Cicit

Geo terpaksa harus mandi air dingin untuk meredakan hasratnya yang tiba-tiba keluar. Entah sudah sejak kapan dia merasakan ini untuk terakhir kalinya. Saat ini hanya berdekatan dengan Kiara bahkan bisa membuatnya tidak terkendali.

"Geo ada apa denganmu! Dia bukanlah tipe ku!" ucap Geo di dalam kamar mandi sambil menikmati guyuran air dingin dari shower ke tubuhnya.

Setelah selesai mandi,Geo merasa sangat mengantuk. Di atas ranjang, ada Kiara yang sudah terlelap. Gadis itu masih mengenakan kaca mata tebalnya. Geo mendekati Kiara,kemudian melepaskan kaca mata itu dari wajah Kiara.

"Lumayan cantik,jika tanpa kaca mata ini!" ucap Geo memperhatikan wajah Kiara. Geo kemudian tidur di samping gadis itu. Rasa kantuk sudah menguasainya.

Keesokan paginya, keduanya saling terkejut karena Kiara dan Geo saling berpelukan saat tidur.

"Aaaah ngapain peluk-peluk aku sih?" teriak Kiara.

Geo segera membekap mulut gadis itu dengan tangan kanannya.

"Jangan teriak-teriak dong, nanti kakek curiga gimana?" tanya Geo khawatir jika sang kakek sudah berada di depan pintu kamar mereka.

"Siapa suruh main peluk-peluk sesuka hati!" protes Kiara.

"Kamu juga meluk aku kok!" balas Geo tidak mau kalah.

"Itu aku kira kamu guling," jawab Kiara dengan suara pelan.

Geo merasa tak suka di anggap sebagai guling. Pertengkaran mereka berakhir ketika sang kakek memanggil mereka.

"Kiara, Geo apa kalian sudah bangun?" tanya Andara dari balik pintu kamar yang masih tertutup.

"Iya kek, kita sudah bangun!" jawab Geo.

Geo dan Kiara segera keluar dari kamar itu.Menghampiri sang kakek yang penuh semangat, terlihat sangat jelas dari wajahnya.

"Pagi ini kakek harus kembali, kalian baik-baik bersama ya," ucap sang kakek memberitahu keduanya. Di dalam hati mereka berdua bersyukur. Akhirnya mereka terbebas dari pengawasan Andara.

"Baik kek, kakek tenang saja. Geo pasti akan baik-baik menjaga Kiara," ucap Geo sambil merangkul gadis itu. Kiara merasa risih dengan perlakuan Geo kepadanya. Namun dia juga harus berpura-pura senang agar sang kakek percaya dengan pernikahan palsu mereka.

"Iya kek, kakek sarapan dulu ya. Biar Kiara buatkan dulu," ucap Kiara.

"Ah tidak perlu Kiara. Kakek tahu kamu capek kan semalam? Jadi kakek bisa sarapan di luar nanti," jawab Andara. Kiara merasa canggung mendengarnya. Ternyata sang kakek sangat percaya bahwa mereka berdua tengah melakukan hubungan itu semalam.

"Kalau begitu baiklah kek, kakek jangan lupa untuk sarapan ya,"jawab Kiara.

"Geo antar ya kek?" ucap Geo menawarkan diri.

"Tidak perlu,sopir kakek sudah di depan pintu," jawab Andara. Ketiganya kemudian berjalan ke arah ruang tamu.

Di depan rumah ternyata sang sopir beserta mobil kesayangan Andara sudah terparkir cantik di sana.

"Kakek pergi dulu ya,kalian baik-baik hidup bersama di sini,jangan lupa segera hadirkan cicit buat kakek," pesan Andara pada keduanya.

"Baik kek,"jawab keduanya secara bersamaan. Geo dan Kiara saling memandang setelah mengucapkan hal itu.

Andara hanya tertawa kecil melihat tingkah keduanya. Pria paruh baya itu segera masuk ke dalam mobil.Di ikuti sang sopir yang membantunya menutup pintu.

"Hati-hati kek!" ucap Geo bahagia. Akhirnya dia terbebas dari permintaan aneh sang kakek.

"Cicit?" batin Geo sambil tertawa geli membayangkannya.

"Ah akhirnya bebas! Kamu pindahkan barang-barang mu dari kamarku!" ucap Geo kembali bersikap dingin pada Kiara.

"Iya aku tahu kok, tapi sekarang kita harus berangkat kerja terlebih dahulu!" jawab Kiara.

"Benar juga,cepat buat sarapan. Aku lapar!" perintahnya lagi.

"Yang enak ya!" imbuh Geo sebelum pria itu kembali ke kamarnya.

"Dasar rese!" ucap Kiara kesal sambil cemberut.Tapi akhirnya dia juga memasakkan sarapan untuk keduanya.

Ketika di perusahaan, Geo tengah sibuk dengan berbagai berkas yang harus dia lihat dan tanda tangani. Sedangkan Kiara juga sibuk di ruangannya.

Arman yang kebetulan lewat di samping ruang Kiara. Memperhatikan gadis itu dengan cukup lama. Arman akhirnya menghampirinya.

"Hai Kiara," sapa nya.

"Eh pak Arman, tumben ada di sini?" tanya Kiara.

"Kebetulan lewat saja, udah waktunya makan siang nih. Kok belum istirahat?" tanya Arman. Kiara segera mengecek jam di tangannya. Benar saja sudah waktunya makan siang.

"Iya, ini udah mau beres kok. Bentar lagi makan," jawab Kiara sambil membereskan pekerjaannya.

"Kalau begitu kita makan siang bersama yuk?" ajak Arman.

Belum juga Kiara menjawabnya, dari belakang mereka Geo menghampiri keduanya. Pria itu menunjukkan wajah tak suka.

"Tidak bisa, Kiara masih ada pekerjaan. Kamu sebaiknya makan sendiri saja," ucap Geo pada Arman.

"Tapi ini waktunya makam siang pak," jawab Arman.

"Siapa sih pemimpinnya di sini? Kamu atau aku? Kalau aku bilang belum ya belum!" ucap Geo sinis.

"Ah baiklah pak saya mengerti," balas Arman sambil menatap wajah Kiara. Gadis itu memberikan isyarat pada Arman untuk makan bersama lain kali saja.

"Aku duluan ya Kiara," ucap Arman.

"Iya," jawab Kiara.

"Permisi pak," Arman pamit pada Geo namun dari tatapan mata keduanya mengisyaratkan hal yang rumit.

"Jadi karena dia kamu sering pulang telat ke rumah?" tanya Geo ingin tahu.

Kiara merasa tak suka bila Geo ikut campur urusan pribadinya.

"Maaf pak di sini perusahaan.Masalah pribadi tidak bisa saya jawab sekarang," ucap Kiara. Gadis itu pamit untuk pergi ke toilet. Geo hanya bisa menggigit bibirnya untuk menahan kesal.

Kiara tak berhenti menggerutu saat berada di dalam toilet. Dia tidak habis pikir tentang Geo yang mulai ikut campur urusan pribadinya.

Seharusnya Kiara sudah makan siang bersama Arman saat ini. Namun semuanya gagal karena Geo.

Kiara memang sudah menaruh rasa pada Arman sejak mereka satu sekolah dahulu. Tapi Kiara hanya diam tak menunjukkan rasa sukanya.

Karena Arman saat itu memiliki pacar yang kebetulan satu kelas dengan mereka. Sampai saat Kiara bertemu kembali dengan Arman di toko miliknya. Sejak saat itu harapan Kiara muncul kembali. Apalagi saat ini mereka kembali dekat.

Meski Arman belum mengenalinya karena memang penampilan Kiara saat sekolah dahulu dengan sekarang sangat berbeda.

"Kenapa sih dia itu? Ganggu aja!" gumam Kiara kesal sambil membenarkan make up dan kaca matanya.

"Kenapa mbak?" tanya seorang gadis yang berada di dekat Kiara.

"Tidak apa-apa kok, cuma lagi kesal aja sama orang," jawab Kiara sambil tersenyum.

"Pasti cowok kan?" tebak gadis itu ingin mengakrabkan diri dengan Kiara.

Kiara menganggukkan kepala, dia memandang seluruh penampilan gadis di depannya itu. Sepertinya dia anak baru karena Kiara baru melihatnya.

"Apa kamu anak baru ya?" tanya Kiara.

"Benar, kenalin aku Amanda," jawab gadis yang bernama Amanda itu.

"Aku Kiara," keduanya saling berjabat tangan dan membalas senyum satu sama lain.

Episodes
1 Kiara
2 Inikah Keluarga
3 Kakek Andara
4 Harus Menerima
5 Perjodohan
6 Hal Aneh
7 Akhirnya Sadar
8 Balas Dendam
9 Tolong Aku
10 Terkunci Bersama
11 Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12 Menikah dengan Ceo
13 Sahabat
14 Tinggal Berdua
15 Mati Lampu
16 Masa Lalu
17 Semangkok Mie
18 Makan Bersama
19 Aktifitas Malam
20 Cicit
21 Mulai Cemburu?
22 Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23 Pesaing
24 Tak Akan Terulang
25 Gagal Lagi
26 Alina
27 Jangan Menjadi Pengganggu
28 Rencana Jahat
29 Kemana?
30 Harta Kiara
31 Menyesali
32 Ara dan Gogo
33 Dia Milikku
34 Rencana Bulan Madu
35 Pupus
36 Bersekutu
37 Masuk Perangkap
38 Tidak Percaya
39 Kecurigaaan
40 Hamil
41 Jangan Pergi
42 Merasa Kehilangan
43 Ingin Tinggal
44 Hidup Baru
45 Masuk Ke Hutan
46 Menemukan mu
47 Pulang ke Rumah
48 Kebohongan Alina
49 Istri Kedua
50 Persiapan Pernikahan
51 Terbongkar
52 Jangan Pisahkan Kami
53 Janji Setia
54 Cinta Satu Malam
55 Tanda Lahir
56 Terlambat
57 Siapa Ayahnya?
58 Belum Siap
59 Gugurkan
60 Arin Pergi
61 Sahabatku
62 Berubah Pikiran
63 Tanggung Jawab
64 Menikah
65 Pria Malang
66 Menampung Orang
67 Carilah Pasanganmu
68 Panggilan Misterius
69 Tuan Muda
70 Foto Putri Kecil
71 Rahasia Besar
72 Kebenaran
73 Mama
74 Harus Kembali
75 Menjadi Ibu
76 Berpasangan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kiara
2
Inikah Keluarga
3
Kakek Andara
4
Harus Menerima
5
Perjodohan
6
Hal Aneh
7
Akhirnya Sadar
8
Balas Dendam
9
Tolong Aku
10
Terkunci Bersama
11
Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12
Menikah dengan Ceo
13
Sahabat
14
Tinggal Berdua
15
Mati Lampu
16
Masa Lalu
17
Semangkok Mie
18
Makan Bersama
19
Aktifitas Malam
20
Cicit
21
Mulai Cemburu?
22
Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23
Pesaing
24
Tak Akan Terulang
25
Gagal Lagi
26
Alina
27
Jangan Menjadi Pengganggu
28
Rencana Jahat
29
Kemana?
30
Harta Kiara
31
Menyesali
32
Ara dan Gogo
33
Dia Milikku
34
Rencana Bulan Madu
35
Pupus
36
Bersekutu
37
Masuk Perangkap
38
Tidak Percaya
39
Kecurigaaan
40
Hamil
41
Jangan Pergi
42
Merasa Kehilangan
43
Ingin Tinggal
44
Hidup Baru
45
Masuk Ke Hutan
46
Menemukan mu
47
Pulang ke Rumah
48
Kebohongan Alina
49
Istri Kedua
50
Persiapan Pernikahan
51
Terbongkar
52
Jangan Pisahkan Kami
53
Janji Setia
54
Cinta Satu Malam
55
Tanda Lahir
56
Terlambat
57
Siapa Ayahnya?
58
Belum Siap
59
Gugurkan
60
Arin Pergi
61
Sahabatku
62
Berubah Pikiran
63
Tanggung Jawab
64
Menikah
65
Pria Malang
66
Menampung Orang
67
Carilah Pasanganmu
68
Panggilan Misterius
69
Tuan Muda
70
Foto Putri Kecil
71
Rahasia Besar
72
Kebenaran
73
Mama
74
Harus Kembali
75
Menjadi Ibu
76
Berpasangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!