3. Kabur

“Menjijikan!” umpat Lana di pagi petang begitu membuka matanya. 

Ayam di desa yang berkokok bersahut- sahutan membuat Lana bangun lebih awal. Lana langsung syok menyadari tanganya memeluk tubuh istri rasa gadis yang selama ini dia siksa dan hina. 

“Lana!” pekik Isyana ikut terbangun. 

“Kau! Apa yang kau lakukan padaku? Dasar pelaccur sialan!” umpat Lana sangat marah menyadari dirinya berbuat kesalahan.

Lana menelan ludahnya sendiri, selalu menghina Isyana tapi nyatanya malam tadi mereka bergumul dalam kegiatan panas. 

“Apa maksudmu? A-aku? Kan Kamu yang.. ” jawab Isyana terbata.

Yang memperkossa kan Lana bukan Isyana, kenapa justru Lana yang berteriak dan menanyakan apa yang Isyana perbuat. 

Lana tidak menjawab dan tanganya tiba- tiba mencekik leher Isyana, Isyana kehabisan nafas dan  mengaduh kesakitan. Lana sangat kesal dan marah telah melanggar janjinya pada Mika.

Jika diteruskan Isyana akan kehilangan nyawanya karena seketika itu wajah Isyana sudah pucat. 

Untungnya dari luar kamar terdengar seseorang mengetuk pintu. Sehingga Lana melepaskan cengkeramanya.

“Uhuk...!” Isyana lolos dari ajalnya.

Isyanapun segera mengatur nafasnya dan memegang lehernya yang terasa sangat sakit.

Seketika itu pula Isyana hanya bisa meneteskan air mata. Isyana ingin berteriak tapi tidak bisa.

Bagaiaman bisa niat dia melakukan kewajiban, pengabdian sebagai istri justru dituduh memperkosaa dan malah mau dibunuh.

“Lana..., Isyana! Sudahkah kalian bangun?” tanya seorang perempuan di luar pintu.

“Shiiit...!” umpat Lana kesal mengenali suara itu. 

Saat Lana marah dan memukul kasur menyadari dirinya tak berbusana, Ibu Lana ternyata lewat depan kamar Lana.

Ibu Lana yang mendengar suara dari kamar anaknya tanpa ragu mengetuk pintu kamar. Dia tidak pernah tahu apa yang terjadi di dalamnya. 

“Ya Mih! Tunggu sebentar!” jawab Lana menetralkan suaranya. 

“Oke mami tunggu, hari sudah siang, keluarlah!” ucap Ibu Lana lagi. 

“Pakai pakaianmu dan bersikaplah baik- baik saja, dasar pelacurr!” ucap Lana memaki Isyana yang sedang tertunduk meneteskan air mata memegangi selimut dan lehernya. 

Sungguh, Isyana benar- benar merasakan sakit yang luar biasa. Harapan suaminya akan berubah sepertinya semakin jauh. Pengorbananya semua hanya berbalas kepahitan.

Lana segera bangun dengan tubuh polosnya dan mengambil pakaiannya. 

Isyana mengepalkan tangannya. Bisa- bisanya Lana menyalahkan dirinya padahal dia sendiri yang melakukan. Seharusnya Isyanalah yang marah. Bukan Lana. 

Sudah merasakan sakit dan ngilu akibat perbuatan Lana, Isyana masih dicekik hampir kehilangan nyawa, lebih dari itu, perkataan Lana pun melengkapi kesakitan Isyana. 

“Aku harus pergi!” batin Isyana sekarang berfikir tak ada gunanya mengharap kemustahilan. 

Lana pergi keluar kamar tanpa menoleh Isyana. Ibu Lana ternyata menunggu di depan pintu sudah lengkap dengan pakaian resminya. 

“Mana Isyana?” tanya Ibu Lana sedikit melirik Isyana yang tubuh bagian atasnya terlihat. 

“Sebentar lagi akan keluar Mih!” jawab Lana menutup rapat pintu kamarnya.

“Ya sudah nggak apa- apa, mamah mau pulang dulu, Papah ada rapat penting pagi ini!” tutur Ibu Lana. 

“Ya Mah!” jawab Lana. 

“Isyana... Mamah Papah pulang dulu ya!” pamit Ibu Lana dari luar pintu dengan senyum penuh arti merasa obat kesuburan untuk anaknya berhasil. Obat itu ramuan dari teman ibu Lana yang bisa berfek sampai 1 bulan, seharusnya untuk Tuan Wira. Karena bertemu anaknya, Ibu Lana berikan untuk anaknya saja.

“Ya Mah!” jawab Isyana dari dalam. 

“Kurangi kesibukanmu, kata orang, kau sangat sibuk bekerja, kapan jadi anaknya? Ambil libur dan bulan madu, periksakan kesehatan kalian berdua. Mama ingin punya cucu!” ucap Ibu Lana sebelum pergi menepuk tangan Lana.

Lana hanya mengangguk dan mengeraskan rahangnya. 

Lana sekarang ingat kalau dirinya berada di luar kendali berasal dari butiran obat dari ibunya semalam. Meski begitu tetap saja dia merasa marah pada Isyana.

Sesampainya di dalam kamar. Isyana sedang mengenakan pakaianya. 

“Pulang sekarang!” ucap Lana kembali bengis. 

“Aku tidak mau!” jawab Isyana berani melawan. 

“Kau melawanku?” tanya Lana lagi semakin emosi. Untuk pertama kalinya wajah dan mata yang selama 2 tahun terlihat sayu dan patuh, kini berani melawan.

“Kenapa?” tanya Isyana melawan lagi. 

Kerana emosi dengan cepat Lana kembali hendak menyakiti Isyana.

Kali ini Isyana pun menghindar dan minta tolong. Masih dengan menahan pedih pada selaangkanganya Isya berusaha keluar kamar. 

Sayangnya saat Isyana keluar dari kamar hendak melarikan diri, yang dia temui justru ibunya.

Ibu tiri Isyana baru saja mengantar besanya pergi. 

“Ibu....!” panggil Isyana.

“Kamu mau kemana? Ibu dengar kamu minta tolong?” tanya Ibu Isyana. 

“Ibu... tolong Isyana, Isyana tidak tahan lagi dengan suami Isyana. Dia...dia.” rengek Isyana berniat hendak mengadu pada ibu tirinya. 

Sayangnya omongan Isyana terhenti. Lana sudah berdiri di belakangnya. 

“Maafkan kami Bu, kami ada sedikit kesalah pahaman! Kami akan segera menyelesaikanya!” ucap Lana berbicara sopan lalu maju mendekat dan mencengkeram bahu Isyana. 

“Oh ya... Ibu paham itu. Dalam rumah tangga wajar ada kesalah pahaman. Isyana, sebagai istri kamu harus mengerti suamimu dan layani suamimu dengan baik!” jawab Ibu tiri Isyana berfikir tidak mau ikut campur rumah tangga anaknya. Ibu Tiri Isyana kan juga enggan mengurus Isyana.

“Ya Bu!” jawab Lana sopan, tidak membiarkan Isyana menjawab. 

“Masakan ibu sudah matang, ayo kita sarapan bersama!” tutur Ibu Isyana lagi. 

“Maaf Bu... kami harus segera pulang. Satu jam lagi saya harus ada di kantor. Kami sarapan di jalan saja!” jawab Lana lagi tidak menyiakan kesempatan untuk pamit.

“Waduh... kok pada pulang cepetan!” jawab Ibu Tiri Lana berbosa basi. 

“Maaf! Saya sudah libur dua hari. Saya harus segera ke kantor!” jawab Lana lagi.

"Ya... baiklah kalau begitu!"

“Kami pulang Bu!” tutur Lana sopan dan mengangguk. 

“Ibu... Isyana mau di sini!” lirih Isyana lagi mau minta tolong. 

“Jadi istri harus patuh pada suamimu, ibu nggak apa- apa! Suamimu sibuk, pergilah! Hati- hati di jalan ya!” jawab Ibu Tiri Isyana, justru menyuruh Isyana dan menantunya segeran melakukan niatnya, pergi.

Lana tersenyum mengangguk. Lana mencengkeram tangan Isyana dan menyeretnya berjalan sambil berbisik. 

“Cepat ikut aku, jangan mimpi kamu bisa kabur dariku?” bisik Lana lagi.

Isyana diam, langkahnya sangat berat. Rasanya ingin lari pergi, tapi sepertinya jika lari sekarang percuma, pasti akan terkejar.

Ibu dan saudara tirinya tak akan berpihak padanya. 

Masih di pagi- pagi itu, Lana dan Isyana pun meninggalkan rumah orang tua Isyana.

Isyana terus memandangi karangan bunga yang berjejer rapi di depan rumah, ucapan bela sungkawa untuk ayahnya.

Semua itu semakin menyadarkan Isyana dengan sepenuhnya, bukan hanya hati ayahnya yang mati karena direbut ibu tirinya beberapa tahun silam. Kini raganya pun sudah dikubur dalam tanah, tak akan kembali.

Semakin lama semakin jauh mobil Lana meninggalkan rumah Tuan Atmadja. 

“Ayah sudah pergi... nenek sudah pergi...ibu juga sudah pergi, tidak ada alasan lagi aku berada di dekat pria ini?” batin Isyana kemudian melirik tajam ke laki- laki kejam yang katanya, suaminya. 

Dulu Isyana mau menikah dengan Lana atas permintaan ayahnya. Satu bulan setelah nenek Isyaana meninggal, Isyana kembali ke rumah ayahnya. Isyana selalu mendapat perlakuan tidak adil juga dari ibu tirinya. 

Jika ibu dan saudara tirinya hanya sibuk menghabiskan uang. Isyana disuruh ikut bekerja di kebun.

Saat Isyana di kebun di tempat itulah Isyana bertemu dengan orang tua Lana. Isyana membantu ayah Lana yang hendak jatuh ke jurang karena terpeleset.

Saat itu Tuan Wira sedang berkeliling hendak membeli lahan Tuan Atmadja. Melihat budi baik Isyana, Tuan Wira jatuh hati ke Isyana. 

Tuan Atmadja terlilit hutang. Dia gagal panen karena bencana alam. Sementara biaya pekebun dan untuk menanam sudah dia keluarkan. Gaya hidup ibu tiri dan saudaranya juga tetap hedon. Tuan Atmadja meminta Tuan Wira menyelamatkanya agar membeli lahanya.

Di situlah, kesepakatan perjodohan dilakukan. 

Tuan Wira akan membantu Tuan Atmadja cuma- cuma asal Isyana mau menjadi menantunya. Tanah Tuan Atmadja pun tidak jadi dibeli, akan tetapi tetap menjadi milik Isyana. 

Isyana mematuhi apa kata ayahnya dan menikah denga Lana. Tanpa kenal dan tahu apapun tentang sifat dan latar belakangnya.

Ternyata suaminya mempunyai emosi yang temperamental dan suka main tangan. Lana juga sudah mempunyai pacar yang cantik. 

Isyana bertahan demi ayahnya yang meminta pertolonganya. 

Sekarang, ayahnya sudah tidak ada. Isyana pun bertekad akan pergi bagaimanapun caranya. Terserah apa yang terjadi dengan ibu tiri dan saudaranya. 

“Kenapa melihatku begitu?” bentak Lana mengetahui Isyana menatap tajam dirinya. 

Isyana kemudian memalingkan wajahnya dengan mengeratkan rahang.

Pemandagan yang membuat Lana sedikit emosi. Dua tahun ini dia selalu melihat mata sayu dan memelas dari Isyana, tapi hari ini Isyana tampak menantang dan menunjukan keberanian. 

“Kau sekarang berani melawanku? Aku harus memberi hukuman lebih rupanya!” ucap Lana lagi. 

Isyana masih diam, tapi diamnya sekarang bukan diam lemah lagi. Isyana sedang berfikir bagaimana caranya dia akan kabur. Isyana melihat sekeliling dashboard mobil. 

“Mana mungkin aku berani melawanmu!” jawab Isyana sekarang ingin bersandiwara. 

“Hah... awas saja!” 

“Tolong maafkan aku, aku tidak punya siapa- siapa lagi. Maafkan aku! Aku tidak berani melawanmu, ampuni aku!” lanjut Isyana lagi melanjutkan aktingnya. 

“Kau akan aku usir dari rumahku jika saatnya tiba. Aku hanya menunggu ayahku memberikan semua hartanya untukku. Sampai waktu itu tiba. Patuhi kataku dan jangan berani melawanku!” jawab Lana menggertak.

Itu adalah perkataan yang berulang kali Isyana dengar sejak Isyana masuk ke rumah besar suaminya. Lana menikahi Isyana karena harta.

“Aku tahu! Maafkan aku berniat melawanmu, tolong jangan hukum aku, aku akan patuhi, semua maumu!” jawab Isyana lagi. 

Lana diam dan menyunggingkan senyum, sepertinya percaya, akting Isyana berhasil. Lana percaya Isyana lemah, tidak mungkin berani melawanya.

"Jangan sentuh aku lagi, dan patuhi kataku!" ucap Lana lagi.

"Baik!" jawab Isyana, lalu mereka terdiam.

Isyana pun terus memutar otaknya agar bisa kabur.

“Pertama- tama , aku harus ambil uang dan ponsel pria ini!” batin Isyan keluar ide.

Jika Isyana sampai ke rumah besar bak neraka itu, pasti Isyana akan disiksa lagi. 

Alam dan takdir sepertinya memihak Isyana. Mobil Lana menepi ke sebuah rest area. Rupanya Lana timbul hasrat buang air besar.

Lana kemudian mengambil dompet dari tasnya dan mencari uang receh. 

Isyana langsung kegirangan dalam hatinya. Sekarang tahu dimana Lana menyimpan dompet karena celana yang Lana pakai bukan celana berkantong.

“Taruh... taruuh...!” batin Isyana berharap Lana tak membawa dompetnya.

Benar saja, Lana meletakan dompetnya di dashboard mobil. “Yes!” batin Isyana.

“Tunggu di sini!” ucap Lana galak ke Isyana membuka mobil. Lana segera berlari menuju ke toilet umum. 

Tidak menunggu lama, Isyana mengambil lembaran- lembaran uang dari dompet suaminya. Lebih dari itu, Isyana mengambil ponselnya dan segera mematikanya. 

Isyana melihat di dekat mobil Lana ada mobil pengangkut muatan sayuran dari desa. Isyana pun segera keluar dan naik ke mobil sayuran itu.

Terpopuler

Comments

Nurmala

Nurmala

bagus isyana, lebih baik kabur aja dari pada di siksa

2022-10-25

0

Kak Ya

Kak Ya

yeesss , go Isyana 💪💪😀

2022-10-07

0

Cahaya Hayati

Cahaya Hayati

lari is kari jauh jauh

2022-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Seperti tahanan
2 2. Harapan
3 3. Kabur
4 4. Hidup Baru.
5 5. Teman Baru.
6 6. Istrinya pasti sangat cantik.
7 7. Mamiku Sakit
8 Intermesso
9 8. Kantor Pusat
10 9. Balapan.
11 10. Ragu.
12 11. Tekad Isyana
13 12. Sebuah Rencana.
14 13. Kehilangan Isyana.
15 14. Ayo Cerai.
16 15. Rencana 1
17 16. Mama Pulang
18 17. Perang dimulai.
19 18. Putus atau cerai?
20 19. Emosi.
21 20. Pupus.
22 21. Tidak diam diri
23 22. Gerebeg
24 23. Mika malu.
25 24. Putri Tersihir
26 25. Adnan terhasut
27 26. Balasan untuk Lana
28 27. Apa aku loser?
29 28. Hasutan
30 29. Aku Bersumpah.
31 30. Gembelll.
32 31. Cepat
33 32. Bomerang.
34 33. Mommy Ara
35 34. Identitas Isyana.
36 35. Beruntungnya...
37 36. Diabaikan.
38 37. Baru Sadar
39 38. Keputusan
40 39. Orang Tua Lana
41 40. Sumpah Ibu.
42 41. Doa Mommy Ara
43 42. Ketok Palu
44 43. Kapan Kamu Sadar Isyana
45 44. Jadi Wanita Berharga
46 45. Permintaan Nyonya Ara
47 46. Pupus
48 47. Bu Dini.
49 48. Bukan Cleaning Servis
50 49. Janji Bu Dini
51 50. Tidak Kenal
52 51. Harus dengan tujuan mulia.
53 52. Bertengkar hebat
54 53. Aku Tidak ingin lihat kamu lagi
55 54. Titip.
56 55. Kebakaran.
57 56. Mama mau ketemu
58 57. Omelet Sayur
59 58. Pertolongan.
60 59. Nikah Siri.
61 60. Saya Baru Bercerai 3 bulan ini
62 61. Besarkan anak ini
63 62. Buat Anakmu Bangga
64 63. Menang Bohay
65 64. Tidak Setuju
66 65. Putri Hak Binar
67 66. Dia sedang memilih jalan
68 67. Tetap Cari Ya Pah.
69 68. Where are you?
70 69. Sudah Siap.
71 70. Katakan
72 71. 5 Permintaan
73 72. Terkabul
74 73. Isyana kaget.
75 74. Ini Baru Orang Kaya
76 75. Itu si Gembel
77 76. Mobil jemputan.
78 77. Momy sedang tidur
79 78. Mommy Tidak Sakit Lagi
80 79. Kenal Akrab
81 80. Mulai bercabang
82 81. Aku Ikut Takziah Aja.
83 82. Apa itu anakku?"
84 83. Siapa Teteh sebenarnya?
85 84. Beda Istri Beda Rejeki
86 85. Biar Putri Kuat seperti tokoh Anime
87 86. Aku akan mengantarmu.
88 87. Atur Jadwal Kerja ke Kota B
89 88. Jangan kesana
90 89. Raih cita- citamu dulu.
91 90. Mau datang
92 91. Who Is Tante Bunga?
93 92. Merasa belum move on
94 93. Bagaimana mengajaknya?
95 94. Berapa Lama Move On?
96 95. Di depan Gerbang
97 96. Dia bergerak...
98 97. Nanti Tanya Daddy.
99 98. Mendadak ngatur.
100 99. Nyelonong.
101 100. Mengenang Istri
102 101. Kenapa Isyana di Situ?
103 102. Dosen Baru
104 103. Mamah Yang Bisa Lakukan
105 104. Masa naksir ob
106 105. Beli Skincare
107 106. Bu Wira lebih cerdik
108 107. Roti Untuk Putri
109 108. Suami itu apa sih?
110 109. Ambigu.
111 110. Kepercayaan Papa
112 111. Kejutan Mika
113 112. Nggak boleh lupa. Titik
114 113. Lana ingin hari ini
115 114. Kebetulan.
116 115. Cucuku
117 116. Bu Dini senang.
118 117. Suami Adalah.
119 118. Suami Itu menikah.
120 Majù Aja.
121 120. Misi
122 bukankah Kalian Sudah bercerai.
123 Emosi
124 Jawab Jujur ya.
125 Panggil Mommy.
126 Isyana Sekarang Kuliah
127 Diusir
128 Tugas Untuk Saka.
129 Bertemu
130 Provokasi
131 Dua Jemputan.
132 Nguping.
133 Gelang
134 Ingkar Janji
135 Kemana
136 Apa artinya Aku cemburu.
137 Jemput
138 Isyana sudah tahu
139 Sengaja.
140 Teteh Yang Sajikan
141 Modusin Balik.
142 Terong Belanda
143 Iyah.
144 Tidak Seperti Tukang Sayur
145 Mika!!!
146 Berubah bukan boneka
147 Mas Binar!
148 Jantungku mau lompat
149 Ada Perlu dengan Dina
150 Pelita.
151 Bu Wira mengadu.
152 Ganti Warna
153 Anak Nakal
154 Bakal Rindu
155 Mode Serius.
156 Cari Solusi
157 Binar melihatnya
158 Sindiran
159 Gudang Itu
160 kencan itu apa
161 Lembut
162 Mantap
163 Geram
164 Bukan anak Nakal
165 Tolong Papah
166 Asal Usul
167 Apa ini?
168 Dirigen.
169 Dimana Isyana.
170 Mika sehina itu
171 Isyana Takut
172 Berkedip
173 Laci
174 Akting bahaya
175 Bonus jadi Orang Gila
176 Mas Binar...
177 Pemberitahuan
178 Tunggu di luar
179 Isyana Bleng.
180 Balapan
181 final
182 Sudah lahir.
183 Bisa dibawa Pulang
184 Doa Uti
185 Siap
186 Akad Sah
187 Penjelasan- Intermesso
188 Bukan Mamahmu lagi
189 Dia Suamiku
190 BreastCare
191 Mas Sabar kok.
192 Drama
193 Balas dendam
194 Aduan ke Binar
195 Gerebek
196 Ditinggalkan
197 Tunggu Ya.
198 Siapa Adnan?
199 Kemana?
200 Buka Suara.
201 Pulang
202 Gantikan Dia
203 Bersamaku.
204 Kamarmu
205 Binar Nyebelin.
206 Maaf
207 Nggak ada solusi lain
208 Menang Putri
209 Taktik
210 Pemandangan.
211 Pulang ke Alamat asli.
212 Amanda
213 Ikhlas
214 Binar Tahu Alamatnya
215 Polisi.
216 Bapak.
217 Eksklusif
218 Bayar kesalahanmu
219 Tugas Amanda
220 Sesuai Pesanan
221 Siapkan Nama
222 Hoam...
223 Harus bahagia
224 Bicara serius
225 Pemecatan.
226 Bersyukur
227 Anak Asuh
228 Kemajuan.
229 Ke Luar Negeri
230 Pamitan
231 Bermanja.
232 Memegang kendali
233 Trik Binar.
234 Tidak Dibalas.
235 Bian
236 PHP
237 Malu
238 Nyebelin
239 Pinggir sungai
240 Selesai?
241 Tunggu
242 Mantan
243 Miss Atik
244 Rumah impian.
245 Istrimu
246 Menyatu
247 Serendah Itu?
248 Kandang Harimau
249 Tanda tangan
250 Suami Vs Istri
251 Menunggu Kabar
252 Kaget
253 Adil
254 Muka Tembok
255 Akal Bulus
256 Bonus
257 Keinginan Tuan Priangga
258 Pikir Nanti
259 Kebalikan
260 Tamat.
261 Sayonara
Episodes

Updated 261 Episodes

1
1. Seperti tahanan
2
2. Harapan
3
3. Kabur
4
4. Hidup Baru.
5
5. Teman Baru.
6
6. Istrinya pasti sangat cantik.
7
7. Mamiku Sakit
8
Intermesso
9
8. Kantor Pusat
10
9. Balapan.
11
10. Ragu.
12
11. Tekad Isyana
13
12. Sebuah Rencana.
14
13. Kehilangan Isyana.
15
14. Ayo Cerai.
16
15. Rencana 1
17
16. Mama Pulang
18
17. Perang dimulai.
19
18. Putus atau cerai?
20
19. Emosi.
21
20. Pupus.
22
21. Tidak diam diri
23
22. Gerebeg
24
23. Mika malu.
25
24. Putri Tersihir
26
25. Adnan terhasut
27
26. Balasan untuk Lana
28
27. Apa aku loser?
29
28. Hasutan
30
29. Aku Bersumpah.
31
30. Gembelll.
32
31. Cepat
33
32. Bomerang.
34
33. Mommy Ara
35
34. Identitas Isyana.
36
35. Beruntungnya...
37
36. Diabaikan.
38
37. Baru Sadar
39
38. Keputusan
40
39. Orang Tua Lana
41
40. Sumpah Ibu.
42
41. Doa Mommy Ara
43
42. Ketok Palu
44
43. Kapan Kamu Sadar Isyana
45
44. Jadi Wanita Berharga
46
45. Permintaan Nyonya Ara
47
46. Pupus
48
47. Bu Dini.
49
48. Bukan Cleaning Servis
50
49. Janji Bu Dini
51
50. Tidak Kenal
52
51. Harus dengan tujuan mulia.
53
52. Bertengkar hebat
54
53. Aku Tidak ingin lihat kamu lagi
55
54. Titip.
56
55. Kebakaran.
57
56. Mama mau ketemu
58
57. Omelet Sayur
59
58. Pertolongan.
60
59. Nikah Siri.
61
60. Saya Baru Bercerai 3 bulan ini
62
61. Besarkan anak ini
63
62. Buat Anakmu Bangga
64
63. Menang Bohay
65
64. Tidak Setuju
66
65. Putri Hak Binar
67
66. Dia sedang memilih jalan
68
67. Tetap Cari Ya Pah.
69
68. Where are you?
70
69. Sudah Siap.
71
70. Katakan
72
71. 5 Permintaan
73
72. Terkabul
74
73. Isyana kaget.
75
74. Ini Baru Orang Kaya
76
75. Itu si Gembel
77
76. Mobil jemputan.
78
77. Momy sedang tidur
79
78. Mommy Tidak Sakit Lagi
80
79. Kenal Akrab
81
80. Mulai bercabang
82
81. Aku Ikut Takziah Aja.
83
82. Apa itu anakku?"
84
83. Siapa Teteh sebenarnya?
85
84. Beda Istri Beda Rejeki
86
85. Biar Putri Kuat seperti tokoh Anime
87
86. Aku akan mengantarmu.
88
87. Atur Jadwal Kerja ke Kota B
89
88. Jangan kesana
90
89. Raih cita- citamu dulu.
91
90. Mau datang
92
91. Who Is Tante Bunga?
93
92. Merasa belum move on
94
93. Bagaimana mengajaknya?
95
94. Berapa Lama Move On?
96
95. Di depan Gerbang
97
96. Dia bergerak...
98
97. Nanti Tanya Daddy.
99
98. Mendadak ngatur.
100
99. Nyelonong.
101
100. Mengenang Istri
102
101. Kenapa Isyana di Situ?
103
102. Dosen Baru
104
103. Mamah Yang Bisa Lakukan
105
104. Masa naksir ob
106
105. Beli Skincare
107
106. Bu Wira lebih cerdik
108
107. Roti Untuk Putri
109
108. Suami itu apa sih?
110
109. Ambigu.
111
110. Kepercayaan Papa
112
111. Kejutan Mika
113
112. Nggak boleh lupa. Titik
114
113. Lana ingin hari ini
115
114. Kebetulan.
116
115. Cucuku
117
116. Bu Dini senang.
118
117. Suami Adalah.
119
118. Suami Itu menikah.
120
Majù Aja.
121
120. Misi
122
bukankah Kalian Sudah bercerai.
123
Emosi
124
Jawab Jujur ya.
125
Panggil Mommy.
126
Isyana Sekarang Kuliah
127
Diusir
128
Tugas Untuk Saka.
129
Bertemu
130
Provokasi
131
Dua Jemputan.
132
Nguping.
133
Gelang
134
Ingkar Janji
135
Kemana
136
Apa artinya Aku cemburu.
137
Jemput
138
Isyana sudah tahu
139
Sengaja.
140
Teteh Yang Sajikan
141
Modusin Balik.
142
Terong Belanda
143
Iyah.
144
Tidak Seperti Tukang Sayur
145
Mika!!!
146
Berubah bukan boneka
147
Mas Binar!
148
Jantungku mau lompat
149
Ada Perlu dengan Dina
150
Pelita.
151
Bu Wira mengadu.
152
Ganti Warna
153
Anak Nakal
154
Bakal Rindu
155
Mode Serius.
156
Cari Solusi
157
Binar melihatnya
158
Sindiran
159
Gudang Itu
160
kencan itu apa
161
Lembut
162
Mantap
163
Geram
164
Bukan anak Nakal
165
Tolong Papah
166
Asal Usul
167
Apa ini?
168
Dirigen.
169
Dimana Isyana.
170
Mika sehina itu
171
Isyana Takut
172
Berkedip
173
Laci
174
Akting bahaya
175
Bonus jadi Orang Gila
176
Mas Binar...
177
Pemberitahuan
178
Tunggu di luar
179
Isyana Bleng.
180
Balapan
181
final
182
Sudah lahir.
183
Bisa dibawa Pulang
184
Doa Uti
185
Siap
186
Akad Sah
187
Penjelasan- Intermesso
188
Bukan Mamahmu lagi
189
Dia Suamiku
190
BreastCare
191
Mas Sabar kok.
192
Drama
193
Balas dendam
194
Aduan ke Binar
195
Gerebek
196
Ditinggalkan
197
Tunggu Ya.
198
Siapa Adnan?
199
Kemana?
200
Buka Suara.
201
Pulang
202
Gantikan Dia
203
Bersamaku.
204
Kamarmu
205
Binar Nyebelin.
206
Maaf
207
Nggak ada solusi lain
208
Menang Putri
209
Taktik
210
Pemandangan.
211
Pulang ke Alamat asli.
212
Amanda
213
Ikhlas
214
Binar Tahu Alamatnya
215
Polisi.
216
Bapak.
217
Eksklusif
218
Bayar kesalahanmu
219
Tugas Amanda
220
Sesuai Pesanan
221
Siapkan Nama
222
Hoam...
223
Harus bahagia
224
Bicara serius
225
Pemecatan.
226
Bersyukur
227
Anak Asuh
228
Kemajuan.
229
Ke Luar Negeri
230
Pamitan
231
Bermanja.
232
Memegang kendali
233
Trik Binar.
234
Tidak Dibalas.
235
Bian
236
PHP
237
Malu
238
Nyebelin
239
Pinggir sungai
240
Selesai?
241
Tunggu
242
Mantan
243
Miss Atik
244
Rumah impian.
245
Istrimu
246
Menyatu
247
Serendah Itu?
248
Kandang Harimau
249
Tanda tangan
250
Suami Vs Istri
251
Menunggu Kabar
252
Kaget
253
Adil
254
Muka Tembok
255
Akal Bulus
256
Bonus
257
Keinginan Tuan Priangga
258
Pikir Nanti
259
Kebalikan
260
Tamat.
261
Sayonara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!