Beberapa hari Kemudian.
Aku sengaja datang ke restoran tempatnya bekerja ingin kembali menawarinya sendiri secara langsung untuk tidur denganku. Siapa tahu selama seminggu ini dia sudah berubah pikiran dan sangat menyesal karena sudah menolak tawaran untuk tidur dengannya pria setampan dan sekaya diriku.
Aku juga tidak tahu entah mengapa setelah mengenalnya, aku tidak lagi berminat untuk tidur dengan wanita lain. Berulang kali William membawa wanita cantik dan seksye ke hadapanku seperti biasanya, akan tetapi tidak ada lagi yang mampu membuatku tertarik biar satu pun. Yang aku inginkan hanya Rania seorang, gadis incaran yang sudah menolakku mentah-mentah minggu lalu.
"Selamat datang kembali di restoran kami, Tuan." Manajer restoran beserta beberapa orang pelayan menyambut kedatanganku dengan penuh hormat.
Aku membuka kacamata hitamku sambil menatap satu per satu pelayan wanita muda yang ikut menyambut kedatanganku, akan tetapi di sana tidak ada sosok gadis yang aku cari.
"Pak Ronan, apa di sini ada pelayan yang bernama Rania Blanco?" tanyaku pada manajer restoran tersebut.
Sebelum menjawab, manajer tersebut menatap pelayan yang berdiri di belakangnya satu per satu.
"Ad-ada, Tuan. Tapi ... tapi Rania masih pelayan baru, Tuan. Dia belum pantas untuk menghidangkan makanan untuk Anda. Saya takut, dia melakukan kesalahan yang berakhir memicu kemarahan dan ketidakpuasan Anda, Tuan." Manajer itu berkata dengan sedikit gugup, karena biasanya yang mengantarkan makanan untukku adalah pelayan-pelayan yang sudah senior.
"Pak Ronan, saya tidak mau tahu. Pokoknya, saya mau Rania yang mengantarkan makanan pesanan saya. Titik! Saya tidak peduli dia pelayan baru atau pun pelayan senior, pokoknya saya menginginkan dia," tegasku, sambil menatapnya dengan tajam.
"Ba-baik, Tuan."
Mau tidak mau, terpaksa dia harus setuju dengan permintaanku. Siapa lagi yang berani menentang keinginan seorang Kaaran Dirga, kecuali Rania Blanco seorang.
...***...
Sekitar 20 menit kemudian. Manajer restoran tadi memberitahuku lewat telepon bahwa Rania sekarang sedang mengantarkan makanan pesananku ke ruangan ini.
Aku tersenyum miring, sepertinya rencanaku akan berhasil kali ini. Sudah saatnya aku membuat gadis itu bertekuk lutut dan memohon untuk ditiduri olehku, sama seperti wanita kebanyakan.
Begitu Rania memasuki ruang VIP nomor 7 tempatku berada, aku sudah bersembunyi di balik pintu. Aku tersenyum menyeringai saat melihatnya mulai menyajikan makanan di atas meja. Dia pasti tidak akan menyangka, jika orang yang dia bawakan makanan pesanannya itu adalah aku.
Aku menutup pintu ruangan secara perlahan dan nyaris tanpa suara, kemudian mengunci pintunya dengan pelan dari dalam.
Kena kamu gadis *****, kamu pasti akan terpesona melihat ketampananku dari jarak dekat. Aku sangat yakin itu.
Begitu dia berbalik dan melihat keberadaanku, dia terlihat terkejut dan juga terlihat terpesona melihat ketampananku. Dia menatapku tanpa berkedip sedikit pun selama beberapa saat.
"Akhirnya kita bertemu lagi," ucapku, sambil berjalan menghampirinya dengan penuh percaya diri. Tidak lupa aku memamerkan senyuman maut khasku.
Awalnya dia terlihat nampak kebingungan, namun sejurus kemudian dia berkata, "Maaf, Tuan. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Hah? Dia bilang apa barusan? Dia bilang dia tidak mengenalku? Itu bohong. Dia pasti hanya berpura-pura karena ingin sok jual mahal di hadapanku. Di seluruh penjuru negeri ini, siapa yang tidak mengenal sosok Kaaran Dirga?
"Hahaha! Luar biasa." Aku bertepuk tangan sambil berjalan menghampirinya. Begitu sampai di hadapannya, aku langsung membuka kacamata hitamku. Siapa tahu tadi dia tidak begitu mengenaliku karena kacamata ini menutupi sebagian wajah tampanku.
"Bagaimana, apa kamu sudah mengenaliku?" tanyaku, tapi dia hanya menjawab pertanyaanku dengan gelengan kepala.
Hah, aku mendengus kasar. Luar biasa sekali gadis ini. Berani-beraninya dia berpura-pura tidak mengenalku.
Aku, Kaaran Dirga, pria tampan dengan sejuta pesona, juga memiliki segalanya, harta, tahta, dan sejuta wanita. Jadi berhenti berpura-pura tidak mengenaliku, karena kamu benar-benar membuatku frustasi selama 1 minggu ini. Sudah berani menolakku, sekarang malah berpura-pura tidak mengenaliku. Dasar gadis *****.
Saat melihatnya hendak berlalu meninggalkanku, aku langsung menarik tangannya dan mendorong tubuhnya hingga bersandar pada dinding tembok, kemudian mengunci tubuhnya agar dia tidak bisa melakukan perlawanan. Entah mengapa aku tidak rela melepaskan gadis ini begitu saja. Aku harus melakukan sesuatu padanya. Misalnya ini, cup.
... ...
...(Skip karena bulan puasa) ...
"Bodoh. Kenapa kamu tidak bernapas? Kamu mau mati?" ucapku setelah melepaskan pang******. Aku yakin ini pasti pengalaman pertamanya, dan itu membuat aku semakin puas dan bersemangat untuk mendapatkannya.
Karena perbuatanku barusan, dia sampai berteriak-teriak mengataiku brengsyek dan mengancam akan melaporkan perbuatanku pada polisi.
"Kamu mau lapor polisi?" tanyaku, lalu terbahak. Cih, gadis ini lucu sekali. Dia pikir seorang Kaaran Dirga takut pada polisi. Heh, jangan salah, justru polisi yang takut padaku.
Cuih. Tiba-tiba saja dia melemparkan ludah ke wajahku. Gadis ini benar-benar kurang ajar dan sangat berani melawanku.
Aku mengusap ludah yang mengenai wajahku sembari berkata, "Apa kamu pikir aku takut pada polisi? Gadis pelayan sepertimu, berani sekali menolakku. Apa kamu tidak tahu siapa aku?"
"Aku tidak peduli siapa pun kamu! Dan aku tidak takut dengan laki-laki pecundang sepertimu! Beraninya hanya sama perempuan! DASAR BA***!!!" Dia mengataiku sambil berteriak-teriak di depan wajahku.
Gadis kurang ajar. Gadis *****. Berani sekali dia mengataiku seperti itu. Dia benar-benar menyulut emosiku.
Aku mencengkram kedua pipinya dengan kuat seraya berkata, "Kamu mengataiku apa tadi? Ba***? Hah?!"
Aku tidak terbiasa kasar pada perempuan. Tapi gadis yang satu ini benar-benar kurang ajar dan benar-benar menguji kesabaranku. Dia tidak pernah menganggapku sama sekali. Seandainya ini bukan di tempat umum, sudah pasti aku memberinya pelajaran, bagaimana rasanya di*****t oleh laki-laki yang sudah dia katai ba***.
Aku berjanji pada diriku sendiri, malam ini, gadis kurang ajar ini harus aku beri pelajaran. Tidak boleh tidak.
"Jangan panggil aku Kaaran Dirga kalau aku tidak bisa mengangahimu malam ini."
B e r s a m b u n g ...
..._______________________________________________...
... Jangan lupa dukungannya guys😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
akhirnya koq digagahi Terus ya.. ,,,😍
2023-12-03
1
Ayumi Putri
amkskssbssj
2022-10-13
1
Ayumi Putri
kaajsisosksm
2022-10-12
0