Kiara merasa sangat lelah setibanya mereka di rumah. Gadis itu segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang kamar miliknya. Matanya begitu berat untuk terbuka. Hanya hitungan menit gadis itu sudah terlelap di alam mimpi.
Di dalam mimpi itu tiba-tiba muncul sesosok anak laki-laki yang melambaikan tangannya ke arah Kiara.
Kiara tidak mengenali siapa anak laki-laki itu namun wajahnya memang tidak asing di ingatan Kiara. Anak itu tersenyum manis ke arahnya. Kiara dengan sekuat tenaga berlari ke tempat di mana anak itu berdiri.
Namun kedua kakinya seolah hanya berada di tempat saja. Tidak bisa menggapai anak laki-laki itu. Kiara tidak menyadari bahwa dia sedang berada di alam mimpi. Meski sesosok anak itu begitu terasa nyata baginya.
"Siapa kamu?" tanya Kiara mencoba mengajak bicara anak itu. Namun tak ada jawaban darinya. Dia hanya tersenyum ke arah Kiara sambil terus melambaikan tangannya.
Anak itu tiba-tiba mulai menjauh dari Kiara. Dan Kiara merasa sangat takut kehilangannya.
"Jangan! Jangan pergi!" teriak Kiara sambil terus mengejar anak itu. Meski tak dapat menggapainya.Kiara tetap berusaha mengejar.
"Jangan tinggalkan aku sendirian di sini!" teriak Kiara yang mulai ketakutan karena berada di sebuah tempat yang tak dia kenal sendirian
"Hei bangun! Bangun Kiara!" tiba-tiba semua pemandangan yang Kiara lihat di alam mimpi berubah menjadi kamar miliknya. Gadis itu sudah terjaga karena seseorang mengagetkannya.
Geo sudah dari tadi membangunkan Kiara yang sepertinya tengah mengigau. Pria itu merasa terusik dengan teriakan Kiara yang terdengar dari kamarnya.
"Ngapain sih teriak-teriak?" tanya Geo kesal. Tidurnya manjadi sangat terganggu karena teriakan dari Kiara.
"Aku teriak-teriak?" tanya Kiara kebingungan.
"Iya! Gak sadar sudah teriak-teriak?" tanya Geo sinis. Kiara menggelengkan kepala,dia tadi sedang tidur.Dan tak ingat apa yang terjadi.
"Sudahlah! Tidur aja lagi, tapi ingat jangan teriak-teriak lagi!" ucap Geo memperingati Kiara.
"Iya maaf!" jawab Kiara. Setelah mendengar hal itu, Geo segera keluar dari kamar Kiara.
Kiara masih terdiam di atas ranjangnya, mengingat kembali mimpi yang barusan dia alami.
"Lagi-lagi mimpi orang yang sama, sebenarnya siapa sih dia?" gumam Kiara mengingat sosok anak laki-laki yang ada di dalam mimpinya.
Sudah beberapa kali dia bertemu dengan sosok itu di dalam mimpi. Kiara tidak mengenalnya, namun memang wajahnya tidak asing bagi Kiara.Seolah mereka pernah bertemu di dunia nyata sebelumnya.
Jam menunjukkan pukul sebelas malam,Kiara merasa perutnya sedikit lapar. Dia tidak bisa tidur kembali. Kiara memutuskan untuk pergi ke dapur.
Di sana dia mencari bahan makanan yang bisa di olah. Setidaknya bisa mengganjal perutnya malam ini.
"Tinggal ini aja, masak apa ya?" gumam Kiara. Di dalam kulkas hanya ada dua telur dan sayuran sawi hijau saja. Dia bingung harus membuat apa.
"Ah tunggu sepertinya masih ada mie instan di sana!" Kiara teringat menaruh sebungkus mie di dalam laci dapur itu. Dia segera mencarinya, dan menemukan mie itu.
"Untunglah masih ada!" ucap Kiara bersyukur.Malam ini perutnya bisa terisi mie instan itu.
"Gak apa-apa lah, dari pada lapar!" Kiara segera mengolahnya bersama dengan telur dan sawi yang masih ada. Dia memang lupa berbelanja hari ini. Karena seharian sibuk dengan Geo di salon dan restoran tadi.
"Wah kayaknya enak banget!" Kiara mencium aroma mie yang sudah matang itu. Rasa laparnya kian terasa saat mencoba rasanya. Kiara tak sabar ingin segera melahapnya.
Di meja makan dia bersiap memakan semangkok mie kuah itu. Namun belum juga masuk ke dalam mulutnya, garpu yang dia pegang tiba-tiba berpindah ke mulut orang lain.Geo tiba-tiba merebutnya dari Kiara.
"Bagi ya, kebetulan aku lapar banget!" ucap Geo santai seolah tanpa dosa mengatakan hal itu. Kiara juga sangat lapar malam ini.
"Ih sini! Aku juga lapar tahu!" Kiara kembali merebut garpu dan piring berisi mie miliknya.
Kiara segera melahap mie itu, Geo melihat Kiara yang sedang makan. Begitu sangat tergoda untuk merebut mie itu kembali.
"Buat lagi dong!" pinta Geo.
"Gak ada lagi tinggal ini doang!" jawab Kiara sambil mulutnya penuh dengan mie.
Geo hanya bisa cemberut, kali ini sikap dinginnya hilang entah kemana. Karena perutnya begitu lapar. Dan jam seperti sekarang sudah tidak ada restoran yang buka. Geo menggigit bibirnya menahan lapar.
"Mau?" tanya Kiara sambil menggoda Geo yang tengah lapar. Dengan memainkan mie di bibirnya.
Geo sudah tidak tahan akhirnya merebut garpu yang sudah separuh masuk ke dalam bibir Kiara. Saat mie masuk ke dalam mulut Geo, salah satu diantara mie itu menyambung ke mulut Kiara.
Keduanya semakin dekat saat Geo menyeruput mienya. Kedua mata mereka bertemu, seketika jantung Kiara berdetak tak karuan. Begitu juga Geo yang tiba-tiba menjadi canggung.
Entah mengapa, Geo malah ingin sekali melanjutkan menyeruput mie itu hingga sampai di bibir merah ranum milik Kiara.
Kiara yang sadar bahwa mereka hampir saja berciuman segera menghindar dari Geo.
"Ah aku sudah kenyang!" ucap Kiara. Dia meminum segelas air sebelum beranjak dari meja makan itu.
Jantungnya memang tengah tidak baik-baik saja. Jika di teruskan, Kiara takut hal yang tidak di inginkan bisa terjadi diantara mereka.
Sepanjang jalan menuju ke kamarnya, Kiara tidak berhenti menyentuh bibirnya. Dia baru menyadari bahwa telah berbagi garpu dengan Geo.
"Ah apa yang kau pikirkan Kiara!" gerutu Kiara sambil menggelengkan kepalanya. Dia tidak boleh jatuh cinta dengan Geo. Sudah menjadi perjanjian mereka, setahun saja mereka akan menjalani pernikahan itu. Setelah itu keduanya harus berpisah. Dan Kiara tidak ingin ada perasaan terluka saat perpisahan itu terjadi.
Geo yang masih berada di meja makan, juga masih terngiang-ngiang oleh wajah cantik Kiara. Bahkan pikirannya mulai nakal ketika melihat bibir ranum gadis itu.
"Geo, ingat wanita itu hanya merepotkan dan menyakiti hati saja!" gumamnya kembali mengendalikan diri.
Dia menatap ke arah garpu di tangannya, memperhatikannya dan tanpa sadar bibirnya mulai merekah.
"Bahkan kita berbagi garpu ini? Apa itu termasuk berciuman?" tanyanya pada diri sendiri. Lalu dia menggeleng dengan cepat, membantah pikirannya sendiri.
Geo segera menghabiskan mienya. Dan kembali ke kamarnya. Karena perutnya sudah kenyang, dia menjadi mengantuk kembali.
Saat berjalan ke arah kamarnya, Geo melihat pintu kamar Kiara terbuka. Pria itu sudah tidak terkejut dengan kecerobohan gadis itu.
"Benar-benar tidak ada rasa waspada sedikitpun! Apa dia berfikir baik-baik saja seorang pria dan seorang gadis berada di satu atap yang sama. Tanpa saling bersentuhan?" gumam Geo heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Neneng Hasanah
hhhmmm
2023-03-14
0