"Aku 'kan sudah bilang, tempat ini sangat berbahaya untukmu, jadi jangan coba-coba untuk kabur. Kamu ini benar-benar sangat keras kepala sekali," ucapku lalu menertawainya. Ini akibatnya kalau dia tidak mau mengindahkan peringatanku.
Kami lalu berjalan masuk ke dalam villa. Lucunya, gadis itu tidak mau turun dari gendonganku. Semenjak dia dikejar oleh Ringgo dan Bingo tadi, dia jadi tidak berani menginjakkan kakinya pada permukaan. Apalagi saat melihat kedua an*jing pintar itu mengantar kami masuk sampai ke dalam villa, membuat dia semakin memeluk leherku dengan sangat erat, sampai-sampai kedua kakinya juga dia lingkaran pada pinggangku, seperti memanjat sebatang pohon.
"Errr ...."
Aku tersenyum saat mendengar Ringgo dan Bingo mengancam gadis ini di belakangku. Aku yakin, dia pasti semakin merasa ketakutan saat Ringgo dan Bingo mengancamnya sambil memamerkan deretan gigi-gigi mereka yang tajam.
Kerja bagus Ringgo, Bingo, memang itu tujuannya aku membiarkan kalian mengantar kami masuk sampai ke dalam villa. Aku sangat suka saat dia memelukku dan membutuhkan perlindunganku seperti sekarang ini.
Begitu aku menggendong gadis ini masuk ke dalam lift, aku pun menyuruh kedua anj*ing itu untuk berhenti mengikuti kami.
"Ringgo, Bingo, diam di situ."
Mendengar titahku, kedua anj*ing pintar itu pun lansung menurut. Keduanya langsung duduk manis di tempat.
Aku mulai menekan tombol lift agar pintu liftnya segera tertutup. Lift ini bukan lift sembarangan, lift ini merupakan satu-satunya jalan menuju kamar pribadiku. Tidak sembarangan orang bisa keluar masuk dari sini, kecuali orang itu memiliki kartu akses tertentu.
Orang-orang yang memiliki kartu akses ini hanya aku dan orang-orang kepercayaanku, seperti Roy, William, serta bi Nining, kepala pelayan di villa ini.
Ting. Pintu lift terbuka. Sekarang kami sudah sampai di lantai dua, tepatnya di dalam kamar pribadiku. Aku mengulum senyumku saat gadis ini tidak kunjung turun dari gendonganku. Padahal, di sini sudah tidak ada Ringgo dan Bingo.
"Sampai kapan mau aku gendong?" tanyaku seraya ikut melonggarkan pelukanku padanya.
"Ma-maaf. Aku memang sangat takut pada an*jing," ucapnya malu-malu lalu segera melepaskan pelukannya dan langsung melompat turun ke lantai.
Aku menatap gadis yang sedang menunduk malu ini dari atas sampai bawah. Gadis pembangkang dan keras kepala ini tetap terlihat sangat manis meski pun tanpa polesan make up sedikit pun. Menatap wajah polosnya membuatku semakin berga**ah saja. Apalagi saat mengingat bagaimana kedua benda padat dan kenyal miliknya dia tempelkan pada dadaku saat aku menggendongnya tadi, membuatku semakin tidak sabar ingin melihat seperti apa wujud asli di dalamnya.
"Kamu aman di sini, tidak akan bisa kemana-mana sebelum aku sendiri yang membiarkan kamu pergi."
Aku mulai berjalan menghampirinya seraya melepaskan jasku. Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin segera bermain dengannya pagi ini.
Melihatku berjalan ke arahnya, dia langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada sembari berjalan mundur. Mungkin dia pikir dengan begitu bisa menghalangiku untuk menikmatinya. Tidak, dia salah besar. Jika sudah masuk ke dalam sini, apa pun tidak bisa menghalangiku.
"Jangan macam-macam! Aku belum menyetujui permintaanmu!" ucapnya dengan nada tinggi.
Pokoknya tidak ada ampun. Setuju atau pun tidak, saat ini aku sudah tidak peduli lagi. Aku sudah tidak sanggup menahannya jika harus menunggunya lebih lama lagi. Aku menginginkan gadis keras kepala ini sekarang juga.
Semakin lama aku semakin mendekat ke arahnya. Dengan gerakan cepat, aku langsung menggendongnya lalu melemparnya naik ke atas tempat tidur.
"Argh!!!" teriaknya.
B e r s a m b u n g ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Asmi Pandansari
ini namanya penculikan dan kasus pemerkosaan
2022-09-07
7
Fenty Izzi
sudah lama puasa... jadi kagak nahan🤭😁
2022-08-15
0
Kinan Rosa
kenapa cowok nya kasar sekali
2022-07-18
1