Aku berjalan keluar dari kamarku dan segera beranjak menuju dapur.
"Bi Nining."
"Iya, Tuan."
"Tolong siapkan sepiring cemilan dan bawa ke kamarku bersama box yang sudah aku sediakan tadi. Katakan padanya untuk segera bersiap-siap karena satu jam lagi aku akan kembali ke sana," ucapku.
Bi Nining adalah kepala pelayan di villa ini. Dia sudah hampir 10 tahun bekerja denganku. Bisa dibilang, beliau adalah salah satu orang kepercayaanku selain Roy dan William.
"Baik, Tuan."
"Oh iya, Bi. Katakan padanya untuk berhenti menangis, karena aku sangat tidak suka melihatnya."
"Baik, Tuan."
Aku segera kembali ke ruang kerjaku setelah mengatakan hal itu pada bi Nining. Sesampainya di sana, aku lebih memilih untuk duduk di atas sofa ketimbang duduk di kursi meja kerjaku. Aku merasa enggan untuk duduk kembali di sana karena aku tidak ingin melihat pemandangan yang tidak aku sukai yang ada di layar monitor.
Aku meraih surat perjanjian yang tergeletak di atas meja lalu kembali membaca ulang isinya satu per satu. Tapi setelah aku cek untuk yang kedua kalinya, sepertinya masih ada yang kurang. Semua pasal yang tertera di dalam surat perjanjian ini rasanya masih belum cukup juga. Sepertinya aku masih harus menambahkan sesuatu.
.
.
Tidak terasa sudah setengah jam aku duduk di atas sofa sambil menambahkan pasal-pasal baru di dalam surat perjanjian. Sudah 10 lembar lebih tapi rasanya masih belum cukup juga. Entah mengapa aku merasa masih ada yang kurang, padahal sudah sebanyak itu.
Ah, sudahlah. Nanti sisanya aku serahkan pada Roy. Sepertinya lebih baik jika sekarang aku segera mandi dan bersiap-siap. Tapi ... aku penasaran, kira-kira apa yang sedang gadis keras kepala itu lakukan saat ini. Apa dia masih belum berhenti menangis juga?
Dengan langkah pelan namun pasti, aku berjalan menghampiri meja kerjaku. Setelah aku memeriksa layar monitor, aku sudah tidak lagi mendapati gadis itu di sana.
Senyuman tipis mulai mengembang di sudut bibirku, apalagi saat memutar kejadian beberapa puluh menit yang lalu. Aku melihat, setelah bi Nining keluar dari kamar, tidak lama kemudian, gadis itu segera masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa kotak yang berisi ling***, alat make up, beserta parfum yang sudah aku siapkan untuknya.
Membayangkan dia tampil cantik dan wangi mengenakan ling*** yang aku berikan padanya, membuat aku semakin tidak sabar ingin segera menyaksikan sendiri secara langsung. Aku sudah sangat tidak sabar menunggu 25 menit lagi.
Tidak ingin membuat lawan mainku kecewa nantinya, aku juga segera beranjak masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam ruang kerjaku.
Tapi sebelum aku sampai, tiba-tiba saja ponselku berdering, panggilan dari Roy. Tanpa menunggu waktu lama aku pun segera menjawabnya.
"Bagaimana? Apakah kamu sudah menyelesaikan tugasmu?" tanyaku.
"Sudah, Tuan. Saya juga sudah memastikan bahwa nyonya Dian sudah masuk ke dalam ruang operasi," jawabnya.
"Bagus. Lalu bagaimana dengan adiknya? Bukankah Rania memiliki adik perempuan yang masih berusia 12 tahun?" tanyaku lagi. Aku harus memastikan sendiri bahwa keluarganya di sana baik-baik saja sebelum Roy kembali kemari.
"Untuk adik nona Rania, saya juga sudah memberikan sejumlah uang sebagai pegangan, Tuan."
"Bagus. Kalau begitu cepat kembali sekarang. Aku masih punya tugas untukmu."
"Baik, Tuan."
.
.
Tidak terasa sudah hampir 20 menit berlalu, dan sekarang aku sudah selesai bersiap-siap. Sekarang aku sudah terlihat sangat tampan dan mempesona seusai mandi, dan tentunya juga sangat wangi.
Aku menatap jam yang melingkar di pergelangan tanganku, waktunya sisa 4 menit 37 detik lagi. Sebentar lagi. Tapi entah mengapa setiap detiknya terasa berjalan dengan sangat lambat. Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin segera mencicipi gadis itu. Berpuasa selama seminggu lebih membuatku jadi semakin tidak sabaran. Apalagi saat melihatnya sudah tampil dengan rambut yang tergerai panjang dan setengah kering di layar monitor.
Aku berjalan mondar-mandir ke sana ke mari sambil sesekali menatap arlojiku. ****, kenapa 4 menit saja rasanya lama sekali sih?
B e r s a m b u n g ...
..._________________________________________...
...Guys, bab berikutnya lanjut malam aja ya karena mungkin ada adegan hat hot hat nya🔥🤧🤧...
...Jangan lupa dukungannya😉😁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Fenty Izzi
aduuuuhhh abang... lok mau datang... y datang aja🤦♀️😔selama naik lif menuju kamar... 4menit itu akan habis...begitu nyampek kamar... udah pas 1 jamnya🤦♀️🤭
2022-08-15
1
N Hayati
thor jgn sampai goal yah apa yg menjadi kebanggaan srorang perempuan kalau sdh sebelum sah
2022-06-02
0
Julio Stevaning
hah tuan arogant narsis banget
2022-06-01
1