Esok paginya, Kiara bangun lebih awal. Dia tengah menghindari Geo karena rasa canggungnya tentang semalam. Kiara berangkat bekerja tanpa pria itu.
Saat di kantor juga, Kiara hanya diam saja saat bertemu dengan Geo. Pria itu merasa aneh melihat sikap Kiara sejak pagi ini. Tapi Geo tidak ingin menanyakan alasannya pada Kiara.Dia lebih memilih bersikap dingin seperti biasanya.
"Hai Kiara?" panggil Arman yang tidak sengaja bertemu Kiara di lobi.Kiara berhenti sebentar untuk membalas sapaan Arman.
"Hai juga," jawabnya.
"Oh iya, sore nanti ada waktu tidak? Kalau ada aku ingin mengajak kamu makan," ucap Arman.
Kiara merasa aneh kenapa tiba-tiba Arman mengajaknya makan. Melihat ekspresi Kiara yang kebingungan. Arman segera menjelaskan kembali.
"Ah maaf, kayaknya kamu sibuk ya?" ucap Arman.
"Bukan begitu, hanya saja tumben kamu ngajak aku makan?" tanya Kiara.
"Apa tidak boleh? atau kamu di larang sama pacar kamu? Aku ingin menjalin hubungan persahabatan saja denganmu," tanya Arman lagi.
"Ah bukan-bukan, tentu saja boleh." Tidak ada alasan bagi Kiara untuk menolak ajakan Arman. Karena pria itu ingin kenal Kiara sebagai teman.
"Kalau begitu nanti aku tunggu di sini ya, sepulang kerja?" ucap Arman, Kiara mengangguk paham.
Sore harinya, Arman benar-benar menunggu Kiara. Gadis itu pun menemui Arman.
"Mau makan dimana?" tanya Arman sebelum mereka pergi.
"Terserah kamu aja deh,yang penting tempatnya nyaman!" jawab Kiara sambil menyunggingkan senyum. Pria di depannya ini belum mengenali dirinya sampai sekarang.
Karena memang Kiara menutupi penampilan yang sebenarnya gadis itu. Dengan kacamata tebal serta dua kepang di rambutnya yang selalu Kiara tampilkan setiap hari.
"Baiklah!" jawab Arman,kemudian dia mengemudikan mobilnya menuju ke restoran. Di dalam perjalanan keduanya saling diam. Arman sebenarnya ingin sekali mengajak Kiara mengobrol lebih banyak. Namun gadis itu sepertinya lebih tertarik melihat jalanan yang mereka lalui saat ini.
Ketika sampai di restoran, Arman dan Kiara segera memesan makan malam mereka. Sesekali Arman menatap ke wajah Kiara.
"Kiara, kenapa wajah kamu tidak asing ya bagiku?" tanya Arman.
"Benarkah? Mungkin wajah ku ini terlalu pasaran di luar sana?" jawab Kiara. Dia tahu maksud Arman. Sepertinya pria itu mulai mengingat dirinya.
"Bukan begitu. Tapi sepertinya kamu sangat mirip dengan teman satu sekolahku dahulu!" ucap Arman. Kiara yang tengah melahap makanannya seketika tersedak saat mendengar kalimat dari Arman itu.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Arman sambil memberikan segelas air untuk Kiara.
"Aku baik-baik saja," jawab Kiara setelah meminum air itu. Dia hanya terkejut saja dengan apa yang barusan dia dengar.
Di rumah, Geo tengah berjalan ke sana kemari di depan pintu utama. Pria itu menunggu Kiara yang sedari tadi belum juga pulang. Gadis itu bahkan tidak memberinya kabar apapun.
"Kemana sih kamu? Sebentar lagi kakek akan berkunjung ke sini! Kamu malah entah kemana!" gerutu Geo sambil memperhatikan ponselnya,barang kali Kiara akan segera membalas pesan singkat dari pria itu.
Malam ini, sang kakek yang sudah sembuh dari sakitnya ingin mengunjungi Kiara dan Geo. Sekalian melihat rumah baru mereka. Namun kunjungan tersebut hanya lah alasan saja bagi sang kakek. Karena sebenarnya dia ingin memastikan Kiara dan Geo benar-benar selayaknya suami istri di dalam rumah baru mereka.
Geo semakin gelisah saat suara bel pintu berbunyi. Pria itu segera turun ke lantai dasar untuk mengecek siapa yang datang.
Dari balik kaca jendela di samping pintu utama. Geo merasa lega lantaran yang datang adalah Kiara. Gadis yang dari tadi tengah dia tunggu.Geo membuka pintu yang terkunci itu. Kiara berdiri di depannya.
"Maaf merepotkan mu,aku lupa membawa kunci rumah,"ucap Kiara.
"Dari mana aja?" tanya Geo kesal.
"Aku habis makan malam sama teman," jawab Kiara.
"Teman? Siapa dia?" tanya Geo penasaran.
"Itu bukan urusanmu,kita sudah sepakat tidak mengurusi urusan pribadi masing-masing kan?" ucap Kiara merasa Geo sedikit aneh malam ini.
Geo tertawa kecil, dia teringat tentang perjanjian mereka.
"Ya kamu benar, aku tidak akan mencampuri urusan pribadimu, terserah kamu mau apa di luar sana," ucap Geo,dia segera menarik lengan Kiara agar masuk ke dalam rumah.
"Kenapa sih?" tanya Kiara.
"Kamu malam ini harus tidur di kamarku!" pinta Geo. Kiara mendelik mendengarnya.
"Apa? Tidur di kamarmu? Aku tidak mau!" ucap Kiara dengan wajah khawatirnya.
"Jangan berfikiran aneh-aneh, aku juga gak mau tidur sekamar denganmu. Tapi kakek akan datang ke sini malam ini, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?" jelas Geo.
"Apa?" Kiara terkejut mendengar sang kakek yang akan ke rumah mereka.
"Kenapa baru bilang sih?" Kiara pergi ke arah dapur sambil mengoceh tiada henti. Geo terbengong melihat sikap Kiara barusan.
"Hei-hei kenapa menyalahkan ku, kamu sendiri yang tidak mengangkat telepon dariku!" gerutu Geo sambil mengikuti Kiara.
"Baiklah-baiklah, kalau begitu sebaiknya kamu bantu aku sekarang!" Kiara hendak memasak untuk sang kakek makan malam nanti. Dia memberikan beberapa sayuran segar pada Geo.
"Apa ini?" Geo tak mengerti kenapa sayuran itu di berikan padanya.
"Kamu cuci sayurannya,aku akan memasak untuk kakek! Ayo!" ajak Kiara,gadis itu mulai sibuk dengan peralatan dapur mereka. Geo juga membantu Kiara.
Setengah jam berlalu tanpa terasa,Kiara dan Geo masih saja sibuk menyiapkan makan malam. Mereka bahkan tidak sadar jika sang kakek sudah berada di dekat mereka.
"Hei Kiara ini di taruh di mana?" teriak Geo ketika salah satu masakan mereka matang.
"Kamu kan bisa ambil mangkuk di rak itu!" balas Kiara. Keduanya fokus pada masakan mereka.
"Ehem-ehem," sang kakek berdehem. Kiara dan Geo seketika menoleh ke arah sumber suara. Keduanya terkejut karena sang kakek yang tiba-tiba sudah berada di samping mereka.
"Kakek!" ucap keduanya serentak. Kemudian saling menoleh menatap wajah masing-masing.
"Duh yang pengantin baru, sibuk berdua. Kakek panggil-panggil dari depan pintu gak ada yang jawab. Ya udah kakek masuk aja langsung!" ucap Andara menggoda keduanya.
Geo dan Kiara sedikit memerah di kedua pipi mereka.
"Duduk dulu kek, Kiara buatkan minuman," ucap Kiara mempersilahkan sang kakek duduk di ruang makan mereka.
Andara menganggukkan kepala, menuruti kemauan cucu menantunya. Sesekali dia melirik ke arah Geo.
"Kakek mau menginap di sini atau pulang ke rumah kakek?" tanya Geo tanpa basa basi.
"Dasar cucu kurang ajar, kakek mu ini baru datang sudah di usir kembali!" ucap Andara kesal.
"Siapa suruh kakek datang ke sini!" jawab Geo lagi.Andara hanya bisa menatap sinis cucunya. Memang begitulah watak keduanya jika bertemu,meski begitu keduanya saling menyayangi satu sama lain. Kiara hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Melihat tingkah cucu dan kakeknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments