Sebelum bangkit dari tempat tidur, terlebih dahulu aku mencium keningnya. Saat ini dia sedang terlelap, pasti dia kelelahan setelah melayaniku tadi.
Aku keluar dari kamarku hanya mengenakan handuk kimono. Tadi aku sudah menghubungi Roy, katanya dia sudah sampai di villa dan sekarang dia sedang menungguku di ruang kerjaku.
Sesampaiku di sana.
"Roy, aku masih punya tugas untukmu." Aku berkata seraya duduk di kursi meja kerjaku.
"Tugas apa itu, Tuan?" tanyanya.
"Mengenai surat perjanjian yang kamu buat tadi pagi."
"Apa ada yang tidak sesuai, Tuan?"
"Tidak, bukan begitu. Aku hanya ingin kamu menambahkan beberapa pasal lagi," jawabku.
Aku pun kemudian menjelaskan panjang lebar kepada Roy mengenai pasal-pasal baru yang mesti dia tambahkan. Dia nampak sangat terkejut saat aku menyebutkan satu buah pasal yang menyatakan bahwa, jika nanti Rania hamil, mau tidak mau gadis itu harus mau menikah denganku.
"Kenapa kamu terlihat begitu terkejut?" tanyaku.
"Ti-tidak, Tuan. Saya ... saya hanya tidak menyangka jika Anda ternyata berniat untuk memiliki anak dari nona Rania," jawabnya, lalu kembali menunduk.
"Kenapa tidak? Apa ada yang salah dengan hal itu? Bukankah sekarang usiaku memang sudah cukup matang untuk memiliki istri dan anak." Aku bertanya sambil menatap ke arah Roy.
Sebenarnya aku bisa mengerti kenapa Roy sangat terkejut, itu karena selama ini yang dia tahu aku hanya bermain-main saja dengan banyak perempuan. Soal keseriusan dalam menjalin hubungan, ini adalah yang pertama kalinya.
"Tidak, Tuan. Tidak ada yang salah," ujarnya lagi lalu kembali menunduk.
"Roy, apa kamu lupa, tadi pagi aku sudah mengatakan padamu bahwa aku membuat surat perjanjian itu karena aku ingin mengikat Rania agar dia selalu berada di sisiku. Dan, jika suatu saat nanti dia berhasil mengandung anakku, aku benar-benar serius ingin menikahinya."
"Tuan, saya minta maaf jika sekiranya saya terlalu lancang. Jika nanti seandainya Anda mau menikahi nona Rania, apakah dia akan bersedia, Tuan? Anda tahu sendiri 'kan jika selama ini nona Rania sangat membenci Anda," ucapnya dan langsung mendapat tatapan tajam dariku.
"Saya minta maaf Tuan kalau saya telah salah bicara." Roy kembali menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Tapi ... yang dikatakan Roy memang ada benarnya sih. Selama ini Rania memang sangat membenciku. Jika saja hari ini ibunya tidak masuk rumah sakit dan harus segera dioperasi, aku yakin, saat ini mungkin aku masih saja bersusah payah membujuknya agar dia mau melayaniku.
"Ya kalau dia mau menolak, kita harus membuatnya tidak bisa menolak. Apa susahnya sih? Kamu hanya tinggal mengatur bagaimana isi surat perjanjian itu. Kamu buat dia tidak bisa berkutik saat aku menginginkan apa pun darinya," tegasku.
"Baik Tuan, saya mengerti," ucapnya, lalu terdiam sejenak sebelum akhirnya kembali angkat bicara. "Tuan, apa saya masih boleh berbicara lagi?"
"Ya sudah, cepat katakan. Apa lagi yang ingin kamu katakan?" ucapku.
"Baik Tuan, saya akan mengatakannya. Jika seandainya nanti Anda benar-benar menikahi nona Rania, apakah Anda akan mengumumkannya di hadapan publik?" tanyanya, dan langsung membuat keningku berkerut.
"Apa maksudmu? Kenapa tidak? Kamu sedang tidak berpikir bahwa aku akan menjadikan Rania sebagai simpanan, 'kan?"
"Maaf, Tuan, saya tidak pernah bermaksud seperti itu. Hanya saja ... saya memikirkan bagaimana nasib nona Rania ke depannya. Jika seandainya nanti ada yang tahu bahwa dia adalah wanita milik 'Ketua Klan Mafia Mawar Biru', saya takut banyak musuh yang akan memanfaatkan nona Rania untuk menjatuhkan Anda dari posisi Anda saat ini. Terutamanya saudara-saudara angkat Anda yang selama ini iri pada kesuksesan Anda."
Aku terdiam mendengar penjelasan Roy. Yang dikatakan Roy memang benar. Jika kelak Rania menjadi istriku dan hamil anakku, aku tidak mau sampai terjadi apa-apa dengannya. Apalagi jika harus membuatnya dalam bahaya karena berurusan dengan para musuh-musuhku di dunia hitam.
Tidak banyak yang tahu, jika sebenarnya kunci utama aku bisa tetap sukses mempertahankan kejayaan bisnisku hingga bertahun-tahun karena aku adalah seorang ketua mafia. Jika ada yang berani mengusik kerajaan bisnisku, hanya dalam waktu satu malam, aku bisa menghancurkan si pengganggu itu.
Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui tentang hal itu dikarenakan aku memakai nama samaran untuk menutupi identitasku yang sebenarnya, serta aku juga memakai topeng untuk menutupi wajahku jika kembali bergelut di dunia hitam tersebut.
"Begini saja Roy, tugas utama kamu sekarang adalah membantuku mendapatkan Rania, bagaimana pun caranya. Saat ini aku hanya ingin fokus untuk membuat gadis itu menjadi milikku seorang. Mengenai urusan yang tadi, nanti saja kita pikirkan jalan keluarnya bersama-sama," jelasku pada Roy.
"Baik, Tuan."
Namun tiba-tiba saja aku mendapat sebuah ide briliant. Dengan cara ini, aku sangat yakin, aku pasti bisa membuat Rania menjadi milikku dengan sangat mudah.
"Roy, begini saja, kamu cetak saja sebanyak-banyaknya isi dari surat perjanjian itu. Kalau perlu, 1 lembar surat perjanjian kamu salin menjadi dua puluh hingga tiga puluh lembar."
"Untuk apa kita menyalin isi surat perjanjiannya sebanyak itu, Tuan?"
"Ya, saat ini aku hanya sedang berpikir, bagaimana cara agar kita bisa menipu Rania. Kita hanya perlu membuat dia malas atau enggan untuk membaca isi dari surat perjanjian itu, kemudian akhirnya dia menandatanganinya tanpa perlu berpikir panjang. Apalagi sekarang ibunya sedang masuk rumah sakit, dia pasti tidak akan mau membuang-buang waktunya lebih lama lagi di sini hanya untuk membaca semuanya hingga selesai. Karena kalau dia sampai membaca pasal-pasal yang tertera di dalam surat perjanjian itu, aku berani jamin, dia pasti tidak akan mau menandatanganinya, karena isinya hanya menguntungkan pihakku saja, tidak ada untung baginya sama sekali," jelasku panjang lebar.
"Baik Tuan, saya mengerti."
"Oh iya, tadi dia meminta bayaran 100 miliar dariku, aku akan memberikan 10 kali lipat dari nominal yang dia minta. Dan aku ingin, di dalam surat perjanjian itu juga tertera bahwa jika dia berniat membatalkan perjanjian setelah menandatanganinya, dia harus membayar denda 10 kali lipat dari jumlah uang yang aku berikan padanya."
"Baik, Tuan."
"Selesaikan tugas kamu itu secepat mungkin, sebelum dia terbangun. Karena kalau dia sudah terbangun, yang ada di pikirannya pasti hanya keluar dari tempat ini. Ditambah lagi ibunya sedang masuk rumah sakit sekarang, dia pasti sudah tidak sabar ingin segera melihat kondisinya."
"Baik, Tuan. Anda tenang saja. Saya pasti akan menyelesaikan semuanya dengan cepat."
B e r s a m b u n g ...
...________________________________________ ...
...Gimana guys, udah lumayan panjang 'kan isi babnya🤧🤧🤧...
...Jangan lupa dukungannya.😁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Qa¥u_Mani$
uang segitu mah gampang.. author tinggal ketik 100 M, 1000 M gampang banget huhuhu..
jiwa ke miss Queenanqu meronta membayangkannya.
2023-05-27
3
Fenty Izzi
👍👍👍😁😁😁
2022-08-15
1
Ismu Srifah
tuan sama sekretaris sama kejamnya
2022-07-27
0