Kiara dan Geo tak bisa menikmati makanan mereka dengan lahap. Pasalnya dari tadi sang kakek memperhatikan keduanya. Kiara mencoba menghangatkan suasana agar tidak terlalu canggung.
"Kakek, tambah lagi lauknya ya?" ucap Kiara sambil mengambilkan lauk kesukaan Andara.
"Makasih ya Kiara, kamu memang cucu paling baiknya kakek. Tidak seperti tuh!" ucap Andara sambil menyinggung Geo.
Geo tersenyum kecut mendengar sindiran kakeknya.
"Siapa juga yang mau jadi cucu kakek," gumam Geo.
"Apa kamu bilang?" Andara mendengar gumaman Geo seketika memukul tangan cucunya dengan sendok di tangannya.
"Aduh sakit kek!" teriak Geo kesakitan.
"Udah dong jangan berantem. Kakek tenang dulu ya, kita habiskan dulu makanannya," ucap Kiara menengahi.
"Kamu yang sabar ya Kiara, punya suami kayak anak ini!" ucap Andara. Kiara menganggukkan kepalanya.
"Iya kek," jawabnya kemudian.
Ketiganya kembali melahap makanan mereka. Kiara hanya makan sedikit karena perutnya sudah sangat kenyang malam ini. Suasana menjadi hening kembali. Hanya suara sendok dan piring yang tengah beradu.
"Jadi kapan kalian akan memberikan cicit buat kakek?" tanya Andara di tengah-tengah keheningan itu.
Seketika Geo dan Kiara tersedak makanan mereka. Keduanya segera meminum air.
"Cicit?" tanya Geo tidak percaya.
"Iya, kakek ingin sekali menggendong cicit. Sebelum kakek benar-benar pergi Geo," ucap Andara, ada nada kesedihan di ucapan pria paruh baya itu. Seolah takut meninggalkan keluarga kecilnya itu untuk selamanya.
"Kek, jangan bilang gitu dong, kakek gak akan kemana-mana, kakek akan tetap bersama Geo," ucap Geo.
"Kakek tahu Geo, tapi kalian harus segera memberikan kakek cicit," pinta Andara kembali.
Geo dan Kiara saling menatap, keduanya tampak kebingungan menjawab permintaan sang kakek. Andara merasa curiga dengan keduanya.
"Jangan bilang kalian tidur terpisah?" tebak Andara.
"Tentu saja tidak kek, kita tidur bersama kok!" ucap Geo.
"Iya kan?" imbuhnya lagi sambil menghadap ke arah Kiara. Kaki pria itu menyenggol kaki milik Kiara. Seketika Kiara tahu apa yang harus di lakukan.
"Iya kek, kita tidur sekamar kok," ucap Kiara.
"Bagus kalau begitu, kalian harus sering-sering melakukannya,agar segera kakek memiliki cicit," ucap Andara sambil senyum-senyum membayangkan dia memiliki cicit segera.
Geo dan Kiara hanya bisa tersenyum kecut mendengar hal itu. Mereka bahkan belum pernah bersentuhan secara fisik. Bagaimana akan memiliki anak dalam waktu dekat. Keduanya tampak pusing, meski hanya memikirkannya saja.
Setelah selesai makan malam, Geo dan Kiara segera menuju ke kamar milik Geo. Keduanya merasa sedikit lega karena terbebas dari sang kakek untuk sementara.
Andara tidur di kamar tamu, jaraknya hanya melewati satu kamar dari kamar utama. Yang saat ini di pakai oleh Kiara dan Geo.
"Haih bisa pecah kepala ini kalau kakek di sini lebih lama!" keluh Geo sambil memegang kepala pria itu. Dia duduk di atas ranjang miliknya. Sedangkan Kiara masih berdiri tak jauh dari Geo. Wanita itu tengah memperhatikan isi kamar milik Geo. Lumayan rapi untuk kamar seorang pria.
Geo menengadahkan pandangannya,melihat ke arah Kiara yang sibuk mengamati kamarnya.
"Kamu ngapain?" tanya Geo.
"Oh gak kok, cuma lihat-lihat aja," balas Kiara.
"Jangan sentuh apapun di kamar ini!" peringat Geo.
"Iya," jawab Kiara malas. Dia berjalan menuju ke atas ranjang di samping Geo. Kiara merasa sangat mengantuk malam ini.
"Hei-hei mau ngapain kamu?" tanya Geo.
"Ya tidur lah,mau ngapain lagi?" tanya Kiara polos.
"Nggak bisa, kamu tidur di sana!" ucap Geo sambil menunjuk ke arah lantai. Kiara melotot tajam.
"Kamu gila ya! Di lantai kan dingin!" ucap Kiara kesal.
"Terserah mau dingin atau tidak kamu jangan tidur di ranjang ku!" ucap Geo lagi.
"Ih dasar pria jahat! Tega banget sih!" gerutu Kiara sambil mengambil bantal dan selimut milik pria itu.
Geo tidak peduli, dia segera merebahkan dirinya di atas ranjang yang lembut itu. Sedangkan Kiara dengan bibir mengerucut harus tidur di lantai beralaskan selimut. Dia sangat kesal dengan Geo yang seenaknya sendiri.
Tok tok tok.
Tiba-tiba pintu kamar di ketuk oleh seseorang. Geo dan Kiara segera bangun kembali.
"Siapa?" tanya Kiara dengan suara pelan pada pria itu.
"Entah?"
Geo segera menuju ke arah pintu kamarnya. Dari balik lubang kunci, Geo mengintip siapa yang tengah mengetuk pintu itu. Ternyata sang kakek yang melakukannya. Geo tampak panik, dia berlari ke arah Kiara dan menarik gadis itu ke atas ranjang. Selimut dan bantal juga dia naikkan kembali.
"Kenapa sih?" tanya Kiara tidak mengerti.
"Kakek di depan pintu," ucap Geo dengan suara setengah berbisik. Kiara segera mengerti maksud dari Geo.
"Geo, Kiara, kalian baik-baik saja?" tanya Andara dari balik pintu.
"Iya kek kami baik-baik saja," jawab Geo setelah membuka pintu kamarnya.
"Kenapa kalian tadi berteriak-teriak. Apa kalian sedang membuatkan cicit untuk kakek?" tanya Andara ambigu.
Geo langsung nyengir mendengarnya, Kiara yang berada di kamar juga begitu. Sang kakek sepertinya sudah diluar kendali.
"Ah itu kek, iya nanti kita usahakan kok," ucap Geo canggung.
"Baiklah, segera kalian tidur sana," ucap Andara.
Geo segera menutup pintu kamarnya. Namun Andara tidak segera kembali ke kamar tamu. Dia memilih untuk menguping aktifitas malam kedua cucunya.
Dan Geo mengetahui kelakuan sang kakek dari balik lubang kunci pintu.
"Hei apa yang tua keladi ini lakukan?" batin Geo kesal.
"Kenapa?" tanya Kiara mendekati Geo.
"Si tua itu tengah menguping kita. Dia mengira kita akan membuatkan cicit untuknya.
"Terus gimana?" tanya Kiara panik.
"Gimana lagi, ya gitu!"
"Apa? Tidak aku gak mau?" teriak Kiara, Geo segera menutup mulut gadis itu.
"Jangan teriak-teriak!" ucap Geo menekan.
"Iya," jawab Kiara setelah mulutnya di buka.
"Kita pura-pura aja, biar kakek percaya dan segera pergi dari depan kamar," ucap Geo memberi ide.
"Pura-pura gimana?" tanya Kiara tidak mengerti.
"Kamu bisa kan mengeluarkan suara ******* atau semacamnya?" tanya Geo. Kiara langsung menggelengkan kepala.
"Aku gak bisa, aku gak pernah lakuin hal kayak gitu," jawab Kiara.
"Coba aja!"
Geo ragu Kiara bisa melakukannya,di lihat dari penampilan gadis itu yang sehari-hari sangat culun. Pasti tidak ada pria yang berani mendekatinya, apalagi menyentuhnya.
Geo tiba-tiba membaringkan tubuh Kiara. Gadis itu terkejut sekaligus takut. Dia segera menyilang kan kedua tangannya di depan dadanya.
"Kamu mau apa?" tanya Kiara panik.
"Diam, kamu pasti akan mendesah!" ucap Geo, Kiara semakin ketakutan.
"Ya ampun, jangan-jangan Geo beneran nekat dan mengambil keperawanan ku?" tanya Kiara di dalam hati. Tapi tiba-tiba pikiran itu menghilang saat kedua tangan Geo menggelitik pinggangnya.
Kiara yang mudah merasa geli, akhirnya mendesah dan berteriak kecil.
"Ah Geo jangan, geli!" ucap Kiara spontan. Geo tidak berhenti menggelitik gadis itu. Hingga suara-suara yang menggoda keluar dari bibirnya. Sejenak Geo merasa sesuatu miliknya yang berada di bawah sana mulai mengeras. Saat melihat respon Kiara yang begitu menggoda. Apa lagi lekuk tubuh gadis itu lumayan bagus. Geo harus menelan ludahnya dalam-dalam.
Andara yang tengah menguping, tidak berhenti tersenyum. Dia sudah yakin bahwa kedua cucunya tengah membuatkan cicit untuknya. Andara memilih segera kembali ke kamarnya. Tidak ingin mengganggu keduanya yang tengah berperang.
Geo mendengar langkah kaki di luar kamar. Dia segera berhenti menggelitik Kiara. Kemudian mengintip kembali,apakah sang kakek masih menguping.
Geo merasa lega, saat sang kakek yang sudah pergi. Begitu juga Kiara yang hampir terlelap di atas ranjang karena sudah sangat mengantuk. Sedangkan Geo, merasa tersiksa karena miliknya bangun dan belum ingin tidur kembali.
"Ah sial!" batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments