Isyana!?” 

Isyana menangis menggenggam liontin peniggalan terakhirnya dari neneknya. 

“Huuuft hah!” Isyana menghela nafasnya dan menyeka air matanya.

Tidak mau larut dalam kesedihan mengingat masalalu. Isyana bangun masuk ke dalam kontrakanya.

Sebagai manusia yang hidup sebatang kara, Isyana memang harus mandiri, menghemat uang dan  bekerja keras.

Jika di rumah Lana, semua sudah ada. Kini Isyana harus mencari segala kebutuhanya sendiri ke pasar , termasuk masak dan bersih- bersih.

Setelah merapihkan rambut gelombangnya, melepas apron berkebunnya, Isyana memoles wajahnya dan sedikit berdandan agar tak terlihat pucat. Isyana mengambil uang dan bersiap pergi. 

“Ceklek!” Isyana membuka pintu rumahnya.

“Dheg!” 

Seketika jantung Isyana berdebar kencang dan Isyana menutup pintu kontrakanya lagi dengan cepat.

“Oh Gusti...! Bagaimana ini?” gumam Isyana panik. 

Di depan green housennya terparkir dua mobil besar dan mewah, berdiri beberapa laki- laki tinggi berpenampilan rapih dengan kemeja serba hitam. Satu dari orang itu Isyana sangat mengenalnya.

“Hooh, kenapa mereka bisa tahu aku ada di sini sih?” batin Isyana panik. 

Rupanya saat Isyana membuka pintu, orang- orang itu melihat Isyana. Mereka kemudian menghampiri Isyana, masuk ke greenhouse dan sekarang menggedor pintunya. 

“Nyonya Isyana... kami tahu anda di dalam, tolong buka pintunya!” ucap seseorang dengan suara sopan dan hormatnya. 

Isyana sangat kenal suara itu, bawahan suami kejamnya tapi selalu baik pada Isyana, Arbi.

Isyana tahu Arbi pasti disuruh Lana. Isyana tidak mau berurusan dengan Lana lagi. Sudah cukup Isyana merasakan sakit. Lana selalu membentaknya, tidak jarang memukulnya, lebih dari itu, hampir setiap hari Mika datang menyambangi suaminya. Di depan Isyana mereka tidak ragu bermesraan. Isyana sudah tidak tahan menghadapi kehidupan yang seperti itu.

“Nyonya... Saya mohon beri waktu saya untuk berbicara sebentar! Ada yang hendak saya sampaikan” tutur Arbi lagi dari luar. 

Mengingat Arbi orang yang bersikap baik. Isyana kemudian memutuskan untuk menemui Arbi.

Tapi Isyana bulat, Isyana bahagia hidup seorang diri sebagai penjual tanaman, apapun permintaan Arbi Isyana bertekad tidak mau pulang.

Isyana pun membukakan pintu rumah Isyana, yang penting temui dulu.

“Selamat pagi Nyonya!” sapa Arbi menundukan kepala sangat sopan. 

Arbi sebenarnya jauh lebih tua dari Isyana, Arbi tahun ini tepat berkepala tiga. Meski begitu, Arbi selalu menghormati Isyana yang masih jauh lebih muda, sebagai menantu keluarga Hanggara.

“Pak Arbi?” lirih Isyana gemetaran. Isyana harus bisa menolak ajakan Arbi.

Arbi tersenyum melihat penampilan Isyana sekarang. 

“Boleh saya minta waktunya sebentar Nyonya?” tanya Arbi. 

Isyana mengangguk. 

“Silahkan masuk Pak, tapi maaf, rumahku kecil dan kotor!” ucap Isyana menunduk. 

Kontrakan Isyana tidak ada 1/10 nya rumah Lana. Perbandingan 1 rumah Isyana dengan satu taman belakang saja luas taman rumah Lana.

Arbi masuk dan duduk dengan tenang di ruang tamu sempit kontrakan Isyana. Isyana kemudian ikut duduk. Isyana terus menunduk bersiap mendengarkan penuturan Arbi dan menyiapkan susunan kalimat penolakan. 

“Saya hampir tidak mengenali Anda, Nyonya. Sepertinya anda hidup jauh lebih baik dan bahagia! Anda terlihat lebih cantik dan muda,” ucap Arbi tiba- tiba dengan senyum ramahnya. 

Meski sisa jerawat Isyaa masih ada, tapi Isyana lebih cerah. Isyana berpakaian layaknya anak muda, bahkan tidak terlihat Isyana sudah menikah. Isyana menggunakan dress cantik, rambutnya rapi berpita. Isyana juga memakai lipstik, sesuai ajaran Tuti. 

Tentu saja, pujian dan perkataan Arbi bukan kalimat perkiraan Isyana. Isyana pun hanya tersenyum, tersipu.

“Ah... iya!” jawab Isyana. 

“Saya sudah takut tidak bisa menemukan anda Nyonya. Padahal saya bolak balik ke jalan ini sudah 3 kali tadi malam, akhirnya ketemu juga!” ucap Arbi lagi, 

“Haaa.. iya!” jawab Isyana hanya nyengir- nyengir saja dan mengangguk. 

“Saya ikut bahagia Nyonya dengan Nyonya yang sekarang!” ucap Arbi. 

“Terima kasih!” jawab Isyana. 

Sungguh di luar dugaan Isyana. Arbi benar- benar pria yang baik. Arbi datang malah memuji Isyana.

Arbi kemudian diam, Arbi menunggu Isyana bertanya apa maksud kedatangan dirinya. Sementara Isyana juga menunggu Arbi mengatakanya. Arbi juga bingung, menjemput Isyana merupakan keputusan tepat atau salah. Mereka jadi sama- sama terdiam. 

“Ehm...!” Arbi pun menyampaikan niatnya. 

“Nyonya Wira sakit, Nyonya!” ucap Arbi to the point. 

Arbi tahu, sisi lemah Isyana. Arbi juga tahu Isyana tidak akan peduli tentang Lana. Arbi langsung tepat membahas Nyonya Wira, meski sebetulnya Arbi sendiri belum bertemu dengan Nyonya Wira.

“Glek” 

Isyana langsung menelan ludahnya kaget mendengar ucapan Arbi. Semua susunan kata penolakan Isyana untuk ikut Arbi hilang. Kini di otak Isyana terkumpul rasa khawatir dan rasa bersalah yang besar. 

“Mama, sakit lagi?” tanya Isyana. 

“Iya, sekarang beliau ada di rumah sakit!” ucap Arbi lagi. 

Mendadak Isyana merasakan sesak sehingga menstimulasi saraf matanya untuk mengumpulkan air mata, dan kini mata Isyana berkaca- kaca tergenangi air, hanya saja belum turun. 

“Apa Mama tahu aku pergi?” tanya Isyana. 

“Iya, Nyonya Wira tahu semuanya, dan ingin bertemu dengan anda! Saya tidak akan memaksa anda pulang ke Tuan Lana. Setidaknya temui Nyonya Wira, Nyonya!” ucap Arbi sopan meminta ke Isyana

“Tes...!” 

Satu bulir air mata Isyana akhirnya menetes. Tekad Isyana yang begitu bulat akhirnya goyah. Isyana jadi ragu. 

Meskipun Lana tidak pernah baik pada Isyana, tapi Tuan dan Nyonya, Arbi sangat baik pada Isyana. Isyana tahu mertua perempuanya baru saja melakukan serangkaian pengobatan penyakit jantung.

****

Kak pembaca baru...

kaka pembaca yang belum kenal aku?

Selamat datang.

Oh ya. usahakan baca runtut, karena kegemaaaan dan olah emosi itu setiap Bab tidak hanya satu adegan.

Tahan emosi aja kalau nemu konflik.

Nupel ini juga episodenya ratusan.

Sooo... jangan simpulin sendiri sebelum membaca ya... semoga betah baca sampai Akhir. Makasih.

 

Terpopuler

Comments

Anete Tambayong

Anete Tambayong

Jangan pulang Isyana, kamu akan jadi tahanan lagi.
kalo pulang lebih baik ceritakan semuax ttg kelakuan Lana.

2022-10-31

0

Cahaya Hayati

Cahaya Hayati

pergi saja dan ini kesempatan ambil bukti kekerasan rumah tangga dan perselingkuhan agar senan cerai taklik

2022-09-30

0

Tri Soen

Tri Soen

Apa gak sebaik nya Isyana berkata jujur pada mertua nya ya ...

2022-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 1. Seperti tahanan
2 2. Harapan
3 3. Kabur
4 4. Hidup Baru.
5 5. Teman Baru.
6 6. Istrinya pasti sangat cantik.
7 7. Mamiku Sakit
8 Intermesso
9 8. Kantor Pusat
10 9. Balapan.
11 10. Ragu.
12 11. Tekad Isyana
13 12. Sebuah Rencana.
14 13. Kehilangan Isyana.
15 14. Ayo Cerai.
16 15. Rencana 1
17 16. Mama Pulang
18 17. Perang dimulai.
19 18. Putus atau cerai?
20 19. Emosi.
21 20. Pupus.
22 21. Tidak diam diri
23 22. Gerebeg
24 23. Mika malu.
25 24. Putri Tersihir
26 25. Adnan terhasut
27 26. Balasan untuk Lana
28 27. Apa aku loser?
29 28. Hasutan
30 29. Aku Bersumpah.
31 30. Gembelll.
32 31. Cepat
33 32. Bomerang.
34 33. Mommy Ara
35 34. Identitas Isyana.
36 35. Beruntungnya...
37 36. Diabaikan.
38 37. Baru Sadar
39 38. Keputusan
40 39. Orang Tua Lana
41 40. Sumpah Ibu.
42 41. Doa Mommy Ara
43 42. Ketok Palu
44 43. Kapan Kamu Sadar Isyana
45 44. Jadi Wanita Berharga
46 45. Permintaan Nyonya Ara
47 46. Pupus
48 47. Bu Dini.
49 48. Bukan Cleaning Servis
50 49. Janji Bu Dini
51 50. Tidak Kenal
52 51. Harus dengan tujuan mulia.
53 52. Bertengkar hebat
54 53. Aku Tidak ingin lihat kamu lagi
55 54. Titip.
56 55. Kebakaran.
57 56. Mama mau ketemu
58 57. Omelet Sayur
59 58. Pertolongan.
60 59. Nikah Siri.
61 60. Saya Baru Bercerai 3 bulan ini
62 61. Besarkan anak ini
63 62. Buat Anakmu Bangga
64 63. Menang Bohay
65 64. Tidak Setuju
66 65. Putri Hak Binar
67 66. Dia sedang memilih jalan
68 67. Tetap Cari Ya Pah.
69 68. Where are you?
70 69. Sudah Siap.
71 70. Katakan
72 71. 5 Permintaan
73 72. Terkabul
74 73. Isyana kaget.
75 74. Ini Baru Orang Kaya
76 75. Itu si Gembel
77 76. Mobil jemputan.
78 77. Momy sedang tidur
79 78. Mommy Tidak Sakit Lagi
80 79. Kenal Akrab
81 80. Mulai bercabang
82 81. Aku Ikut Takziah Aja.
83 82. Apa itu anakku?"
84 83. Siapa Teteh sebenarnya?
85 84. Beda Istri Beda Rejeki
86 85. Biar Putri Kuat seperti tokoh Anime
87 86. Aku akan mengantarmu.
88 87. Atur Jadwal Kerja ke Kota B
89 88. Jangan kesana
90 89. Raih cita- citamu dulu.
91 90. Mau datang
92 91. Who Is Tante Bunga?
93 92. Merasa belum move on
94 93. Bagaimana mengajaknya?
95 94. Berapa Lama Move On?
96 95. Di depan Gerbang
97 96. Dia bergerak...
98 97. Nanti Tanya Daddy.
99 98. Mendadak ngatur.
100 99. Nyelonong.
101 100. Mengenang Istri
102 101. Kenapa Isyana di Situ?
103 102. Dosen Baru
104 103. Mamah Yang Bisa Lakukan
105 104. Masa naksir ob
106 105. Beli Skincare
107 106. Bu Wira lebih cerdik
108 107. Roti Untuk Putri
109 108. Suami itu apa sih?
110 109. Ambigu.
111 110. Kepercayaan Papa
112 111. Kejutan Mika
113 112. Nggak boleh lupa. Titik
114 113. Lana ingin hari ini
115 114. Kebetulan.
116 115. Cucuku
117 116. Bu Dini senang.
118 117. Suami Adalah.
119 118. Suami Itu menikah.
120 Majù Aja.
121 120. Misi
122 bukankah Kalian Sudah bercerai.
123 Emosi
124 Jawab Jujur ya.
125 Panggil Mommy.
126 Isyana Sekarang Kuliah
127 Diusir
128 Tugas Untuk Saka.
129 Bertemu
130 Provokasi
131 Dua Jemputan.
132 Nguping.
133 Gelang
134 Ingkar Janji
135 Kemana
136 Apa artinya Aku cemburu.
137 Jemput
138 Isyana sudah tahu
139 Sengaja.
140 Teteh Yang Sajikan
141 Modusin Balik.
142 Terong Belanda
143 Iyah.
144 Tidak Seperti Tukang Sayur
145 Mika!!!
146 Berubah bukan boneka
147 Mas Binar!
148 Jantungku mau lompat
149 Ada Perlu dengan Dina
150 Pelita.
151 Bu Wira mengadu.
152 Ganti Warna
153 Anak Nakal
154 Bakal Rindu
155 Mode Serius.
156 Cari Solusi
157 Binar melihatnya
158 Sindiran
159 Gudang Itu
160 kencan itu apa
161 Lembut
162 Mantap
163 Geram
164 Bukan anak Nakal
165 Tolong Papah
166 Asal Usul
167 Apa ini?
168 Dirigen.
169 Dimana Isyana.
170 Mika sehina itu
171 Isyana Takut
172 Berkedip
173 Laci
174 Akting bahaya
175 Bonus jadi Orang Gila
176 Mas Binar...
177 Pemberitahuan
178 Tunggu di luar
179 Isyana Bleng.
180 Balapan
181 final
182 Sudah lahir.
183 Bisa dibawa Pulang
184 Doa Uti
185 Siap
186 Akad Sah
187 Penjelasan- Intermesso
188 Bukan Mamahmu lagi
189 Dia Suamiku
190 BreastCare
191 Mas Sabar kok.
192 Drama
193 Balas dendam
194 Aduan ke Binar
195 Gerebek
196 Ditinggalkan
197 Tunggu Ya.
198 Siapa Adnan?
199 Kemana?
200 Buka Suara.
201 Pulang
202 Gantikan Dia
203 Bersamaku.
204 Kamarmu
205 Binar Nyebelin.
206 Maaf
207 Nggak ada solusi lain
208 Menang Putri
209 Taktik
210 Pemandangan.
211 Pulang ke Alamat asli.
212 Amanda
213 Ikhlas
214 Binar Tahu Alamatnya
215 Polisi.
216 Bapak.
217 Eksklusif
218 Bayar kesalahanmu
219 Tugas Amanda
220 Sesuai Pesanan
221 Siapkan Nama
222 Hoam...
223 Harus bahagia
224 Bicara serius
225 Pemecatan.
226 Bersyukur
227 Anak Asuh
228 Kemajuan.
229 Ke Luar Negeri
230 Pamitan
231 Bermanja.
232 Memegang kendali
233 Trik Binar.
234 Tidak Dibalas.
235 Bian
236 PHP
237 Malu
238 Nyebelin
239 Pinggir sungai
240 Selesai?
241 Tunggu
242 Mantan
243 Miss Atik
244 Rumah impian.
245 Istrimu
246 Menyatu
247 Serendah Itu?
248 Kandang Harimau
249 Tanda tangan
250 Suami Vs Istri
251 Menunggu Kabar
252 Kaget
253 Adil
254 Muka Tembok
255 Akal Bulus
256 Bonus
257 Keinginan Tuan Priangga
258 Pikir Nanti
259 Kebalikan
260 Tamat.
261 Sayonara
Episodes

Updated 261 Episodes

1
1. Seperti tahanan
2
2. Harapan
3
3. Kabur
4
4. Hidup Baru.
5
5. Teman Baru.
6
6. Istrinya pasti sangat cantik.
7
7. Mamiku Sakit
8
Intermesso
9
8. Kantor Pusat
10
9. Balapan.
11
10. Ragu.
12
11. Tekad Isyana
13
12. Sebuah Rencana.
14
13. Kehilangan Isyana.
15
14. Ayo Cerai.
16
15. Rencana 1
17
16. Mama Pulang
18
17. Perang dimulai.
19
18. Putus atau cerai?
20
19. Emosi.
21
20. Pupus.
22
21. Tidak diam diri
23
22. Gerebeg
24
23. Mika malu.
25
24. Putri Tersihir
26
25. Adnan terhasut
27
26. Balasan untuk Lana
28
27. Apa aku loser?
29
28. Hasutan
30
29. Aku Bersumpah.
31
30. Gembelll.
32
31. Cepat
33
32. Bomerang.
34
33. Mommy Ara
35
34. Identitas Isyana.
36
35. Beruntungnya...
37
36. Diabaikan.
38
37. Baru Sadar
39
38. Keputusan
40
39. Orang Tua Lana
41
40. Sumpah Ibu.
42
41. Doa Mommy Ara
43
42. Ketok Palu
44
43. Kapan Kamu Sadar Isyana
45
44. Jadi Wanita Berharga
46
45. Permintaan Nyonya Ara
47
46. Pupus
48
47. Bu Dini.
49
48. Bukan Cleaning Servis
50
49. Janji Bu Dini
51
50. Tidak Kenal
52
51. Harus dengan tujuan mulia.
53
52. Bertengkar hebat
54
53. Aku Tidak ingin lihat kamu lagi
55
54. Titip.
56
55. Kebakaran.
57
56. Mama mau ketemu
58
57. Omelet Sayur
59
58. Pertolongan.
60
59. Nikah Siri.
61
60. Saya Baru Bercerai 3 bulan ini
62
61. Besarkan anak ini
63
62. Buat Anakmu Bangga
64
63. Menang Bohay
65
64. Tidak Setuju
66
65. Putri Hak Binar
67
66. Dia sedang memilih jalan
68
67. Tetap Cari Ya Pah.
69
68. Where are you?
70
69. Sudah Siap.
71
70. Katakan
72
71. 5 Permintaan
73
72. Terkabul
74
73. Isyana kaget.
75
74. Ini Baru Orang Kaya
76
75. Itu si Gembel
77
76. Mobil jemputan.
78
77. Momy sedang tidur
79
78. Mommy Tidak Sakit Lagi
80
79. Kenal Akrab
81
80. Mulai bercabang
82
81. Aku Ikut Takziah Aja.
83
82. Apa itu anakku?"
84
83. Siapa Teteh sebenarnya?
85
84. Beda Istri Beda Rejeki
86
85. Biar Putri Kuat seperti tokoh Anime
87
86. Aku akan mengantarmu.
88
87. Atur Jadwal Kerja ke Kota B
89
88. Jangan kesana
90
89. Raih cita- citamu dulu.
91
90. Mau datang
92
91. Who Is Tante Bunga?
93
92. Merasa belum move on
94
93. Bagaimana mengajaknya?
95
94. Berapa Lama Move On?
96
95. Di depan Gerbang
97
96. Dia bergerak...
98
97. Nanti Tanya Daddy.
99
98. Mendadak ngatur.
100
99. Nyelonong.
101
100. Mengenang Istri
102
101. Kenapa Isyana di Situ?
103
102. Dosen Baru
104
103. Mamah Yang Bisa Lakukan
105
104. Masa naksir ob
106
105. Beli Skincare
107
106. Bu Wira lebih cerdik
108
107. Roti Untuk Putri
109
108. Suami itu apa sih?
110
109. Ambigu.
111
110. Kepercayaan Papa
112
111. Kejutan Mika
113
112. Nggak boleh lupa. Titik
114
113. Lana ingin hari ini
115
114. Kebetulan.
116
115. Cucuku
117
116. Bu Dini senang.
118
117. Suami Adalah.
119
118. Suami Itu menikah.
120
Majù Aja.
121
120. Misi
122
bukankah Kalian Sudah bercerai.
123
Emosi
124
Jawab Jujur ya.
125
Panggil Mommy.
126
Isyana Sekarang Kuliah
127
Diusir
128
Tugas Untuk Saka.
129
Bertemu
130
Provokasi
131
Dua Jemputan.
132
Nguping.
133
Gelang
134
Ingkar Janji
135
Kemana
136
Apa artinya Aku cemburu.
137
Jemput
138
Isyana sudah tahu
139
Sengaja.
140
Teteh Yang Sajikan
141
Modusin Balik.
142
Terong Belanda
143
Iyah.
144
Tidak Seperti Tukang Sayur
145
Mika!!!
146
Berubah bukan boneka
147
Mas Binar!
148
Jantungku mau lompat
149
Ada Perlu dengan Dina
150
Pelita.
151
Bu Wira mengadu.
152
Ganti Warna
153
Anak Nakal
154
Bakal Rindu
155
Mode Serius.
156
Cari Solusi
157
Binar melihatnya
158
Sindiran
159
Gudang Itu
160
kencan itu apa
161
Lembut
162
Mantap
163
Geram
164
Bukan anak Nakal
165
Tolong Papah
166
Asal Usul
167
Apa ini?
168
Dirigen.
169
Dimana Isyana.
170
Mika sehina itu
171
Isyana Takut
172
Berkedip
173
Laci
174
Akting bahaya
175
Bonus jadi Orang Gila
176
Mas Binar...
177
Pemberitahuan
178
Tunggu di luar
179
Isyana Bleng.
180
Balapan
181
final
182
Sudah lahir.
183
Bisa dibawa Pulang
184
Doa Uti
185
Siap
186
Akad Sah
187
Penjelasan- Intermesso
188
Bukan Mamahmu lagi
189
Dia Suamiku
190
BreastCare
191
Mas Sabar kok.
192
Drama
193
Balas dendam
194
Aduan ke Binar
195
Gerebek
196
Ditinggalkan
197
Tunggu Ya.
198
Siapa Adnan?
199
Kemana?
200
Buka Suara.
201
Pulang
202
Gantikan Dia
203
Bersamaku.
204
Kamarmu
205
Binar Nyebelin.
206
Maaf
207
Nggak ada solusi lain
208
Menang Putri
209
Taktik
210
Pemandangan.
211
Pulang ke Alamat asli.
212
Amanda
213
Ikhlas
214
Binar Tahu Alamatnya
215
Polisi.
216
Bapak.
217
Eksklusif
218
Bayar kesalahanmu
219
Tugas Amanda
220
Sesuai Pesanan
221
Siapkan Nama
222
Hoam...
223
Harus bahagia
224
Bicara serius
225
Pemecatan.
226
Bersyukur
227
Anak Asuh
228
Kemajuan.
229
Ke Luar Negeri
230
Pamitan
231
Bermanja.
232
Memegang kendali
233
Trik Binar.
234
Tidak Dibalas.
235
Bian
236
PHP
237
Malu
238
Nyebelin
239
Pinggir sungai
240
Selesai?
241
Tunggu
242
Mantan
243
Miss Atik
244
Rumah impian.
245
Istrimu
246
Menyatu
247
Serendah Itu?
248
Kandang Harimau
249
Tanda tangan
250
Suami Vs Istri
251
Menunggu Kabar
252
Kaget
253
Adil
254
Muka Tembok
255
Akal Bulus
256
Bonus
257
Keinginan Tuan Priangga
258
Pikir Nanti
259
Kebalikan
260
Tamat.
261
Sayonara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!