4. Hidup Baru.

“Shitttt! Annnnjing!!” umpat Lana keras membanting pintu mobil sampai semua orang yang ada di rest area itu menoleh ke Lana. 

Seusai membuang air besar di toilet umum itu, Lana kembali ke mobilnya dan mendapati mobilnya kosong. Lebih dari itu dia mencari ponselnya tidak ada, dompet dan tas mahalnya tergeletak di atas jok mobil padahal sebelumnya ada di dashboard. 

“Brenngggseeek!” umpat Lana lagi sangat kesal, bahkan wajahnya memerah, menyiratkan bahwa isi kepalanya mendidih. 

Lana sangat marah dan kebakaran jenggot. Lana merasa dibodohi dan dikelabuhi Isyana.

Lana berkeliling rest area berlarian dan menanyai setiap pengunjung tentang ciri- ciri Isyana. Semuanya menjawab tidak melihat Isyana. 

“Apa di sini ada cctv?” tanya Lana ke pegawai restoran rest area. 

“Ada Pak!” jawab resepsionist di rumah makan rest area itu. 

“Mana! Saya harus lihat!” teriak Lana ke pegawai rest area. 

Semua pegawai yang ada di situ terdiam, di dalam hati mereka semua mengumpat.

"Siapa orang ini? Ganteng doang, attitudenya kosong, nol plontong"

“Maaf, Pak. Pengunjung dilarang masuk ke area kantor, mohon tunggu atasan kami!” tutur pelayan merasa takut karena Lana sangat emosional. 

“Cepat, tunjukan dimana letak pemantauan cctv atau kuhancurkan restoran ini? Kalian tidak tahu siapa aku? Hah! Siapa atasan kalian?” jawab Lana lagi marah dan mengintimidasi dengan penuh emosi.

Pegawai rest area itu pun segera melapor ke atasanya.

Atasan pegawai restoran rest area keluar. Lana menunjukan kartu namanya. Semua kemudian patuh begitu mengetahui Lana putra Tuan Wira Hanggara. 

Semua orang tahu nama itu, seorang tokoh di Negeri Sejahtera itu.

Tuan Wira Hanggara pernah menjabat gubernur di provinsi tertinggal, karena keberhasilanya, naik menjadi menteri dan sekarang menjadi gubernur di ibukota negara Sejahtera.

“Brakk!” Lana kembali marah setelah melihat rekaman cctv, semua pegawai restoran rest area menunduk takut dan gemetaran. 

“Cctv bodohhh!” umpat Lana frustasi.

Dari rekaman cctv tidak menemukan petunjuk apapun tentang Isyana.

Isyana kan memang hanya berjalan satu langkah langsung berpindah mobil, berlindung di tumpukan sayuran, tentu saja tidak ada yang melihatnya, apalagi cctv yang batas pandangnya terbatas. 

Tanpa mengucapkan terima kasih. Lana pun berlenggang pergi menuju ke mobilnya. Semua pegawai pun saling mencibir. 

“Ish... anak bejabat kok kelakuanya kaya preman ya? Ganteng doang!” 

“Iya... padahal bapaknya baik banget!” 

“Apa mungkin bapaknya pencitraan?” 

“Hihihi entahlah yang penting bapaknya baik ke kita!

Karena sudah lelah, putus asa dan termakan emosi, Lana pun melajukan mobilnya menuju ke rumahnya. 

“Kemana dia? Berani- beraninya kabur dan mencuri barangku? Kamu pikir kamu siapa? Dasar sampah!” gumam Lana kesal. 

Perempuan kecil, dekil yang selama ini seperti boneka, bahkan Lana anggap sebagai budak, hari ini berani mengelabuhinya. Secara terang- terangan Isyana menggunakan air mata  sok polosnya, tanpa diduga berani kabur bahkan membawa ponsel dan uang Lana. 

******

 

“Huuuft” 

Isyana menghela nafasnya kemudian bangun dari tengkurapnya, di balik karungan kentang dan daun seledri di sebuah mobil bak. 

“Sepertinya aku sudah jauh berjalan?” gumam Isyana melihat arah jalan. Isyana sudah jauh meninggalkan Lana. 

Isyana kemudian duduk bersandar tak peduli bajunya kotor dan rambutnya berantakan.

Sejak ibunya meninggal Isyana memang sudah dihadapkan dengan kehidupan yang keras. Isyana diasingkan di kampung neneknya.

Setelah neneknya meninggal saat Isyana kembali ke rumah ayahnya, perlakuan Ibu tiri Isyana ke dia, sama seperti kuli. Isyana pergi ke ladang, menyiangi, memupuk, memanen dan tidak jarang ikut ke pasar.

Isyana diberi jatah belajar hanya malam hari setelah dia selesai melakukan pekerjaan rumah. Itulah sebabnya Isyana tak pernah sempat mengurus rambunya atau penampilanya. Baju yang Isyana punya hanya itu- itu saja. 

Setelah menikah dengan Putra Pejabat, harapan ayahnya, Isyana dimuliakan dan berubah, nyatanya Isyana semakin tak terurus.

Dia tidak berubah, dan tak ada beda, diperlakukan seperti budak dan tawanan, tak pernah diberi nafkah lahir apalagi batin. Isyana justru semakin memprihatinkan.

“Aku harus bebas, aku akan tentukan hidupku sendiri!” batin Isyana memegang benda kotak yang berhasil dia bawa dari mobil suaminya. 

Jika sebelum menikah, meski Isyana seperti kuli, dia bebas melakukan apapun. Isyana juga lebih menikmati peran sebagai petani bergelut dengan alam, merasakan angin semilir  dan bersahabat dengan daun hijau.

Setelah menikah, Isyana hanya dikurung bersama pembantu, sering mendapatkan hinaaan dan seperti tak bisa bernafas. Isyana kini ingin menjadi dirinya sendiri. 

“Gue nggak nyuri kan? Dia kan suamiku. Mas kawinku aja diambil lagi sama dia?” batin Isyana mengeluarkan segenggam uang ratusan ribu dari sakunya. 

“Ini hakku kan? Kata orang kan harta suami adalah harta istri, harta istri milik istri, nah aku apaan? Selama ini nggak pernah dikasih jatah, padahal semua orang mengira aku kaya, jadi nggak salah dong aku ambil sedikit? Hehe! Yang dzolim dia kan bukan aku? Malaikat catat aku mengambil jatahku ya, bukan mencuri, hihi” batin Isyana membenarkan perlakuanya.

Mas kawin Isyana yang bernilai puluhan juta disita paksa Lana dan diberikan ke Mika. Padahal kan itu hak Ìsyana.

Entahlah hanya malaikat dan Tuhan yang Tahu Isyana salah atau benar. Yang pasti Isyana hanya ingin mengakhiri hidupnya yang penuh sesak dan hinaan. Isyana akan menggantinya dengan hidup yang bahagia.

“Wuaah!” Isyana tersenyum, lalu menghitung lembaran demi lembaran uang di tanganya yang dia ambil dari domper Lana. 

“Banyak... ada 7 juta! Fiks, gue bisa buka usaha dan sewa kontrakan ini mah!” batin Isyana semakin berani, dan membulatkan tekadnya untuk bisa hidup sendiri. 

Isyana memasukan lagi uang dalam genggamanya ke kantong. Lalu bersandar mengikuti kemana arah mobil bak membawanya pergi.

Isyana masih berada di jalan tol sehingga tidak mungkin minta turun atau lari. 

Sampai tak terasa Isyana tertidur. 

****

“Hei siapa kamu! Bangun!” bentak pemilik mobil bak. 

Melihat rambut Isyana yang keriting kucel tak beraturan. Wajahnya kusam penuh jerawat dan berminyak tak ada yang mengira kalau Isyana seorang putri saudagar tanah dan menantu pejabat tinggi. 

Mendengar bentakan Isyana mengerjapkan matanya dan terbangun. Isyana melihat sekeliling. Rupanya Isyana berada di sebuah pasar tradisioanal besar di pusat sebuah kota kabupaten Bunga. 

Kabuapaten Bunga, adalah sebuah kabupaten tetangga di pinggiran ibukota. Butuh 3 jam untuk sampai ke ibukota. Akan tetapi berlainan arah dengan kampung ayah Isyana.

“Maaf!” jawab Isyana sopan. 

“Turun... turunn... dasar gelandangan. Jangan kotori daganganku, nanti nggak laku lagi!” ejek pemilik mobil bak itu jengkel Isyana menumpang di baknya. 

“Maaf, Pak! Saya bukan gelandangan, saya hanya numpang di mobil bapak!” jawab Isyana sopan.

“Hasssh ssh sssh sana minggir!” usir bapak itu kasar. 

Isyana menelan ludahnya dan mengepalkan tanganya geram, kenapa semua orang seperti tak punya hati.

“Saya akan bayar berapa biaya saya menumpang mobil bapak? Saya naik mobil bapak dari kota sayur tepatnya di rumah makan Sini Enak!” ucap Isyana lagi sakit hati diperlakukan tidak baik oleh seseorang. Isyana berniat membayar biaya tumpangan.

Isyana bukan gelandangan. 

Bapak mobil bak itu menatap Isyana sinis, dan memperhatikan Isyana dari bawah sampai atas. 

“Memang kamu punya uang? Nggak usah gayalah! Udah simpan uangmu buat kamu makan!” jawab Bapak itu kembali menghina. 

Isyana mengeratkan rahangnya, kemudian mengambil 5 lembar uang ratusan ribu. 

“Terima kasih bapak sudah menyelamatkan saya, dan memberi saya tumpangan!” ucap Isyana geram meletakan uang itu di atas sayuran.

Kemudian Isyana pergi begitu saja. 

Pemilik mobil Bak jadi tersentak dan menelan ludahnya malu. “Siapa perempuan itu? Aneh sekali?” 

“Makanya, Om itu jangan suka menghina orang! Sana susul dan minta maaf Om! Balikin uangnya!” timpal karyawan kuli angkut sayuran di pasar itu.

“Enak aja, udahlah biarin! Emang dia numpang kok. Kan lumayan!” jawab bapak itu, dengan muka rakusnya mengambil uang dari Isyana.

Tempat yang pertama kali Isyana tuju adalah kounter hp. Isyana berniat merestart ponsel mahal suaminya, kemudian dia isi dengan nomor barunya. 

“Mbak, boleh minta nama Mbaknya atau kuitansi atau bungkus ponsel ini?” tanya tukang Konter hp. 

“Untuk apa ya Mbak?” tanya Isyana. 

“Ini ponsel mahal Mbak, ini punya Mbaknya atau gimana? Kok direset?” tanya tukang konter kembali meragukan Isyana. 

Ponsel itu harganga 10 juta lebih, tampang Isyana tidak pantas punya ponsel semahal itu.

Isyana pun gelagapan tidak bisa menjawab, pasti semua orang tidak akan percaya kalau Isyana adalah istri seorang direktur perusahaan otomotif anak cabang yang besar di negara Sejahtera itu. 

“Saya nggak punya. Ya udah nggak jadi, Mbak. Kembalikan ponsel saya!” ucap Isyana meminta kembali ponselnya. 

“Mbaknya nyuri ya? Atau nemu? Dibalikin Mbak!?” ucap Tukang konter kembali membuat Jingga terhina dan menuduh Isyana mencuri.

“Maaf, saya nggak mencuri dan saya juga nggak nemu!” jawab mengelak. Meski memang mencuri tapi kan punya suami sendiri. Mas kawin Isyana kan juga diambil suaminya.

“Ish... palingan nyuri!” cibir sesama pegawai konter. 

Jingga kemudian berjalan menjauh dari konter itu dan mengurungkan niatnya menjual ponsel dan meresetnya. 

“Kruyuuuk kruuyuuuk!” alarm tubuh Isyana berbunyi. 

“Aku harus cari makan dan tempat tinggal!” batin Isyana. 

Isyana kemudian berjalan mencari makan. Isyana memilih makan di warung angkringan di pojokan depan pasar tradisional itu. 

Isyana yang dulu tinggal di desa bersama neneknya rindu masakan sederhana, nasi dengan sambal hijau dan seiris ikan laut, lalu dibersamai dengan sate hati ayam yang dibumbu manis. Isyana memesan dua porsi dan memakannya dengan lahap. 

Saat Isyana hendak mengunyah suapan terakhir makanya, Isyana melihat pedagang anggrek keliling meringkuk di emperan toko dekat pedagang angkringan itu. 

“Bunganya cantik sekali?” gumam Isyana dalam hati. 

Saat tinggal di rumah nenek di desa, Isyana ikut bertani bunga dan bantu- bantu tetangga Isyana yang jualan bunga.

Isyana mengenal berbagai macam bunga mulai yang mahal dan murah. 

Setelah selesai makan Isyana mendekati penjual bunga anggrek itu. 

“Bunganya berapaan Pak?” tanya Isyana sopan. 

Pedagang anggrek itu segera membuka matanya dan menyiratkan tatapan mengharap. 

“Tolong Neng beli semua anggrek saya Neng... saya kasih murah deh!” tutur Tukang anggrek itu memohon. 

Isyana menelan ludahnya berfikir dan kasihan. Sepertinya bapak ini sudah sangat lelah dan jualanya tidak laku. 

“Memang berapa Pak?” 

“Terserah, Neng beraninya berapa? Ini ada 4 anggrek indukan, jenis dendronium. 4 ini, 2 phalaenopsis putih dan 2 ungu, dan yang 5 ini masih anakan dendrobium, ini 4 anggrek Catleya udah speik, saya butuh uang untuk bayar sekolah anak saya Neng!” tutur bapak itu lagi.

Isyana yang tahu harga bunga bisa menaksir harga semua anggrek itu lebih dari 500 ribu. Isyana memang suka bunga, tapi untuk apa Isyana membeli sebanyak itu. 

“Tolong, Non! Bantu saya!” ucap Pedagang anggrek itu lagi. 

Melihat keadaan bapak penjual anggrek itu, tanpa pikir panjang Isyana mengiyakan. 

“Berapa uang yang bapak butuhkan?” 

“300 ribu Non!” jawab Bapak itu. 

Gleg 

Isyana menjadi semakin terharu. Kenapa Bapaknya meminta harga murah sekali.

“Saya beli satu juta ya Pak! Tapi carikan saya tempat tinggal!” jawab Isyana berfikir cepat. 

Mendengar angka yang jauh dari kebutuhan. Bapak itu sangat bersyukur sampai matanya berbinar- binar dan menangis. 

Bapak itu pun kemudian bersedia membantu Isyana mendapatkan tempat tinggal. Kebetulan pedangan Angrek yang bernama Pak Diman itu punya pelanggan juragan kontrakan. Ada yang kosong di seberang perumahan elit.

Selama perjalanan ke kontrakan Isyana, Pak Diman bercerita kalau dirinya petani Bunga. 

Akan tetapi sudah satu bulan ini daganganya sepi. Uang perawatan habis untuk makan sehari- hari. Bapak itu juga ingin merantau karena anak- anaknya hendak masuk kuliah dan butuh uang banyak. 

“Bagaimana kalau tanaman bapak saya yang ambil alih Pak?” tanya Isyana kemudian. 

“Maksud, Non. Non mau jualan bunga juga?” 

“Saya beli tanaman bapak, dan ijinkan saya yang gantiin bapak!” tutur Isyana kemudian. 

“Boleh!” jawab Pak Diman bahagia.

Malam itu pun dalam waktu singkat Isyana mendapatkan ide membuka usaha berjualan tanaman hias.

Setelah sampai di kontrakanya, Isyana yakin akan menjadi florist yang sukses. Seberang kontrakan Isyana komplek perumahan elit.

Isyana juga sangat menyukai bunga dan dunia pertanian.

Terpopuler

Comments

Nurmala

Nurmala

semangat isyana buktika kamu bisa

2022-11-01

0

Titin Andien

Titin Andien

aaaah kusukka klau cewek nya yang jdi super women😄😄😄

2022-10-21

0

Siti Aminah

Siti Aminah

authornya keren.. tiap episode panjang.. bahasanyya bagus...
sukkka banget.. mksh ya thor

2022-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Seperti tahanan
2 2. Harapan
3 3. Kabur
4 4. Hidup Baru.
5 5. Teman Baru.
6 6. Istrinya pasti sangat cantik.
7 7. Mamiku Sakit
8 Intermesso
9 8. Kantor Pusat
10 9. Balapan.
11 10. Ragu.
12 11. Tekad Isyana
13 12. Sebuah Rencana.
14 13. Kehilangan Isyana.
15 14. Ayo Cerai.
16 15. Rencana 1
17 16. Mama Pulang
18 17. Perang dimulai.
19 18. Putus atau cerai?
20 19. Emosi.
21 20. Pupus.
22 21. Tidak diam diri
23 22. Gerebeg
24 23. Mika malu.
25 24. Putri Tersihir
26 25. Adnan terhasut
27 26. Balasan untuk Lana
28 27. Apa aku loser?
29 28. Hasutan
30 29. Aku Bersumpah.
31 30. Gembelll.
32 31. Cepat
33 32. Bomerang.
34 33. Mommy Ara
35 34. Identitas Isyana.
36 35. Beruntungnya...
37 36. Diabaikan.
38 37. Baru Sadar
39 38. Keputusan
40 39. Orang Tua Lana
41 40. Sumpah Ibu.
42 41. Doa Mommy Ara
43 42. Ketok Palu
44 43. Kapan Kamu Sadar Isyana
45 44. Jadi Wanita Berharga
46 45. Permintaan Nyonya Ara
47 46. Pupus
48 47. Bu Dini.
49 48. Bukan Cleaning Servis
50 49. Janji Bu Dini
51 50. Tidak Kenal
52 51. Harus dengan tujuan mulia.
53 52. Bertengkar hebat
54 53. Aku Tidak ingin lihat kamu lagi
55 54. Titip.
56 55. Kebakaran.
57 56. Mama mau ketemu
58 57. Omelet Sayur
59 58. Pertolongan.
60 59. Nikah Siri.
61 60. Saya Baru Bercerai 3 bulan ini
62 61. Besarkan anak ini
63 62. Buat Anakmu Bangga
64 63. Menang Bohay
65 64. Tidak Setuju
66 65. Putri Hak Binar
67 66. Dia sedang memilih jalan
68 67. Tetap Cari Ya Pah.
69 68. Where are you?
70 69. Sudah Siap.
71 70. Katakan
72 71. 5 Permintaan
73 72. Terkabul
74 73. Isyana kaget.
75 74. Ini Baru Orang Kaya
76 75. Itu si Gembel
77 76. Mobil jemputan.
78 77. Momy sedang tidur
79 78. Mommy Tidak Sakit Lagi
80 79. Kenal Akrab
81 80. Mulai bercabang
82 81. Aku Ikut Takziah Aja.
83 82. Apa itu anakku?"
84 83. Siapa Teteh sebenarnya?
85 84. Beda Istri Beda Rejeki
86 85. Biar Putri Kuat seperti tokoh Anime
87 86. Aku akan mengantarmu.
88 87. Atur Jadwal Kerja ke Kota B
89 88. Jangan kesana
90 89. Raih cita- citamu dulu.
91 90. Mau datang
92 91. Who Is Tante Bunga?
93 92. Merasa belum move on
94 93. Bagaimana mengajaknya?
95 94. Berapa Lama Move On?
96 95. Di depan Gerbang
97 96. Dia bergerak...
98 97. Nanti Tanya Daddy.
99 98. Mendadak ngatur.
100 99. Nyelonong.
101 100. Mengenang Istri
102 101. Kenapa Isyana di Situ?
103 102. Dosen Baru
104 103. Mamah Yang Bisa Lakukan
105 104. Masa naksir ob
106 105. Beli Skincare
107 106. Bu Wira lebih cerdik
108 107. Roti Untuk Putri
109 108. Suami itu apa sih?
110 109. Ambigu.
111 110. Kepercayaan Papa
112 111. Kejutan Mika
113 112. Nggak boleh lupa. Titik
114 113. Lana ingin hari ini
115 114. Kebetulan.
116 115. Cucuku
117 116. Bu Dini senang.
118 117. Suami Adalah.
119 118. Suami Itu menikah.
120 Majù Aja.
121 120. Misi
122 bukankah Kalian Sudah bercerai.
123 Emosi
124 Jawab Jujur ya.
125 Panggil Mommy.
126 Isyana Sekarang Kuliah
127 Diusir
128 Tugas Untuk Saka.
129 Bertemu
130 Provokasi
131 Dua Jemputan.
132 Nguping.
133 Gelang
134 Ingkar Janji
135 Kemana
136 Apa artinya Aku cemburu.
137 Jemput
138 Isyana sudah tahu
139 Sengaja.
140 Teteh Yang Sajikan
141 Modusin Balik.
142 Terong Belanda
143 Iyah.
144 Tidak Seperti Tukang Sayur
145 Mika!!!
146 Berubah bukan boneka
147 Mas Binar!
148 Jantungku mau lompat
149 Ada Perlu dengan Dina
150 Pelita.
151 Bu Wira mengadu.
152 Ganti Warna
153 Anak Nakal
154 Bakal Rindu
155 Mode Serius.
156 Cari Solusi
157 Binar melihatnya
158 Sindiran
159 Gudang Itu
160 kencan itu apa
161 Lembut
162 Mantap
163 Geram
164 Bukan anak Nakal
165 Tolong Papah
166 Asal Usul
167 Apa ini?
168 Dirigen.
169 Dimana Isyana.
170 Mika sehina itu
171 Isyana Takut
172 Berkedip
173 Laci
174 Akting bahaya
175 Bonus jadi Orang Gila
176 Mas Binar...
177 Pemberitahuan
178 Tunggu di luar
179 Isyana Bleng.
180 Balapan
181 final
182 Sudah lahir.
183 Bisa dibawa Pulang
184 Doa Uti
185 Siap
186 Akad Sah
187 Penjelasan- Intermesso
188 Bukan Mamahmu lagi
189 Dia Suamiku
190 BreastCare
191 Mas Sabar kok.
192 Drama
193 Balas dendam
194 Aduan ke Binar
195 Gerebek
196 Ditinggalkan
197 Tunggu Ya.
198 Siapa Adnan?
199 Kemana?
200 Buka Suara.
201 Pulang
202 Gantikan Dia
203 Bersamaku.
204 Kamarmu
205 Binar Nyebelin.
206 Maaf
207 Nggak ada solusi lain
208 Menang Putri
209 Taktik
210 Pemandangan.
211 Pulang ke Alamat asli.
212 Amanda
213 Ikhlas
214 Binar Tahu Alamatnya
215 Polisi.
216 Bapak.
217 Eksklusif
218 Bayar kesalahanmu
219 Tugas Amanda
220 Sesuai Pesanan
221 Siapkan Nama
222 Hoam...
223 Harus bahagia
224 Bicara serius
225 Pemecatan.
226 Bersyukur
227 Anak Asuh
228 Kemajuan.
229 Ke Luar Negeri
230 Pamitan
231 Bermanja.
232 Memegang kendali
233 Trik Binar.
234 Tidak Dibalas.
235 Bian
236 PHP
237 Malu
238 Nyebelin
239 Pinggir sungai
240 Selesai?
241 Tunggu
242 Mantan
243 Miss Atik
244 Rumah impian.
245 Istrimu
246 Menyatu
247 Serendah Itu?
248 Kandang Harimau
249 Tanda tangan
250 Suami Vs Istri
251 Menunggu Kabar
252 Kaget
253 Adil
254 Muka Tembok
255 Akal Bulus
256 Bonus
257 Keinginan Tuan Priangga
258 Pikir Nanti
259 Kebalikan
260 Tamat.
261 Sayonara
Episodes

Updated 261 Episodes

1
1. Seperti tahanan
2
2. Harapan
3
3. Kabur
4
4. Hidup Baru.
5
5. Teman Baru.
6
6. Istrinya pasti sangat cantik.
7
7. Mamiku Sakit
8
Intermesso
9
8. Kantor Pusat
10
9. Balapan.
11
10. Ragu.
12
11. Tekad Isyana
13
12. Sebuah Rencana.
14
13. Kehilangan Isyana.
15
14. Ayo Cerai.
16
15. Rencana 1
17
16. Mama Pulang
18
17. Perang dimulai.
19
18. Putus atau cerai?
20
19. Emosi.
21
20. Pupus.
22
21. Tidak diam diri
23
22. Gerebeg
24
23. Mika malu.
25
24. Putri Tersihir
26
25. Adnan terhasut
27
26. Balasan untuk Lana
28
27. Apa aku loser?
29
28. Hasutan
30
29. Aku Bersumpah.
31
30. Gembelll.
32
31. Cepat
33
32. Bomerang.
34
33. Mommy Ara
35
34. Identitas Isyana.
36
35. Beruntungnya...
37
36. Diabaikan.
38
37. Baru Sadar
39
38. Keputusan
40
39. Orang Tua Lana
41
40. Sumpah Ibu.
42
41. Doa Mommy Ara
43
42. Ketok Palu
44
43. Kapan Kamu Sadar Isyana
45
44. Jadi Wanita Berharga
46
45. Permintaan Nyonya Ara
47
46. Pupus
48
47. Bu Dini.
49
48. Bukan Cleaning Servis
50
49. Janji Bu Dini
51
50. Tidak Kenal
52
51. Harus dengan tujuan mulia.
53
52. Bertengkar hebat
54
53. Aku Tidak ingin lihat kamu lagi
55
54. Titip.
56
55. Kebakaran.
57
56. Mama mau ketemu
58
57. Omelet Sayur
59
58. Pertolongan.
60
59. Nikah Siri.
61
60. Saya Baru Bercerai 3 bulan ini
62
61. Besarkan anak ini
63
62. Buat Anakmu Bangga
64
63. Menang Bohay
65
64. Tidak Setuju
66
65. Putri Hak Binar
67
66. Dia sedang memilih jalan
68
67. Tetap Cari Ya Pah.
69
68. Where are you?
70
69. Sudah Siap.
71
70. Katakan
72
71. 5 Permintaan
73
72. Terkabul
74
73. Isyana kaget.
75
74. Ini Baru Orang Kaya
76
75. Itu si Gembel
77
76. Mobil jemputan.
78
77. Momy sedang tidur
79
78. Mommy Tidak Sakit Lagi
80
79. Kenal Akrab
81
80. Mulai bercabang
82
81. Aku Ikut Takziah Aja.
83
82. Apa itu anakku?"
84
83. Siapa Teteh sebenarnya?
85
84. Beda Istri Beda Rejeki
86
85. Biar Putri Kuat seperti tokoh Anime
87
86. Aku akan mengantarmu.
88
87. Atur Jadwal Kerja ke Kota B
89
88. Jangan kesana
90
89. Raih cita- citamu dulu.
91
90. Mau datang
92
91. Who Is Tante Bunga?
93
92. Merasa belum move on
94
93. Bagaimana mengajaknya?
95
94. Berapa Lama Move On?
96
95. Di depan Gerbang
97
96. Dia bergerak...
98
97. Nanti Tanya Daddy.
99
98. Mendadak ngatur.
100
99. Nyelonong.
101
100. Mengenang Istri
102
101. Kenapa Isyana di Situ?
103
102. Dosen Baru
104
103. Mamah Yang Bisa Lakukan
105
104. Masa naksir ob
106
105. Beli Skincare
107
106. Bu Wira lebih cerdik
108
107. Roti Untuk Putri
109
108. Suami itu apa sih?
110
109. Ambigu.
111
110. Kepercayaan Papa
112
111. Kejutan Mika
113
112. Nggak boleh lupa. Titik
114
113. Lana ingin hari ini
115
114. Kebetulan.
116
115. Cucuku
117
116. Bu Dini senang.
118
117. Suami Adalah.
119
118. Suami Itu menikah.
120
Majù Aja.
121
120. Misi
122
bukankah Kalian Sudah bercerai.
123
Emosi
124
Jawab Jujur ya.
125
Panggil Mommy.
126
Isyana Sekarang Kuliah
127
Diusir
128
Tugas Untuk Saka.
129
Bertemu
130
Provokasi
131
Dua Jemputan.
132
Nguping.
133
Gelang
134
Ingkar Janji
135
Kemana
136
Apa artinya Aku cemburu.
137
Jemput
138
Isyana sudah tahu
139
Sengaja.
140
Teteh Yang Sajikan
141
Modusin Balik.
142
Terong Belanda
143
Iyah.
144
Tidak Seperti Tukang Sayur
145
Mika!!!
146
Berubah bukan boneka
147
Mas Binar!
148
Jantungku mau lompat
149
Ada Perlu dengan Dina
150
Pelita.
151
Bu Wira mengadu.
152
Ganti Warna
153
Anak Nakal
154
Bakal Rindu
155
Mode Serius.
156
Cari Solusi
157
Binar melihatnya
158
Sindiran
159
Gudang Itu
160
kencan itu apa
161
Lembut
162
Mantap
163
Geram
164
Bukan anak Nakal
165
Tolong Papah
166
Asal Usul
167
Apa ini?
168
Dirigen.
169
Dimana Isyana.
170
Mika sehina itu
171
Isyana Takut
172
Berkedip
173
Laci
174
Akting bahaya
175
Bonus jadi Orang Gila
176
Mas Binar...
177
Pemberitahuan
178
Tunggu di luar
179
Isyana Bleng.
180
Balapan
181
final
182
Sudah lahir.
183
Bisa dibawa Pulang
184
Doa Uti
185
Siap
186
Akad Sah
187
Penjelasan- Intermesso
188
Bukan Mamahmu lagi
189
Dia Suamiku
190
BreastCare
191
Mas Sabar kok.
192
Drama
193
Balas dendam
194
Aduan ke Binar
195
Gerebek
196
Ditinggalkan
197
Tunggu Ya.
198
Siapa Adnan?
199
Kemana?
200
Buka Suara.
201
Pulang
202
Gantikan Dia
203
Bersamaku.
204
Kamarmu
205
Binar Nyebelin.
206
Maaf
207
Nggak ada solusi lain
208
Menang Putri
209
Taktik
210
Pemandangan.
211
Pulang ke Alamat asli.
212
Amanda
213
Ikhlas
214
Binar Tahu Alamatnya
215
Polisi.
216
Bapak.
217
Eksklusif
218
Bayar kesalahanmu
219
Tugas Amanda
220
Sesuai Pesanan
221
Siapkan Nama
222
Hoam...
223
Harus bahagia
224
Bicara serius
225
Pemecatan.
226
Bersyukur
227
Anak Asuh
228
Kemajuan.
229
Ke Luar Negeri
230
Pamitan
231
Bermanja.
232
Memegang kendali
233
Trik Binar.
234
Tidak Dibalas.
235
Bian
236
PHP
237
Malu
238
Nyebelin
239
Pinggir sungai
240
Selesai?
241
Tunggu
242
Mantan
243
Miss Atik
244
Rumah impian.
245
Istrimu
246
Menyatu
247
Serendah Itu?
248
Kandang Harimau
249
Tanda tangan
250
Suami Vs Istri
251
Menunggu Kabar
252
Kaget
253
Adil
254
Muka Tembok
255
Akal Bulus
256
Bonus
257
Keinginan Tuan Priangga
258
Pikir Nanti
259
Kebalikan
260
Tamat.
261
Sayonara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!