Geo menghampiri Kiara dengan langkah pelan. Tatapan mata pria itu seolah membunuh Kiara dengan cara menguliti sedikit demi sedikit tubuh gadis itu.
Kiara mengkerut, merasa sangat kecil ketika Geo mengintimidasinya. Dia hanya bisa menunduk dan mencoba menerka kesalahannya hari ini.
Geo tiba-tiba menyentuh beberapa helai rambut Kiara. Memainkan rambut yang bergelombang itu. Memikirkan sesuatu yang hanya Geo sendiri yang tahu.
"Ada apa pak?" tanya Kiara dengan suara gemetar. Takut hal buruk terjadi padanya.
"Kosongkan semua jadwal hari ini! Ayo ikut aku!" jawab Geo dingin.
"Kemana pak?" tanya Kiara semakin panik.Geo tidak seperti biasanya.
"Turuti kataku!" ucap Geo tegas di depan wajah Kiara. Gadis harus memundurkan langkahnya agar tak terlalu dekat dengan Geo.
"Baik saya akan lakukan," Kiara menjawab dengan suara pelan. Dia segera keluar dari ruang kerja Geo. Jantungnya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Keduanya kini sedang berada di dalam mobil. Kiara sejak tadi sudah bertanya-tanya, kemanakah mereka akan pergi. Perasaan Kiara menjadi tidak nyaman.
Mobil melaju di tengah kota yang tak sepadat jam pulang kerja. Karena saat ini masih jam kerja. Sesekali Kiara menatap wajah Geo dari balik kaca di dalam mobil itu.Ketika Geo sadar seseorang memperhatikannya, Kiara sesegera mungkin mengalihkan pandangannya.
Tak lama mobil berhenti di depan sebuah salon kecantikan. Kiara semakin bertanya-tanya, kenapa bosnya harus ke salon kecantikan.
"Cepat masuk!" ucap Geo ketika mereka sudah turun dari mobilnya.
Kiara mengangguk dan segera mengikuti langkah kaki Geo menuju ke salon itu.Beberapa karyawan salon menyambut Geo dan Kiara.
"Kalian rubah wanita ini! Harus menjadi cantik!" Geo mendorong Kiara pada para karyawan di sana.
"Baik tuan!" jawab mereka.
"Eh tapi kenapa harus saya pak?" tanya Kiara kebingungan. Belum juga mendapatkan jawaban dari Geo. Kiara sudah di tarik oleh para karyawan itu.Kiara tak bisa memberontak.
Dia mendapatkan pelayanan dengan cepat.Kiara hanya bisa mendengus kesal pada Geo. Lagi-lagi pria itu sesuka hati mengatur dirinya.
Tapi Kiara tak habis pikir, tiba-tiba saja Geo ingin merubah penampilannya. Pasti ada hal yang mempengaruhi pria itu.
Geo menunggu di ruang tunggu sambil melihat-lihat beberapa majalah yang di sediakan di sana. Hingga dia merasa sangat bosan karena terlalu lama menunggu.
"Lama sekali sih!" gerutu Geo. Tapi dia harus tetap menunggu.
"Tuan sudah selesai!" seorang karyawan memberitahu Geo. Pria itu mengangguk paham.
Kiara berjalan perlahan menuju ke arah Geo. Dari wajah hingga pakaian gadis itu sangat berubah seratus delapan puluh derajat. Geo sempat terpana dengan penampilan baru Kiara.
Namun dengan cepat dia memalingkan wajahnya ke arah lain. Agar tidak terlihat oleh Kiara.
"Kenapa sih pak harus tampil kayak gini?" protes Kiara.
"Di larang protes, kamu sedang bekerja padaku jadi harus mengikuti perintahku!" jawab Geo.
Nyatanya Geo tidak bisa memberi tahu Kiara bahwa dia ingin menemui seseorang dan menunjukkan pada orang tersebut bahwa Geo sudah move on darinya.
Keduanya kemudian menuju ke sebuah restoran mewah di tengah kota. Geo tampak gugup, meski ini bukan kali pertamanya dia bertemu dengan orang itu.Namun tetap saja kenangan yang dulu selalu membuatnya takut untuk melangkah maju.
Kiara tak berhenti bertanya di dalam hati. Kenapa tiba-tiba Geo menjadi sangat pendiam. Kini keduanya masuk ke dalam restoran itu. Ekor mata Geo mencari seseorang. Dan jatuh tepat di meja tak jauh dari keduanya berdiri.
Seseorang itu kebetulan menghadap ke arah Geo dan Kiara. Namun saat melihat Kiara ada rasa kecewa terlihat di wajahnya. Berbeda saat melihat Geo.Geo menghampiri wanita itu, Kiara mengikutinya.
"Hai apa kabar?" ucap wanita cantik di depan Geo. Dia tiba-tiba saja memeluk Geo.
Pria itu terpaku sementara, lalu teringat tujuan utamanya. Dia segera melepaskan diri dari pelukan wanita yang pernah dia cintai dulu. Sang wanita merasa kecewa karena tak di sambut baik oleh Geo.
"Kenapa sih?" tanyanya dengan suara manja, dia tak peduli bahwa ada Kiara di sana.Kiara merasa canggung karena menyaksikan keduanya.
"Lepaskan Alena. Kita tak lagi seperti dulu!" jawab Geo. Alena mendengus kesal. Dia kembali duduk di kursinya. Di ikuti oleh Geo dan juga Kiara.
Alena melirik ke arah Kiara, bertanya dalam hati siapa wanita itu.
"Perkenalkan dia tunangan ku! Kiara!" ucap Geo menjelaskan pada Alena. Kiara menyodorkan tangan kanannya namun tak di sambut oleh Alena. Kiara terpaksa menarik kembali tangannya.
"Geo, kamu masih sayang kan sama aku? Dia pasti cuma wanita bayaran yang kamu suruh untuk jadi tunangan palsu kamu kan?" tanya Alena.
"Kamu jangan sembarangan bicara Alena. Kiara memang tunangan ku!" jawab Geo. Kiara menganggukkan kepala setuju, padahal yang sebenarnya adalah istrinya Geo.
"Aku gak peduli, sebelum kamu menikah, aku akan tetap mengejar mu," jawab Alena.
Kiara kini mengerti kenapa tiba-tiba Geo merubah penampilannya. Dan mengajaknya ke restoran itu, rupanya Alena adalah wanita yang pernah bertunangan dengan Geo dahulu. Wanita itu kembali dan ingin mendapatkan hati Geo lagi. Namun sepertinya pria itu sudah enggan dengannya.
Suasana menjadi canggung kembali, apalagi untuk Kiara. Alena menatap interaksi antara Kiara dan Geo yang terlihat sangat kaku. Wanita itu tersenyum tipis.
"Tapi sejak tadi kalian seperti orang yang baru saja kenal ya? Apa aku yang salah?" ucap Alena menyindir keduanya.
"Siapa bilang? Kita sudah lama kenal kok!"sanggah Geo.
"Benarkah?" Alena tak berhenti menyindir. Hingga Geo harus melakukan sesuatu. Dia tiba-tiba saja merangkul Kiara dan mencium pipi gadis itu. Kiara sedikit terkejut namun segera menenangkan reaksinya.
"Ya kan sayang?" kedip Geo pada Kiara. Pria itu ingin mengajak Kiara bermesraan di depan Alena.
"Benar sayang, maaf ya mbak Alena, kita udah saling mencintai. Jadi mbak mengalah saja, jangan mengganggu kami!" ucap Kiara pedas.
Alena yang melihat keduanya bermesraan di depan matanya. Dan juga mendengar ucapan Kiara barusan menjadi sangat kesal.
"Kalian!" ucapnya seolah tersendat di kerongkongan wanita itu. Dia mengambil tas miliknya dan segera pergi. Meninggalkan keduanya dengan perasaan yang sangat kesal.
Geo dan Kiara sangat puas melihat Alena yang kesal. Keduanya yang duduk begitu dekat akhirnya saling sadar. Dan segera menjaga jarak kembali.
"Untuk yang tadi, lupakan saja!" ucap Geo dengan wajah dinginnya.
"Saya tahu kok," balas Kiara.
Keduanya memilih untuk segera keluar dari restoran itu. Kembali ke rumah mereka tanpa saling berucap sepatah katapun di dalam mobil.
Kiara yang merasa sangat lelah dan mengantuk akhirnya tertidur di dalam mobil. Kepala gadis itu bersandar di pintu mobil.
Geo memperhatikan wajah Kiara yang sebenarnya sangat cantik. Tangan kiri Geo refleks ingin menyentuh pipi Kiara. Namun tiba-tiba Kiara terjaga kembali. Mereka sudah sampai di depan rumah.
"Sudah sampai ya?" tanya Kiara. Ekspresi gadis itu saat ini sangat membuat Geo gemas. Namun pria itu sekuat mungkin untuk menahan diri. Dia menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Kiara. Mereka segera turun dari mobil dan menuju ke dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments