Bab 18

...Note : Menurut aku bab ini aman dibaca saat berpuasa. Biasa aja, hat hot hat nya masih dalam batas aman.🤧🤧🤧...

...~Hepi riding man-teman~...

...__________________________________________...

Sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya, terlebih dahulu aku mengambil sesuatu di dalam saku celana jeans yang tadinya aku kenakan dan sudah aku lepas di samping tempat tidurku. Sejenak aku menatap bungkus pengaman yang tadinya memang sengaja aku persiapan sebelum bermain dengan gadis ini.

Pakai atau tidak ya? Tapi sepertinya ... aku tidak membutuhkan alat ini. Jika sebelumnya alat ini wajib aku kenakan sebelum ber cinta dengan wanita lain, tidak dengan sekarang. Aku ingin merasakan sendiri seperti apa rasanya menikmati gadis ini tanpa adanya sesuatu yang membungkus timun jepangku.

Aku kembali naik ke atas tempat tidur lalu kembali pada posisiku semula, bersiap untuk menanamkan timun jepangku pada area perkebunan miliknya.

Ku tatap wajah cantik gadis muda polos yang sedang ranum-ranumnya ini. Aku lalu mencium keningnya cukup lama, setelah itu, barulah aku memulai acara inti yang sebenarnya.

Aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur dengan pelan dan lembut. Aku tahu, ini adalah pengalaman pertama baginya, jadi rasanya pasti akan sangat sakit.

"Mm-" Dia menyumpal mulutnya sendiri dengan tangan ketika merasakan timun jepangku memaksa masuk ke dalam li*ng perkebunan sempit miliknya.

Ketika aku menggerakkan pinggulku maju mundur dengan pelan, ku lihat timun jepangku sudah dilumuri oleh cairan merah. Itu artinya, aku berhasil merenggut mahkota gadis ini. Entah mengapa aku merasa sangat bangga karena berhasil memer*wani gadis yang satu ini.

Setelah timun jepang jumboku terbenam dengan sempurna ke dalam liang perkebunannya, aku merasakan timun jepangku benar-benar terjepit. Auwsh, rasa nikmat ini tidak bisa aku jabarkan dengan kata-kata. Rasanya lebih dari sekedar nikmat belaka. Aku baru pertama kali merasakan yang seperti ini. Benar-benar surga di atas surga duniawi.

Aku menghentikan aksi pengeboranku untuk sementara. Semoga saja itu bisa mengurangi sedikit rasa sakit yang dia rasakan. Kedua tanganku lalu menyeka ujung matanya yang berair. Dia pasti merasa sangat kesakitan, sampai-sampai meneteskan air matanya seperti ini.

Sejenak aku membenamkan bibirku pada keningnya dalam-dalam. Kemudian bibirku berpindah mencium kedua kelopak mata, hidung, dan bi*birnya secara bergantian. Tidak tahu kenapa aku merasa bahwa aku mulai menyayangi gadis ini. Aku tidak hanya ingin menjadikan dia sebagai pemuas na**uku semata, melainkan aku ingin lebih dari ini. Aku juga menginginkan hatinya, tapi sepertinya aku harus berjuang ekstra keras untuk mendapatkan yang satu itu.

Saat aku kembali menggerakkan pinggulku maju mundur dengan ritme kecepatan bertahap, disaat itulah bibirku kembali men****** bibir manisnya. Kedua tanganku jangan ditanya lagi, sudah pasti sibuk bermain bersama dengan Duo Mutiara.

Permainan baru dimulai beberapa menit yang lalu, tapi aku merasa timun jepangku seolah terpijit-pijit, sehingga membuatku merasakan sensasi nikmat yang maha dahsyat.

"Is*t ... ah ...." Dia mend*sah kenik***n sambil memejamkan mata dan membu**ngkan dada.

Aku tersenyum puas, secepat ini dia sudah mencapai puncak di bawah kungkunganku. Tapi, permainan tidak akan berakhir secepat ini. Aku ingin dia merasakan lebih banyak lagi kenikmatan. Disaat itulah, dia akan mengakui kehebatan seorang Kaaran Dirga di atas tempat tidur. Akan aku jadikan pagi ini sebagai pagi indah yang tidak akan dia lupakan seumur hidupnya.

Ku akui, gadis pembangkang dan keras kepala ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh gadis-gadis lain yang pernah menghiasi malam-malamku. Tubuhnya, bibirnya, mutiara-mutiara besarnya, dari ujung kaki hingga ujung kepala, semuanya seperti candu bagiku. Aku yakin, gadis yang berada di bawah kungkunganku saat ini adalah gadis yang selama ini aku cari-cari.

Tidak terasa permainan sudah berlangsung cukup lama, peluh dan keringat sudah membasahi tubuh kami. Setelah membuatnya mencapai or****e sebanyak berkali-kali, barulah aku ingin mengakhiri permainan ini.

Gadis yang satu ini benar-benar memberiku kep*asan yang tiada tara, kepuasan dan keni*matan yang tidak pernah aku dapatkan dari wanita mana pun yang pernah tidur denganku sebelumnya. Setiap inci tubuhnya benar-benar sudah menjadi candu bagiku.

Aku benar-benar tidak rela melepaskan gadis ini. Dia harus menjadi milikku seutuhnya, bagaimana pun caranya. Aku sungguh tidak rela berbagi keni*matan dengan pria mana pun.

Melihatnya sudah sangat kelelahan melayaniku, aku pun akhirnya memilih untuk mengakhiri permainan pagi ini dengan menaburkan benih-benih timunku di dalam rahimnya. Dia adalah satu-satunya wanita yang aku pilih untuk menjadi ibu dari anak-anakku.